Share

645. Part 8

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-13 01:04:53

Dalam usia enam puluh tahun lebih itu, Tapak Baja masih bisa memandang dengan awas, gerakan matanya cukup lincah, sehingga ia tahu ada satu orang yang sudah terluka, namun masih bisa bangkit dan hendak menyerangnya dari samping kiri. Seketika itu tangannya menyentak dan sebuah pukulan bercahaya biru melesat menghantam dada orang itu hingga jebol. Berhamburanlah isi dada orang malang itu.

"Hantu Laut," serunya. "Habisi mereka! Tinggal beberapa gelintir saja! Aku mau istirahat dulu!"

"Siapa yang sekarat!" sahut Hantu Laut yang memang agak tuli sejak kedua telinganya pernah dihantam oleh Tapak Baja pada saat orang keji itu marah di atas kapalnya dulu.

"Aku mau istirahat!" bentak Tapak Baja sambil tetap memegangi sebuah tombak bergagang hitam. Itulah Pusaka Tombak Kematian yang sedang diributkan di kalangan para tokoh persilatan.

"O, Nakhoda mau istirahat dulu? Silakan! Biar aku yang merampungkan sisa tikus-tikus kecil ini, ha ha ha ha...!"

Hantu Laut

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   646. Part 9

    Pada saat kematian Tambak Lanang itulah, Baraka, Dewa Racun, dan Badai Kelabu muncul dari tempat yang lebih tinggi. Dari sana mereka bisa melihat kematian Tambak Lanang, dan tepuk tangan Tapak Baja yang ditepukkan pada pahanya, dengan satu tangan tetap memegangi Pusaka Tombak Kematian.Plok plok plok....!"Bagus, bagus, bagus...! Itu baru namanya kerja yang bagus!""Mengejar ikan gabus...! Ah, untuk apa aku harus mengejar ikan gabus, Nakhoda?""Kubilang, itu kerja yang bagus! Bukan kusuruh mengejar ikan gabus! Dasar budek!" bentak Tapak Baja dengan mata mendelik membuat Hantu Laut ciut nyali.Di balik rimbunan pohon, di atas sana, tiga makhluk saling berbisik-bisik. Badai Kelabu yang mendului bicara kepada Baraka, "Itu dia orangnya yang bernama Tapak Baja!""Yang tua dan memegang tombak berujung taring babi hutan itu?""Ya. Dan yang berkepala gundul itu adalah Hantu Laut, anak buahnya yang tinggal satu-satunya itu!""Mer... mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Pendekar Kera Sakti   647. Part 10

    "Bagus, bagus...!" Tapak Baja manggut-manggut.Kemudian ia serukan perintah kepada Hantu Laut."Hantu Laut, bunuh dia!""O, tidak. Aku tidak butuh dia!""Bunuh! Kataku, bunuh dia! Bukan butuh dia!" bentak Tapak Baja yang membuat Hantu Laut menjadi makin gugup."O, bunuh! Baa... baik....!"Maka, serta-merta Hantu Laut menyerang Resi Kidung Sentanu dengan tubuhnya yang melayang dan kakinya menendang lurus ke depan. Dada kurus Resi Kidung Sentanu menjadi sasaran kaki itu. Dan karena Resi Kidung Sentanu tidak menghindar serta tidak pula menangkis, maka dada itu menjadi sasaran telak bagi kaki Hantu Laut yang bertelapak besar itu.Buegggh...!Terdengar mantap sekali tendangan itu. Tetapi tubuh kurus itu tidak bergeming sedikit pun. Berguncang pun tidak. Bahkan wajah Hantu Laut tampak menyeringai merasakan linu pada tulang kakinya yang seperti menendang sebongkah batu gunung atau bagai menendang dinding baja padat."Hancurkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Pendekar Kera Sakti   648. Part 11

    Bukk...!Punggung Hantu Laut sendiri yang terkena serangan dari kaki Tapak Baja. Cukup keras tendangan Nakhoda Kapal Neraka itu, membuat Hantu Laut tersentak ke depan dan celingak-celinguk kebingungan, tak tahu mengapa ia ditendang oleh sang Nakhoda."Serang dia!! Jangan teriak saja!" bentak Tapak Baja."Baik! Hiaaat...!" Hantu Laut cepat keluarkan yoyo mautnya. Yoyo itu diputarputar di atas kepala.Wuung wuung wuung....! Wesss...!Hampir saja mengenai wajah Tapak Baja jika kepala bengis itu tidak segera ditarik ke belakang."Maju, Goblok!"Begg...!Kaki Tapak Baja menendang pantat Hantu Laut hingga orang gundul itu tersentak maju dua tindak. Badai Kelabu hanya bergerak pelan mencari kesempatan melancarkan pukulan jarak jauh. Ia tak berani mendekat, karena senjata yoyo itu dapat melukainya sewaktu-waktu. Hantu Laut sendiri masih tetap memutar-mutarkan yoyonya hingga menimbulkan suara berdengung mirip lebah mengelilingi tempat i

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Pendekar Kera Sakti   649. Part 12

    Kulit yang terluka itu bergerak-gerak seperti tersiram air keras. Asap tipis mengepul dari luka tersebut. Lalu, dalam waktu yang amat singkat luka itu mengering dan akhirnya hilang tak berbekas.Kesempatan itu digunakan oleh Resi Kidung Sentanu untuk melesat bagaikan terbang, mengambil Badai Kelabu agar tidak menjadi sasaran terdekat dari kemarahan Tapak Baja. Tubuh berpakaian kuning itu seperti seekor kelelawar raksasa yang terbang dengan cepatnya.Wuurrrr....!"Mau ke mana kau, Kunyuk!" sentak Tapak Baja sambil mendongak ke atas. Ia segera melepaskan Hantu Laut, lalu sentakkan kaki dan melompat ke salah satu tempat, ia melihat bayangan Resi Kidung Sentanu bergerak di tanah berumput. Tapak Baja segera menoreh bayangan itu dengan menggunakan ujung tombak pusaka tersebut.Gress....!"Ahhg...!" terdengar pekik Resi Kidung Sentanu dengan suara tertahan pada saat ia masih berada di udara. Rupanya dengan menggoreskan ujung tombak ke bayangan, Resi Kidun

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Pendekar Kera Sakti   650. Part 13

    Tubuh Dewa Racun melengkung ke depan. Punggungnya robek, darah keluar menghitam di rompi bulunya yang juga robek bagai habis digores dengan benda yang amat tajam itu. Dewa Racun limbung menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya."Mampus kau tikus busuuuk...!" teriak Tapak Baja sambil melompat dan hendak menancapkan tombak itu ke punggung Dewa Racun. Pendekar Kera Sakti cepat-cepat melepaskan pukulan jarak jauhnya. Namun, sebelum pukulannya terlepas, tiba-tiba tubuh Tapak Baja tersentak dan terlempar jauh hingga membentur pohon yang dipakai duduk bersandar oleh Hantu Laut.Begggh....!"Uuhg...!"Ia memekik kesakitan. "Ada yang menyerang dari persembunyian, Nakhoda!"Plokk...!Wajah berkepala gundul ditampar telak oleh Tapak Baja, lalu ia membentak, "Aku tahu! Aku tak perlu saranmu!"Hantu Laut tak berani bicara lagi. Ia segera bangkit dan berniat menyerang Dewa Racun yang terluka parah, sedang merangkak mendekati Badai Kelabu. Tetapi tang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Pendekar Kera Sakti   651. Part 14

    "Aku hanya ingin melihat, siapa orang yang menyerang Tapak Baja dari tempat persembunyiannya! Karena saat aku hendak membawamu pergi, Tapak Baja sedang terdesak oleh serangan berilmu tinggi," ucap Pendekar Kera Sakti.“Tak perlu. Tak perlu, Baraka! Sebaiknya kita tinggalkan saja mereka dan cepat menuju Pulau Hitam. Guruku pasti sangat membutuhkan kamu dan menunggu-nunggu kedatangan kita!""Sebentar saja aku ke sana! Secepatnya aku kembali!""Aku takut kau jadi sasaran kemarahan Tapak Baja, Baraka!""Aku ada di persembunyian pertama. Tidak akan turun!"Badai Kelabu merasa tak mungkin bisa mencegah kemauan Pendekar Kera Sakti yang sangat keras itu. Akhirnya ia hanya berpesan, "Hati-hati, Baraka! Tak perlu ikut turun seperti aku tadi!""Mudah-mudahan keadaannya begitu!" jawab Pendekar Kera Sakti, lalu segera keluar dari gua itu melalui tepian tebing karang.Dengan gesit Baraka melompat dari batu ke batu, dan dalam waktu singkat ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Pendekar Kera Sakti   652. Part 15

    Kejap berikutnya Talang Sukma menarik tongkatnya ke belakang, tapi tangan kirinya menyentak ke depan seperti orang melemparkan sesuatu dari telapak tangannya. Ternyata dari telapak tangan kirinya itu keluar tenaga dalam yang berasap biru. Tenaga itu melesat tanpa wujud ke arah Tapak Baja, membuat Tapak Baja segera menyilangkan tombak itu ke samping. Tombak itu dipegang dengan dua tangan dan keluarlah loncatan api biru bagaikan petir menyambar tongkat Talang Sukma setelah terlebih dulu menembus tenaga dalam yang meluncur ke arahnya.Blluub....! Tarrr....!Talang Sukma melompatkan badan ke kanan. Kayu tongkatnya yang putih menjadi hitam di bagian tengahnya, tapi belum patah. Kayu itu terkena kilatan cahaya biru yang terasa menyengat di telapak tangan Talang Sukma. Hampir saja tangan itu melepaskan genggaman pada tongkatnya. Segera tongkat itu dipegang oleh tangan kiri dan tangan kanan mengibas ke samping, memercikkan sinar merah berbintik-bintik menerjang Tapak Baja.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Pendekar Kera Sakti   653. Part 16

    "Akan kudukung usahamu itu! Akan kubantu! Tapi serahkan pusaka itu kepada pemiliknya!" bujuk Baraka.“Tidak bisa! Tanpa pusaka ini aku lemah dan tidak punya kekuatan apa-apa! Aku harus tunjukkan kepada Siluman Selaksa Nyawa, bahwa aku bisa menggantikan jabatan Tapak Baja sebagai Nakhoda Kapal Neraka yang mampu memusnahkan lawan dalam sekejap. Pertama-tama akan kuhancurkan dulu penguasa Pulau Beliung, sebagai perintah lanjutan dari Siluman Selaksa Nyawa. Setelah itu kuhancurkan pulau-pulau lainnya, dan yang terakhir Siluman Selaksa Nyawa sendiri akan kuhancurkan seperti aku menghancurkan isi tubuh Tapak Baja!""Dengar, Hantu Laut...!""Jangan mendekat! Kutancapkan tombak ini ke tanah, kalian akan mati menghirup udara beracun!"Dewa Racun ingin bergerak melemparkan pisaunya yang selalu ada di samping kanan-kiri, tapi tangan Pendekar Kera Sakti memberi isyarat agar jangan dulu melakukan hal itu, karena ujung tombak sudah menghadap ke tanah. Pendekar Ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status