Share

308. Part 6

last update Last Updated: 2024-07-28 01:02:27

Degh…!

“Aaakh…!”

Satu tamparan dengan punggung tangan telak sekali mendarat di wajah Jari Setan. Di iringi jerit kesakitan tubuh Ki Bayuganda terpental keras, melayang bagai tanpa bobot.

Dari mulutnya, tersembur percikan merah yang menciprati sebagian penonton. Ketika jatuh berdebum di tanah, barulah orang-orang tahu kalau Ki Bayuganda atau si Jari Setan-lah yang melayang. Dan ketika menyentuh tanah, dia sudah kehilangan nyawa. Matilah tokoh kejam itu di tangan orang anak tanggung yang tak pernah sedikitpun disebut-sebut dalam rimba persilatan.

"Hidup Baraka...! Hidup Baraka...!"

"Hidup Baraka...!"

-o0o-

SENJA mulai meremang di Perguruan Bambu Wulung. Di depan padepokan, tampak Baraka tengah termenung. Memang, setelah menamatkan riwayat Jari Setan, pikirannya mulai dirasuki keinginan untuk menjajal keanehan yang terjadi tiba-tiba dalam dirinya, terutama mengenai kedahsyatan tenaganya sekarang. Baraka tidak be

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   309. Part 7

    Keduanya terus saling melumat dan tenggelam dialam cinta birahi mereka, sosok Ningrum yang sejak tadi membelakangi Baraka kini sudah berbalik menghadap Baraka dan sudah memeluk leher Baraka dengan erat. Baraka sendiri tampak sudah menarik erat tubuh Ningrum kedalam pelukan hangatnya, kedua muda mudi ini terlihat begitu menikmati apa yang mereka lakukan. Rasa rindu, cinta dan nafsu birahi sudah bercampur menjadi satu. Setelah cukup lama saling melumat, akhirnya keduanya saling melepas dengan bibir tersenyum.-o0o-Ketika malam telah merayap. Dan ketika Baraka terlelap. Orang tua berpakaian serba putih itu datang lagi dalam mimpi Baraka. Kalau saja anak muda dari Lembah Kera ini pernah mengenal atau pernah melihat Ki Ageng Buana yang kesohor itu, sudah tentu akan langsung mengenali gambaran seseorang yang muncul dalam mimpinya.Dengan senyum berwibawa, Ki Ageng Buana dalam mimpi itu membelai-belai rambut Baraka. ”Pergilah kau ke Gunung Batu. Temui wanita-wan

    Last Updated : 2024-07-28
  • Pendekar Kera Sakti   310. Part 8

    ”Maaf, aku salah masuk... ” kata Baraka beranjak pergi (masa’ sudah jalan sejauh itu, baru ngomong kalau kesasar, hehehe... ! kacau! Kacau!). Bagaimana tidak beranjak pergi, karena pilar tunggal penyangga langitnya sudah menggeliat bangun karena melihat pemandangan yang memang sanggup membuatnya pilar tunggal penyangga langitnya bangun tanpa dipaksa.”Malu-maluin aja ni otong,” pikir Baraka sambil balik badan. ”Liat gadis sedikit licin saja, maunya nyodok melulu.” Gadis bergaun putih berjalan mendekat lalu tersenyum manis sambil mengulurkan tangannya.”Kau sudah bangun?” katanya lembut sambil menyentuh tangan kiri pemuda dari Lembah Kera.Baraka kembali memutar tubuh. Jarak keduanya cuma setengah jangkauan saja.”Ya ampun! Mantap bener ni cewek,” pikir Baraka rada jorok sambil mengamati gadis di depannya. Katanya kemudian, lalu katanya dengan sedikit nyengir kuda. ”Apakah... kalian semu

    Last Updated : 2024-07-28
  • Pendekar Kera Sakti   311. Part 9

    Plok! Plok! Plok!Serentak ke sepuluh dara lainnya bangun dan berdiri di belakang Dara Emas. Mendadak Dara Emas duduk berlutut dengan kepala tertunduk."Salam hormat kepada Tuan Majikan!" kata ke sepuluh dara itu serempak.Baraka kaget!Sontak ia berdiri dan matanya memandang berkeliling, namun tidak ada satu pun di tempat itu kecuali mereka berdelapan."Kalian bicara kepadaku?" tanya Baraka, heran."Benar, Tuan Majikan!" kembali suara serempak terdengar."Tapi... aku bukan majikan kalian!?" tanya Baraka semakin heran."Sekarang ini, Tuan adalah majikan kami," sahut Dara Emas, mewakili teman-temannya."Waduh... tidak bisa, tidak bisa! Aku bukan siapa-siapa kalian," kembali Baraka menolak. Lucunya, pilar tunggal penyangga langit si pemuda tetap tegak menantang!"Meski bukan siapa-siapa, Tuan tetaplah majikan kami," ujar Dara Hijau.Baraka meringis untuk beberapa saat, lalu bertanya,”Apa sudah tidak bis

    Last Updated : 2024-07-29
  • Pendekar Kera Sakti   312. Part 10

    "Ehhmm... gitu ya..” kata mereka berdua serempak.Lalu secara bersamaan pula...Cupp!Ciuman mesra mendarat di pipi kanan-kiri Baraka."Gimana, masih pusing?" tanya Dara Hitam sambil melepas jeweran.Baraka hanya haha-hihi saja sambil mengusap telinga dan pipi bergantian.“Aduh, gimana, ya!?"“Uuuhh, bilang saja kalau mau nambah!" seru Dara Jingga.Cupp, cupp!"Udah deh... udah... ampe sesak napas, nih!?" sahut Baraka dengan terengah-engah, lalu katanya, ”Terus, kalau kalian sudah kalah, apa yang harus kulakukan!?"“Nah… karena kau sudah menjadi majikan kami, apa pun yang kau inginkan dari kami bersepuluh, apa pun itu, kami akan melaksanakan dengan patuh. Meski nyawa kami bersepuluh kau minta sekaligus, Sepuluh Dara Ghaib tidak akan menolak sedikitpun!" ucap tegas Dara Emas.“Kalau nyawa … enggaklah. Aku tidak sekejam itu," seloroh Baraka dengan mulut monyon

    Last Updated : 2024-07-29
  • Pendekar Kera Sakti   313. Part 11

    “Siapa kakek gurumu Baraka?”“Ki Ageng Buana...”“Ki Ageng Buana!” seru Nyi Naga Geni terkejut. “Pendekar Kilat Buana yang kesohor itu?!” sambung Nyi Naga Geni lagi. Wajah Nyi Naga Geni tampak berubah saat melihat wajah Baraka menggeleng.“Setahuku, di tanah Jawa ini. Ki Ageng Buana hanya satu”“Benar nyai, kakek guru, Ki Ageng Buana memang hanya satu, tapi julukannya Pendekar Kilat Buana, tidak pakai yang kesohor” kata Baraka tersenyum simpul.Gurauan Baraka membuat semua murid-murid Perguruan Naga Kencana menjadi senyum-senyum sendiri, bahkan sampai terdengar ada yang cekikan sambil menahan tawa. Nyi Naga Geni sendiri hanya geleng-geleng kepala saat menyadari kalau pemuda yang ada dihadapannya ini memang suka bercanda.“Sekarang, coba kau ceritakan sedikit tentang dirimu, Baraka” pinta Nyi Naga Geni.Baraka menghela nafas, dan ; “Aku berasal da

    Last Updated : 2024-07-29
  • Pendekar Kera Sakti   314. Part 12

    “Aku sudah memiliki rajah Naga Emas ini sejak lahir nyai” jawab Baraka akhirnya. Kali ini wajah Nyi Naga Geni yang tampak berubah mendengar ucapan Nyi Naga Geni.“Berarti tak salah lagi, kaulah orang dalam ramalan, seperti yang dikatakan oleh ayahku, Baraka”“Apa! Ramalan lagi, lagi-lagi ramalan, hah...” batin Baraka mendesah. “Kenapa banyak sekali orang percaya dengan ramalan”Sebelumnya, Sepuluh dara Ghaibpun mengatakan tentang ramalan kepada dirinya. Sebelum Baraka sempat menjawab ucapan Nyi Naga Geni, Nyi Naga Geni telah lebih dulu menyambung ucapannya.“Ayahku juga memiliki rajah naga di punggungnya Baraka, hanya saja tidak berwarna emas seperti milikmu” kali ini wajah Baraka berubah terkejut mendengar hal itu.“Mendiang ayahku bilang, suatu saat nanti akan datang seseorang dengan rajah naga ditubuhnya yang akan mewarisi jurus terakhir Naga Pamungkas, jurus ‘Naga Murkha&rs

    Last Updated : 2024-07-29
  • Pendekar Kera Sakti   315. Part 13

    Nyi Naga geni memang sengaja menggenjot Baraka berlatih siang dan malam, hanya beristirahat sebentar, kemudian berlatih lagi, karena Nyi Naga geni ingin Baraka secepatnya terjun ke dunia luar, dimana saat ini Nyi Naga geni mendengar, di luar sana. Angkara Murka semakin merajalela dimana-mana. Dan hari ini tepat disaat Baraka menyempurnakan jurus Petit Nogo Kinurat Papat, Pusoko Ranonggo Madyo. Nyi Naga geni meminta Baraka untuk datang menghadapnya.Kini keduanya sudah berhadapan satu sama lain, tanpa ada satupun murid-murid Perguruan Naga Kencana yang ada disana menyertai mereka.“Kau sudah berhasil menguasai jurus Petit Nogo Kinurat Papat, Pusoko Ranonggo Madyo Baraka”“Terima kasih nyai, semua berkat bimbingan nyai kepada saya. Maaf kalau saya selalu menguji kesabaran nyai” ucap Baraka dengan penuh khidmat.Nyi Naga geni tersenyum bijak mendengar hal itu. Selama dalam masa bimbingannya, Nyi Naga geni memang mengagumi sifat Baraka

    Last Updated : 2024-07-30
  • Pendekar Kera Sakti   316. Part 14

    “Kek...,” tegur Baraka setengah berbisik ketika telah berada di sisi orang tua berbaju putih itu. Baraka diam sebentar, sambil terus mengamati tindakan orang tua itu.“Kek...! Hey, Kakek,” ulang Baraka lebih keras.Tapi orang yang ditegur tetap saja mematung tanpa gerak sedikit pun. Baraka mencoba memanggil lagi. Bahkan tangannya pun sudah bergerak-gerak nakal di depan wajah orang tua itu. Hasilnya, tetap nihil. Orang tua itu belum juga memberi tanggapannya. Sekali lagi dicobanya untuk menegur dengan suara lebih keras, sampai akhirnya, dia jadi menggerutu sendiri.“Huh!”Baraka mulai jengkel, karena orang yang ditegurnya seakan menganggapnya sekadar nyamuk buduk.“Apa kau memang tuli, Kek? Apa aku harus berteriak tepat di telingamu? Ya..., baiklah!” gumam pemuda bermata biru ini, seperti orang kehilangan akal.Lalu....“Kek...! Oooi, Kakek!” jerit Baraka tak tanggung-tanggung

    Last Updated : 2024-07-30

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status