Share

820. Part 11

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-27 01:03:51

Wesss...! Brukk...!

Nenek tua itu jatuh terkapar, lalu segera bangkit dan berdiri lagi. Napasnya ngos-ngosan. Dalam hatinya Nyai Komprang membatin, "Siapa anak muda ini! Hebat sekali ilmunya! Dia bisa menahan sodokan tongkatku dan mendorongku sebegini rupa! Kalau tidak berilmu tinggi, tidak mungkin dia bisa melakukannya! Berarti benar dugaanku, kedua muridku itu terpotong lehernya oleh kelakuannya!"

Pendekar Kera Sakti berkata kepada Nyai Komprang, "Nyai... kusarankan agar jangan menuduhku! Nanti di antara kita ada pertikaian. Itu tak baik, sebab antara kita sebenarnya memang tidak ada persoalan apa-apa! Percayalah, bukan aku yang memenggal kepala kedua muridmu ini! Bukan aku, Nyai! Kau lihat sendiri, aku tidak membawa pedang atau senjata apa pun! Sedangkan potongan pada kepala dan leher korban itu sangat rapi, bagai dipotong dengan senjata yang amat tajam!"

"Aku tahu kau berilmu tinggi! Tanpa pedang pun kau bisa memotong pohon besar atau memenggal kepala orang!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   821. Part 12

    Nenek yang berjuluk Nyai Komprang ini tampak sangat penasaran, karena sejak tadi jurusnya bisa ditangkis dan dihindari oleh lawannya.Sang lawan adalah seorang lelaki berusia sekitar tujuh puluh tahun, sama dan sebaya dengan usia Nyai Komprang sendiri. Orang ini mengenakan jubah abu-abu, rambut putih, botak tengahnya, badan agak gemuk dan sedikit pendek, celananya biru bersabuk hitam besar. Di pinggangnya tergantung kantong dari kulit kambing berisi makanan. Sebentar-sebentar orang gemuk ini melahap singkong bakar yang sudah dikuliti dan dimasukkan dalam kantong kulit yang menyerupai atas itu. Nyai Komprang memanggil lawannya dengan sebutan Madang Wengi.Nyai Komprang tersentak kaget, ia membatin, "Konyol betul orang itul Mestinya sinar hijau itu akan meleburkan tubuhnya, menjadi berkeping-keping! Tapi kini ia tetap utuh dan tetap makan! Edan! Sekarang malah sinar hijauku itu padam!"Sinar hijau memang padam. Tubuh Madang Wengi tidak lagi terbungkus sinar hijau.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Pendekar Kera Sakti   822. Part 13

    "Bagaimana bentuk mustika itu, Roro Manis?" tanya Ki Madang Wengi sambil diam-diam melahap singkong bakarnya."Setahuku, bentuknya seperti cincin, dipakai di telapak tangan. Warnanya merah. Dan jika kena pantulan sinar matahari, keluar sinar merah yang memotong benda apa pun dengan rapi.""Benar kalau begitu," kata Nyai Komprang."Memang begitulah ciri-ciri Cincin Mustika Iblis! Jika begitu... jika begitu kedua muridku yang terpenggal kepalanya itu adalah korban dari keganasan Mustika Iblis! Karena kepala kedua muridku terpenggal dengan rapi dan tanpa ada darah sedikit pun yang muncrat keluar!""Kurasa begitu, Nyai. Sebab, semua korban mengalami hal yang sama dalam kematiannya!""Madang Wengi!" kata Nyai Komprang. "Beruntung gadis ini lekas datang, jadi aku tidak salah tuntut padamu!""Masa bodoh!" Ki Madang Wengi cemberut jengkel."Aku harus cepat tinggalkan kau, Madang Wengi! Akan kutemui Garong Codet itu untuk bikin perhitungan den

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Pendekar Kera Sakti   823. Part 14

    Satria Tangkas merasa ada yang jahil padanya. Kemudian ia berseru dengan suaranya yang berkesan tenang dan kalem."Jika ingin berkenalan denganku, silakan keluar dari persembunyian kalian! Mungkin aku pun akan senang bisa berkenalan dengan kalian bertiga!"Dalam bisikannya Setan Culik berkata kepada Garong Codet, "Gila! Dia bisa tahu kalau kita bertiga!""Jelas ia punya ilmu tinggi. Cocok untuk tumbal berikutnya!" kata Garong Codet."Kalian tak perlu menjajal ilmunya, nanti malah kalian tewas lebih dulu! Biar langsung kuhadapi saja!""Terserah kamu saja," kata Tikus Ningrat. "Kebetulan kakiku yang terkena pisau masih terasa sakit, jadi aku libur dululah...!"Tikus Ningrat memang berjalan pincang akibat pisau Randu Galak. Betisnya yang kurus itu kini dibalut dengan kain robekan ikat kepala Garong Codet yang lepas karena kibasan cepat sabit Jayengrono. Luka itu diberi borehan daun pengering luka. Sekalipun begitu, masih sedikit terasa sakit ji

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Pendekar Kera Sakti   824. Part 15

    Clapp...!Sinar itu bagaikan lidi yang berjulur merah dari telapak tangan Garong Codet. Lidi merah itu bergerak dari arah kanan Satria Tangkas memenggal ke arah kiri melewati lehernya.Crasss...!Satria Tangkas mendelik seketika. Terpatung sejenak. Lalu kepalanya pun jatuh menggelinding dari raganya.Plokkk...!Maka habislah riwayat si jago toya itu di tangan Garong Codet.Prok prok prok...!Tikus Ningrat dan Setan Culik memberi sambutan dengan tertepuk tangan. Semakin bengkak dada Garong Codet mendapat pujian seperti itu. Semakin besar kepala trondolnya, merasa menjadi orang hebat yang dapat dengan mudah menumbangkan para pendekar berilmu tinggi. Cincin Mustika Iblis semakin digenggamnya, ia pun melangkah dengan senyum bangga, mendekati dua konconya itu."Gerakanmu tadi cukup indah! Aku suka sekali melihatnya!" kata Setan Culik memuji Garong Codet."Itu belum seberapa," jawab Garong Codet. Tapi ia buru-buru pegangi lehe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Pendekar Kera Sakti   825. Part 16

    "Kalau begitu, seseorang telah mengguncangkan pohon itu dengan kekuatan jarak jauhnya!"Setan Culik diam, Tikus Ningrat pun diam. Karena tiba-tiba dari arah belakang mereka terdengar suara menyahut,"Aku yang mengguncangkan pohon!"Garong Codet juga terkesiap melihat kemunculan tokoh tua yang tampil sambil mengunyah makanan. Tokoh tua itu jadi lebih terkejut dan berhenti mengunyah setelah ia perhatikan ke arah mayat Satria Tangkas yang kepalanya berjarak tiga langkah dari raganya."Satria...!" Tokoh tua itu cepat mendekati kepala Satria Tangkas. Serta-merta makanan yang dikunyahnya disemburkan keluar.Bruss...!Kemudian ia palingkan pandangan ke arah Garong Codet. Matanya mulai pancarkan api dendam kemarahan."Kau telah membunuh muridku, Garong Codet!" geram orang itu yang tak lain adalah Ki Madang Wengi.Napasnya terengah-engah tangannya mulai gemetar. Gigi pun menggeletuk tanda menahan kemarahan besar."Apakah anak mud

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Pendekar Kera Sakti   826. Part 17

    Kali ini kedatangan Pendekar Kera Sakti ke Tanjung Keramat untuk membicarakan masalah Bunga Bernyawa. Perempuan cantik yang pernah menjadi sandera dan sekaligus gundik Laksamana Cho itu adalah putri seorang kaisar di negeri Cina. Sudah cukup lama Pendekar Kera Sakti meninggalkan Bunga Bernyawa di Pegunungan Mahagiri bersama Mayang Suri, bayinya, dan Eyang Juru Taman. Tentunya perempuan putri kaisar itu sudah ingin pulang ke tanah kelahirannya. Pendekar Kera Sakti pernah berjanji akan mengatur perjalanan pulangnya Bunga Bernyawa. Tapi sampai sekarang ia belum punya waktu dan belum punya kapal yang bisa membawa pulang Bunga Bernyawa."Aku kenal ayah Bunga, yaitu Kaisar Shiauw-ong alias si Raja Kecil itu," kata Tabib Awan Putih sambil menghisap-hisap sebatang huncwe (pipa tembakau panjang), ia berjalan mondar-mandir di depan Pendekar Kera Sakti. Kemudian lanjutnya, "Tapi kalau aku mengantarkan Bunga pulang ke sana, maka aku akan berhadapan dengan musuh lamaku, Lim-ong, alias si

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Pendekar Kera Sakti   827. Part 18

    "Di alam gaib? Mengapa kau bicara soal alam gaib?"Pendekar Kera Sakti kerutkan dahi dalam lagak bingungnya. Tabib Awan Putih tersenyum. "Aku melihat noda merah kecil di keningmu, Baraka. Aku tahu, noda itu sebagai tanda bahwa kau bisa masuk ke alam gaib. Dan satu-satunya negeri alam gaib yang pernah kudatangi sebagai kunjungan persahabatanku ialah negeri Puri Gerbang Kayangan, yang dipimpin oleh seorang ratu cantik bernama Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi!"Pendekar Kera Sakti sedikit terkesiap dan menjadi tersipu. Ternyata Tabib Awan Putih itu memang tinggi ilmunya. Dia bisa mengenal Gusti Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi yang ada di alam gaib, yang mempunyai negeri Puri Gerbang Kayangan. Sedangkan negeri Puri Gerbang Kayangan di alam nyata ini dipegang oleh Hyun Jelita, calon istri Baraka. Karena itu, Baraka hanya tersenyum-senyum saja saat Tabib Awan Putih membeberkan tentang negerinya Gusti Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi."Hanya orang terhormat dan punya penghargaan tin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Pendekar Kera Sakti   828. Part 19

    "Garong Codet...! Maksudmu, si perampok dari tanah seberang itu, Roro Manis?""Betul, Tabib!" jawab Roro Manis dengan tegas tapi sopan."Ada persoalan apa Nyai Komprang sampai berurusan dengan Garong Codet itu? Ilmu Nyai Komprang jauh lebih tinggi, mau-maunya dia berurusan dengan anak kemarin sore!""Nyai Komprang yakin kedua muridnya dipenggal oleh Garong Codet! Dan saya pun berpendapat begitu, karena penggalan kepala di kedua murid Nyai Komprang tidak semburkan darah sedikit pun. Penggalan itu sama persis dengan penggalan kepala tiga saudara seperguruanku dan bahkan Eyang Guru sendiri juga dipenggal oleh Garong Codet! Itulah sebabnya Nyai Komprang mau menuntut balas kepada Garong Codet. Tapi Ki Madang Wengi cemaskan jiwa Nyai Komprang!""Mengapa Madang Wengi cemaskan jiwa Nyai Komprang? Bukankah dia tahu Nyai Komprang berilmu tinggi!""Karena Garong Codet bersenjatakan Cincin Mustika Iblis!""Hah...!" Tabib Awan Putih tersentak kaget hingg

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status