Share

208.Teritori Tongkat Naga Emas

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-18 09:00:04

Bima melesat ke samping saat Api Biru panas itu kembali menghantam dinding es miliknya.

Seolah tahu Bima bergerak ke arah mana, Naga Hitam bermata merah itu menoleh ke arah Bima lalu menyemburkan kembali api biru miliknya.

Bima kertakkan rahang lalu melesat dengan cepat menghindari serangan api biru milik naga tersebut. Namun ternyata naga itu tidak melepas Bima begitu saja, dia kembali menyerang. Kali ini dengan semburan bertubi-tubi ke arah Bima.

"Binatang sialan! Di dalam air ini aku tidak bisa banyak berkutik, jika berlama-lama aku yang akan dirugikan!" batin Bima.

"Bima, keluarkan saja Qinglong untuk melawannya!" seru Iblis Es.

"Tidak bisa, naga hitam ini sudah berada di ranah Tulang Dewa, Qinglong bisa tewas terbunuh!" kata Bima dalam hati.

Naga Hitam meluncur ke arah Bima. Tubuhnya ternyata sangat besar. Dengan panjang lebih dari sepuluh tombak.

Bima nenghindari serangan mulut Naga hitam yang hampir saja menyambar nya.

Meski sayap es cukup membantu dirinya bergerak cepa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    209.Putri Naga Ling Xia

    Bima melihat gadis bernama Lingxia itu masuk ke dalam air. Tak berapa lama air itu bersinar merah muda. Namun hanya sesaat. Setelah merasa gadis itu tidak akan muncul lagi, Bima melompat ke arah tanah dimana pedangnya tadi tertancap. "Bahkan bayangan ganda pun tidak bisa menghentikan. Aku tidak merasa ada aura pertempuran..." Tiba-tiba Bima teringat saat gadis bernama Lingxia itu menari lalu mendadak berhenti. Mungkinkah dia merasakan pertempuran dua bayangan melawan salah satu anak buahnya itu?" batin Bima. Bima garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Sekarang dia bingung sendiri mau kemana. Dia tahu Gerbang Hitam dan Gerbang Biru itu menuju ke Perguruan Harimau Perak. Akan tetapi, dia di suruh berada di hutan itu selama tujuh hari, jika dia nampak di Perguruan dan menyelidiki pedangnya, bukankah dia akan di curigai. Ki Cokro bukanlah musuh. Namun dia sendiri kurang tahu seberapa kuat lelaki tua tersebut. Yang jelas Ki Kalam masih segan kepadanya itu menandakan Ki Cokro punya k

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    210.Putri Naga Ling Xia(2)

    Lingxia melompat ke dalam air di susul oleh Bima. Setelah Lingxia memberi ijin, Bima bisa dengan mudah masuk ke dalam teritori Tongkat Naga Emas tanpa perlu bersusah payah. Sementara itu Gerbang Hitam dan Biru yang berada di Perguruan Harimau Perak tengah menyelidiki pengguna pedang yang Gerbang Hitam bawa. Ki Cokro menggenggam pedang tersebut. Ada hawa dingin yang menyakitkan merasuk ke dalam tubuhnya. "Pedang celaka ini sebaiknya jangan di bawa, hanya dengan menggenggam nya saja, bisa membuat kita keracunan racun dingin," kata Ki Cokro. Gerbang Hitam memasukkan pedang Darah ke dalam cincin ruang penyimpanan miliknya. "Benar, pendekar ini sangat kuat. Hanya pedangnya saja sudah membekukan semua benda di dalam cincin milikku," kata Gerbang Hitam. "Ki Cokro, apakah kau benar-benar tidak tahu mengenai pemilik pedang ini?" tanya Gerbang Biru. Ki Cokro menggeleng kan kepala. "Tidak ada murid kami yang sekuat itu. Terus kami pun hanya Ki Kalam seorang dan Nyai Anjani yang berada di

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    211.Sembilan Jurus Naga

    Bima membuka matanya saat sesuatu dari dalam tubuhnya terasa akan meledak. "Gawat... Jika aku menembus ranah tahap tengah Ranah Tulang Dewa, Lingxia ini bisa curiga padaku...!" batin Bima. "Aliran ke dalam ruangan kami Bima! Dengan begitu tenaga dalammu tidak sia-sia!" ucap Iblis Es. Bima baru tahu jika kekuatan miliknya bisa di pindahkan ke dalam ruangan para Iblis berada. Dengan cepat Bima menyalurkan kekuatan besar itu ke ruangan para Iblis. Iblis Es dan dua Iblis lainnya langsung duduk bersila untuk menyerap kekuatan yang Bima salurkan. "Kekuatan ini sangat banyak, aku naik ranah seketika!" seru Iblis Tanduk Emas. "Hmm... Tubuhku merasa semakin kuat," kata Iblis Bayangan. Iblis Es tak berkata apa-apa. Dia merasakan kekuatan es miliknya meningkat pesat. "Seharusnya kekuatan ini untuk meningkatkan Bima ke tahap tengah, tapi, kekuatan aslinya harus tetap di sembunyikan agar nona Naga itu tidak curiga," kata Iblis Es. "Berkat Bima, kita menjadi lebih kuat sekarang," kata Ibli

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    212.Wujud Naga Semesta

    Bima memeriksa nadi Qinglong. Dia masih merasakan denyut nadi bocah tersebut. Dengan cepat dia merobek pakaian Qinglong. Di dadanya terlihat bekas telapak tangan Lingxia yang meninggal kan bekas berwarna merah. "Pukulan ini sangat sakti, tapi untungnya tidak sampai membuat jantungnya hancur," batin Bima. "Gadis sialan itu! Beraninya memukul anak kecil!" teriak Iblis Bayangan marah. "Anak kecil itu berusaha melindungi Bima, untungnya, gadis itu masih setengah-setengah saat memukul, jika dia menggunakan kekuatan penuh, jurus Sembilan Naga itu bisa menghancurkan seluruh organ tubuhnya dan membuatnya mati seketika!" kata Iblis Es. Dengan cepat Bima menyalurkan tenaga dalam miliknya. Namun aura kuning itu tak bisa di hilangkan. Beberapa kali Bima mencoba menyalurkan tenaga dalam miliknya. Namun tetap tidak berhasil membuang aura kuning dari tubuh anak itu. Lingxia memegang bahu Bima. Pemuda itu menoleh. Wajah marahnya membuat Lingxia semakin merasa bersalah. "Aku akan mengobatinya,

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    213.Kaisar Naga Muda

    Naga besar itu bergerak ke arah Bima dan melingkari tubuh pemuda itu. Matanya menatap Gerbang Hitam dan Biru dengan tajam. Kedua Gerbang itu tak berkutik. Meski ranah mereka hampir menembus Ranah Cakrawala, namun kekuatan dan tekanan aura Kaisar pada tubuh Qinglong membuat mereka tak kuat bertahan. Keduanya berlutut dihadapan Qinglong. Lingxia menatap Qinglong dengan tatapan penuh kekaguman. Selama ini dia menantikan ramalan datangnya sesosok Naga yang mempunyai aura Kaisar. Namun tak kunjung tiba hingga ribuan tahun lamanya. Dia dan dua penjaganya sudah bosan menjaga kuil tersebut untuk menanti kedatangan anak Naga yang di ramalkan. Kini, ramalan itu ada di depan matanya sendiri. Dan aura yang keluar dari tubuh Naga Semesta itu membuatnya terkagum-kagum. Dialah jodoh yang dinantikan olehnya selama ini. "Yang mulia....! Tolong kami!" teriak Gerbang Hitam yang masih berlutut menahan tekanan. Mereka hampir tak bisa bertahan. Tekanan itu membuat mereka bersujud kepada Qinglong. "H

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    214.Keluarga Ling

    Semua terkejut mendengar cerita Bima. Terutama dua gerbang penjaga dan Lingxia. "Kaisar muda mempunyai saudara!?" seru Gerbang Hitam. "Itu artinya harus ada salah satu yang di singkirkan untuk menjadi Kaisar Naga Azure berikutnya!" sahut Gerbang Biru. Bima menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak, Hong Long memintaku untuk menjaga Qinglong. Pewarisnya Kaisar di istana Naga adalah saudara Qinglong, yaitu Canglong. Dengan Qinglong tetap berada bersamaku, maka tak perlu ada kematian dari keduanya. Jika sudah waktunya tiba, mereka nanti akan bertemu dalam keadaan yang lebih baik," kata Bima. "Manusia, kamu sangat peduli dengan ras kami, kami sungguh sangat berterimakasih..." ucap Lingxia sambil memberi hormat. Bima tertawa lepas. "Aku baik kepada siapapun yang baik kepadaku. Ras apapun itu, mereka adalah teman jika mereka menganggapku teman," kata Bima. "Maaf saudara, sebenarnya, aku penasaran dengan wujud iblis mu itu, dan juga elemen api dan es yang kau punya... Kau sungguh sangat

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    215.Kembali Ke Perguruan

    Sudah hari ketujuh Bima berada di dalam kuil kuno. Tongkat emas itu tetap dibawa oleh Qinglong. Para Naga pun memutuskan untuk ikut Bima kembali ke Perguruan Harimau Perak. Karena kuil itu sudah tidak berarti lagi. Dan perisai pelindung pun hilang setelah tongkat Naga dibawa oleh tuannya. Mereka keluar dari air dan mendarat di tanah. "Apa yang akan kalian lakukan di dalam Perguruan Harimau Perak?" tanya Bima. "Apa yang akan kami lakukan? Tentu saja menjadi tetua di sana seperti biasa," kata Gerbang Hitam. "Jadi..." Bima tak melanjutkan lagi kata-katanya karena Gerbang Biru telah memotong dengan cepat. "Kami memang tetua di Perguruan itu. Lebih tepatnya kami berada di luar Perguruan, mengajar murid-murid kelas bawah." kata Gerbang Biru. "Jadi begitu, lalu Lingxia?" tanya Bima. "Aku? Aku adalah putri Ki Cokro, hikhikhik" ucap Lingxia. Bima terperangah. Dia sempat mendengar kabar kecantikan putri Ketua Perguruan. Ternyata itu adalah Lingxia yang menyamar menjadi putri sang ketua

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    216.Broto Seno

    Tiga hari berlalu. Hari yang telah ditentukan pun tiba. Semua murid di perguruan akan melihat pertarungan murid luar Broto Seno dari Ki Kalam melawan murid dalam Sena dari Ki Cokro. Mereka berdua akan bertanding adu kekuatan di atas arena pertarungan. "Aku yakin Broto Seno tak terkalahlan," kata seorang murid. "Tapi Sena juga sangat kuat, dalam sepuluh hari dia naik tiga tahap, dari ranah Pukulan Sakti tahap awal hingga ranah Keabadian tahap awal, bukankah itu tidak mungkin?" sahut yang lain. "Kita akan melihatnya, siapa petarung paling kuat dari perguruan ini. Sena dan Parwati adalah dua petarung yang akan dikirim ke turnamen besar kerajaan, aku yakin, keduanya mempunyai kemampuan yang tidak bisa di tebak," Ucap yang lain. Arena itu sangat meriah dengan kehadiran para murid yang ingin menonton pertandingan. Para tetua perguruan pun telah duduk di kursi untuk melihat pertarungan langka. Pertarungan antara murid ketua perguruan melawan murid ketua luar perguruan. Lingxia yang di

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20

Bab terbaru

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    240.Empat Pilar

    Bima melangkah masuk ke dalam altar pemujaan. Altar itu tidak tertutup atap dan sejenisnya. Hanya sebuah lingkaran batu dengan tempat pemujaan yang berada tepat di tengah lingkaran. Lantai altar terbuat dari batu yang halus. Di sisi altar, ada empat pilar besar dengan patung empat sosok yang berbeda. Bima tidak asing dengan wujud empat sosok tersebut. "Iblis Es, apakah kau paham sesuatu?" tanya Bima. Namun seolah dirinya dan ketiga Iblis yang ada di dalam jiwanya telah di sekat oleh benteng tak terlihat. Bima tidak bisa mendengar suara Iblis Es sama sekali. Sesampainya di depan wanita cantik berpakaian ungu itu mereka saling bertatap mata. Tangan Wulan bergerak membuat rapalan. Aura hijau berbentuk bola muncul di tengah-tengah kedua telapak tangan wanita itu. "Berdasarkan penglihatanku,di masa depan kamu adalah Raja yang akan menaklukkan pulau ini. Tapi, aku perlu bukti dan percobaan dari dirimu, apakah kau siap Pendekar Muda?" tanya Wulan. "Maksud kamu apa Nona. Masa depan? T

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    239.Ayu Wulan Paradista

    Beberapa hari setelah pertemuan dengan wanita cantik yang berpakaian serba terbuka itu, akhirnya wanita berpakaian merah itu datang lagi. Kali ini wujudnya sangat berbeda. Dia terlihat sangat anggun dengan pakaian serba ungu dan tertutup. Kedatangannya kali ini adalah dia akan melepas kekuatan yang mengunci titik meridian pada tubuh Bima. Dari tangannya terlihat aura berbentuk bola berwarna hijau. Bima merasakan aura tersebut membuatnya sangat nyaman. "Kekuatan jiwamu mulai membaik, luka pada rohmu juga telah sembuh, hebat! Dalam dua puluh tiga hari, luka parah mu telah sembuh sepenuh nya. Hanya tenaga dalamnu saja yang masih kurang," Kata wanita cantik berpakaian ungu tersebut. Bima segera duduk. Dia mengangkat kedua tangannya. Rasa sakit yang mendera nya hilang sama sekali. Kemudian dia alirkan tenaga dalam miliknya. "Benar saja, tenaga dalamku sangat tipis, jika aku kehabisan tenaga dalam, bisa berbahaya bagi tubuhku," ucap Bima langsung duduk bersila di atas ranjang. Tapi

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    238.Lembah Kupu-Kupu

    Matahari mulai terbit di sebelah timur menampakkan cahaya emas. Tubuh Bima melayang tak tentu arah. Darah menetes dari sela bibirnya tanpa henti. Tubuh bagian dalamnya sudah terluka sangat parah. Di tambah Bima menggunakan tubuh Iblis sempurna membuatnya semakin memburuk. Saat dirinya diserang Ledakan Bintang Ki Ageng dan Ki Gede Pamungkas itu sebenarnya dia sudah terluka. Di tambah dia memaksakan tubuhnya menggunakan wujud Iblis Tanduk Api dan menggunakan ajian Sembilan Kutukan Neraka, itu justru memperparah keadaan tubuhnya. Namun karena ambisinya yang sangat besar, dia tak ingin rencana nya gagal begitu saja. Usahanya sudah cukup berhasil dengan meratakan Perguruan tersebut. Namun dia tak akan puas jika otak dari Perguruan Jalak Perak itu belum tewas. Mata Bima mulai terpejam. Tubuhnya terbang rendah dan akhirnya jatuh ke bawah dengan ketinggian ratusan tombak. Untungnya tubuh Bima jatuh tepat di sebuah telaga kecil yang ada di tengah hutan. Saat dia jatuh ke dalam air, bebe

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    237.Amarah

    Bima merasa sangat marah dan kesal dengan Ki Ageng yang baru saja menyelamatkan Ki Gede Pamungkas. "Orang tua sialan!" umpat Bima. Dari dalam sabuk penyimpanan miliknya, dia mengeluarkan Belati Petir miliknya. Dengan mengalirkan tenaga dalam dan memusatkan pikiran, tubuh Bima telah menghilang. "Ki Ageng! Hati-hati!" teriak Ki Gede Pamungkas. Teriakan Ki Gede Pamungkas terlambat, Bima sudah berada tepat di belakang tubuh Ki Ageng dengan palu Neraka yang menyala merah dan siap untuk menghantam. Tanpa menoleh, Ki Ageng langsung mengeluarkan Senjata Roh miliknya berupa Tulang Penyembuhan. Dan juga perisai cahaya yang melindungi tubuhnya. Namun karena perisai cahaya belum sempurna menutupi seluruh tubuh, saat palu besar itu menghantam punggungnya, tubuh Ki Ageng terpental keras hingga belasan tombak jauhnya! Beberapa kali tubuh orang tua itu menghantam tanah. Namun karena saking kerasnya pukulan yang Bima kerahkan membuat Ki Ageng tidak bisa menahan laju tubuhnya. Perisai cahaya m

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    236.Palu Neraka

    Ki Gede Pamungkas dan Ki Ageng menatap asap tipis yang masih menutupi tempat ledakan di udara. Mereka yakin Bima telah hancur bersama penghalang tak terlihat yang Ki Ageng pasang sebagai perangkap. Namun, harapan mereka tidak terkabulkan. Bima dengan keadaan yang cukup mengenaskan masih melayang dengan sebagian sayap esnya hancur. Perisai es miliknya pun sebagian hancur dan banyak luka di tubuhnya. Darah mengalir dari sela bibir Bima. Dia tak menyangka akan mengalami kerugian seperti ini. Perlahan Bima mendarat ke tanah. Sayap esnya masuk kembali ke dalam tubuhnya. "Bagaimana bisa dia menahan pukulan sakti milikku secara langsung? Seharusnya tubuhnya sudah hancur berkeping-keping saat ini..." batin Ki Gede Pamungkas. Ki Ageng sendiri mengelus jenggot putihnya. "Pendekar yang hebat, wajar saja jika Alam Sejagat tewas di tangannya, menghadapi serangan langsung Ledakan Bintang milik Ketua saja dia tak tewas, bahkan hanya menderita luka yang tidak terlalu parah... Siapa pemuda ini

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    235.Ki Gede Pamungkas

    Gerakan ratusan pedang semakin cepat berputar melawan arah putaran angin biru milik Juwanda. Angin biru itu semakin tersedot oleh Pusaran Petir milik Bima. "Saat gesekan angin dan pedang semakin kuat, maka akan mengundang elemen petir yang sangat dahsyat ke tengah pusaran. Manusia itu akan terpanggang hidup-hidup disana!" ucap Balaraja. Bima tersenyum. Selama berada di tubuh pedang, dia merasakan tubuhnya sangat ringan dan mudah sekali bergerak. "Kekuatan yang luar biasa," batin Bima. "Ini juga berkat kekuatan milikmu yang seharusnya naik ke tahap tengah, namun justru membuatku naik ke ranah Tulang Dewa," kata Balaraja. Kekuatan angin biru mulai menghilang tersedot ke pusaran pedang. Juanda tak bisa berbuat apa-apa berada di tengah pusaran. Dia hanya bisa mengandalkan perisai gaib miliknya. Namun dia masih berupaya mengeluarkan pukulan sakti meski tidak berguna sama sekali saat menghantam pusaran pedang. Justru pukulan itu malah membuat pusaran semakin besar. Ki Gede Pamungkas

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    234.Tubuh Seribu Pedang

    Sementara itu Ratu Azalea tengah tertidur lelap. Dia tak menyadari kedatangan tiga sosok orang yang mengendap-endap di dekat kamarnya. "Kamu benar ini kamarnya?" tanya salah satu sosok dengan suara berbisik. "Benar, tidak salah lagi, dia ada di dalam kamar..." sahut kawannya. "Kalau begitu, cepat keluarkan racun asap itu agar dia tak terbangun... Kita akan bersenang-senang," ucap sosok pertama. "Setelah sekian lama aku menanti ini, akhirnya datang kesempatan untuk membalas perlakuan gadis ini," "Gara-gara dia kita tersingkirkan," sahut yang lain. Tiga sosok itu mendekati pintu. Mereka mengenakan cadar sehingga tidak takut dengan racun asap yang akan mereka lepas ke dalam kamar melalui celah pintu. Asap itu pun masuk ke dalam kamar secara perlahan. Saat racun itu tercium oleh hidung Ratu Azalea, dengan sendiri nya perisai kuning melindungi seluruh tubuhnya. "Asap beracun? Siapa yang berani melakukan ini di dalam kediaman Nyai Anjani?" batin Ratu Azalea. Setelah cukup lama, tig

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    233.Jurus Baru

    Setelah mendengar penjelasan tentang tiga api abadi dari Iblis Es, Bima terkejut saat mendengar nama Iblis Neraka yang lolos dari ujian Dewa Yama. "Kakakku itu sangat kuat dan mengerikan, meski aku juga tidak kalah mengerikan darinya hahaha!" kata Iblis Es. "Hmmm... Kalian adalah Iblis yang sudah melewati batas hidup dan mati, dengan kekuatan yang setara dengan Dewa, akan tetapi... Bagaimana kalian bisa kalah melawan para dewa?" tanya Bima. "Kamu ini bodoh atau sengaja menjadi orang bodoh!?" tanya Iblis Es membuat alis Bima terangkat. "Apa maksudmu!?" tanya Bima. "Neraka adalah ciptaan Dewa. Dan dewa yang menciptakan itu saat ini sedang berleha-leha di surga, apa kau pikir kami berdua bisa menang melawan para dewa dengan kekuatan yang kami dapat dari mereka!? Apakah kau tak pernah dengar, sungai yang bertemu dengan air laut? Kau pikir sungai itu akan terus mengalir membuat jalurnya sendiri saat mereka bertemu dengan laut!? Sungai itu akan lebur saat bertemu dengan laut. Kekuatan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    232. Api Abadi

    Bima mendarat di sebuah atap rumah yang tak jauh dari kediaman Ki Gede Pamungkas. "Hm, penjagaan semakin di perketat. Ada sepuluh murid ranah Keabadian. Ini sangat merepotkan, dan dua orang bernama Ageng dan Juwanda itu pasti ada di dalam sana. Bagaimana caranya aku menyerang?" batin Bima. "Gunakan Ajian Hujan Es Abadi," ucap Iblis Es. "Tapi... Ada tiga pendekar ranah Tulang Dewa, apakah nantinya tidak akan membuatku terkepung oleh mereka?" tanya Bima. "Pemuda bodoh! Ajian itu cukup kau kerahkan dan kau tinggalkan, kau bersembunyi dan menanti mereka keluar dari dalam sarangnya," kata Iblis Es membuat Bima merenung. "Seandainya wujud Iblis Tanduk Api aku bisa mengeluarkan ajian itu, pasti akan lebih berdampak pada tingkat serangan," kata Bima. "Itu urusan gampang, apa kau ingat ajian Bola Iblis yang ku ajarkan padamu?" tanya Iblis Es. "Ajian Bola Iblis? Benar, tentu saja ingat!" sahut Bima. "Kau secara alami melakukannya pada elemen api milikmu dengan menciptakan Ajian Bola Api

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status