Share

203.Penginapan

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-04-17 09:34:41

Kalabunta dan anak buahnya berdiri lalu membungkuk hormat kepada Bima. Lalu pamit pergi.

Bima tersenyum. Apa yang dia rencanakan sudah dia mulai dari sekarang.

"Sepertinya kau senang bermain catur anak nakal," kata Iblis Bayangan sambil bermain catur melawan Iblis Tanduk Emas.

Bima tertawa keras.

"Aku baru mau mencobanya, sepertinya seru juga bermain menjadi dalang," kata Bima.

Ratu Azalea memegang tangan suaminya.

"Kakang, apakah itu akan baik-baik saja?" tanya Ratu dengan wajah yang tidak begitu setuju dengan keputusan Bima.

Bima tersenyum.

"Tenang saja istriku, aku hanya memanfaatkan Kalabunta untuk menyingkirkan Ki Kalam. Kalau aku turun langsung membunuh orang tua tersebut, namaku akan tersebar di Kerajaan Angin Timur. Kamu tahu kan, apa jadinya jika pendekar-pendekar sakti dari Kerajaan tahu? Aku akan menjadi buronan, rencana balas dendam ku juga menjadi sia-sia," kata Bima.

Ratu Azalea mengangguk. Bagaimana pun, itu adalah keputusan suaminya. Yang dia inginkan sebenarn
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    204.Perguruan Harimau Perak

    Malam itu Bima dan Ratu Azalea beristirahat dengan nyaman di kamar mereka. "Apakah sore tadi kakang menekan pemilik kedai dengan ilusi?" tanya Ratu sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang empuk. "Iya, dia ingin berbuat curang. Masa penginapan seperti ini lima tail emas, yang benar saja," kata Bima sambil membelai rambut Ratu yang tergerai. Malam itu Ratu Azalea terlihat semakin cantik. Rambutnya yang biasa di ikat kini di biarkan lepas tergerai. Membuatnya semakin terlihat mempesona. "Ratu... Kamu sangat cantik..." bisik Bima. "Aaah, kamu selalu memujiku seperti itu, aku malu mendengarnya," ucap Ratu sambil menutup kedua mata Bima dengan telapak tangannya. Bima tersenyum. Dia menggenggam tangan Ratu dengan lembur. Di ciumnya tangan itu lalu dia menatap mata wanita yang sekarang adalah istrinya tersebut. "Aku tak akan pernah lelah memuji, kamulah keindahan yang tak ada duanya, Ratu ku..." ucap Bima sambil menarik tubuh Ratu agar lebih dekat dengannya. "Kakang... Kamu sa

    Last Updated : 2025-04-17
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    205.Rencana Mulai Berjalan

    Dua puluh peserta yang akan melewati tes tahap kedua itu duduk melingkari arena. Bima dan Ratu Azalea duduk berdampingan. Satu persatu peserta tes menjalani tesnya melawan pelatih Aryo. Namun, beberapa peserta tumbang hanya dengan satu jurus saja. "Sampah-sampah tak berguna ini..." batin Aryo. Akan tetapi, ada juga beberapa yang berhasil lolos tes itu meski harus berusaha sekuat tenaga. Hingga akhirnya Ratu pun maju setelah semua peserta melewati tes dengan susah payah. Bima duduk menanti giliran nya yang terakhir. Dia melihat Ratu yang berdiri tegap menatap pelatih Aryo. Aryo bergerak cepat memukul dengan jurus yang biasa di pakai untuk mengetes murid. Ratu dengan mudah menghindari serangan lelaki itu dengan gerakan gemulai. Satu jurus pun berhasil, lalu dua jurus hingga akhirnya tiga jurus Ratu berhasil melewatinya dengan aman. Dia menghindari semua pukulan dengan baik. Para peserta yang sebelumnya sempat menertawai Ratu di test pertama semua melongo tak percaya. Apalagi mer

    Last Updated : 2025-04-18
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    206.Tantangan Ki Kalam

    Tiga bulan pun berlalu semenjak Bima dan Ratu Azalea masuk ke dalam perguruan Harimau Perak. Selama tiga bulan itu Bima dan Ratu membuat kejutan para guru yang melatihnya. Pasalnya apa yang di ajarkan hanya dengan sekali lihat langsung bisa memperagakannya dengan sempurna.. Kedua pasangan itu semakin terkenal dan disegani di kalangan murid pertengahan dan murid baru. Setiap ada murid yang menantang Bima untuk berduel latihan, semua di hajar hingga babak belur. Lucunya mereka meminta Bima memberikan Ratu Azalea kepada mereka jika mereka menang. Taruhan yang mengantar nyawa sendiri. Bahkan Bima tak segan-segan mematahkan tulang lawan karena marah. Kabar sepak terjang kedua orang itu pun di dengar Ki Kalam yang juga seorang tetua di perguruan tersebut. Hanya saja dia sering pergi bersama dua muridnya. "Sepasang kakak beradik? Murid jenius,hmmm..." batin Ki Kalam mendapatkan laporan peningkatan murid-murid perguruan Harimau Perak dari muridnya. Namun karena Bima berada di bawah bimb

    Last Updated : 2025-04-18
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    207.Reruntuhan Kuil Kuno

    Bima mengikuti kemana Ki Cokro pergi. Mereka melesat dengan cepat membelah hutan yang rimbun. Akhirnya Ki Cokro berhenti tepat di depan sebuah air terjun. Dia menoleh ke arah Bima dan melihat pemuda itu sudah menyusul nya. "Dia cepat juga, padahal aku sudah menggunakan kecepatan tertinggi," batin Ki Cokro. Tanpa sadar saat Bima mengikuti Ki Cokro, Bima telah mengeluarkan kekuatan aslinya. Untungnya di tengah jalan dia sadar dan segera menekan kekuatannya kembali. Bima melihat Ki Cokro yang tengah memandang air terjun. Sesampainya dia disana, Bima bisa merasakan ada hawa hangat yang menyapa tubuhnya. Hawa hangat itu berasal dari air terjun di depan mereka. "Kamu harus bersemedi disini, dalam beberapa hari kamu akan merasakan kekuatan mu bertambah sangat cepat. Ini hanya bisa dirasakan bagi mereka yang berada di ranah Pukulan Sakti dan Keabadian. Lebih dari itu tak akan banyak membantu," kata Ki Cokro. "Sebenarnya aura apa yang keluar dari dalam air itu Ki?" tanya Bima. "Hm, aur

    Last Updated : 2025-04-18
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    208.Teritori Tongkat Naga Emas

    Bima melesat ke samping saat Api Biru panas itu kembali menghantam dinding es miliknya. Seolah tahu Bima bergerak ke arah mana, Naga Hitam bermata merah itu menoleh ke arah Bima lalu menyemburkan kembali api biru miliknya. Bima kertakkan rahang lalu melesat dengan cepat menghindari serangan api biru milik naga tersebut. Namun ternyata naga itu tidak melepas Bima begitu saja, dia kembali menyerang. Kali ini dengan semburan bertubi-tubi ke arah Bima. "Binatang sialan! Di dalam air ini aku tidak bisa banyak berkutik, jika berlama-lama aku yang akan dirugikan!" batin Bima. "Bima, keluarkan saja Qinglong untuk melawannya!" seru Iblis Es. "Tidak bisa, naga hitam ini sudah berada di ranah Tulang Dewa, Qinglong bisa tewas terbunuh!" kata Bima dalam hati. Naga Hitam meluncur ke arah Bima. Tubuhnya ternyata sangat besar. Dengan panjang lebih dari sepuluh tombak. Bima nenghindari serangan mulut Naga hitam yang hampir saja menyambar nya. Meski sayap es cukup membantu dirinya bergerak cepa

    Last Updated : 2025-04-18
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    209.Putri Naga Ling Xia

    Bima melihat gadis bernama Lingxia itu masuk ke dalam air. Tak berapa lama air itu bersinar merah muda. Namun hanya sesaat. Setelah merasa gadis itu tidak akan muncul lagi, Bima melompat ke arah tanah dimana pedangnya tadi tertancap. "Bahkan bayangan ganda pun tidak bisa menghentikan. Aku tidak merasa ada aura pertempuran..." Tiba-tiba Bima teringat saat gadis bernama Lingxia itu menari lalu mendadak berhenti. Mungkinkah dia merasakan pertempuran dua bayangan melawan salah satu anak buahnya itu?" batin Bima. Bima garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Sekarang dia bingung sendiri mau kemana. Dia tahu Gerbang Hitam dan Gerbang Biru itu menuju ke Perguruan Harimau Perak. Akan tetapi, dia di suruh berada di hutan itu selama tujuh hari, jika dia nampak di Perguruan dan menyelidiki pedangnya, bukankah dia akan di curigai. Ki Cokro bukanlah musuh. Namun dia sendiri kurang tahu seberapa kuat lelaki tua tersebut. Yang jelas Ki Kalam masih segan kepadanya itu menandakan Ki Cokro punya k

    Last Updated : 2025-04-18
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    210.Putri Naga Ling Xia(2)

    Lingxia melompat ke dalam air di susul oleh Bima. Setelah Lingxia memberi ijin, Bima bisa dengan mudah masuk ke dalam teritori Tongkat Naga Emas tanpa perlu bersusah payah. Sementara itu Gerbang Hitam dan Biru yang berada di Perguruan Harimau Perak tengah menyelidiki pengguna pedang yang Gerbang Hitam bawa. Ki Cokro menggenggam pedang tersebut. Ada hawa dingin yang menyakitkan merasuk ke dalam tubuhnya. "Pedang celaka ini sebaiknya jangan di bawa, hanya dengan menggenggam nya saja, bisa membuat kita keracunan racun dingin," kata Ki Cokro. Gerbang Hitam memasukkan pedang Darah ke dalam cincin ruang penyimpanan miliknya. "Benar, pendekar ini sangat kuat. Hanya pedangnya saja sudah membekukan semua benda di dalam cincin milikku," kata Gerbang Hitam. "Ki Cokro, apakah kau benar-benar tidak tahu mengenai pemilik pedang ini?" tanya Gerbang Biru. Ki Cokro menggeleng kan kepala. "Tidak ada murid kami yang sekuat itu. Terus kami pun hanya Ki Kalam seorang dan Nyai Anjani yang berada di

    Last Updated : 2025-04-18
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    211.Sembilan Jurus Naga

    Bima membuka matanya saat sesuatu dari dalam tubuhnya terasa akan meledak. "Gawat... Jika aku menembus ranah tahap tengah Ranah Tulang Dewa, Lingxia ini bisa curiga padaku...!" batin Bima. "Aliran ke dalam ruangan kami Bima! Dengan begitu tenaga dalammu tidak sia-sia!" ucap Iblis Es. Bima baru tahu jika kekuatan miliknya bisa di pindahkan ke dalam ruangan para Iblis berada. Dengan cepat Bima menyalurkan kekuatan besar itu ke ruangan para Iblis. Iblis Es dan dua Iblis lainnya langsung duduk bersila untuk menyerap kekuatan yang Bima salurkan. "Kekuatan ini sangat banyak, aku naik ranah seketika!" seru Iblis Tanduk Emas. "Hmm... Tubuhku merasa semakin kuat," kata Iblis Bayangan. Iblis Es tak berkata apa-apa. Dia merasakan kekuatan es miliknya meningkat pesat. "Seharusnya kekuatan ini untuk meningkatkan Bima ke tahap tengah, tapi, kekuatan aslinya harus tetap di sembunyikan agar nona Naga itu tidak curiga," kata Iblis Es. "Berkat Bima, kita menjadi lebih kuat sekarang," kata Ibli

    Last Updated : 2025-04-19

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    240.Empat Pilar

    Bima melangkah masuk ke dalam altar pemujaan. Altar itu tidak tertutup atap dan sejenisnya. Hanya sebuah lingkaran batu dengan tempat pemujaan yang berada tepat di tengah lingkaran. Lantai altar terbuat dari batu yang halus. Di sisi altar, ada empat pilar besar dengan patung empat sosok yang berbeda. Bima tidak asing dengan wujud empat sosok tersebut. "Iblis Es, apakah kau paham sesuatu?" tanya Bima. Namun seolah dirinya dan ketiga Iblis yang ada di dalam jiwanya telah di sekat oleh benteng tak terlihat. Bima tidak bisa mendengar suara Iblis Es sama sekali. Sesampainya di depan wanita cantik berpakaian ungu itu mereka saling bertatap mata. Tangan Wulan bergerak membuat rapalan. Aura hijau berbentuk bola muncul di tengah-tengah kedua telapak tangan wanita itu. "Berdasarkan penglihatanku,di masa depan kamu adalah Raja yang akan menaklukkan pulau ini. Tapi, aku perlu bukti dan percobaan dari dirimu, apakah kau siap Pendekar Muda?" tanya Wulan. "Maksud kamu apa Nona. Masa depan? T

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    239.Ayu Wulan Paradista

    Beberapa hari setelah pertemuan dengan wanita cantik yang berpakaian serba terbuka itu, akhirnya wanita berpakaian merah itu datang lagi. Kali ini wujudnya sangat berbeda. Dia terlihat sangat anggun dengan pakaian serba ungu dan tertutup. Kedatangannya kali ini adalah dia akan melepas kekuatan yang mengunci titik meridian pada tubuh Bima. Dari tangannya terlihat aura berbentuk bola berwarna hijau. Bima merasakan aura tersebut membuatnya sangat nyaman. "Kekuatan jiwamu mulai membaik, luka pada rohmu juga telah sembuh, hebat! Dalam dua puluh tiga hari, luka parah mu telah sembuh sepenuh nya. Hanya tenaga dalamnu saja yang masih kurang," Kata wanita cantik berpakaian ungu tersebut. Bima segera duduk. Dia mengangkat kedua tangannya. Rasa sakit yang mendera nya hilang sama sekali. Kemudian dia alirkan tenaga dalam miliknya. "Benar saja, tenaga dalamku sangat tipis, jika aku kehabisan tenaga dalam, bisa berbahaya bagi tubuhku," ucap Bima langsung duduk bersila di atas ranjang. Tapi

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    238.Lembah Kupu-Kupu

    Matahari mulai terbit di sebelah timur menampakkan cahaya emas. Tubuh Bima melayang tak tentu arah. Darah menetes dari sela bibirnya tanpa henti. Tubuh bagian dalamnya sudah terluka sangat parah. Di tambah Bima menggunakan tubuh Iblis sempurna membuatnya semakin memburuk. Saat dirinya diserang Ledakan Bintang Ki Ageng dan Ki Gede Pamungkas itu sebenarnya dia sudah terluka. Di tambah dia memaksakan tubuhnya menggunakan wujud Iblis Tanduk Api dan menggunakan ajian Sembilan Kutukan Neraka, itu justru memperparah keadaan tubuhnya. Namun karena ambisinya yang sangat besar, dia tak ingin rencana nya gagal begitu saja. Usahanya sudah cukup berhasil dengan meratakan Perguruan tersebut. Namun dia tak akan puas jika otak dari Perguruan Jalak Perak itu belum tewas. Mata Bima mulai terpejam. Tubuhnya terbang rendah dan akhirnya jatuh ke bawah dengan ketinggian ratusan tombak. Untungnya tubuh Bima jatuh tepat di sebuah telaga kecil yang ada di tengah hutan. Saat dia jatuh ke dalam air, bebe

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    237.Amarah

    Bima merasa sangat marah dan kesal dengan Ki Ageng yang baru saja menyelamatkan Ki Gede Pamungkas. "Orang tua sialan!" umpat Bima. Dari dalam sabuk penyimpanan miliknya, dia mengeluarkan Belati Petir miliknya. Dengan mengalirkan tenaga dalam dan memusatkan pikiran, tubuh Bima telah menghilang. "Ki Ageng! Hati-hati!" teriak Ki Gede Pamungkas. Teriakan Ki Gede Pamungkas terlambat, Bima sudah berada tepat di belakang tubuh Ki Ageng dengan palu Neraka yang menyala merah dan siap untuk menghantam. Tanpa menoleh, Ki Ageng langsung mengeluarkan Senjata Roh miliknya berupa Tulang Penyembuhan. Dan juga perisai cahaya yang melindungi tubuhnya. Namun karena perisai cahaya belum sempurna menutupi seluruh tubuh, saat palu besar itu menghantam punggungnya, tubuh Ki Ageng terpental keras hingga belasan tombak jauhnya! Beberapa kali tubuh orang tua itu menghantam tanah. Namun karena saking kerasnya pukulan yang Bima kerahkan membuat Ki Ageng tidak bisa menahan laju tubuhnya. Perisai cahaya m

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    236.Palu Neraka

    Ki Gede Pamungkas dan Ki Ageng menatap asap tipis yang masih menutupi tempat ledakan di udara. Mereka yakin Bima telah hancur bersama penghalang tak terlihat yang Ki Ageng pasang sebagai perangkap. Namun, harapan mereka tidak terkabulkan. Bima dengan keadaan yang cukup mengenaskan masih melayang dengan sebagian sayap esnya hancur. Perisai es miliknya pun sebagian hancur dan banyak luka di tubuhnya. Darah mengalir dari sela bibir Bima. Dia tak menyangka akan mengalami kerugian seperti ini. Perlahan Bima mendarat ke tanah. Sayap esnya masuk kembali ke dalam tubuhnya. "Bagaimana bisa dia menahan pukulan sakti milikku secara langsung? Seharusnya tubuhnya sudah hancur berkeping-keping saat ini..." batin Ki Gede Pamungkas. Ki Ageng sendiri mengelus jenggot putihnya. "Pendekar yang hebat, wajar saja jika Alam Sejagat tewas di tangannya, menghadapi serangan langsung Ledakan Bintang milik Ketua saja dia tak tewas, bahkan hanya menderita luka yang tidak terlalu parah... Siapa pemuda ini

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    235.Ki Gede Pamungkas

    Gerakan ratusan pedang semakin cepat berputar melawan arah putaran angin biru milik Juwanda. Angin biru itu semakin tersedot oleh Pusaran Petir milik Bima. "Saat gesekan angin dan pedang semakin kuat, maka akan mengundang elemen petir yang sangat dahsyat ke tengah pusaran. Manusia itu akan terpanggang hidup-hidup disana!" ucap Balaraja. Bima tersenyum. Selama berada di tubuh pedang, dia merasakan tubuhnya sangat ringan dan mudah sekali bergerak. "Kekuatan yang luar biasa," batin Bima. "Ini juga berkat kekuatan milikmu yang seharusnya naik ke tahap tengah, namun justru membuatku naik ke ranah Tulang Dewa," kata Balaraja. Kekuatan angin biru mulai menghilang tersedot ke pusaran pedang. Juanda tak bisa berbuat apa-apa berada di tengah pusaran. Dia hanya bisa mengandalkan perisai gaib miliknya. Namun dia masih berupaya mengeluarkan pukulan sakti meski tidak berguna sama sekali saat menghantam pusaran pedang. Justru pukulan itu malah membuat pusaran semakin besar. Ki Gede Pamungkas

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    234.Tubuh Seribu Pedang

    Sementara itu Ratu Azalea tengah tertidur lelap. Dia tak menyadari kedatangan tiga sosok orang yang mengendap-endap di dekat kamarnya. "Kamu benar ini kamarnya?" tanya salah satu sosok dengan suara berbisik. "Benar, tidak salah lagi, dia ada di dalam kamar..." sahut kawannya. "Kalau begitu, cepat keluarkan racun asap itu agar dia tak terbangun... Kita akan bersenang-senang," ucap sosok pertama. "Setelah sekian lama aku menanti ini, akhirnya datang kesempatan untuk membalas perlakuan gadis ini," "Gara-gara dia kita tersingkirkan," sahut yang lain. Tiga sosok itu mendekati pintu. Mereka mengenakan cadar sehingga tidak takut dengan racun asap yang akan mereka lepas ke dalam kamar melalui celah pintu. Asap itu pun masuk ke dalam kamar secara perlahan. Saat racun itu tercium oleh hidung Ratu Azalea, dengan sendiri nya perisai kuning melindungi seluruh tubuhnya. "Asap beracun? Siapa yang berani melakukan ini di dalam kediaman Nyai Anjani?" batin Ratu Azalea. Setelah cukup lama, tig

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    233.Jurus Baru

    Setelah mendengar penjelasan tentang tiga api abadi dari Iblis Es, Bima terkejut saat mendengar nama Iblis Neraka yang lolos dari ujian Dewa Yama. "Kakakku itu sangat kuat dan mengerikan, meski aku juga tidak kalah mengerikan darinya hahaha!" kata Iblis Es. "Hmmm... Kalian adalah Iblis yang sudah melewati batas hidup dan mati, dengan kekuatan yang setara dengan Dewa, akan tetapi... Bagaimana kalian bisa kalah melawan para dewa?" tanya Bima. "Kamu ini bodoh atau sengaja menjadi orang bodoh!?" tanya Iblis Es membuat alis Bima terangkat. "Apa maksudmu!?" tanya Bima. "Neraka adalah ciptaan Dewa. Dan dewa yang menciptakan itu saat ini sedang berleha-leha di surga, apa kau pikir kami berdua bisa menang melawan para dewa dengan kekuatan yang kami dapat dari mereka!? Apakah kau tak pernah dengar, sungai yang bertemu dengan air laut? Kau pikir sungai itu akan terus mengalir membuat jalurnya sendiri saat mereka bertemu dengan laut!? Sungai itu akan lebur saat bertemu dengan laut. Kekuatan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    232. Api Abadi

    Bima mendarat di sebuah atap rumah yang tak jauh dari kediaman Ki Gede Pamungkas. "Hm, penjagaan semakin di perketat. Ada sepuluh murid ranah Keabadian. Ini sangat merepotkan, dan dua orang bernama Ageng dan Juwanda itu pasti ada di dalam sana. Bagaimana caranya aku menyerang?" batin Bima. "Gunakan Ajian Hujan Es Abadi," ucap Iblis Es. "Tapi... Ada tiga pendekar ranah Tulang Dewa, apakah nantinya tidak akan membuatku terkepung oleh mereka?" tanya Bima. "Pemuda bodoh! Ajian itu cukup kau kerahkan dan kau tinggalkan, kau bersembunyi dan menanti mereka keluar dari dalam sarangnya," kata Iblis Es membuat Bima merenung. "Seandainya wujud Iblis Tanduk Api aku bisa mengeluarkan ajian itu, pasti akan lebih berdampak pada tingkat serangan," kata Bima. "Itu urusan gampang, apa kau ingat ajian Bola Iblis yang ku ajarkan padamu?" tanya Iblis Es. "Ajian Bola Iblis? Benar, tentu saja ingat!" sahut Bima. "Kau secara alami melakukannya pada elemen api milikmu dengan menciptakan Ajian Bola Api

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status