Share

90.Melawan Ilusi

Author: Gibran
last update Huling Na-update: 2025-02-12 18:57:03

Saat kaki Pendeta Barata yang separuh Iblis Neraka itu berjalan, jembatan kayu yang dia pijak mulai terbakar.

Arimbi yang melihat keadaan gawat segera ambil tindakan. Dengan cepat dia menyerang ke arah Pendeta Barata.

Mata Pendeta Barata menatap ke arah Arimbi. Tangan kanannya menghantam ke depan. Satu gelombang merah membara menyongsong tubuh Arimbi.

Dengan cepat gadis itu segera mengeluarkan senjata rohnya yang berupa sayap perak.

Blarrr!

Arimbi terpekik. Tubuhnya terpental beberapa tombak di udara dan jatuh di atas jembatan.

Bruk!

Meski sudah menggunakan sayap perak untuk menangkis serangan, tetap saja Arimbi tak kuasa menahan ganasnya tenaga dalam lawan.

Melihat Arimbi yang terkena serangan membuat amarah Bima meledak. Dengan satu gerakan cepat tubuhnya melesat ke atas. Dia pun berdiri di atas jembatan kembali. Matanya menyorot tajam.

"Iblis Es, mari kita hajar saudaramu," ucap Bima sambil memutar pedangnya.

"Aku suka ini, aku juga punya dendam padanya," sahut Iblis Es.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    91.Tradisi Gila

    "Putraku..." ucap Pendeta Barata saat melihat Raja Baka. Kemunculan Raja Baka di dalam medan ilusi Bima adalah karena keinginan Bima. Dia ingin tahu apa yang terjadi jika Raja Baka datang di depan gurunya. "Putra? aku bukan anakmu! Aku adalah Raja Baka, Raja Iblis Tanduk Api saat ini! Siapa kau!?" tanya Raja Baka membuat Pendeta Barat terpana. Dia tak menyangka Raja Baka akan berkata seperti itu padanya. Dia sangat rindu pada anak semata wayangnya. "Maafkan aku anakku... Ayah pergi lama tak kembali ayah berjanji akan kembali..." kata Pendeta Barata terlihat menyedihkan. "Dimana ibuku!?" tanya Raja Baka yang sepenuhnya adalah kendali Bimasena. Semua yang Raja Baka tanyakan adalah pertanyaan yang Bima lontarkan. "Ibumu..." Pendeta Barata jatuh terduduk. Pedangnya tergeletak di atas jembatan. Raja Baka menatap tajam. Meski Bima tak tega membuat gurunya tersiksa, namun saat itu gurunya jelas hanyalah ilusi, dan a

    Huling Na-update : 2025-02-13
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    92.Penginapan Iblis

    Bima dan Arimbi melangkah masuk ke sebuah halaman rumah yang cukup luas. Suasana yang gelap dan tanpa ada suara apa pun membuat tempat itu terlihat seram. Bima menoleh ke arah Dara yang tadi di belakangnya. Namun dia tak melihat wanita itu. "Dia bisa menghilang dan datang kapan pun, benar-benar siluman..." batin Bima. Arimbi terlihat semakin lemah. Wajahnya mulai menghitam. Dengan segera Bima menggendeong tubuh gadis itu lalu masuk ke dalam rumah penginapan. "Selamat datang..." sambut suara seorang wanita di balik pintu. Bima terkejut melihat Dara yang sudah berdiri di sana. "Kamar pendekar ada di kamar nomer tiga, semua sudah kami persiapkan," kata Dara dengan anggun. Bima tak peduli dengan ucapan wanita itu. Dia segera membawa Arimbi ke dalam kamar yang di sebutkan. Dara tersenyum kesal karena tidak di perhatikan. Setelah masuk ke dalam kamar, Bima segera mengunci pintu kayu tersebut. Kemudian dengan terburu-buru Bima merebahkan tubuh Arimbi di atas ranjang dengan kasur empu

    Huling Na-update : 2025-02-14
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    93.Penginapan Iblis(2)

    Keesokan harinya Bima membuka mata. Dia masih memeluk Arimbi. Saat Bima menatap ke arah wajah gadis itu, ternyata Arimbi sudah membuka mata. Semua racun panas yang ada di tubuh gadis itu telah hilang. Mereka berdua saling bertatap mata. Bima bisa merasakan dengan jelas, dada gadis itu yang menempel lembut di tubuhnya. "Terimakasih kakang..." bisik Arimbi lalu mengecup pipi Bima dengan lembut. Bima menelan ludahnya sendiri saat dia merasakan tubuh gadis itu menekan tubuhnya. "Kamu sudah menyelamatkan hidupku berulang kali... Aku tak tahu harus membayar hutang ini padamu dengan cara apa kakang," kata Arimbi. Bima tersenyum. Dia belai pipi gadis itu dengan penuh perasaan. "Melihatmu baik-baik saja aku sudah sangat senang, Arimbi..." sahut Bima. Arimbi tersenyum manis lalu menyandarkan kepalanya di dada pemuda itu. Dia memeluk Bima dengan erat sehingga Bima bisa merasakan semua tubuh Arimbi yang menekan tubuhnya. "Aku sangat bahagia kakang..." bisik Arimbi. Bima tersenyum dan menc

    Huling Na-update : 2025-02-16
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    94.Penginapan Iblis(3)

    Dara menyambut datangnya sesosok Iblis yang tak lain adalah Raja Baka. "Selamat datang Raja..." ucap Dara sambil tersenyum. Namun karena wajah tengkorak nya membuat Raja Baka muak dengan senyum itu. "Siapa kau!? Apakah kau yang berjuluk Gadis Tengkorak!?" tanya Raja Baka dengan tatapan tajam."Benar Raja, akulah siluman Gadis Tengkorak, hikhikhik! Ternyata aku terkenal juga...""Lepaskan...! Lepaskan kaumku dari kutukan menjijikkan itu! Kau perbudakan mereka semua! Apa urusanmu berasa di wilayah Klan kami!?" bentak Raja Baka marah. "Luar biasa... Gertakkan seorang Raja membuat jantungku berdetak kencang... hikhikhik!""Makhluk sialan! Cepat katakan!" teriak Raja Baka. "Sebelumnya ada orang datang dengan niat yang bagus, dia pun berhasil mengalahkan Raja sebelum kamu, apakah kamu siap mengalahkan orang ini?" tanya Dara sambil tertawa cekikikan. Raja Baka terdiam. "Apakah itu saudara Bima?" batin Raja Baka. "Selesaikan ujian ilusi ini maka kau akan bertemu dengannya, hikhikhik...

    Huling Na-update : 2025-02-16
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    95.Penginapan Iblis(4)

    Bima akhirnya selesai makan. Dia merasa sangat kenyang meski dia tak merasa enak sama sekali terhadap makanan itu. "Kemana Arimbi?" batin Bima. Dia merasa khawatir mengingat gadis itu adalah manusia murni di dunia Iblis tersebut. Bima segera keluar dari kamarnya kemudian berjalan menuju kolam kecil yang ada di sebelah rumah tersebut. Di dekat kolam, Bima melihat Arimbi tengah duduk sambil meminum teh. "Aku kira kau kemana, ternyata di tempat ini," ucap Bima sambil duduk di sebelah Arimbi. Arimbi menuang teh kedalam cangkir dan menyodorkan nya kepada Bima. "Kakang tidak mual makan daging binatang menjijikan itu?" tanya Arimbi. Bima mengambil cangkir lalu meminum teh itu sekali tenggak. "Jika mau jujur, aku juga tidak suka," jawab Bima. Arimbi mendekatkan wajahnya membuat wajah mereka berdua menjadi sangat dekat. Bima terkejut dengan Arimbi yang tiba-tiba mendekat. Namun hatinya berdebar juga melihat wajah cantik itu dalam jarak yang sangat dekat. "Ada apa?" tanya Bima. Mata

    Huling Na-update : 2025-02-16
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    96.Harta Di Dalam Kamar

    Pedang Darah di tangan Bima menusuk leher Gadis Tengkorak. Namun saat pedang itu menembus lehernya, wujud makhluk menyeramkan itu berubah menjadi asap hitam. Asap hitam itu melayang keluar dari rumah penginapan. Dengan cepat Bima segera mengikutinya. Namun sesampainya di luar, Bima kehilangan jejak. Dia segera kembali masuk ke dalam dan mencari Arimbi. Setiap kamar dia dobrak. Namun tak ada satu pintu pun yang jebol. Padahal itu hanyalah pintu kayu. "Kenapa pintu ini sangat kuat!?" batin Bima. "Pintu ini mengandung aura milikku, sepertinya aku pernah masuk ke dalam sini, coba kau pakai kekuatan milikku anak muda," usul Iblis Bayangan. Bima segera mengerahkan kekuatan Iblis Bayangan. Ternyata hanya dengan mendorong perlahan saja pintu itu telah terbuka. Benar saja apa yang di katakan Iblis Bayangan. Namun di dalam kamar itu kosong tak ada apa pun. Ketika Bima akan memutar tubuhnya, Iblis Bayangan menahannya. "Tunggu sebentar Bima! Coba kau masuk ke dalam dan cari tahu, aku meras

    Huling Na-update : 2025-02-16
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    97.Iblis Penggoda

    Bima mendobrak dua pintu lainnya. Namun tak berhasil. Dua pintu itu adalah pintu kamar Iblis Neraka dan Iblis Tanduk Api. Jelas Bima tak mungkin bisa membukanya karena dia tak mempunyai kekuatan dua Iblis tersebut. "Sial... Kemana aku harus mencarinya...?" batin Bima. "Aku merasakan ada hawa siluman, waspada!" kata Iblis Bayangan mengingatkan. Bima menghunus pedangnya. Dia pun mempertajam penglihatan dan pendengarannya. Siluman Gadis Tengkorak itu bergerak nyaris tanpa suara. Namun ada satu yang tidak hilang dari siluman itu, yaitu aura siluman nya. Meski sangat tipis, namun Bima bisa merasakannya. "Benar... dia mengintai kita," batin Bima. "Tak masalah, siluman adalah makanan pedang Darah milikmu, senjata Rantai Tulang Iblis juga bisa berguna saat pertarungan, jadi manfaatkan dua senjata itu untuk menjadi pembunuh yang hebat!" kata Iblis Bayangan. "Hei, Iblis Bayangan..." panggil Bima. "Apa?" tanya Iblis Bayangan. "Kau lebih cerewet dari Iblis Es, hahahaha!" ujar Jaka lalu t

    Huling Na-update : 2025-02-17
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    98.Amukan Gadis Bersayap

    "Lelaki semuanya sama, silau dengan kemolekan tubuh wanita. Bagai kerbau di cocok hidungnya, mereka akan menurut kalau sudah terpesona," kata Suari sambil melempar senyuman manis ke arah Bima. Dari cara dia berjalan sudah membuat mata pria mana pun akan terpaku, di tambah dengan pakaian tipis yang hanya satu helai membuatnya nyaris seperti tidak menggunakan pakaian. Siapa yang tidak kelojotoan dengan pemandangan tersebut. Tiba-tiba terdengar ledakan dari dalam rumah penginapan. Lalu melesat satu sosok berpakaian putih ke arah Suari. Gerakannya sangat ringan. Dengan satu serangan cepat dia telah berada di depan wanita Iblis tersebut. "Berani menggoda kekasih orang! Apakah kau sudah tidak ingin hidup!?" teriak sosok berpakaian putih yang tak lain adalah Arimbi. Suari terkejut dengan serangan mendadak tersebut. Namun dia telat, karena telapak tangan kanan Arimbi telah menghantam dadanya dengan telak hingga tubuhnya terpental jauh. Siluman Gadis Tengkorak terkejut melihat Arimbi yan

    Huling Na-update : 2025-02-18

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    245.Datuk Manggala(2)

    Setelah memukul Bima hingga terpental jauh dan menabrak batu besar, Datuk Manggala langsung melesat menyusul tubuh Bima. Namun matanya terbelalak saat melihat dua larik sinar biru yang menyilang menderu ke arahnya dari dalam gumpalan debu yang berasal dari batu besar. "Masih bisa menyerang!?" batin Datuk Manggala. Dengan cepat Datuk menghindari serangan sinar biru tersebut. Namun dia terkecoh, serangan sebenarnya bukan dua larik sinar biru tersebut, akan tetapi serangan pedang Es yang bergerak sangat cepat dari dalam gelapnya debu. Datuk Manggala menahan pedang es dengan perisai gaib miliknya. Tubuhnya terdorong hingga jatuh ke tanah. Bum!Percikan biru terlihat terus menekan tubuh Datuk Manggala. Dari dalam asap tebal, Bima muncul dalam langsung melesat ke arah Datuk Manggala. "Cobalah jurus ku ini, Pedang Pemotong Roh!" ucap Bima lalu menewaskan pedang nya beberapa kali. Sepuluh larik sinar biru dengan kekuatan dingin luar biasa menderu ke arah Datuk Manggala. "Tenaga bocah

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    244.Datuk Manggala

    Ledakan terjadi saat dua larik sinar merah menghantam lantai altar pemujaan. Untungnya Bima dengan sigap menyambar tubuh Wulan sehingga wanita itu selamat dari serangan. "Hahahaha! Setelah sekian lama, akhirnya kutemukan lagi tempat ini, hei, wanita, bukankah sudah aku bilang padamu, aku akan mencarimu seumur hidupku!" ucap seseorang dengan suara lantang. Bima menoleh ke arah Wulan. "Apa hubungan orang itu denganmu? Dan siapa dia tiba-tiba datang langsung menyerang?" tanya Bima. Wajah Wulan terlihat pucat. Bima merasa aneh dengan wanita itu. Padahal seorang pelayan Dewa tapi takut terhadap musuh yang baru saja datang. "Apakah dia sangat kuat?" tanya Bima lagi. "Dia... Dia yang telah membunuh tiga pilar lainnya, dan menyisakan diriku. Dia menantikan momen ini, dimana senjata sakti itu turun dan ingin merebutnya." kata Wulan dengan suara parau. Bima menoleh kearah sosok yang datang melayang dengan sayap merah di punggung. "Sayap?" batin Bima. "Bima! Musuh di depan sangat kuat!

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    243.Kuku Pancanaka

    Mendengar ucapan Dewa Angin membuat Bima sangat takjub dan penasaran. Siapakah orang yang Dewa Angin maksud tersebut. "Sekuat apa orang ini sehingga membuat gempar dunia dewa?" batin Bima. "Sekarang kau tak perlu memikirkan orang itu. Dia jelas jauh dari tempat ini. Sekarang, aku akan berikan senjata yang mampu merobek langit membelah gunung padamu," kata Dewa Angin. "Tunggu Guru! Aku mau bertanya padamu, apakah senjata ini sedahsyat itu? Daritadi kamu berkata bisa merobek langit dan membelah gunung," potong Bima. Mata Dewa Angin melotot. "Bukan begitu, aku hanya mengatakannya agar terlihat luar biasa. Jika senjata ini mampu merobek langit, bukankah aku akan di hukum oleh para Dewa karena telah membuat senjata yang berbahaya bagi dunia Dewa?" kata Dewa Angin membuat Bima menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tidak perlu risau, senjata ini tetaplah ciptaan Dewa. Jadi, jangan ragu akan kekuatan nya. Nanti kau bisa mencobanya," kata Dewa Angin. Bima mengangguk. Dewa Angin meminta

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    242.Dewa Angin

    Bima mengambil Plat Senjata miliknya. Dia menatap plat dengan bentuk bintang empat sisi di tengahnya. Sisi-sisi itu itu mempunyai warnanya sendiri. "Sebenarnya, plat ini berasal darimana?" tanya Bima. "Plat itu adalah kunci Altar Pemujaan ini. Hilang di curi seseorang. Dan sekarang kembali lagi kesini, bukankah kamu berjodoh dengan tempat ini?" ucap Wulan membuat Bima tak bisa berkata apa-apa lagi. "Lalu... Apa yang akan terjadi nanti jika ini ku letakan di tempatnya?" tanya Bima lagi. Wulan tersenyum. "Kamu sudah lolos ujian ilusi dari Pilar Dewa. Sedangkan Pilar Dewa ini di tugaskan menjaga altar ini untuk menanti kedatangan orang yang di harapkan oleh tuan kami, Dewa Angin. Keuntungan mu menjadi murid Dewa Angin adalah mempunyai senjata hebat ciptaan Dewa Angin sendiri. Empat senjata dari pilar penjaga juga ciptaan darinya." kata Wulan sambil tersenyum. Setelah mendengar hal itu, tanpa ragu lagi Bima meletakkan Plat Senjata miliknya tepat di atas sebuah batu. Di atas batu itu

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    241.Pilar Dewa

    "Jurus Gelombang Es!" teriak Bima. Tubuhnya mengeluarkan aura dingin yang luar biasa. Bertepatan saat Pilar Dewa menghantamkan palunya, Gelombang Es itu juga menghantam Pilar Dewa tersebut. Seketika seluruh altar itu membeku menjadi es termasuk Pilar Dewa. Tapi tidak bagi Ayu Wulan Paradista. Dengan Tongkat miliknya dia mampu menahan Gelombang Es milik Bima. "Kekuatan pemuda ini sangat dahsyat, seperti nya memang dia orangnya," batin Wulan. Tubuh Pilar Dewa kembali bergerak. Semua es yang menyelimuti tubuhnya hancur seketika. Berkat gelombang Es Bima bisa menghindari serangan cepat Pilar Dewa. Blaarrrrr! Palu Neraka milik Pilar Dewa menghantam ke lantai altar dengan keras. Cahaya merah berpijar saat palu merah raksasa itu menghantam lantai yang diiringi suara ledakan. Bima kembali terbang ke atas untuk mengatur siasat. Lawannya benar-benar kuat. "Elemen es tidak berpengaruh padanya..." batin Bima. Wajah Pilar Dewa kembali berubah ke wajah Nyai Sudrawati. Dengan gerakan cepat

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    240.Empat Pilar

    Bima melangkah masuk ke dalam altar pemujaan. Altar itu tidak tertutup atap dan sejenisnya. Hanya sebuah lingkaran batu dengan tempat pemujaan yang berada tepat di tengah lingkaran. Lantai altar terbuat dari batu yang halus. Di sisi altar, ada empat pilar besar dengan patung empat sosok yang berbeda. Bima tidak asing dengan wujud empat sosok tersebut. "Iblis Es, apakah kau paham sesuatu?" tanya Bima. Namun seolah dirinya dan ketiga Iblis yang ada di dalam jiwanya telah di sekat oleh benteng tak terlihat. Bima tidak bisa mendengar suara Iblis Es sama sekali. Sesampainya di depan wanita cantik berpakaian ungu itu mereka saling bertatap mata. Tangan Wulan bergerak membuat rapalan. Aura hijau berbentuk bola muncul di tengah-tengah kedua telapak tangan wanita itu. "Berdasarkan penglihatanku,di masa depan kamu adalah Raja yang akan menaklukkan pulau ini. Tapi, aku perlu bukti dan percobaan dari dirimu, apakah kau siap Pendekar Muda?" tanya Wulan. "Maksud kamu apa Nona. Masa depan? T

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    239.Ayu Wulan Paradista

    Beberapa hari setelah pertemuan dengan wanita cantik yang berpakaian serba terbuka itu, akhirnya wanita berpakaian merah itu datang lagi. Kali ini wujudnya sangat berbeda. Dia terlihat sangat anggun dengan pakaian serba ungu dan tertutup. Kedatangannya kali ini adalah dia akan melepas kekuatan yang mengunci titik meridian pada tubuh Bima. Dari tangannya terlihat aura berbentuk bola berwarna hijau. Bima merasakan aura tersebut membuatnya sangat nyaman. "Kekuatan jiwamu mulai membaik, luka pada rohmu juga telah sembuh, hebat! Dalam dua puluh tiga hari, luka parah mu telah sembuh sepenuh nya. Hanya tenaga dalamnu saja yang masih kurang," Kata wanita cantik berpakaian ungu tersebut. Bima segera duduk. Dia mengangkat kedua tangannya. Rasa sakit yang mendera nya hilang sama sekali. Kemudian dia alirkan tenaga dalam miliknya. "Benar saja, tenaga dalamku sangat tipis, jika aku kehabisan tenaga dalam, bisa berbahaya bagi tubuhku," ucap Bima langsung duduk bersila di atas ranjang. Tapi

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    238.Lembah Kupu-Kupu

    Matahari mulai terbit di sebelah timur menampakkan cahaya emas. Tubuh Bima melayang tak tentu arah. Darah menetes dari sela bibirnya tanpa henti. Tubuh bagian dalamnya sudah terluka sangat parah. Di tambah Bima menggunakan tubuh Iblis sempurna membuatnya semakin memburuk. Saat dirinya diserang Ledakan Bintang Ki Ageng dan Ki Gede Pamungkas itu sebenarnya dia sudah terluka. Di tambah dia memaksakan tubuhnya menggunakan wujud Iblis Tanduk Api dan menggunakan ajian Sembilan Kutukan Neraka, itu justru memperparah keadaan tubuhnya. Namun karena ambisinya yang sangat besar, dia tak ingin rencana nya gagal begitu saja. Usahanya sudah cukup berhasil dengan meratakan Perguruan tersebut. Namun dia tak akan puas jika otak dari Perguruan Jalak Perak itu belum tewas. Mata Bima mulai terpejam. Tubuhnya terbang rendah dan akhirnya jatuh ke bawah dengan ketinggian ratusan tombak. Untungnya tubuh Bima jatuh tepat di sebuah telaga kecil yang ada di tengah hutan. Saat dia jatuh ke dalam air, bebe

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    237.Amarah

    Bima merasa sangat marah dan kesal dengan Ki Ageng yang baru saja menyelamatkan Ki Gede Pamungkas. "Orang tua sialan!" umpat Bima. Dari dalam sabuk penyimpanan miliknya, dia mengeluarkan Belati Petir miliknya. Dengan mengalirkan tenaga dalam dan memusatkan pikiran, tubuh Bima telah menghilang. "Ki Ageng! Hati-hati!" teriak Ki Gede Pamungkas. Teriakan Ki Gede Pamungkas terlambat, Bima sudah berada tepat di belakang tubuh Ki Ageng dengan palu Neraka yang menyala merah dan siap untuk menghantam. Tanpa menoleh, Ki Ageng langsung mengeluarkan Senjata Roh miliknya berupa Tulang Penyembuhan. Dan juga perisai cahaya yang melindungi tubuhnya. Namun karena perisai cahaya belum sempurna menutupi seluruh tubuh, saat palu besar itu menghantam punggungnya, tubuh Ki Ageng terpental keras hingga belasan tombak jauhnya! Beberapa kali tubuh orang tua itu menghantam tanah. Namun karena saking kerasnya pukulan yang Bima kerahkan membuat Ki Ageng tidak bisa menahan laju tubuhnya. Perisai cahaya m

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status