Share

224. Part 9

last update Last Updated: 2024-07-01 01:03:54

Sekar Telasih menggeleng-gelengkan kepalanya. Matanya menatap tajam sosok Pendekar Kera Sakti yang telah berdiri di sisi kanan Dewi Cinta Kasih.

"Eyang jangan terkecoh olehnya!" seru gadis berwajah cantik jelita itu. "Aku tak habis mengerti, bagaimana mungkin Eyang bisa begitu saja percaya bila kalung yang dikenakannya adalah kalung 'Permata Dewa Matahari'..." Lagi pula, Ketua Perkumpulan Matahari Merah haruslah seseorang yang memiliki ilmu kesaktian tinggi. Bukankah Eyang melihat sendiri, betapa mudahnya beberapa waktu tadi aku merobohkannya? Pantaskah dia menjadi pemimpin perkumpulan kita?"

Baraka cuma cengar-cengir mendengar ucapan Putri Hati Lurus yang nyerocos panjang bak air hujan mengguyur deras. Melihat sikap si gadis yang begitu ketus, mendadak Baraka teringat pada Kemuning. Di manakah gadis itu sekarang?

"Lihat itu, Eyang!" tambah Putri Hati Lurus. "Kalau dia tak bermaksud mengelabui kita, kenapa dia cuma diam saja? Kenapa dia tak membela diri?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   225. Part 10

    Perlahan kedua tangannya digerak-gerakkan di depan dada. Sementara sepuluh jari tangannya membentuk cakar elang, kaki kanannya digeser setengah tindak ke depan. Lalu..., dari mulutnya terdengar suara menggereng seperti harimau lapar. Disusul pekik nyaring laksana seekor Matahari yang siap menerkam mangsa. Suara pekik si pemuda begitu keras, membuat daun rontok berguguran!Namun sampai beberapa lama, pemuda bertubuh tinggi tegap itu tak berbuat apa-apa. Hanya kedua tangannya yang terus bergerak berputaran di depan dada. Agaknya, dia tengah menghimpun ataupun melatih kekuatan tenaga dalamnya. Seiring waktu yang terus berlalu, sorot mata si pemuda berubah tajam sekali. Kemudian, dari mulutnya keluar suara melengking tinggi. Dan.... Mendadak, dari ujung jari-jari tangan pemuda berambut panjang tergerai itu melesat sepuluh larik sinar merah berkilauan. Melesat luar biasa cepat, dan langsung bergerak melilit batang pohon besar yang berada dua puluh tombak dari hadapan si pemuda!

    Last Updated : 2024-07-02
  • Pendekar Kera Sakti   226. Part 11

    Dan ternyata, ilmu peringan tubuh yang didapat Baraka dari gabungan ilmu peringan tubuh dan Kasutpada Kacarmanya itu dapat menunjukkan kehebatannya. Tendangan gadis bertubuh langsing cuma mengenai tempat kosong. Hanya saja, angin sambarannya sempat membuat rambut Baraka berkibaran dan mata si pemuda pun terasa pedih.Baraka menarik napas lega karena gadis berpakaian putih biru itu tak melanjutkan serangannya. Si gadis cuma berdiri dengan tatapan penuh selidik. Karena gadis itu terus berdiri tak berpindah tempat, dapatlah dilihat dengan jelas bila ternyata dia berparas amat cantik. Bola matanya berbinar bening bagai permukaan telaga yang amat dalam. Hidungnya mancung dengan sebentuk bibir merah alami. Sanggup mempesonakan siapa saja yang memandang. Namun, orang yang hendak berbuat tak baik pastilah akan berpikir dua kali bila melihat sebatang pedang besar yang tersandang di punggung si gadis.Pendekar Kera Sakti berdiri terpaku dalam keterpanaan. Melihat sosok gadis ber

    Last Updated : 2024-07-02
  • Pendekar Kera Sakti   227. Part 12

    "Kau ditanya malah balik bertanya. Hayo! Katakan Ilmu apa yang baru kau tunjukkan tadi!""Hmmm.... Yah! Kalau kujawab, sudilah kau menyebutkan namamu, Nona...," sahut Baraka, tak sadar berkata nakal. Namun, si gadis tak merasa. Wajahnya malah berubah tak seketus tadi."Boleh. Tapi, kau jangan menipu! Aku khawatir Ibuku akan membunuhmu...," desis gadis yang tiba-tiba sikapnya berubah penuh kekhawatiran itu, pelan sekali.Tersenyum senang Pendekar Kera Sakti. Lalu katanya, "Aku tadi menarik tubuhmu dengan 'Tenaga Matahari Merah'...."Tapi tiba-tiba...."Benar dugaanku! Orang yang dapat menguasai 'Tenaga Matahari Merah' kalau tidak sang ketua, pastilah orang jahat yang layak dienyahkan dari muka bumi!"Tersurut mundur Pendekar Kera Sakti mendengar suara keras menyiratkan ancaman itu. Apalagi setelah muncul sesosok bayangan hitam di hadapannya!"Si... siapa kau?" kejut Pendekar Kera Sakti.Sosok orang yang baru datang itu berdiri g

    Last Updated : 2024-07-02
  • Pendekar Kera Sakti   228. Part 13

    "Kurang ajar! Berani masuk ke Tanah Dipertuan Ratu kiranya kau sengaja hendak pamer kekuatan!" geram Bidadari Satu Hati. "Tapi ketahuilah, selama aku berdiam di tempat ini, tak ada satu pun manusia yang mampu menahan pukulanku. Kalau memang kau punya kekuatan hebat, cobalah kau tunjukkan sekali lagi!"Memucat wajah Kusuma Suci seketika. Bidadari Satu Hati tampak melompat lagi dan melancarkan pukulan jarak jauh untuk kedua kalinya. Kusuma Suci hendak berteriak mencegah. Namun, mulutnya terasa terkunci rapat. Untuk apa dia membela Pendekar Kera Sakti? Bukankah dia belum mengenal pemuda itu? Siapa tahu si pemuda memang orang jahat?Pendekar Kera Sakti bisa menguasai 'Tenaga Matahari Merah'. Sementara, Pendekar Kera Sakti nyata-nyata bukan ketua perkumpulan itu. Kalau begitu, si pemuda mendapatkan ilmunya itu dari mencuri!Tapi..., benarkah demikian? Kenapa Kusuma Suci amat tak menyukai tindakan ibunya yang menyerang Pendekar Kera Sakti? Mungkinkah ada satu alasan l

    Last Updated : 2024-07-03
  • Pendekar Kera Sakti   229. Perkumpulan Matahari Merah

    “KITA berhenti dulu! Ada orang usil mengikuti kita!" seru seorang nenek berpakaian putih penuh tambalan, seraya menghentikan kelebatan tubuhnya. Gadis cantik berusia dua puluh tahun yang berkelebat di belakang bayangan nenek berkulit putih itu langsung menghentikan kelebatan tubuhnya pula. Kening si gadis kontan berkerut rapat. Kalau benar apa yang dikatakan si nenek, kenapa telinganya tak menangkap suara-suara yang mencurigakan."Aku tak mendengar apa-apa, Nek,..," cetus gadis bertubuh tinggi semampai yang mengenakan pakaian putih berkembang-kembang. Paras gadis itu cantik sekali. Rambutnya yang hitam panjang diikat dengan ikatan berupa penjepit emas, sebagian dibiarkan tergerai ke bahu. Kecantikan si gadis semakin terpancar karena dia memiliki bola mata yang bening dan bersinar bak bintang kejora. Menilik garis-garis wajahnya, dapat dipastikan bila dia tak lain si Putri Hati Lurus; Sekar Telasih. Dan, nenek berusia delapan puluh tahun yang berada di dekatnya adalah si

    Last Updated : 2024-07-03
  • Pendekar Kera Sakti   230. Part 2

    Dan kini, dia keluar dari tempat tinggalnya hanya dengan satu tujuan, yaitu mencari kabar berita perihal seorang pendekar muda yang bergelar Pendekar Kera Sakti. Namun belum seberapa jauh melakukan perjalanan, Pujangga Kramat melihat kelebatan tubuh Kembang Andini bersama cucunya. Meski Kembang Andini berkelebat cepat sekali, Pujangga Kramat masih dapat melihat jelas bagaimana raut wajah si nenek. Sehingga, Pujangga Kramat terus menguntit untuk membuktikan kebenaran penglihatannya sendiri."He he he...," si kakek malah tertawa terkekeh-kekeh mendengar kata-kata kasar Sekar Telasih. "mataku walau kabur sudah, bisa melihat aku masih bila kau tulang bagus memiliki. Kau berbakat amat mendalami silat ilmu. kasih Terima. Terima kasih. Bolehlah punya sifat kau ketus karena memang punya kau kepandaian yang diandalkan cukup bisa. kasih Terima. kasih Terima. Kau mengatakan telah bila nenek itu memang Andini Kembang. Hmmm.... kasih Terima sekali.... Jadi, mataku pandangan masih dapat di

    Last Updated : 2024-07-03
  • Pendekar Kera Sakti   231. Part 3

    Tapi.... "Tunggu! sudah Aku ingat!" seru Pujangga Kramat, memaksa Kembang Andini dan Sekar Telasih mengurungkan niatnya untuk meninggalkan tempat."Apa? Cepat katakan!" bentak Sekar Telasih, galak sekali"Ya! Ya! Tapi, bukan aku bertanya hendak Anak kepadamu Manis. Aku bertanya mau pada itu nenekmu...," sahut Pujangga Kramat."Jangan mengulur waktu lagi, Turangga! Bertanyalah!" sergap Sekar Telasih, keras membentak.Sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal, Pujangga Kramat menatap wajah Kembang Andini lekat-lekat. Lalu berkata, "Aku pemuda mencari seorang. Dia Baraka bernama. tampan Wajahnya sekali. Namun, amat lugu dia juga. Pernahkah melihat kau pemuda itu? Di dia mana?"Terperanjat Kembang Andini mendengar ucapan si kakek. Begitu kagetnya dia, sampai-sampai mulutnya ternganga lebar beberapa lama."Eh! kenapa Kau? Aku bertanya cuma. Kenapa air berubah mukamu seperti kesurupan orang?""Be... benarkah kau mencari pemuda bergelar Pend

    Last Updated : 2024-07-04
  • Pendekar Kera Sakti   232. Part 4

    "Jahanam! Licik sekali kau!" geram Bidadari Satu Hati menyangka Pendekar Kera Sakti menebarkan obat perangsang. "Kau tampak begitu bodoh, tapi ternyata kau lebih berbahaya daripada yang kuduga""Eh! Eh! Kenapa?" sahut Pendekar Kera Sakti yang belum menyadari keadaan. "Aku! tak mau bertempur denganmu. Soal 'Tenaga Benang Merah', lain kali saja ku jelaskan. Biarkan aku pergi dari sini....""Silakan pergi, tapi tinggalkan nyawamu dulu!" sergap Bidadari Satu Hati seraya meloncat menerjang. Terpaksa Pendekar Kera Sakti harus meladeni meski dia tak mau membuat cedera. Pertarungan seru segera berlangsung kembali. Namun, kali ini pertempuran jadi tak seimbang. Bidadari Satu Hati harus menahan napas kalau tak ingin dirinya semakin dipengaruhi nafsu gairah yang bisa mengganggu akal pikiran. Karena itulah dia jadi tak leluasa. Kehebatan tusukan ataupun babatan pedangnya banyak berkurang. Dan karena tak mungkin terus menerus menahan napas, akhirnya semakin banyak aroma harum kayu

    Last Updated : 2024-07-04

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status