Share

814. Part 5

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-26 01:01:53

Garong Codet melangkah di tengah dengan langkah tegapnya. Matanya masih melotot bagai tak bisa berkedip lagi. Ia memandang sekeliling, seperti mencari sasaran lain. Ia berkata kepada kedua anak buahnya, yaitu Tikus Ningrat dan Setan Culik, "Masih banyak kepala yang harus kucari! Jumlahnya harus genap tiga puluh tiga kepala sebelum purnama muncul."

"Bagaimana jika hanya tiga puluh dua yang kita peroleh?" tanya Tikus Ningrat.

"Berarti kepalaku sendiri yang akan hancur sebagai pelengkap tumbal yang ketiga puluh tiga!"

Setan Culik menggumam, "Sembilan belas, dua puluh, dua puluh satu yang di hutan, dua puluh dua yang di jembatan, terus...."

"Kau bicara apa, Setan Culik!" sentak Tikus Ningrat.

"Aku menghitung jumlah kepala yang sudah terpenggal oleh Cincin Mustika Iblis!" jawab Setan Culik sambil tetap langkahkan kaki.

Kemudian Tikus Ningrat tertawa pendek, setelah itu berkata kepada Garong Codet. "Apakah tumbal kepala itu harus dari orang berilm

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   815. Part 6

    "Mengapa dengan kumisku, hah!" tanpa sadar tangan Garong Culik meraba kumisnya dan ia tersentak kaget. Ternyata kumisnya yang tebal itu hilang separo. Kumis kiri masih utuh, tapi kumis kanan lenyap dan... tak tersisa sedikit pun."Celeng! Siapa yang berani mempermainkan aku sedemikian rupa!" geramnya dalam hati. Tangannya masih mengusap-usap kumis kanannya yang plontos dan tentunya sangat lucu, karena kumis yang kiri cukup tebal."Alis kananmu juga," kata Setan Culik, buru-buru menutup mulutnya karena takut semburkan tawa lagi.Dan Garong Codet segera meraba alis kanannya. "Monyet Bunting!" cacinya dengan geram kejengkelan. Ternyata alis kanannya pun tercukur habis hingga plontos. Tapi alis kirinya masih tebal menghitam.Alangkah malunya Garong Codet berwajah seperti itu. Tanpa alis dan kumis kanan, sementara alis dan kumis kiri sangat tebal, sungguh merupakan pemandangan yang menggelikan. Lucu dan aneh. Pantas jika Tikus Ningrat dan Setan Culik menertawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Pendekar Kera Sakti   816. Part 7

    Pada saat Jayengrono bergegas bangkit, Garong Codet berteriak, "Modar kau bocah kunyuk! Hiaaat...!"Pukulan tenaga dalam dilepaskan dari tangan kiri. Jayengrono melompat ke kanan, tapi tangan kanan Garong Codet segera dibuka, matahari pantulkan sinarnya melalui batu Cincin Mustika Iblis itu.Dan, clapp...! Wesss...! Crass...!Sinar merah seperti lidi itu memenggal putus kepala Jayengrono. Tak ada ampun lagi, kepala itu pun menggelinding ke tanah dan tidak keluarkan darah sedikit pun.-o0o-Setelah memakamkan jenazah Soka Loka, Roro Manis berdiri murung di bawah sebuah pohon besar yang rindang. Wajah dukanya masih terlihat jelas, ia seperti merasa kehilangan saudara kandung. Soka Loka sudah seperti kakaknya sendiri dalam hubungan seharihari. Seperti halnya Jayengrono dan Randu Galak, sudah dianggap saudara sendiri.Sehingga kematian Soka Loka sangat memukul hati wanita cantik berpakaian merah tembaga yang terang mencolok mata warnanya. Eyang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Pendekar Kera Sakti   817. Part 8

    "Uhh...!" Tikus Ningrat terpekik. Pisau itu tetap menancap di betis kurusnya. Dengan cepat dicabutnya sendiri pisau itu, lalu dilemparkan kembali ke arah Randu Galak sambil berseru, "Makan pisaumu sendiri! Hihh...!"Wutt...!Pisau itu meluncur cepat ke dada Randu Galak. Orang itu tidak bergerak menghindar, tapi justru menghadangkan telapak tangannya di dada. Lalu pisau itu membentur telapak tangan tersebut.Tebb...!Pisau itu digenggam cepat oleh Randu Galak. Tangannya tak terluka sedikit pun. Dan jurus seperti itu jarang dimiliki orang. Tentu saja hanya orang berilmu tinggi yang bisa kuasai gerakan pisau dan meredamnya dengan gelombang tenaga dalam lewat telapak tangan.Bahkan begitu pisau terpegang tangan, Randu Galak cepat membalikkan gerak dan melemparkan kembali ke arah Setan Culik yang terlihat bergerak ke samping untuk cari kesempatan menyerang.Wussst...! Pisau itu terbang cepat ke arah dada Setan Culik."Hiaaat...!" Setan Cul

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Pendekar Kera Sakti   818. Part 9

    Tikus Ningrat dengan terpincang-pincang mendekati Garong Codet dan berkata pelan, "Perlu kujajal dulu ilmu orang ini!""Tak perlu! Dengan gerakannya yang tahu-tahu ada di belakang kita sudah menunjukkan bahwa dia berilmu tinggi! Dan lagi, dia adalah Guru dari para tumbal kita belakangan ini!"Terdengar suara Eyang Danujaya dengan nada tetap sabar dan bijaksana, "Garong Codet, hentikanlah perburuanmu itu! Sudah cukup banyak korban yang berjatuhan hanya untuk memenuhi nafsu iblismu!""O, belum bisa! Masih kurang banyak kepala! Aku harus mendapatkan tiga puluh tiga kepala sebagai tumbal memiliki Cincin Mustika Iblis!""Aku tahu! Tapi mustika itu hanya akan membawa hidupmu makin sesat saja! Kau makin banyak musuh, makin banyak orang yang menaruh dendam padamu, dan kau akan banyak dikutuk oleh keluarga korban!"Garong Codet melepaskan tawa walau tak keras tapi memanjang dan bernada menyepelekan kata-kata Eyang Danujaya. Kemudian ia pun ucapkan kata bern

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Pendekar Kera Sakti   819. Part 10

    Garong Codet makin menggigil, ia dibantu Tikus Ningrat dan Setan Culik agar bisa berdiri dan pergunakan mustika itu. Karenanya, gerakan sinar mustika tidak bisa terkendali. Memotong ke sana-sini, walau akhirnya, clapp...! Crasss...!Leher Danujaya pun terpenggal putus seketika. Roro Manis memekik keras di kejauhan karena ia melihat saat kepala gurunya menggelinding jatuh di tanah."Guruuu....!"Roro Manis ingin menghamburkan tangis memeluk gurunya. Tapi kilat cahaya merah memotong pohon di sampingnya.Clapp...! Crass...!Wrrr... bruk...!Pohon itu rubuh. Roro Manis merasa dalam bahaya jika mendekati jenazah gurunya yang sudah tidak berkepala lagi itu. Maka dengan cepat Roro Manis pun melesat pergi tinggalkan tempat itu.Tangisnya dibawa lari secepatnya, karena ia mendengar suara Garong Codet berseru gemetar, "Kejar gadis itu! Kejaaar...!"-o0o-SEKELEBAT bayangan keemasan berlari cepat. Namun mendadak ia te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Pendekar Kera Sakti   820. Part 11

    Wesss...! Brukk...!Nenek tua itu jatuh terkapar, lalu segera bangkit dan berdiri lagi. Napasnya ngos-ngosan. Dalam hatinya Nyai Komprang membatin, "Siapa anak muda ini! Hebat sekali ilmunya! Dia bisa menahan sodokan tongkatku dan mendorongku sebegini rupa! Kalau tidak berilmu tinggi, tidak mungkin dia bisa melakukannya! Berarti benar dugaanku, kedua muridku itu terpotong lehernya oleh kelakuannya!"Pendekar Kera Sakti berkata kepada Nyai Komprang, "Nyai... kusarankan agar jangan menuduhku! Nanti di antara kita ada pertikaian. Itu tak baik, sebab antara kita sebenarnya memang tidak ada persoalan apa-apa! Percayalah, bukan aku yang memenggal kepala kedua muridmu ini! Bukan aku, Nyai! Kau lihat sendiri, aku tidak membawa pedang atau senjata apa pun! Sedangkan potongan pada kepala dan leher korban itu sangat rapi, bagai dipotong dengan senjata yang amat tajam!""Aku tahu kau berilmu tinggi! Tanpa pedang pun kau bisa memotong pohon besar atau memenggal kepala orang!

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Pendekar Kera Sakti   821. Part 12

    Nenek yang berjuluk Nyai Komprang ini tampak sangat penasaran, karena sejak tadi jurusnya bisa ditangkis dan dihindari oleh lawannya.Sang lawan adalah seorang lelaki berusia sekitar tujuh puluh tahun, sama dan sebaya dengan usia Nyai Komprang sendiri. Orang ini mengenakan jubah abu-abu, rambut putih, botak tengahnya, badan agak gemuk dan sedikit pendek, celananya biru bersabuk hitam besar. Di pinggangnya tergantung kantong dari kulit kambing berisi makanan. Sebentar-sebentar orang gemuk ini melahap singkong bakar yang sudah dikuliti dan dimasukkan dalam kantong kulit yang menyerupai atas itu. Nyai Komprang memanggil lawannya dengan sebutan Madang Wengi.Nyai Komprang tersentak kaget, ia membatin, "Konyol betul orang itul Mestinya sinar hijau itu akan meleburkan tubuhnya, menjadi berkeping-keping! Tapi kini ia tetap utuh dan tetap makan! Edan! Sekarang malah sinar hijauku itu padam!"Sinar hijau memang padam. Tubuh Madang Wengi tidak lagi terbungkus sinar hijau.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Pendekar Kera Sakti   822. Part 13

    "Bagaimana bentuk mustika itu, Roro Manis?" tanya Ki Madang Wengi sambil diam-diam melahap singkong bakarnya."Setahuku, bentuknya seperti cincin, dipakai di telapak tangan. Warnanya merah. Dan jika kena pantulan sinar matahari, keluar sinar merah yang memotong benda apa pun dengan rapi.""Benar kalau begitu," kata Nyai Komprang."Memang begitulah ciri-ciri Cincin Mustika Iblis! Jika begitu... jika begitu kedua muridku yang terpenggal kepalanya itu adalah korban dari keganasan Mustika Iblis! Karena kepala kedua muridku terpenggal dengan rapi dan tanpa ada darah sedikit pun yang muncrat keluar!""Kurasa begitu, Nyai. Sebab, semua korban mengalami hal yang sama dalam kematiannya!""Madang Wengi!" kata Nyai Komprang. "Beruntung gadis ini lekas datang, jadi aku tidak salah tuntut padamu!""Masa bodoh!" Ki Madang Wengi cemberut jengkel."Aku harus cepat tinggalkan kau, Madang Wengi! Akan kutemui Garong Codet itu untuk bikin perhitungan den

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status