Share

98.Amukan Gadis Bersayap

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-02-18 23:43:48

"Lelaki semuanya sama, silau dengan kemolekan tubuh wanita. Bagai kerbau di cocok hidungnya, mereka akan menurut kalau sudah terpesona," kata Suari sambil melempar senyuman manis ke arah Bima.

Dari cara dia berjalan sudah membuat mata pria mana pun akan terpaku, di tambah dengan pakaian tipis yang hanya satu helai membuatnya nyaris seperti tidak menggunakan pakaian. Siapa yang tidak kelojotoan dengan pemandangan tersebut.

Tiba-tiba terdengar ledakan dari dalam rumah penginapan. Lalu melesat satu sosok berpakaian putih ke arah Suari.

Gerakannya sangat ringan. Dengan satu serangan cepat dia telah berada di depan wanita Iblis tersebut.

"Berani menggoda kekasih orang! Apakah kau sudah tidak ingin hidup!?" teriak sosok berpakaian putih yang tak lain adalah Arimbi.

Suari terkejut dengan serangan mendadak tersebut. Namun dia telat, karena telapak tangan kanan Arimbi telah menghantam dadanya dengan telak hingga tubuhnya terpental jauh.

Siluman Gadis Tengkorak terkejut melihat Arimbi yan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    99.Rantai Tulang Iblis

    Brakk! Tubuh Bimasena menghantam pohon dengan keras hingga pohon itu hancur. Bima mengerang kesakitan. Siluman serigala itu semakin liar dengan serangannya. Dengan sedikit kesulitan Bima bangkit berdiri. "Jiwamu belum menyatu dengan Rantai Tulang Iblis ini, jadi kekuatan terkuat nya belum bisa kita gunakan," ucap Iblis Bayangan. "Sial... apa yang harus kita lakukan? Mereka sangat liar dan kuat..." kata Bima sambil menatap ke arah Arimbi yang bertarung mati-matian. "Terus berusaha, Rantai Tulang itu akan terbiasa dengan kekuatan milikmu!" sahut Iblis Bayangan. Bima mengulurkan tangan kanannya yang hitam legam. Rantai Tulang Iblis itu perlahan keluar dan melata di atas tanah bagaikan ular. "Sekarang kita akan mencobanya," kata Bima lalu menggerakkan tangan kanannya seperti melecut cambuk. Seeettt! Rantai Tulang Iblis itu melesat ke arah siluman serigala yang tengah mengeroyok Arimbi. Jleeb! Satu serigala tertancap ujung Rantai yang berbentuk ujung pedang yang lancip. Setelah

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    100.Melepas Kesucian

    (Di bab ini banyak adegan dewasa, jika pembaca tak berkenan, pembaca bisa skip saja ke bab selanjutnya, terimakasih.) Setelah pertempuran melawan Gadis Tengkorak, Bima dan Arimbi memutuskan untuk menginap sehari lagi di penginapan Iblis. Sehingga sesuai aturan, bahwa mereka harus menginap tiga hari di penginapan tersebut. Malam itu, mereka berdua bercumbu layaknya sepasang kekasih. Kali ini Bima yang sudah mendapat sedikit pengalaman dari Dara, memulai permainan dengan mahir. Arimbi cukup terkejut malam itu merasakan sentuhan dan kecupan Bima yang lebih hangat dari biasanya. Dia pun hanya mengikuti apa yang Bima lakukan dengan desahan dan napasnya yang memburu. Perlahan Bima lepas pakaian atas Arimbi. Terlihat lah bahu mulus bersih gadis itu berkilau terkena cahaya obos yang temaram. Dengan lembut Bima kecup bahu Arimbi membuat gadis itu mendongak menahan perasaan yang belum pernah di rasakan. Melihat bibir Arimbi yang merekah merah membuat Bima tak tahan untuk menciumnya. Mere

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    101.Siluman Lumut Ular Geni

    Gunung Tanduk Api terlihat hitam gelap meski sebenarnya saat itu hari masih siang. Awan hitam yang tak pernah pergi dari atas hutan tersebut membuat kawasan luas itu bagaikan malam tanpa ada hentinya. Dua sosok terlihat berjalan dengan tergesa membelah rimbunnya hutan. Mereka tak lain dan tak bukan adalah Bimasena dan Arimbi. Mereka tergesa karena hujan yang mulai turun. Bima mencari tempat untuk berteduh sejenak dari dinginnya air hujan. "Kita berteduh di bawah pohon itu, sepertinya bisa melindungi kita dari hujan," kata Bima sambil berlari ke arah pohon besar dengan dahan yang besar. Arimbi mengikutinya dari belakang. Tubuhnya sudah basah oleh air. Sehingga dia merasa sedikit kedinginan. Air hujan dari awan hitam berbeda dengan hujan di dunia manusia pada umumnya. Di dunia para Iblis dan Siluman itu, air yang turun dari langit hitam itu sama dinginnya dengan air es. Meski Arimbi telah mengeluarkan tenaga dalam untuk menahan rasa dingin, tetap saja dia masih menggigil kedingina

    Last Updated : 2025-02-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    102.Siluman Lumut Ular Geni(2)

    "Seribu Hukuman Langit!" teriak Arimbi mengerahkan serangan terkuat miliknya. Ribuan bulu perak melesat dari sepasang sayap Arimbi. Sangat cepat ke arah Siluman Ular Lumut Geni. Siluman itu tahu jika dia di serang dari belakang. Dia pun mengibaskan ekornya dengan keras. Dari kibasan ekor itu melesat gelombang angin kuning dengan dahsyat. Gelombang angin berwarna kuning itu pun menghantam semua bulu perak milik Arimbi hingga mental ke berbagai arah. Bahkan sebagian ada yang kembali ke arah Arimbi! Dengan cepat gadis itu mengelak. Namun sayang sekali kaki dan tubuhnya tersambar bulu perak miliknya sendiri.Gadis itu terpekik kesakitan saat bulu-bulu keras itu menembus dagingnya. Bima pun terlihat panik melihat kekasihnya yang terluka. Hal itu membuat nya lengah sehingga ekor ular besar itu berhasil menghantam tubuhnya dengan keras hingga dia menabrak pohon besar di belakangnya. Brak! Bima berteriak keras menahan sakit saat tubuhnya menghantam pohon besar. Tiba-tiba dari atas lan

    Last Updated : 2025-02-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    103.Elemen Api

    Dengan sekuat tenaga Bima menangkis terjangan mulut Ular Lumut Geni tersebut. Tubuhnya terdorong keras hingga membuat tanah yang di pijaknya terbongkar."Kuat sekali...!" batin Bima. Dengan cepat kaki Bima bergerak menghantam tubuh bawah ular tersebut. Tapi percuma saja, karena tubuh ular itu keras bagaikan besi. Tendangan Bima hanya membuatnya tersentak saja. Karena tak mempan dengan tendangan, Bima sekuat tenaga melempar ular itu ke udara. Lalu pedang Darah di tangannya berkiblat cepat ke arah mata. Craaasss! Ternyata bagian mata tidak sekeras sisiknya. Ular itu menjerit kesakitan. Darah hijau menyembur dari luka di matanya. Bima mendapat petunjuk dengan melukai mata ular tersebut. "Hehe aku tau kelemahanmu sekarang," ucapnya senang. "Manusia sialan! Kau lukai mataku! Tak ada ada ampunan bagimu lagi!" teriak Ular Lumut Geni itu marah. Mulutnya menyembur kan api yang sangat banyak ke arah Bima. Wooossshhhh! Pepohonan terbakar hebat. Hutan yang gelap itu menjadi terang oleh

    Last Updated : 2025-02-21
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    104.Telaga Misterius

    Bima melanjutkan perjalanannya sendiri. Dia menyusuri jalan kecil yang berbuat dari batu. Bima merasa aneh dengan jalan batu itu. Siapa yang mau membangun nya di tengah hutan yang di penuhi Iblis. Tak berapa lama dia berjalan, dia mendengar suara gemericik air tak jauh darinya. Dengan cepat Bima bergerak menuju asal suara air tersebut. Dan benar saja, dia melihat sungai kecil dengan air dangkal. Bima mendekat, dia keluarkan kekuatan api miliknya sehingga menerangi sungai yang gelap tersebut. "Airnya jernih... apakah ini bisa di minum? Aku sudah hampir mati kehausan," batin Bima. "Kamu tak perlu ragu, air itu adalah sumber yang baik. Para Iblis pun meminumnya, kau yang bukan lagi manusia murni tidak masalah meminum air tersebut," sahut Iblis Es yang merasakan keraguan dalam hati Bima. Setelah mendengar ucapan Iblis Es, tanpa ragu lagi Bima meminum air tersebut. Saat menimum nya, dia merasa ada yang aneh dengan rasa air tersebut. "Kenapa aroma air ini wangi...?" batin Bima lagi.

    Last Updated : 2025-02-21
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    105.Monster Purba

    Kadal raksasa itu kembali menjulurkan lidahnya menyambar satu lagi Iblis Kambing yang masih berdiri ketakutan. Mereka bukannya tak mau kabur, tapi mereka tak bisa kabur. Karena di belakang mereka, tepatnya di balik pepohonan, tubuh Kadal itu menutupi jalan. Bahkan ekornya tembus hingga jarak puluhan tombak. Jika mereka kabur, sudah pasti tetap akan mati juga. Mereka mencari cara untuk pergi. Salah satu cara yang terlintas di kepala mereka adalah terjun ke dalam telaga kecil tersebut. Dua Iblis Kambing itu pun langsung melompat ke dalam telaga. Namun sayangnya satu dari mereka telah di sambar lidah panjang si kadal raksasa itu. Melihat Iblis Kambing yang masuk ke dalam telaga itu membuat si kadal langsung menceburkan kepala besar ke dalam telaga sehingga air itu bergelombang tinggi. Tiga gadis yang bersembunyi terseret oleh gelombang air tersebut. Celananya mereka terseret ke arah Bima yang sedang bersembunyi di balik semak belukar. Bima yang tengah menutupi mukanya agar tak meli

    Last Updated : 2025-02-22
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    106.Tiga Peri

    Para kadal berukuran cukup besar itu menerjang beramai-ramai. Dengan kekuatan tinggi Bima melepas ajian Bola Iblis ke arah gerombolan kadal tersebut. Bola dengan cahaya biru terang itu melesat dengan cepat ke arah para kadal. Dan saat bola itu menghantam tubuh mereka terdengar ledakan dahsyat. Blaaaarrrrr! Ledakan itu membuat puluhan kadal membeku dan mati seketika. Banyak pepohonan yang juga ikut membeku menjadi es terkena gelombang pukulan Sakti milik Bima. Namun karena jumlah mereka sangat banyak, masih banyak dari mereka yang menerjang ke arah Bima. Pemuda itu tenang tanpa ada rasa takut sedikit pun. Karena bagi Bima tekanan para kadal itu tidak seseram Ular Lumut Geni yang belum lama ini dia hadapi. Pedang di tangan kanan Bima bercahaya biru. Dengan cepat Bima melesat ke arah gerombolan para kadal tersebut. Gerakannya sangat cepat dan dengan mudahnya dia memotong makhluk-makhluk buas tersebut. Banyak jiwa yang tersedot masuk ke dalam pedang Darah milik Bima. Makhluk-makhlu

    Last Updated : 2025-02-22

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    250.Kekuatan Tangan Darah

    Bima tersenyum mendengar ledakan itu. "Dia sudah mulai, aku penasaran akan seperti apa pertarungan mereka!" batin Bima. Para murid yang terkejut mendengar ledakan dari arah aula tak bisa berbuat apa-apa. Mereka kocar-kacir diserang oleh Bima. "Jangan biarkan musuh begitu saja! Serang dengan kekuatan kalian!" terdengar teriakan dari atas menara. Bima menoleh. Dia terkejut saat satu anak panah sudah ada di depan matanya. Namun dalam sekejap Bima telah menghilang dan berpindah tempat di depan pemanah tersebut. Sang pemanah terkejut. Namun hanya sesaat, karena di detik berikutnya kepalanya telah terlepas dari tubuhnya setelah terkena sabetan pedang milik Bima. Murid-murid yang lain terlihat ketakutan. Ini kali pertama mereka melihat sosok Iblis di depan mereka. "Dia sangat cepat dan ganas... Bagaimana cara kita menahan serangan nya...?" "Gunakan senjata roh! Kita serang bersama-sama!"Bima menatap ke bawah. Jika puluhan pendekar itu menggunakan senjata roh, dia akan cukup kesulita

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    249.Tangan Darah

    Bima menatap tajam mata Datuk Manggala. Dia khawatir mayat yang sudah dia hidupkan akan menyerangnya. "Dia saat ini berada di ranah Cakrawala tahap tengah, jika dia menyerangku, akan sangat menyusahkan, sialan..." batin Bima. Datuk Manggala berjalan mendatangi Bima yang masih bersembunyi dibalik dinding es. Setiap langkahnya menggetarkan lantai goa. Blarrrr! Dinding es yang sangat kuat itu hancur hanya dengan telapak tangan Datuk Manggala. Bima bersiap dengan pedang Hantu Biru. Dia harus segera kabur jika Datuk Manggala itu menyerangnya. Namun sesuatu yang membuat Bima terkesima pun terjadi. Datuk Manggala berlutut di depan Bima sambil menyilangkan tangan kanannya di depan dada. "Seorang Pelayan Terkuat ada di depanku..." ucap Bima dalam hati sambil tertawa keras. "Hmm, namamu sekarang adalah Tangan Darah, apakah kau dengar?" ucap Bima. "Saya mendengar tuanku," sahut Datuk Manggala yang sekarang berganti nama menjadi Tangan Darah. Bima mempunyai alasan tersendiri kenapa dia

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    248.Kebangkitan Sang Datuk

    Bima mendekati empat sosok penjaga berbentuk Iblis Es tersebut. Namun empat penjaga itu langsung menyerangnya dengan kekuatan es. "Hei! Apakah kalian tidak mengenali tubuhku!" teriak Bima yang langsung mengeluarkan pedang es dan menangkis serangan empat penjaga tersebut. Keempat penjaga itu menatap Bima dengan tatapan aneh. "Apakah kau juga pecahan kekuatanku!?" tanya salah satu dari empat Iblis Es tersebut. Bima mengangguk. "Akan ada orang lain yang juga ingin mengambil bunga ini. Aku yakin, kalian tidak akan bisa menghadapinya. Iblis Es di dalam tubuhku sudah berkembang dan menjadi lebih kuat, kalian bisa masuk ke dalam tubuhku dan aku akan mengambil inti bunga tersebut untuk sebuah ritual," kata Bima. "Kami tidak akan setuju begitu saja, coba tunjukkan kemampuan Iblis Es yang ada di dalam tubuhmu," kata salah satu penjaga tersebut. Bima menatap tajam. Tangannya bergerak membuat sebuah rapalan. Dia akan mengeluarkan Jurus Pedang Es miliknya dengan kekuatan tinggi. Empat penj

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    247.Rencana Bima (2)

    Mata Bima membesar melihat sebuah benda bersinar warna warni dan melayang di depan Ayu Wulan Paradista. Bima mendekati benda tersebut. "Nona, apa maksudnya ini? Benda apa ini? Aku merasakan tiga kekuatan di dalam benda ini," tanya Bima. Di depan Bima saat ini adalah sebuah cincin perak dengan aura tiga warna. "Cincin ini adalah jelmaan dari roh tiga pilar yang sudah tiada. Mereka menginginkan dirimu untuk memiliki nya sebagai wujud rasa terimakasih mereka padamu," kata Wulan sambil mendorong cincin itu dengan jari nya. Cincin perak itu pun melayang mendekati Bima. Dengan perasaan aneh bercampur takjub Bima memegang cincin tersebut. Dia bisa merasakan aura kekuatan yang luar biasa dari cincin itu. "Kenapa mereka berterimakasih padaku? Apa yang telah aku lakukan pada mereka?" tanya Bima. Wulan tersenyum. Dia bangkit berdiri. "Kamu sudah membunuh Datuk Manggala yang sudah membunuh mereka di masa lalu. Dan juga itu adalah satu-satunya permintaan ku padamu karena aku telah menolong

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    246.Rencana Bima

    Bima melayang turun dan mendarat tak jauh dari Ayu Wulan Paradista.Sementara itu, Hujan Es Abadi masih menghantam tubuh Datuk Manggala. Area seluas ratusan tombak itu berubah menjadi lahan es yang sangat dingin. Wulan menahan kekuatan dingin itu dengan Tongkat Penyembuh miliknya. Namun rasa dingin itu tidak bisa ditahan dengan tingkat penyembuh."Apakah kau merasa sangat kedinginan?" tanya Bima. Wanita itu tak menjawab. Tapi Bima tahu hanya dengan melihat bibirnya yang terlihat pucat. "Kekuatan es milikku meningkat hingga beberapa kali lipat sehingga tingkat dinginnya bisa membekukan apa pun, bahkan pendekar Ranah Cakrawala sekalipun," batin Bima lalu tangan kirinya membuat bola api merah. Mata Wulan terlihat membesar melihat Bola Api merah milik Bima. Dia tidak menyangka bahwa pemuda itu pun mempunyai kekuatan api. Bima meletakkan api itu di atas tempat pemujaan. Hawa hangat langsung terasa sehingga Wulan tak perlu lagi menggunakan kekuatan miliknya. "Kamu mempunyai dua elemen

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    245.Datuk Manggala(2)

    Setelah memukul Bima hingga terpental jauh dan menabrak batu besar, Datuk Manggala langsung melesat menyusul tubuh Bima. Namun matanya terbelalak saat melihat dua larik sinar biru yang menyilang menderu ke arahnya dari dalam gumpalan debu yang berasal dari batu besar. "Masih bisa menyerang!?" batin Datuk Manggala. Dengan cepat Datuk menghindari serangan sinar biru tersebut. Namun dia terkecoh, serangan sebenarnya bukan dua larik sinar biru tersebut, akan tetapi serangan pedang Es yang bergerak sangat cepat dari dalam gelapnya debu. Datuk Manggala menahan pedang es dengan perisai gaib miliknya. Tubuhnya terdorong hingga jatuh ke tanah. Bum!Percikan biru terlihat terus menekan tubuh Datuk Manggala. Dari dalam asap tebal, Bima muncul dalam langsung melesat ke arah Datuk Manggala. "Cobalah jurus ku ini, Pedang Pemotong Roh!" ucap Bima lalu menewaskan pedang nya beberapa kali. Sepuluh larik sinar biru dengan kekuatan dingin luar biasa menderu ke arah Datuk Manggala. "Tenaga bocah

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    244.Datuk Manggala

    Ledakan terjadi saat dua larik sinar merah menghantam lantai altar pemujaan. Untungnya Bima dengan sigap menyambar tubuh Wulan sehingga wanita itu selamat dari serangan. "Hahahaha! Setelah sekian lama, akhirnya kutemukan lagi tempat ini, hei, wanita, bukankah sudah aku bilang padamu, aku akan mencarimu seumur hidupku!" ucap seseorang dengan suara lantang. Bima menoleh ke arah Wulan. "Apa hubungan orang itu denganmu? Dan siapa dia tiba-tiba datang langsung menyerang?" tanya Bima. Wajah Wulan terlihat pucat. Bima merasa aneh dengan wanita itu. Padahal seorang pelayan Dewa tapi takut terhadap musuh yang baru saja datang. "Apakah dia sangat kuat?" tanya Bima lagi. "Dia... Dia yang telah membunuh tiga pilar lainnya, dan menyisakan diriku. Dia menantikan momen ini, dimana senjata sakti itu turun dan ingin merebutnya." kata Wulan dengan suara parau. Bima menoleh kearah sosok yang datang melayang dengan sayap merah di punggung. "Sayap?" batin Bima. "Bima! Musuh di depan sangat kuat!

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    243.Kuku Pancanaka

    Mendengar ucapan Dewa Angin membuat Bima sangat takjub dan penasaran. Siapakah orang yang Dewa Angin maksud tersebut. "Sekuat apa orang ini sehingga membuat gempar dunia dewa?" batin Bima. "Sekarang kau tak perlu memikirkan orang itu. Dia jelas jauh dari tempat ini. Sekarang, aku akan berikan senjata yang mampu merobek langit membelah gunung padamu," kata Dewa Angin. "Tunggu Guru! Aku mau bertanya padamu, apakah senjata ini sedahsyat itu? Daritadi kamu berkata bisa merobek langit dan membelah gunung," potong Bima. Mata Dewa Angin melotot. "Bukan begitu, aku hanya mengatakannya agar terlihat luar biasa. Jika senjata ini mampu merobek langit, bukankah aku akan di hukum oleh para Dewa karena telah membuat senjata yang berbahaya bagi dunia Dewa?" kata Dewa Angin membuat Bima menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tidak perlu risau, senjata ini tetaplah ciptaan Dewa. Jadi, jangan ragu akan kekuatan nya. Nanti kau bisa mencobanya," kata Dewa Angin. Bima mengangguk. Dewa Angin meminta

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    242.Dewa Angin

    Bima mengambil Plat Senjata miliknya. Dia menatap plat dengan bentuk bintang empat sisi di tengahnya. Sisi-sisi itu itu mempunyai warnanya sendiri. "Sebenarnya, plat ini berasal darimana?" tanya Bima. "Plat itu adalah kunci Altar Pemujaan ini. Hilang di curi seseorang. Dan sekarang kembali lagi kesini, bukankah kamu berjodoh dengan tempat ini?" ucap Wulan membuat Bima tak bisa berkata apa-apa lagi. "Lalu... Apa yang akan terjadi nanti jika ini ku letakan di tempatnya?" tanya Bima lagi. Wulan tersenyum. "Kamu sudah lolos ujian ilusi dari Pilar Dewa. Sedangkan Pilar Dewa ini di tugaskan menjaga altar ini untuk menanti kedatangan orang yang di harapkan oleh tuan kami, Dewa Angin. Keuntungan mu menjadi murid Dewa Angin adalah mempunyai senjata hebat ciptaan Dewa Angin sendiri. Empat senjata dari pilar penjaga juga ciptaan darinya." kata Wulan sambil tersenyum. Setelah mendengar hal itu, tanpa ragu lagi Bima meletakkan Plat Senjata miliknya tepat di atas sebuah batu. Di atas batu itu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status