Share

221. Part 6

last update Last Updated: 2024-06-30 01:03:36

Baraka hanya menggunakan sebagian kecil tenaga dalamnya agar tak berakibat buruk bagi si penyerang. Bagaimanapun, dia tak boleh bertindak gegabah. Dia belum tahu siapa penyerangnya. Untuk apa mesti menjatuhkan tangan maut! Lagi pula, si penyerang tidak bermaksud membunuhnya, hanya menjatuhkan totokan yang dimaksudkan untuk membuatnya lumpuh sementara waktu.

Kaget bukan main Putri Hati Lurus yang dapat mengenali gerakan Baraka. Serta-merta dia gagalkan serangannya seraya meloncat mundur.

"'Lima Pukulan Pencair Tulang'...!" seru si gadis dengan raut wajah tegang.

"Eh! Eh..., aku...."

Tergagap Baraka melihat si penyerang ternyata seorang gadis berparas cantik jelita. Dia cuma dapat berdiri terpaku menatap sosok Putri Hati Lurus yang memang tanpa cacat. Sementara, Sekar Telasih juga berdiri terpaku beberapa lama. Dia pun tak menyangka bila pemuda yang diserangnya memiliki wajah sedemikian tampan. Namun, cepat si gadis mengusir rasa terpesona di hatinya.

<
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   222. Part 7

    "Ucapanmu begitu ketus, Nek! Tidak bisakah kau bersikap sopan sedikit? Dua kali kau menamparku. Coba kalau aku tidak tertotok, mana berani kau menamparku?""Hmmm.... Punya otak juga kau, Bocah Gemblung! Kau memancingku untuk membebaskan pengaruh totokan di tubuhmu. Setelah bebas, seperti yang kukatakan tadi, bukankah kau hendak membunuhku dengan 'Lima Pukulan Pencair Tulang'? Aku tak mau mati konyol! Justru kaulah yang akan segera dijemput ajal kalau tidak segera menceritakan siapa dirimu!"Baraka nyengir kuda beberapa saat. Karena sinar matahari tak mengganggu pandangannya lagi, ditatapnya lekat wajah Dewi Cinta Kasih. Kini dia tahu. Walau tampak galak dan tega hati, Kembang Andini punya sifat welas-asih. Hal itu terpancar dari sorot mata si nenek."Baik! Baik!" ujar Baraka akhirnya. "Kalau kau memang ingin tahu siapa diriku dan bagaimana aku bisa melakukan gerakan 'Lima Pukulan Pencair Tulang', baiklah aku ceritakan...."Sementara Baraka menarik napas p

    Last Updated : 2024-07-01
  • Pendekar Kera Sakti   223. Part 8

    "Aku melihat dia tiba-tiba berkelebat pergi. Tampaknya, dia tak suka terhadapku.""Ah! Mana boleh begitu? Aku akan mengajar adat kepadanya!""Ah! Sudahlah. Perutku lapar sekali. Kau punya makanan, Nek?" ucap Baraka, sama sekali tak sakit hati walau dirinya baru ditampar Kembang Andini tiga kali."Ya! Ya, Tuan! Aku baru saja memasak daging kelinci yang lezat. Tuan pasti suka!""Benarkah itu?" bola mata Baraka langsung bersinar senang. "Tapi..., jangan panggil aku tuan. Panggil saja Baraka....""Ya! Ya!"-o0o-“Beri aku waktu satu candra untuk mengumpulkan anggota Perkumpulan Matahari Merah yang masih ada beserta anak keturunan mereka. Aku yakin, nama Perkumpulan Matahari Merah akan harum kembali seperti dulu...," ujar Dewi Cinta Kasih yang sedang duduk beralas tikar di gubuk bambunya, yang ternyata amat bersih dan senantiasa terawat.Pendekar Kera Sakti diam beberapa lama. Tubuhnya terasa amat segar setelah mandi di air pa

    Last Updated : 2024-07-01
  • Pendekar Kera Sakti   224. Part 9

    Sekar Telasih menggeleng-gelengkan kepalanya. Matanya menatap tajam sosok Pendekar Kera Sakti yang telah berdiri di sisi kanan Dewi Cinta Kasih."Eyang jangan terkecoh olehnya!" seru gadis berwajah cantik jelita itu. "Aku tak habis mengerti, bagaimana mungkin Eyang bisa begitu saja percaya bila kalung yang dikenakannya adalah kalung 'Permata Dewa Matahari'..." Lagi pula, Ketua Perkumpulan Matahari Merah haruslah seseorang yang memiliki ilmu kesaktian tinggi. Bukankah Eyang melihat sendiri, betapa mudahnya beberapa waktu tadi aku merobohkannya? Pantaskah dia menjadi pemimpin perkumpulan kita?"Baraka cuma cengar-cengir mendengar ucapan Putri Hati Lurus yang nyerocos panjang bak air hujan mengguyur deras. Melihat sikap si gadis yang begitu ketus, mendadak Baraka teringat pada Kemuning. Di manakah gadis itu sekarang?"Lihat itu, Eyang!" tambah Putri Hati Lurus. "Kalau dia tak bermaksud mengelabui kita, kenapa dia cuma diam saja? Kenapa dia tak membela diri?"

    Last Updated : 2024-07-01
  • Pendekar Kera Sakti   225. Part 10

    Perlahan kedua tangannya digerak-gerakkan di depan dada. Sementara sepuluh jari tangannya membentuk cakar elang, kaki kanannya digeser setengah tindak ke depan. Lalu..., dari mulutnya terdengar suara menggereng seperti harimau lapar. Disusul pekik nyaring laksana seekor Matahari yang siap menerkam mangsa. Suara pekik si pemuda begitu keras, membuat daun rontok berguguran!Namun sampai beberapa lama, pemuda bertubuh tinggi tegap itu tak berbuat apa-apa. Hanya kedua tangannya yang terus bergerak berputaran di depan dada. Agaknya, dia tengah menghimpun ataupun melatih kekuatan tenaga dalamnya. Seiring waktu yang terus berlalu, sorot mata si pemuda berubah tajam sekali. Kemudian, dari mulutnya keluar suara melengking tinggi. Dan.... Mendadak, dari ujung jari-jari tangan pemuda berambut panjang tergerai itu melesat sepuluh larik sinar merah berkilauan. Melesat luar biasa cepat, dan langsung bergerak melilit batang pohon besar yang berada dua puluh tombak dari hadapan si pemuda!

    Last Updated : 2024-07-02
  • Pendekar Kera Sakti   226. Part 11

    Dan ternyata, ilmu peringan tubuh yang didapat Baraka dari gabungan ilmu peringan tubuh dan Kasutpada Kacarmanya itu dapat menunjukkan kehebatannya. Tendangan gadis bertubuh langsing cuma mengenai tempat kosong. Hanya saja, angin sambarannya sempat membuat rambut Baraka berkibaran dan mata si pemuda pun terasa pedih.Baraka menarik napas lega karena gadis berpakaian putih biru itu tak melanjutkan serangannya. Si gadis cuma berdiri dengan tatapan penuh selidik. Karena gadis itu terus berdiri tak berpindah tempat, dapatlah dilihat dengan jelas bila ternyata dia berparas amat cantik. Bola matanya berbinar bening bagai permukaan telaga yang amat dalam. Hidungnya mancung dengan sebentuk bibir merah alami. Sanggup mempesonakan siapa saja yang memandang. Namun, orang yang hendak berbuat tak baik pastilah akan berpikir dua kali bila melihat sebatang pedang besar yang tersandang di punggung si gadis.Pendekar Kera Sakti berdiri terpaku dalam keterpanaan. Melihat sosok gadis ber

    Last Updated : 2024-07-02
  • Pendekar Kera Sakti   227. Part 12

    "Kau ditanya malah balik bertanya. Hayo! Katakan Ilmu apa yang baru kau tunjukkan tadi!""Hmmm.... Yah! Kalau kujawab, sudilah kau menyebutkan namamu, Nona...," sahut Baraka, tak sadar berkata nakal. Namun, si gadis tak merasa. Wajahnya malah berubah tak seketus tadi."Boleh. Tapi, kau jangan menipu! Aku khawatir Ibuku akan membunuhmu...," desis gadis yang tiba-tiba sikapnya berubah penuh kekhawatiran itu, pelan sekali.Tersenyum senang Pendekar Kera Sakti. Lalu katanya, "Aku tadi menarik tubuhmu dengan 'Tenaga Matahari Merah'...."Tapi tiba-tiba...."Benar dugaanku! Orang yang dapat menguasai 'Tenaga Matahari Merah' kalau tidak sang ketua, pastilah orang jahat yang layak dienyahkan dari muka bumi!"Tersurut mundur Pendekar Kera Sakti mendengar suara keras menyiratkan ancaman itu. Apalagi setelah muncul sesosok bayangan hitam di hadapannya!"Si... siapa kau?" kejut Pendekar Kera Sakti.Sosok orang yang baru datang itu berdiri g

    Last Updated : 2024-07-02
  • Pendekar Kera Sakti   228. Part 13

    "Kurang ajar! Berani masuk ke Tanah Dipertuan Ratu kiranya kau sengaja hendak pamer kekuatan!" geram Bidadari Satu Hati. "Tapi ketahuilah, selama aku berdiam di tempat ini, tak ada satu pun manusia yang mampu menahan pukulanku. Kalau memang kau punya kekuatan hebat, cobalah kau tunjukkan sekali lagi!"Memucat wajah Kusuma Suci seketika. Bidadari Satu Hati tampak melompat lagi dan melancarkan pukulan jarak jauh untuk kedua kalinya. Kusuma Suci hendak berteriak mencegah. Namun, mulutnya terasa terkunci rapat. Untuk apa dia membela Pendekar Kera Sakti? Bukankah dia belum mengenal pemuda itu? Siapa tahu si pemuda memang orang jahat?Pendekar Kera Sakti bisa menguasai 'Tenaga Matahari Merah'. Sementara, Pendekar Kera Sakti nyata-nyata bukan ketua perkumpulan itu. Kalau begitu, si pemuda mendapatkan ilmunya itu dari mencuri!Tapi..., benarkah demikian? Kenapa Kusuma Suci amat tak menyukai tindakan ibunya yang menyerang Pendekar Kera Sakti? Mungkinkah ada satu alasan l

    Last Updated : 2024-07-03
  • Pendekar Kera Sakti   229. Perkumpulan Matahari Merah

    “KITA berhenti dulu! Ada orang usil mengikuti kita!" seru seorang nenek berpakaian putih penuh tambalan, seraya menghentikan kelebatan tubuhnya. Gadis cantik berusia dua puluh tahun yang berkelebat di belakang bayangan nenek berkulit putih itu langsung menghentikan kelebatan tubuhnya pula. Kening si gadis kontan berkerut rapat. Kalau benar apa yang dikatakan si nenek, kenapa telinganya tak menangkap suara-suara yang mencurigakan."Aku tak mendengar apa-apa, Nek,..," cetus gadis bertubuh tinggi semampai yang mengenakan pakaian putih berkembang-kembang. Paras gadis itu cantik sekali. Rambutnya yang hitam panjang diikat dengan ikatan berupa penjepit emas, sebagian dibiarkan tergerai ke bahu. Kecantikan si gadis semakin terpancar karena dia memiliki bola mata yang bening dan bersinar bak bintang kejora. Menilik garis-garis wajahnya, dapat dipastikan bila dia tak lain si Putri Hati Lurus; Sekar Telasih. Dan, nenek berusia delapan puluh tahun yang berada di dekatnya adalah si

    Last Updated : 2024-07-03

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1159. Part 15

    Rupanya Ki Randu Papak berlari menuju arah datangnya sinar merah yang meletup di angkasa tadi. Tetapi gerakannya mampu dipatahkan oleh Baraka yang tahu-tahu menghadang langkahnya.Jleeg...!"Mau lari ke mana kau, Raja Hantu Malam!" tegur Baraka tak ramah lagi."Baraka, minggirlah dulu. Aku punya urusan dengan seseorang! Setelah kuselesaikan urusanku ini, kita bicara lagi mencari kebenaran fitnah itu!""Tak kubiarkan kau lari tinggalkan tanggung jawabmu. Raja Hantu Malam!""Jangan paksa aku melukaimu, Baraka!""Tidak. Aku hanya ingin paksa dirimu mengobati Ratu Asmaradani yang terkena 'Racun Siluman' itu!""Itu bukan tanggung jawabku, Baraka! Aku tidak melakukannya!" sentak Ki Randu Papak. "Tapi kalau kau ingin aku membantumu, aku sanggup membantumu. Tapi nanti, setelah kuselesaikan urusanku dengan Dampu Sabang!""Sekarang juga kau harus lakukan penyembuhan terhadap Ratu Asmaradani!""Tidak bisa! Aku sudah punya janji unt

  • Pendekar Kera Sakti   1158. Part 14

    Perubahan wajah yang ada pada Ki Randu Papak tampak jelas sebagai ungkapan rasa kaget, namun juga rasa tidak percaya. Baraka sengaja diam untuk menunggu kata-kata dari sang kakek itu."Apa maksudmu dengan mengatakan aku menipumu, Pendekar Kera Sakti? Kata-katamu menyimpang dari watak kependekaranmu yang harus bicara jujur.""Aku bicara yang sebenarnya, Ki Randu Papak. Kau boleh buktikan sendiri ke Lembah Sunyi. Hanya ada dua murid yang selamat dari pembantaian sadis itu, karena mereka sedang diutus ke pesisir selatan.""Sepertinya kau bicara mengigau. Tapi baiklah, kucoba untuk mempercayai kata-katamu. Lalu, bagaimana dengan Resi Wulung Gading sendiri? Apakah dia ikut menjadi korban?"Baraka menggeleng berkesan dingin, "Resi Wulung Gading bertapa di Gua Getah Tumbal. Mungkin sampai sekarang belum mengetahuinya.""Kalau begitu aku harus ke Gua Getah Tumbal untuk memberitahukan hal itu kepada Resi Wulung Gading!" tegas Ki Randu Papak.Tiba-tib

  • Pendekar Kera Sakti   1157. Part 13

    Blaaar...!Sinar hijau itu pecah menjadi lebar, lalu padam seketika. Tubuh Siluman Selaksa Nyawa terpelanting dalam keadaan mengepulkan asap. Kerudung kain hitamnya hangus sebagian. Mulutnya keluarkan darah kental. Matanya menjadi merah bagai digenangi cairan darah. Tongkat El Mautnya menjadi putih bagaikan dilapisi busa-busa salju."Keparat!" gumamnya lirih, lalu ia sentakkan kaki dan lari tinggalkan tempat itu secepatnya. Baraka pun bergegas mengejar, tetapi Sumbaruni segera berseru, "Biar kubereskan dia!" dan perempuan cantik itu segera melesat dengan cepat mengejar Siluman Selaksa Nyawa. Sedangkan Baraka segera berpaling ke belakang untuk melihat siapa orang yang telah selamatkan jiwanya dari serangan lima larik sinar hijau tadi."Oh, kau...!" Baraka terkejut bukan kepalang.Ternyata orang yang melepaskan sinar merah berbentuk lingkaran tadi adalah Raja Hantu Malam, alias Ki Randu Papak."Kau terlambat sedikit, Baraka! Sinar hijau itu harus dib

  • Pendekar Kera Sakti   1156. Part 12

    Bukit itu tidak terlalu tinggi. Tanamannya tidak begitu rimbun. Bagian puncak bukit termasuk datar dan mempunyai tempat yang enak untuk sebuah pertarungan. Rimbunan semaknya tumbuh secara berkelompokkelompok. Dan di salah satu rimbunan semak berdaun lebar itulah Baraka bersembunyi mengintai sebuah pertarungan. Ternyata pertarungan itu adalah pertarungan yang tidak disangka-sangka oleh Baraka. Bukan pertarungan Raja Hantu Malam melawan Dampu Sabang, melainkan pertarungan antara Sumbaruni dengan orang berkerudung kain hitam dan membawa senjata tombak El Maut yang ujungnya mirip sabit.Orang itu adalah tokoh sesat yang diburu-buru oleh Pendekar Kera Sakti selama ini. Dia tak lain adalah Siluman Selaksa Nyawa, yang mempunyai wajah pucat dan dingin.Tentu saja Pendekar Kera Sakti terkejut sekali melihat tokoh sesat itu muncul di bukit tersebut dan lakukan pertarungan dengan Sumbaruni. Apa persoalan mereka, Baraka tidak tahu secara pasti. Tetapi sebagai orang yang sudah bebe

  • Pendekar Kera Sakti   1155. Part 11

    "Jadi... selama ini kaulah yang memberi kabar tentang pemuda-pemuda yang akan diculiknya?""Ya. Karena itu syarat untuk menjadi muridnya.""Kau salah, Sundari. Kau tidak boleh membantu pihak yang sesat seperti Nyai Sedah itu.""Tapi aku ingin memiliki ilmu seperti yang dimilikinya!""Ada jalan lain, tanpa harus membantunya melakukan kejahatan."Sundari kian menangis di sela malam bercahaya rembulan. Baraka mencoba memahami jalan pikiran lugu gadis desa itu. Akhirnya ia bertanya, "Lalu mengapa kau tadi mau dibunuhnya?""Sejak kemarin ia mencarimu, tapi aku tak mau kasih tahu di mana dirimu! Aku takut kau dijadikan korban seperti pemuda lainnya. Lalu, malam ini ia mendesakku lagi, tapi tidak percaya kalau kukatakan bahwa kau ke puncak. Rupanya dia bermaksud serahkan dirimu kepada suaminya, yang juga sebagai gurunya, ia merelakan diperistri oleh suaminya itu hanya untuk dapatkan ilmu-ilmu sakti seperti yang dimilikinya sekarang ini. Tapi menuru

  • Pendekar Kera Sakti   1154. Part 10

    "Dia ke puncak! Carilah di puncak sana!" jawab Sundari dengan rasa marah yang tak mampu dilampiaskan. Tangisnya kian terdengar jelas dari tempat Baraka bersembunyi di atas pohon."Tidak mungkin, Sundari! Aku bukan orang bodoh yang bisa kau bohongi! Kau ingin menjebakku di puncak sana, bukan!""Ttt... tidak!""Kau bohong! Aku jadi muak padamu!"Sreeet...!Orang berkerudung hitam itu mencabut pisau sepanjang dua jengkal dari balik baju hitamnya. Pisau itu hendak ditikamkan ke dada Sundari. Tapi Baraka segera lepaskan pukulan 'Jari Guntur'-nya lewat sentilan tangan.Taaas...!Tenaga dalam yang dilepaskan lewat sentilan tangannya itu tepat kenai pelipis orang berpakaian hitam.Dees...!Orang itu pun tersentak dan terpelanting ke samping bagaikan terkena tendangan kuda binal. Ia berguling-guling tiga kali, lalu cepat ambil sikap berdiri lagi.Wuuut...! Jleeg...!Baraka turun dari atas pohon langsung berhadapan d

  • Pendekar Kera Sakti   1153. Part 9

    Dengan gemuruh kemarahan mulai membakar darah dan menyesakkan dada, Pendekar Kera Sakti segera jejakkan kaki ke tanah dan melesat pergi menuju puncak Gunung Keong Langit itu. ia harus bisa mencapai pondok Raja Hantu Malam sebelum bumi menjadi gelap dan malam pun tiba."Tapi tunggu dulu," katanya sendiri. "Jika benar kata Dul, bahwa pembantaian itu dilakukan pada malam hari, maka ada baiknya aku justru mengintai di dekat pondoknya, apakah ia keluar pada malam hari atau tetap di tempat?"Sampai puncak gunung suasana telah gelap. Hawa dingin begitu mencekam kuat. Namun Baraka berusaha tetap di balik kerimbunan semak, mengawasi pondok Raja Hantu Malam. Berulang kali ia garuk-garuk kepala untuk menghalau hawa dingin yang hadir bersama kabut putih.Untung saja Baraka memiliki Ilmu Angin Es Dan Api ditubuhnya. Seandainya tidak, maka tubuhnya akan berubah menjadi gumpalan salju dan darahnya akan membeku dicekam hawa dingin yang amat tinggi itu. Ilmu Angin Es Dan Api yan

  • Pendekar Kera Sakti   1152. Part 8

    Sukat menimpali kata, "Waktu kami tiba, masih ada yang bertahan hidup dalam luka parah. Dia sempat memberi tahu bahwa musibah ini terjadi dua hari yang lalu. Seseorang telah datang dan mengamuk ganas di sini.""Mana temanmu yang terluka parah itu? Aku ingin menanyainya.""Tidak bisa," jawab Sukat dengan sedih."Hanya menanyakan sesuatu saja.""Tetap tidak bisa.""Kenapa?""Karena dia sudah pergi, nyawanya terbang sebelum siang tiba," jawab Sukat yang berambut cepak dan berwajah cengeng itu. Ia menangis walau tak terdengar suara isakannya."Apakah dia tahu siapa orang yang membantai teman-temanmu ini?"Dul yang menjawab, "Menurut keterangannya, orang itu berjuluk Raja Hantu Malam. Datangnya pada malam hari."Seketika itu alis mata Baraka beradu, dahi berkerut, dan mata menatap tajam, ia sangat terkejut mendengar nama itu disebutkan oleh si Dul. Ia hampir-hampir tidak mempercayainya. Dengan segera napas pun ditarik dan dih

  • Pendekar Kera Sakti   1151. Part 7

    "Siapa namamu, Sobat?" tanya Baraka mengakrabkan diri."Dul," jawabnya singkat tanpa berani memandang."Dul siapa?""Dul ya Dul," jawabnya makin merasa terpojok, ia berhenti menebangi anak bambu dan memasukkan goloknya. Lalu tanpa memandang lagi ia pergi meninggalkan Baraka, ia merasa lebih baik segera tinggalkan tempat itu karena merasa cemas kalau-kalau orang yang tadi dikuntitnya tiba-tiba menyerang ganas.Dalam hatinya mengakui bahwa orang yang dikuntitnya itu ilmunya sangat tinggi, tidak sebanding dengan ilmunya sendiri. Mulanya Dul melangkah pelan-pelan, berlagak santai. Makin lama melirik ke belakang, melihat Baraka masih di tempat memandanginya. Langkahnya sedikit cepat, tapi masih dibuat sesantai mungkin.Lama-lama, wuuut..! ia melarikan diri secepat-cepatnya dan ingin memberitahukan kehadiran Baraka kepada seorang teman.Zlaaap...!Baraka pun cepat tinggalkan tempat, bergerak bagaikan anak panah lepas dari busurnya. Dalam wa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status