Share

1210. Part 21

last update Last Updated: 2025-04-05 01:01:32

"Sial! Cepat sekali gerakan si bayangan hitam tadi. Jangan-jangan memang benar, Siluman Selaksa Nyawa yang membawanya pergi dan masuk ke alam gaib! Ah, sudahlah! Biarkan dulu si Dungu Dipo. Aku perlu menanyakan beberapa hal kepada Palupi! Gadis itu hampir saja cedera karena tingkahnya yang membuatnya jatuh dari pohon. Untung segera berhasil kusambar kembali!" sambil menggumam begitu, Baraka bergegas kembali ke tempat di mana ia tinggalkan si gadis gila itu.

Tetapi alangkah kecewanya hati Pendekar Kera Sakti setelah sampai tempat semula, ternyata Palupi sudah tidak ada di tempat. Matanya memandang sekeliliing, bahkan sempat naik ke atas pohon dan memeriksa alam sekitar dari sana. Gadis gila itu tidak terlihat sedang melarikan diri ke suatu tempat. Baraka menjadi cemas dan berkata dalam hatinya, "Jangan-jangan dia ikut dibawa lari oleh Siluman Selaksa Nyawa? Ah, kacau sekali pikiranku. Mereka lenyap begitu saja, seperti ditelan bumi. Apakah benar orang berpakaian serba hitam ta

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   1211. Part 22

    Ketika Tandu Terbang melayang dengan pedangnya, Hantu Tari menangkis menggunakan trisula emasnya.Trang...! Lalu kakinya menendang bagian bawah kayu pemikul.Daahg...! Tendangan bertenaga dalam tinggi itu membuat tandu berjungkir balik di udara, tapi tak membuat rusak keadaan penutupnya. Penghuni tandu pun tidak terlempar keluar dan, ketika diam di tempat, tandu itu sudah dalam keadaan seperti semula.Kedua kayu pemikulnya menghadap ke arah Hantu Tari. Keadaan tandu itu tidak menyentuh tanah, mengambang di udara tanpa bergerak, seakan menunggu serangan lawan selanjutnya."Jika bukan orang berilmu tinggi yang ada dalam tandu itu, tak mungkin ia bisa gerakkan tandu itu dan diam dalam keadaan melayang di udara," pikir Pendekar Kera Sakti. "Benar-benar tinggi ilmu si penghuni tandu itu. Sri Maharatu pun kalah tinggi ilmunya dengan orang dalam tandu. Aku yakin, pasti Pendita Arak Merah sendiri yang menghuni tandu tersebut."Tiba-tiba terdengar suara Han

    Last Updated : 2025-04-05
  • Pendekar Kera Sakti   1212. RATU NEGERI MUARA SINGA

    TIBA-TIBA sesosok tubuh kurus sudah berdiri di belakang tandu. Sesosok tubuh kurus itu miiik seorang nenek berambut putih dengan rambut disanggul sebagian. Wajahnya kempot, kulitnya keriput, matanya cekung, namun mempunyai pandangan yang tajam.Nenek itu kenakan jubah merah muda yang sudah kusam dengan pakaian dalam warna hitam. Nenek itu masih tegak walau usianya diperkirakan sekitar sembilan puluh tahun lebih, ia mengipas-ngipas diri dengan kipas warna hitam bertepian garis kuning emas. Di bagian tengah kipasny aterdapat lukisan seekor burung murai.Rupanya nenek itu mendengar suara lawan bicaranya sehingga tahu-tahu ia menjawab, "Benar! Tak salah dugaanmu, Tandu Terbang. Akulah yang bernama Nyai Paras Murai, guru dari Hantu Tari!"Lalu, nenek itu diam beberapa saat bagai mendengar suara, setelah itu terdengar berkata bagaikan menjawab sebuah pertanyaan, "Tak peduli apa urusanmu dengan muridku, tapi aku tak rela jika muridku kau lukai begitu! Aku berhak membel

    Last Updated : 2025-04-06
  • Pendekar Kera Sakti   1213. Part 2

    "Dungu Dipo ada di sana? Hmm... siapa orang yang sedang diserangnya itu?" pikir Baraka sambil kian mendekati tempat pertarungan Dungu Dipo melawan tokoh tua berpakaian serba hitam. Rambutnya masih tampak hitam pekat walau wajahnya mencerminkan usia di atas sembilan puluh tahun. Tubuh kurus yang terbungkus baju jubah hitam itu masih mampu bergerak lincah, walau pada akhirnya terjungkal karena tendangan kaki Dungu Dipo yang mempunyai hentakan tenaga dalam dan membuat tubuh lawannya terpental sebelum kaki menyentuh tubuh itu."Bahaya! Dungu Dipo masih ganas saja. Pengaruh 'Racun Murka' belum hilang dari jiwanya, ia masih kelihatan bernafsu membunuh siapa saja, termasuk lawannya itu. Tapi... bukankah lawannya itu yang tadi kulihat berkelebat menyambarnya? Pakaiannya hitam, rambutnya panjang dan hitam, kulitnya pun tergolong hitam. Jangan-jangan memang orang itu yang tadi menyambar Dungu Dipo?"Dalam satu kesempatan, Dungu Dipo melihat lawannya yang tua terkulai lemas dan m

    Last Updated : 2025-04-06
  • Pendekar Kera Sakti   1214. Part 3

    Ketika orang tua itu mendengar nama Baraka dan gelarnya;Pendekar Kera Sakti, maka rasa heran itu pun lenyap dari hatinya."Pantas kalau kau bisa lakukan hal-hal seperti itu, ternyata kau si Pendekar Kera Sakti, muridnya Setan Bodong!" katanya ketika itu, dan Baraka hanya tersenyum ramah, tanpa kelihatan membusungkan dada atas kesaktiannya.Hubungan mereka bertiga menjadi baik. Bahkan Ki Palaran sempat menceritakan siapa Hantu Tari dan Nyai ParasMurai itu."Paras Murai adalah bekas kekasihku," kata Ki Palaran agak malu-malu, namun masih kelihatan ketegasan dan kewibawaannya. "Kami tak jadi melanjutkan hubungan cinta karena orangtua kami saling bermusuhan. Walau sekarang aku dan Paras Murai sudah sama-sama tidak mempunyai orangtua, namun hubungan cinta sudah telanjur putus dan sepertinya kami sama-sama enggan menyambung kembali di usia setua ini."Dungu Dipo masih bersandar di pohon sambil duduk melonjor seakan menunggu pulihnya tenaga yang terkuras habis k

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pendekar Kera Sakti   1215. Part 4

    "Takut kurang jelas bagimu. Tapi setahumu..., eh... setahuku, gadis gila itu tak ada hubungannya dengan Ratu Gustiku, sebab kami mengetahui gadis itu baru beberapa hari yang lalu, yaitu ketika ia berteriak-teriak di depan pintu gerbang mengatakan akan menjual Pedang Kayu Petir kepada siapa saja yang mau membelinya. Gadis itu segera diusir oleh penjaga pintu gerbang. Penjaga pintu gerbang sempat bocor kepalanya karena dilempar batu oleh gadis gila itu. Ratu Gusti Purnama Laras mendengar teriakan gadis gila yang menawarkan Pedang Kayu Petir, lalu menyuruh kami untuk menghadapkan gadis itu. Tapi... gadis itu malah lari sehabis melukai kepala si penjaga pintu gerbang. Kami ditugaskan mencari dan membawanya pulang ke Muara Singa. Hanya itu yang kau tahu, eh... yang kutahu tentang gadis tersebut.""Apakah ceritamu itu bisa kupercaya?"Dungu Dipo diam sejenak, lalu angkat bahu, "Terserah padamu. Aku tidak memaksamu untuk mempercayai ceritaku. Karenanya kusarankan agar kau tem

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pendekar Kera Sakti   1216. Part 5

    "Jangan katakan bahwa kau pernah bertemu dengan gadis gila itu," kata Dungu Dipo.Kata-kata itu membuat Baraka menjadi heran dan menaruh curiga, sehingga meluncurlah pertanyaan dari mulutnya, "Mengapa begitu? Apa akibatnya jika kuceritakan tentang hal yang sebenarnya kualami bersama Palupi?""Pokoknya jangan ceritakan soal Palupi. Berlagaklah pura-puratidak bertemu dengan gadis gila itu. Aku takut Ratu Gustiku akan menaruh curiga padamu, Baraka. Dikiranya kau telah berhasil memiliki Pedang Kayu Petir."Baraka hanya tersenyum dan manggut-manggut. Sebenarnya jika Pendekar Kera Sakti tidak berbelok arah untuk saksikan pertarungan Dungu Dipo dengan Palupi, ia dapat jumpai pertarungan hebat antara Nyai Paras Murai. Tandu Terbang berhasil mendesak Nyai Paras Murai, sehingga hampir-hampir Hantu Tari hancur menjadi sasaran pukulan tenaga dalam yang dilancarkan dari dalam tandu. Untung Nyai Paras Murai cepat-cepat lindungi muridnya, hingga punggungnya menjadi sasaran tel

    Last Updated : 2025-04-08
  • Pendekar Kera Sakti   1217. Part 6

    "Kurasa ada baiknya kutemui Ratu Purnama Laras untuk meminta perlindungan! Di sana aku bisa sembuhkan luka Hantu Tari sebelum ajal menyambutnya lebih dulu. Aku yakin, penguasa Muara Singa tak keberatan jika aku dan Hantu Tari memohon perlindungan dari kejaran Tandu Terbang, toh Hantu Tari masih punya hubungan keluarga dengan penguasa Muara Singa itu!"Tanpa rasa ragu sedikit pun, Nyai Paras Murai bergegas lanjutkan perjalanannya ke arah barat sambil memanggul Hantu Tari dipundak kirinya. Gerakan cepat itu tiba-tiba terhenti karena kemunculan dua orang berpakaian biru dengan ikat kepala merah dan hijau. Dua orang berbadan tegap itu muncul dari balik kerimbunan semak ilalang yang tumbuh di bawah pohon beringin putih."Penjaga tapal batas!" gumam Nyai Paras Murai pelan sekali, tak terdengar oleh dua orang tersebut, karena jaraknya masih tujuh langkah ke depan.Keduanya kini melangkah tiga tindak, lalu yang seorang menyapa dengan sikap tegas, "Nyai Paras Murai! Aku

    Last Updated : 2025-04-08
  • Pendekar Kera Sakti   1218. Part 7

    Zlaaap...!Sebatang anak panah diarahkan padanya, dan bergerak cepat menuju punggung sang nyai. Namun gerak nalurinya cukup tinggi. Tangannya cepat menyambar kipas dari pinggang, lalu tubuhnya berputar sambil kibaskan kipas ke samping dalam keadaan terbuka.Wuuuut...! Weeesss...!Hembusan angin kencang membuat anak panah yang sedang menuju ke arahnya menjadi berbelok arah dan mengenai dinding bangunan lain.Traak...! Anak panah itu patah bagian ujungnya karena menghantam dinding."Pencuri! Pencuri masuk! Awaaas...! Pencuri masuk!" teriak penjaga di atas benteng yang gagal memanah Nyai Paras Murai. Teriakan itu segera diteruskan oleh penjaga lainnya, lalu beberapa penjaga segera berhamburan mengepung Nyai Paras Murai dengan senjata terhunus.Batu Sampang segera muncul dari serambi Istana. Dengan berdiri di anak tangga keenam, Batu Sampang pandangi Nyai Paras Murai yang tampak tak pedulikan kepungan para pengawal istana itu. Mata Nyai Paras Mu

    Last Updated : 2025-04-09

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1237. Part 4

    Baraka memandang dengan sengaja tak berkedip supaya kelihatan sedang meneropong mata dan membaca pikiran wanita itu. Si wanita mulai tertarik dan mendesak pertanyaan, "Kalau kau memang peramal, sebutkan nama guruku!""Hmmm... gurumu adalah Nini Pancungsari, orang berilmu tinggi yang punya dendam dengan tokoh sakti bernama Raja Hantu Malam!"Angin Betina mulai semakin tertarik dengan gerak mata yang sedikit melebar tanda terperanjat. Padahal semua keterangan itu sudah diperoleh Baraka jauh sebelum ia bertemu dengan Angin Betina."Apa kau tahu siapa pembunuh guruku?""Hmmm... ya, tahu! Tapi berbeda dengan alam pikiranmu.""Jelaskan!""Gurumu bertarung melawan Raja Hantu Malam, bekerja sama dengan Sri Maharatu. Mereka berhasil membunuh Raja Hantu Malam, gurumu mengambil kalung pusaka Raja Hantu Malam, sedangkan Sri Maharatu mengambil pusaka Cambuk Getar Bumi. Tapi Sri Maharatu orang kejam. Gurumu dipakai bahan percobaan kesaktian cambuk itu. Sr

  • Pendekar Kera Sakti   1236. Part 3

    Pendekar Kera Sakti hanya meraba kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dan bisa dilakukan oleh para tokoh tua. Diam-diam dia mempunyai kecemasan walau kecil sekali. Kecemasan itu berupa bayangan kesaktian Raja Tumbal jika pedang maha sakti itu tak jadi diberikan kepada orangtua Delima Gusti. Menurut Baraka, kesaktian Raja Tumbal akan semakin berlipat ganda; punya pedang maha sakti dan Seruling Malaikat.Siapa orangnya yang bisa mengalahkan dua pusaka dalam satu tangan itu"Baraka sempatkan diri berhenti sejenak. Tanpa terasa, perutnya terdengar mengeluarkan suara aneh.“Ah... sudah lapar aku” membatin Baraka, rupanya karena ruwetnya apa yang saat ini dipikirkannya, sampai Baraka lupa mengisi tenaganya. Gagasan yang terlintas adalah singgah di desa Pucangan, karena desa itulah yang terdekat dari tempatnya berhenti."Aku akan mampir ke kedainya Ki Rosowelas dan mengisi perut di sana. Sekalian ingin melihat kabarnya Sundari, anak gadis Ki Ros

  • Pendekar Kera Sakti   1235. Part 2

    Mereka tiba di padepokan sang Resi ketika matahari mulai bergeser ke barat. Cahayanya masih terang benderang. Kedatangan mereka disambut oleh dua murid sang Resi yang luput dari pembantaian Dampu Sabang. Kedua orang itu adalah Dul dan Sukat."Guru tidak ada di tempat," kata Sukat"Ke mana beliau?""Pergi ke Bukit Kayangan," jawab Dul."Ke Bukit Kayangan!" Baraka berkerut dahi."Ya. Beliau ingin temui seorang tokoh sakti di sana bergelar si Setan Bodong!" kata Sukat tanpa menyadari bahwa yang diajak bicara adalah murid si Setan Bodong. Hal itu membuat Delima Gusti memandangi ke arah Baraka, sebab ia tahu bahwa Baraka adalah murid si Setan Bodong. Tapi karena Baraka berpikir beberapa saat, maka Delima Gusti pun segera ajukan tanya kepada Sukat."Kapan beliau pulang kemari?""Menurut hitungan, hari ini Guru pulang. Mungkin sedikit sore baru tiba.""Kalau begitu begini saja," kata Baraka kepada Delima Gusti. "Kau tunggu sang Resi d

  • Pendekar Kera Sakti   1234. Seruling Malaikat

    BARAKA terpaksa menemani Delima Gusti dalam perjalanan ke Lembah Sunyi, untuk menemui Resi Wulung Gading. Hal itu dilakukan Baraka demi memperoleh keterangan sejelas-jelasnya dari Delima Gusti tentang kebenaran kata-katanya itu. Sebab, hati Pendekar Kera Sakti kini diliputi kecemasan yang tersembunyi. Jika benar Pedang Kayu Petir akan dijadikan maskawin bagi Raja Tumbal untuk melamar Delima Gusti, itu berarti Pedang Kayu Petir sudah ada di tangan Raja Tumbal. Semakin sulit menumbangkan orang yang telah memiliki pusaka Seruling Malaikat itu."Kabarnya memang begitu, Gandar Saka sudah berusia banyak, tapi ia masih awet muda karena memang mempunyai ilmu awet muda. Ia seperti lelaki berusia tiga puluhan," tutur Delima Gusti."Kau pernah bertemu dengannya?""Pernah, yaitu ketika ia selamatkan ayahku dari ancaman orang-orang Pulau Dadap. Waktu itu kami masih bermusuhan dengan Pulau Dadap. Setelah itu aku tak pernah bertemu lagi, karena aku jarang ada di kadipaten. Bel

  • Pendekar Kera Sakti   1233. Part 22

    Wuuut...! Pedang itu kenai tempat kosong karena Delima Gusti menghindar dengan lompatan ke samping.Weess...! Dan ternyata dengan sentakan tangan yang terjulur bergerak ke belakang, pedang bergagang hitam itu bisa kembali mundur dengan cepat.Wuuut!Taab...! Dalam sekejap pedang itu sudah kembali ke tangan pemiliknya. Jurus itu belum pernah dilihat oleh Baraka. Tangan perempuan berpakaian hitam itu seperti mempunyai daya sedot yang mampu membuat pedangnya yang sudah melayang lurus menjadi kembali ke tempat semula. Tentu saja hal itu bisa dilakukan karena tenaga dalam yang tinggi dan sangat terkendali."Bahaya sekali jurus pedangnya itu," gumam Baraka masih belum mau bertindak.Tetapi di lain sisi, Delima Gusti pun lakukan jurus yang memukau, ia tak mau mundur setapak pun ketika lawannya maju menyerang. Pedangnya berkelebat cepat membuat tangkisan-tangkisan sambil mencuri kesempatan untuk merobek perut atau dada lawannya. Bahkan dalam satu keeempata

  • Pendekar Kera Sakti   1232. Part 21

    Sebuah pembelaan telah dilakukan Baraka. Palupi merasa sedang ditutupi kelemahannya. Rupanya Baraka benar-benar menjaga rahasia kelemahan ilmu Palupi, sehingga pendekar tampan itu merasa harus berpikir dan berjuang sendiri mencari jalan keluar dari masalah yang masih buntu itu."Pembelaannya terhadapku cukup membuat hatiku semakin bangga padanya," pikir Palupi. "Tapi apakah pembelaan itu berarti awal tumbuhnya rasa cintanya pada diriku? Semoga saja begitu. Seandainya tidak begitu, aku pun tak boleh sakit hati, karena cinta bebas memilih dan tak baik dipaksakan. Aku hanya bisa berharap agar ia dekat dengan hatiku, jauh dari hati perempuan lain. Mulai sekarang harus kupahami bahwa tidak setiap harapan menjadi kenyataan. Jika harapan itu jauh dari kenyataan, aku tak boleh terlalu kecewa. Untuk membendung rasa kecewa agar tidak melukai hatiku, sebaiknya segalanya kuserahkan kepada garis kehidupanku saja. Biar sang nasib yang menentukan perjalanan kasihku."Termenungn

  • Pendekar Kera Sakti   1231. Part 20

    "Aneh...!" gumam Baraka sambil berkerut dahi dan manggut-manggut."Dalam keadaan seperti dulu, aku sanggup menumbangkan Raja Tumbal. Sayang tak pernah berhasil kutemui kecuali hanya begundalnya saja. Tapi dalam keadaan setelah menjadi ratu dengan penobatan resmi ini, aku merasa kalah ilmu dengan Raja Tumbal. Tapi... hanya kau yang tahu hal itu. Kumohon jangan sampai bocor kepada siapa pun."Baraka kian mengangguk-angguk. "Aku paham maksudmu.""Jadi, dalam menghadapi Raja Tumbal nantinya aku sangat membutuhkan bantuanmu. Kecuali aku bisa memiliki Pedang Kayu Petir, mungkin aku berani hadapi sendiri paman tiriku itu. Tanpa pedang tersebut, aku butuh berlindung di belakangmu, Baraka. Maukah kau menjadi panglima perangku?" tanya Palupi yang membuat Baraka bingung menjawabnya.-o0o-Sebenarnya Baraka tidak ingin mempunyai jabatan yang akan mengikat kebebasannya. Menjadi senopati atau panglima perang adalah pekerjaan yang menyita waktu. Ban

  • Pendekar Kera Sakti   1230. Part 19

    "Aku hanya memancing perhatian bagi orang-orang yang bernafsu memiliki pedang tersebut. Tentu saja bukan orang berilmu rendah yang menghendaki pedang itu, pasti orang berilmu tinggi. Lalu, aku bisa kenali orang-orang berilmu tinggi itu, dan bisa tahu apakah dia berpihak kepada Purnama Laras, atau berpihak kepada orang lain. Sasaran utamaku pada waktu itu adalah Purnama Laras dan orang-orangnya. Karena aku tak tahu hati Purnama Laras ternyata amat mulia. Jika aku ingin lakukan penyerangan, aku harus tahu siapa-siapa saja yang akan kuhadapi nantinya. Jadi kupancing mereka dengan berita adanya Pedang Kayu Petir pada diriku. Sebab aku tahu pedang itu pasti masih diminati oleh para tokoh sakti."Napas Baraka terhempas panjang sebagai penghilang kedongkolan, ia segera bertanya, "Lantas apa kesimpulanmu kala itu?""Ternyata Purnama Laras sangat berhasrat untuk memiliki pedang itu, juga dirimu kulihat sangat bernafsu untuk memilikinya, tapi tak kulihat kau ada di pihak Purnama

  • Pendekar Kera Sakti   1229. Part 18

    "Baiklah, kita lupakan dulu tentang pertemuanku dengan sang Begawan itu," kata Baraka. "Sekarang bagaimana dengan Raja Tumbal?""Untuk mengalahkan Seruling Malaikat-nya kupikir aku harus menggunakan Pedang Kayu Petir kalau memang tak sanggup menandingi kesaktian pusaka tersebut. Persoalannya adalah, saat ini sudah hampir masuk purnama ketiga, berarti aku dan para pejabat di istana harus segera tinggalkan negeri ini. Raja Tumbal akan ganti menguasai negeri ini.""Apakah kau sudah bicarakan kepada Palupi, termasuk tentang Pedang Kayu Petir yang saat menjadi orang gila disebut-sebutkan itu?""Aku belum berani membicarakan karena ia masih menikmati masa kegembiraan. Setelah pesta ini usai, aku akan membicarakannya."Tak ingin mengganggu kebahagiaan dan kegembiraan yang sedang berlangsung pada diri seseorang, sungguh merupakan sikap yang baik dan patut dikagumi. Baraka mengerti betul maksud hati Purnama Laras. Tetapi menurutnya, persoalan Raja Tumbal ada

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status