Share

1202. Part 13

last update Last Updated: 2025-04-01 01:01:17

Claaap...!

Dungu Dipo lepaskan pukulan pelumpuh urat berwarna kuning dari telapak tangannya. Sasarannya ke arah Palupi. Tapi selarik sinar kuning itu dihadang oleh Baraka dengan suling mustikanya.

Traaap...! Sinar kuning itu membentur suling mustika, dan membias balik ke arah penyerangnya. Dungu Dipo kaget dan segera lompat bersalto ke belakang. Sinar kuning itu menghantam pohon.

Duur...! Pohon berguncang, daunnya banyak yang gugur, tapi tidak mengalami perubahan apa-apa. Dungu Dipo segera berkelebat dalam satu lompatan ke arah Baraka. Lalu dari mulutnya disemburkan napas yang menghentak kuat.

Wuuuss...!

Hawa panas yang mampu melelehkan besi mendekati Baraka. Dengan cepat Pendekar Kera Sakti kibaskan Suling Naga Krishnanya ke depan.

Wuuuss...!

Angin deras bagaikan badai topang terhempas dari kibasan Suling Naga Krishna itu, membuat angin panas menyebar balik ke arah Dungu Dipo.

"Hiaaah...!"

Dungu Dipo sentakkan kedua tan

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   1203. Part 14

    "Agaknya mereka orang-orang Muara Singa," pikir Baraka sambil memperhatikan semua orang di situ menggenggam senjata dalam keadaan lemas. Mereka menggeliat-geliat pelan bagaikan ular keberatan badan. Mata mereka ada yang terpejam, ada yang terbuka sayu. Erangan mereka sangat lirih, bagaikan sedang menunggu ajal tiba."Jika hanya dengan pukulan, tak mungkin mereka mempunyai ciri luka yang sama: wajah membiru, mulut berbusa darah, rambut mereka sebagian rontok. Pasti mereka habis lakukan pertarungan dan terkena racun. Entah racun apa dan bagaimana cara kerjanya," pikir Pendekar Kera Sakti setelah menggaruk kepalanya. "Tapi agaknya aku belum terlambat. Masih bisa sembuhkan mereka dari racun itu."Maka, Baraka pun mengobati mereka dengan hawa ‘Kristal Bening’ miliknya kepada orang yang bertubuh gemuk dan matanya sedang terbeliak-beliak bagaikan sekarat. Orang muda yang bertubuh agak gemuk itu dari mulutnya sempat keluar suara lirih, "Tandu.... Terbang...."

    Last Updated : 2025-04-01
  • Pendekar Kera Sakti   1204. Part 15

    Ternyata Batu Sampang sudah cabut pedangnya pada saat bersalto tadi. Pedang itu ditebaskan untuk membelah kepala Pendekar Kera Sakti. Tapi dengan cepat Baraka silangkan Suling Naga Krishnanya ke atas kepala dengan disangga dua tangannya. Akibatnya pedang itu menghantam pedang mustika yang seperti menghantam besi baja."Pedang itu punya isi juga rupanya," pikir Baraka. "Pedang itu tidak rusak atau rompal seperti pedang lainnya. Pedang itu masih utuh dan tubuhku tadi seperti disiram air panas dalam sekejap ketika suling mustika beradu dengan pedangnya. Hmm...! Agaknya ia seorang prajurit negeri Muara Singa yang diandalkan untuk lakukan penyerangan terhadap lawan siapa saja. Aku tak boleh lengah sedikit pun. Ia mempunyai jurus-jurus yang dibarengi oleh gerakan sangat cepat. Hampir saja aku tadi mati terbelah oleh pedangnya!""Hiaaaah...!" Batu Sampang tampak buas. Ia menyerang lagi dengan satu lompatan pendek, namun pedangnya segera berkelebat membabat sekujur tubuh Barak

    Last Updated : 2025-04-02
  • Pendekar Kera Sakti   1205. Part 16

    Baraka manggut-manggut, lalu bergegas mengobati mereka yang terkapar menunggu ajal. Namun dalam hati Baraka segera berkata, "Setelah kuperhatikan, ternyata racun ini bukan untuk mematikan, namun untuk melukai saja. Sebenarnya tanpa ku obati, mereka dapat sembuh walau agak lama. Kulihat warna biru di wajah beberapa orang sudah tampak memudar. Agaknya orang yang memiliki racun ini bermaksud melukai saja, tidak punya niat mematikan mereka. Hmm... kenapa begitu? Apakah karena Tandu Terbang hanya punya racun seperti itu, dan tak punya racun jenis lain yang mematikan lawannya?"Sedikit demi sedikit mereka mulai sadar, tapi rambut mereka sudah telanjur banyak yang berguguran. Bahkan kepala mereka ada yang sudah menjadi botak di bagian tengahnya. Keganasan racun itu hanya berakibat merontokkan rambut dan melemahkan peredaran darah, termasuk jantung dan paru-paru mereka. Tapi tidak sampai merusak separah dugaan semula."Kasihan, kepalamu sampai botak selicin ini, Teman," kata B

    Last Updated : 2025-04-02
  • Pendekar Kera Sakti   1206. Part 17

    "Aku hanya pernah dengar julukan itu, dan pernah dengar cerita kehebatan si Tandu Terbang dari mulut orang-orang di kedai. Tapi aku belum pernah jumpa dengan si Tandu Terbang sendiri. Kusarankan, hati-hatilah jika jumpa dengannya. Karena Tandu Terbang orang berilmu tinggi. Konon ia muridnya Pendita Arak Merah berasal dari Tibet."Kembali sang Pendekar Kera Sakti terperanjat, ia pernah mendengar nama Pendita Arak Merah dari Tibet, sehingga ia pun berkata, "Kalau begitu, Tandu Terbang adalah saudara seperguruan dengan Sri Maharatu dari Pulau Dadap!""Mungkin saja! Aku pernah dengar nama Sri Maharatu, tapi tidak tahu dari mana asal-usulnya dan siapa gurunya."Baraka hanya manggut-manggut. Ia tak mau katakan bahwa Sri Maharatu, yang kondang sebagai murid Pendita Arak Merah dari Tibet itu sudah mati di tangannya dengan jurus 'Yudha'. Baraka sengaja sembunyikan cerita itu agar tidak berkesan sombong di hadapan siapa saja.Setelah berpisah dengan rombongan Batu

    Last Updated : 2025-04-03
  • Pendekar Kera Sakti   1207. Part 18

    "O, jadi selama lima tahun kau menghilang karena kau belajar lagi perdalam ilmu silatmu! Hmm...! Kau tak tahu kalau aku pun perdalam ilmu silatku, sehingga tak mudah merobohkan orang lain!"Baraka geleng-geleng kepala. "Dirobohkan orang lain, diganti merobohkan orang lain. Padahal artinya jauh berbeda!" pikirnya sambil santai setelah menggaruk-garuk kepala.Baraka ada di atas pohon, duduk di sebuah dahan kekar dalam satu sisi sungai yang sama dengan mereka, ia sengaja tidak ikut campur, karena ingin melihat seberapa tinggi ilmu perempuan yang tadi dipanggil Dungu Dipo dengan nama julukan Hantu Tari itu.Perempuan itu perdengarkan suaranya, "Sekalipun tubuhku sudah kembali mulus berkat ramuan dari guruku, tapi dendamku masih belum mulus dan tetap menuntut pembalasan padamu. Tak peduli kau sekarang menjadi orang penting di negeri Muara Singa, persoalan kita tetap persoalan pribadi!""Kulayani apa maumu. Tapi jangan salahkan diriku jika nyawamu tercabut oleh

    Last Updated : 2025-04-03
  • Pendekar Kera Sakti   1208. Part 19

    "Persetan dengan permintaan maafmu!" geram Hantu Tari dengan suara berat. "Kau berhutang satu jurus padaku! Akan kubalas kalau luka ini telah sembuh! Tunggu, tak akan lama kita pasti bertemu dan kau harus bayar hutangmu ini!"Weess...!Setelah bicara begitu, Hantu Tari larikan diri dengan menahan luka di dadanya. Pendekar Kera Sakti tak sempat menahan gerakan Hantu Tari. Tapi pikirnya, memang tak ada perlunya menahan Hantu Tari, sebab ia tak punya persoalan dengan perempuan itu. Namun kepada Dungu Dipo, ia punya persoalan sendiri, yaitu sebagai calon tamu di tempat Dungu Dipo mengabdikan dirinya. Jika Baraka lakukan penyelamatan terhadap Dungu Dipo, hal itu disebabkan karena ia ingin menjalin persahabatan dengan pihak Dungu Dipo, terutama dengan ratu gustinya. Sebab dengan menjalin persahabatan itulah, Baraka berharap dapat mengetahui rahasia pedang pusaka yang konon disimpan oleh gadis gila di sebuah gua di Bukit Tungkai.Baraka membawa Dungu Dipo ke tempat ker

    Last Updated : 2025-04-04
  • Pendekar Kera Sakti   1209. Part 20

    "Apakah Palupi menjadi gila juga karena pukulan beracunnya Hantu Tari!" pikir Baraka kala ia bersembunyi di balik pohon besar berbatang pipih, menyerupai bilik-bilik dinding."Tak ada salahnya jika ia kulumpuhkan dulu walaupun terluka, tapi harus segera kutolong agar nyawanya tak terlanjur melayang."Selagi Baraka berpikir, tiba-tiba ia mendengar suara jeritan seorang wanita."Aaaah...!"Baraka tersentak kaget. "Itu suara Palupi! Ya, pasti Palupi!" Dan Baraka pun segera sentakkan kaki, pergunakan ilmu peringan tubuhnya untuk melesat dengan cepat melebihi anak panah.Zlaaap...! Dalam sekejap ia sudah berada di tempat yang datar, di sana ia melihat Palupi sedang dikejar-kejar Dungu Dipo. Bahkan sebuah pukulan bertenaga dalam tinggi dilepaskan oleh Dungu Dipo ke arah punggung Palupi yang berlari-lari ketakutan itu.Claap...! Sinar merah dari tangan kiri Dungu Dipo melesat cepat menghantam Palupi. Tapi Pendekar Kera Sakti bergerak lebih cepat la

    Last Updated : 2025-04-04
  • Pendekar Kera Sakti   1210. Part 21

    "Sial! Cepat sekali gerakan si bayangan hitam tadi. Jangan-jangan memang benar, Siluman Selaksa Nyawa yang membawanya pergi dan masuk ke alam gaib! Ah, sudahlah! Biarkan dulu si Dungu Dipo. Aku perlu menanyakan beberapa hal kepada Palupi! Gadis itu hampir saja cedera karena tingkahnya yang membuatnya jatuh dari pohon. Untung segera berhasil kusambar kembali!" sambil menggumam begitu, Baraka bergegas kembali ke tempat di mana ia tinggalkan si gadis gila itu.Tetapi alangkah kecewanya hati Pendekar Kera Sakti setelah sampai tempat semula, ternyata Palupi sudah tidak ada di tempat. Matanya memandang sekeliliing, bahkan sempat naik ke atas pohon dan memeriksa alam sekitar dari sana. Gadis gila itu tidak terlihat sedang melarikan diri ke suatu tempat. Baraka menjadi cemas dan berkata dalam hatinya, "Jangan-jangan dia ikut dibawa lari oleh Siluman Selaksa Nyawa? Ah, kacau sekali pikiranku. Mereka lenyap begitu saja, seperti ditelan bumi. Apakah benar orang berpakaian serba hitam ta

    Last Updated : 2025-04-05

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

  • Pendekar Kera Sakti   1250. Part 17

    Tubuh Pangkas Caling tak kelihatan setelah terjadi kilatan cahaya terang warna ungu akibat benturan tadi. Tubuh kedua pendeta itu terjungkal lima langkah dari jarak tempat berdiri mereka tadi. Hidung mereka sama-sama keluarkan darah, dan wajah mereka sama-sama menjadi pucat. Mereka sendiri tak sangka kalau akan terjadi ledakan sedahsyat itu."Jantung Dewa, apakah kita masih hidup atau sudah di nirwana?""Kukira kita masih ada di bumi, Mata Lima," jawab Pendeta Jantung Dewa dengan suara berat dan napas sesak. Getaran bumi terhenti, angin membadai hilang. Gemuruh bebatuan yang longsor bersama tanahnya pun tinggal sisanya. Kedua pendeta itu sudah tegak berdiri walau sesak napasnya belum teratasi. Tapi pandangan mata para orang tua itu sudah cukup terang untuk memandang alam sekitarnya.Pada waktu itu, keadaan Rajang Lebong yang sudah mati ternyata bisa bernapas dan bangkit lagi. Sebab sebelum Pangkas Caling menyerang, terlebih dulu meludahi wajah Rajang Lebong. Tet

  • Pendekar Kera Sakti   1249. Part 16

    Bersalto di udara dua kali masih merupakan kelincahan yang dimiliki orang setua dia. Kini keduanya sudah kembali mendarat di tanah dan langsung menghadang lawannya, tak pedulikan sinar kuning tadi kenai pohon itu langsung kering dari pucuk sampai akarnya."Rajang Lebong dan Pangkas Caling, mau apa kalian menyerang kami!" tegur Pendeta Jantung Dewa dengan kalem. Senyum Pangkas Caling diperlihatkan kesinisannya, tapi bagi Pendeta Jantung Dewa, yang dipamerkan adalah dua gigi taring yang sedikit lebih panjang dari barisan gigi lainnya. Pangkas Caling menyeringai mirip hantu tersipu malu.Sekalipun yang menyeringai Pangkas Caling, tapi yang bicara adalah Rajang Lebong yang punya badan agak gemuk, bersenjata golok lengkung terselip di depan perutnya. Beda dengan Pangkas Caling yang bersenjata parang panjang di pinggang kirinya."Kulihat kalian berdua tadi ada di Bukit Lajang!""Memang benar!" jawab Pendeta Jantung Dewa. Tegas dan jujur."Tentunya kalian

  • Pendekar Kera Sakti   1248. Part 15

    RESI Wulung Gading mengatakan, bahwa Seruling Malaikat tidak mempunyai kelemahan. Satu-satunya cara menghadapi Seruling Malaikat adalah, "Jangan beri kesempatan Raja Tumbal meniup Seruling itu!"Pendekar Kera Sakti punya kesimpulan, "Harus menyerang lebih dulu sebelum diserang. Karena jika Raja Tumbal diserang lebih dulu, maka ia tidak punya persiapan untuk meniup serulingnya. Syukur bisa membuat dia tidak punya kesempatan untuk mengambil pusaka itu!Itu berarti Baraka harus lakukan penyerangan mendadak ke Lumpur Maut. Padahal ia tidak mengetahui di mana wilayah Lumpur Maut. Maka, hatinya pun membatin, "Aku harus minta bantuan Angin Betina! Di mana perempuan itu sekarang?"Pendekar Kera Sakti dihadapkan pada beberapa persoalan yang memusingkan kepala. Pertama, ia harus mencari di mana Angon Luwak, agar Pedang Kayu Petir yang ada di tangan anak itu tidak jatuh ke tangan orang sesat. Kedua, ia harus temukan Delima Gusti dan memberi tahu tentang siasat Raja Tumbal

  • Pendekar Kera Sakti   1247. Part 14

    Diamnya Baraka dimanfaatkan oleh Angin Betina untuk berkata lagi, "Aku suka padamu, dan berjanji akan melindungimu!""Berani sekali kau berkata begitu padaku. Apakah kau tak merasa malu, sebagai perempuan menyatakan isi hatimu di depanku?""Aku lebih malu jika kau yang menyatakan rasa suka padaku lebih dulu!""Aneh!" Baraka tertawa, tapi tiba-tiba Angin Betina menyentak lirih, "Jangan tertawa!""Kenapa" Aku tertawa pakai mulutku sendiri!""Tawamu makin memancing gairahku," jawabnya dalam desah yang menggiring khayalan kepada sebentuk kehangatan. Baraka hanya tersenyum, matanya sempat melirik nakal ke dada Angin Betina. Perempuan itu pun berkata lirih lagi, "Jangan hanya melirik kalau kau berani! Lakukanlah! Tunjukkan keberanianmu sebagai seorang lelaki yang mestinya mampu tundukkan wanita sepertiku!"Baraka kian lebarkan senyum dan menggeleng. "Tidak. Anggap saja aku pengecut untuk urusan ini! Selamat tinggal!"Zlaaap...! Weesss...!

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status