Share

652. Part 15

last update Last Updated: 2024-11-15 01:03:04

Kejap berikutnya Talang Sukma menarik tongkatnya ke belakang, tapi tangan kirinya menyentak ke depan seperti orang melemparkan sesuatu dari telapak tangannya. Ternyata dari telapak tangan kirinya itu keluar tenaga dalam yang berasap biru. Tenaga itu melesat tanpa wujud ke arah Tapak Baja, membuat Tapak Baja segera menyilangkan tombak itu ke samping. Tombak itu dipegang dengan dua tangan dan keluarlah loncatan api biru bagaikan petir menyambar tongkat Talang Sukma setelah terlebih dulu menembus tenaga dalam yang meluncur ke arahnya.

Blluub....! Tarrr....!

Talang Sukma melompatkan badan ke kanan. Kayu tongkatnya yang putih menjadi hitam di bagian tengahnya, tapi belum patah. Kayu itu terkena kilatan cahaya biru yang terasa menyengat di telapak tangan Talang Sukma. Hampir saja tangan itu melepaskan genggaman pada tongkatnya. Segera tongkat itu dipegang oleh tangan kiri dan tangan kanan mengibas ke samping, memercikkan sinar merah berbintik-bintik menerjang Tapak Baja.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   653. Part 16

    "Akan kudukung usahamu itu! Akan kubantu! Tapi serahkan pusaka itu kepada pemiliknya!" bujuk Baraka.“Tidak bisa! Tanpa pusaka ini aku lemah dan tidak punya kekuatan apa-apa! Aku harus tunjukkan kepada Siluman Selaksa Nyawa, bahwa aku bisa menggantikan jabatan Tapak Baja sebagai Nakhoda Kapal Neraka yang mampu memusnahkan lawan dalam sekejap. Pertama-tama akan kuhancurkan dulu penguasa Pulau Beliung, sebagai perintah lanjutan dari Siluman Selaksa Nyawa. Setelah itu kuhancurkan pulau-pulau lainnya, dan yang terakhir Siluman Selaksa Nyawa sendiri akan kuhancurkan seperti aku menghancurkan isi tubuh Tapak Baja!""Dengar, Hantu Laut...!""Jangan mendekat! Kutancapkan tombak ini ke tanah, kalian akan mati menghirup udara beracun!"Dewa Racun ingin bergerak melemparkan pisaunya yang selalu ada di samping kanan-kiri, tapi tangan Pendekar Kera Sakti memberi isyarat agar jangan dulu melakukan hal itu, karena ujung tombak sudah menghadap ke tanah. Pendekar Ke

    Last Updated : 2024-11-15
  • Pendekar Kera Sakti   654. Part 17

    Orang bersenjata trisula kembar di pinggang kanan-kirinya itu punya wajah cantik jelita. Bertahi lalat kecil di atas bibir kirinya, bangir hidungnya, memiliki bola mata indah, lentik pula bulu matanya. Rambutnya yang panjang, hitam bersih, dan lembut tergerai selewat punggung, dikat dengan kain warna biru muda. Di atas telinga kirinya tersemat sekuntum bunga kamboja warna putih kekuning-kuningan. Menambah manis paras wajahnya. Jalannya melenggok saat ia mendekati Badai Kelabu yang terkapar di jalanan. Tapi kejap berikut orang itu tersentak kaget dan terlonjak ke belakang ketika Badai Kelabu tiba-tiba membentak."Hiaaat...!" sambil kakinya menyambar ke samping, dan tubuh pun berputar, tangan menyentak di tanah, badan terangkat dan kini ia berdiri tegap di depan orang berjubah merah jambu itu."Babi, monyet, kodok, kuda, kambing...!" orang berjubah merah jambu itu memaki dengan menyebutkan banyak binatang karena rasa kagetnya tadi. Tangannya melambai-lambai gemulai setia

    Last Updated : 2024-11-16
  • Pendekar Kera Sakti   655. Part 18

    Tiba-tiba keduanya sama-sama sentakkan kaki dan melayang di udara. Tanjung Bagus melebarkan kedua tangannya dengan telapak terbuka ke depan, Badai Kelabu meletakkan telapak tangannya yang kanan ke bawah ketiak dengan jari mengarah ke bawah, sedangkan tangan kirinya maju ke depan siap menangkis pukulan lawan.Tubuh mereka saling berbenturan di udara. Tangan kiri Badai Kelabu mengibaskan pukulan tangan kanan Tanjung Bagus, tapi tangan kiri Tanjung Bagus berhasil menghantam dada kanan Badai Kelabu, dan tangan kanan Badai Kelabu masuk ke tengah dada Tanjung Bagus.Buhgg...! Behgg...!Tubuh mereka saling dorong, sama-sama terpental ke belakang. Lalu keduanya sama-sama mendaratkan kaki di tanah dengan kaki merendah, dan badan sama-sama sedikit melengkung ke depan.Badai Kelabu tampak memucat, demikian pula Tanjung Bagus. Keduanya sama-sama tak bicara dalam tiga helaan napas. Tapi mata mereka saling beradu pandang tanpa berkedip. Kejap berikut terlihat ada darah

    Last Updated : 2024-11-16
  • Pendekar Kera Sakti   656. Puri Gerbang Kayangan

    NlNI PASUNG JAGAT segera turun dari tempat yang tinggi itu. Gerakan turunnya bersalto satu kali. Jubahnya berkelebat bagaikan hembusan angin gelap. Ketika ia mendaratkan kakinya di tanah, jubahnya masih bergerak melambai turun bagaikan sayap seekor garuda. la berdiri dengan tegak, sambil tetap berpegang pada tongkat melengkung setinggi telinganya.Badai Kelabu pasang kuda-kuda dengan penuh waspada. Tangan kanannya sudah terangkat di atas kepala, telapak tangannya terbuka menghadap ke depan, tangan kirinya sedikit terlipat di depan dada, sebagai persiapan menangkis serangan mendadak dari depan."Hi hi hi hi...," Nini Pasung Jagat tertawakan gaya siaga dari lawannya. "Untuk apa kamu bersiap menggunakan kuda-kuda seperti itu, Badai Kelabu? Apakah kamu pikir kamu bisa mengalahkan diriku? Apakah kamu pikir kamu bisa mematahkan seranganku?""Majulah kalau kau ingin mencoba ilmuku, Nini Pasung Jagat!""Hi hi hi hi...! Gurumu saja tunduk di depanku, apalagi kamu

    Last Updated : 2024-11-16
  • Pendekar Kera Sakti   657. Part 2

    Blarrr...! Blarrr...!Tiba-tiba dua gulungan asap itu pecah dan menimbulkan ledakan yang mengguncang bumi. Pohon-pohon bergetar, daunnya berguguran. Tubuh Badai Kelabu pun terhempas bagai dilemparkan oleh tangan raksasa. Hampir saja ia membentur gugusan batu jika tidak segera berkelit lalu berguling di rerumputan.Di atas tanah tinggi, Tanjung Bagus tersentak. Duduknya sampai terlonjak ke atas dan ia memekik latah. "Kambing, kucing, kodok, jangkrik, babi ngepet...! Suara apa itu tadi, ya...!"Ia menjadi tegang dan ketakutan. Buru-buru ia menelungkupkan diri dengan kepala sedikit tersumbul mencari tahu penyebab suara ledakan yang menggelegar itu. Sedangkan Nini Pasung Jagat terkesiap beberapa saat lamanya, ia terbungkam mulutnya dan berhenti bergerak bagaikan patung. Tapi matanya memandang kepulan asap yang membubung tinggi akibat dua ledakan jurus 'Rembulan Berdarah'nya itu.Dalam hatinya ia membatin, "Keparat mana yang bisa meledakkan jurus 'Rembulan Ber

    Last Updated : 2024-11-16
  • Pendekar Kera Sakti   658. Part 3

    "Hiaaaat...!" tiba-tiba terdengar pekikan keras melayang melewati kepala Nini Pasung Jagat. Rupanya Tanjung Bagus tak sabar melihat lagak Melati Sewu yang beberapa waktu lalu hampir merenggut nyawanya dalam satu pertarungan di tepi pantai. Tanjung Bagus telah mencabut dua trisulanya. Satu dimainkan dalam keadaan berputar, satu lagi cepat ditusukkan ke dada Melati Sewu. Tapi dengan cekatan Melati Sewu miringkan badan sehingga tusukan itu mengenai tempat kosong. Seketika itu juga tangan Melati Sewu menghantam dalam gerakan menyamping.Buhggg...!Cukup kuat pukulan menyamping dari Melati Sewu. Kena telak di bawah pundak kiri Tanjung Bagus. Pukulan itu membuat Tanjung Bagus memekik tertahan dengan langkah tersentak mundur dua tindak. Tapi ia cepat tegakkan kepala dan kedua trisulanya diadukan di atas kepala.Trangng...!Perpaduan dua trisula itu menimbulkan loncatan api biru yang segera menyambar Melati Sewu."Hiaaat...!"Melati Sewu mencabut pe

    Last Updated : 2024-11-17
  • Pendekar Kera Sakti   659. Part 4

    Mereka segera lupakan hal itu, karena Tanjung Bagus punya kebiasaan latah. Tapi seringainya menandakan seringai kesakitan yang sungguh-sungguh. Aneh juga, jika gerakan itu hanya karena latah, tak perlu Tanjung Bagus menyeringai kesakitan, juga tak perlu mulutnya mengeluarkan darah kental. Pendekar Kera Sakti tetap tersenyum kalem memandangi Nini Pasung Jagat.Yang dipandangi heran juga dalam hatinya. Pendekar Kera Sakti segera berkata, "Mengapa tak kau gunakan pukulan 'Rembulan Berdarah'! Mungkin pukulan 'Rembulan Berdarah' bisa membuatku bergeser dua tindak!""Manusia sombong! Untuk membuatmu bergeser dua tindak, tak perlu menggunakan jurus 'Rembulan Berdarah'. Cukup dengan menggunakan pukulan 'Iblis Menjilat Karang', kau akan terlempar mundur lima tombak lebih jauhnya!"Pendekar Kera Sakti tertawa pendek. "Pukulan macam apa itu? 'Iblis Menjilat Karang', jelas itu pukulan iblis kurang kerjaan!"Merasa diremehkan, Nini Pasung Jagat segera sentakkan tangan

    Last Updated : 2024-11-17
  • Pendekar Kera Sakti   660. Part 5

    "Hmm...! Enak sekali. Buah ini rasanya seperti jambu sukun! Manis dan segar!" kata Pendekar Kera Sakti sambil mengunyah buah Malagasi.Dalam kecemasan yang mendebarkan jantung, Badai Kelabu mendapat bisikan dari Melati Sewu, "Hitunglah sampai dua puluh kali. Belum mencapai hitungan kelima belas, dia akan jatuh ke tanah dan mati terkapar seperti perampok yang dulu itu!"Karena Badai Kelabu dicekam kecemasan yang membingungkan, maka Melati Sewu sendiri yang menghitung dengan suara pelan, "Satu, dua, tiga, empat...."Badai Kelabu bergegas mendekati Pendekar Kera Sakti dan berkata, "Pendekar Kera Sakti, kumohon buang buah itu! Jangan teruskan makan buah itu, Pendekar Kera Sakti! Aku sudah cukup lama tinggal di pulau ini, aku tahu mana buah yang bisa dimakan dan yang tidak! Percayalah padaku, Pendekar Kera Sakti! Badanmu akan menjadi biru dan kamu akan mati!""Nyatanya sudah lebih dari lima gigitan, badanku tidak biru!"Mata perempuan itu memandang deng

    Last Updated : 2024-11-17

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status