Share

215.Kembali Ke Perguruan

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-04-19 10:07:46

Sudah hari ketujuh Bima berada di dalam kuil kuno. Tongkat emas itu tetap dibawa oleh Qinglong.

Para Naga pun memutuskan untuk ikut Bima kembali ke Perguruan Harimau Perak. Karena kuil itu sudah tidak berarti lagi. Dan perisai pelindung pun hilang setelah tongkat Naga dibawa oleh tuannya.

Mereka keluar dari air dan mendarat di tanah.

"Apa yang akan kalian lakukan di dalam Perguruan Harimau Perak?" tanya Bima.

"Apa yang akan kami lakukan? Tentu saja menjadi tetua di sana seperti biasa," kata Gerbang Hitam.

"Jadi..." Bima tak melanjutkan lagi kata-katanya karena Gerbang Biru telah memotong dengan cepat.

"Kami memang tetua di Perguruan itu. Lebih tepatnya kami berada di luar Perguruan, mengajar murid-murid kelas bawah." kata Gerbang Biru.

"Jadi begitu, lalu Lingxia?" tanya Bima.

"Aku? Aku adalah putri Ki Cokro, hikhikhik" ucap Lingxia.

Bima terperangah. Dia sempat mendengar kabar kecantikan putri Ketua Perguruan. Ternyata itu adalah Lingxia yang menyamar menjadi putri sang ketua
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    216.Broto Seno

    Tiga hari berlalu. Hari yang telah ditentukan pun tiba. Semua murid di perguruan akan melihat pertarungan murid luar Broto Seno dari Ki Kalam melawan murid dalam Sena dari Ki Cokro. Mereka berdua akan bertanding adu kekuatan di atas arena pertarungan. "Aku yakin Broto Seno tak terkalahlan," kata seorang murid. "Tapi Sena juga sangat kuat, dalam sepuluh hari dia naik tiga tahap, dari ranah Pukulan Sakti tahap awal hingga ranah Keabadian tahap awal, bukankah itu tidak mungkin?" sahut yang lain. "Kita akan melihatnya, siapa petarung paling kuat dari perguruan ini. Sena dan Parwati adalah dua petarung yang akan dikirim ke turnamen besar kerajaan, aku yakin, keduanya mempunyai kemampuan yang tidak bisa di tebak," Ucap yang lain. Arena itu sangat meriah dengan kehadiran para murid yang ingin menonton pertandingan. Para tetua perguruan pun telah duduk di kursi untuk melihat pertarungan langka. Pertarungan antara murid ketua perguruan melawan murid ketua luar perguruan. Lingxia yang di

    Last Updated : 2025-04-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    217.Ajian Penjerat Iblis

    Tinju Bima menghantam dagu Broto Seno dengan keras hingga tubuh murid Ki Kalam itu mencelat ke udara setinggi sepuluh tombak. Bima langsung mengeluarkan Belati Petir miliknya. Tubuhnya langsung berada di dekat Broto Seno. Dengan pukulan dan tendangan bertubi-tubi Bima menghajar Broto Seno dengan cepat. Tak ada kesempatan murid Ki Kalam itu untuk menangkis. Kepala, dada, perut, punggung tak ada yang terlepas dari serangan. Darah muncrat dari mulut Broto Seno. Pukulan terakhir Bima yang mengenai dadanya membuat tubuhnya meluncur ke arena dengan deras. Bima menghilang dan langsung menerima tubuh Broto Seno dengan tinjunya. Kraakkk! Tukang punggung pemuda itu remuk oleh tinju Bima. Dengan tatapan mata sinis Bima melempar tubuh Broto Seno yang sudah tidak berdaya itu ke pinggir arena. Seluruh tulang nya patah secara beraturan. Seolah di potong-potong oleh pedang tak terlihat. Rahangnya mencong ke kanan membuatnya terlihat sangat mengenaskan. Semua mata yang melihat tak bisa berkata

    Last Updated : 2025-04-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    218.Kalabunta Datang

    "Ajian Penjerat Iblis!?" batin semua tetua yang ada di tempat itu termasuk dia Gerbang Penjaga. Ki Kalam menatap tajam ke arah Ratu Azalea. Dengan sekali gerakan tubuhnya sudah berada di depan Ratu dengan tangan yang siap untuk mencengkram. Namun sebelum tangan itu mencengkram leher jenjang sang Ratu, sebuah tendangan sudah mampir lebih dulu ke arah wajahnya. Buk! Tubuh Ki Kalam terpelanting di atas arena. Semua mata menatap takjub. Yang baru saja menendang wajah Ki Kalam adalah Bimasena. Ki Kalam berdiri sambil menyeka darah di bibirnya yang pecah. "Bajingan kecil ini... Sejak kapan dia menyerang ku...?" umpat Ki Kalam murka. Bima tertawa terbahak-bahak. Seringai sinis nampak di bibirnya. "Kamu mau menyakiti adikku? Kamu pikir kamu layak menyentuh tubuhnya!?" hardik Bima keras dengan gelombang kekuatan yang meledak dari tubuhnya. "Bagaimana bisa ranah Keabadian mempunyai aura sekuat ini!?" batin Ki Kalam dengan wajah mengernyit. Ratu Azalea meraih jari Bima dan meremasnya.

    Last Updated : 2025-04-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    219.Pertarungan Sengit

    Kalabunta melesat ke atas menyusul tubuh Ki Kalam. Dengan kecepatannya yang luar biasa, dia bergerak cepat menghujani cakaran dari berbagai arah. Ki Kalam menahan semuanya menggunakan kedua tangan nya. Dari kedua tangan itu muncul aura gelap yang menyebar dan menutupi tubuhnya. "Perisai roh!" batin Kalabunta saat semua serangannya tidak melukai Ki Kalam sedikit pun. "Kau masih terlalu lemah menghadapi Penjerat Iblis milikku ini!" ucap Ki Kalam sambil tersenyum. Keduanya melayang turun. Meski Kalabunta menghajar berkali-kali menggunakan cakar Merah miliknya, namun ajian Penjerat Iblis milik Ki Kalam masih bisa menahan serangan dengan sempurna. Bima mengamati ajian tersebut. Dia merasa ajian itu sangat mirip dengan kekuatan klan Iblis Darah. Menyerap kekuatan musuh nya. "Kalabunta kurang cerdas dalam hal adu kepintaran mengolah jurus. Cakar Merah adalah senjata roh yang kuat dan mampu membelah apa saja, bergantung pada kemampuan pikiran pengguna. Kalabunta, seperti nya otakmu belu

    Last Updated : 2025-04-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    220.Dendam Lama

    Ki Kalam melesat dengan cepat dari pohon ke pohon hingga sampai di air terjun dimana ada kui Kuno di dalam airnya. Napasnya terengah-engah. Sesekali dia menoleh ke belakang. Dia takut salah satu tetua mengejarnya. Setelah merasa aman, dia melompati sungai dan mendarat di seberang sungai tersebut. Namun sebelum dia melangkah untuk lari, sebuah pedang Es meluncur dari atas langit memotong langkahnya. Belum sempat terkejut, satu sosok bersayap es mendarat di depannya dengan keras membuat semua yang ada di sekitarnya membeku seketika. "Kau... Sena...!?" ucap Ki Kalam dengan mata melotot. Bima tersenyum sinis. Matanya berkilat biru. Sayap esnya masuk kembali ke dalam punggungnya. "Bagaimana kau bisa mempunyai kemampuan Tulang Es...!? Kau... Kau bukan pendekar ranah Keabadian!" ucap Ki Kalam dengan bibir bergetar. "Sudah lama juga orang tua, kita tidak bertemu... Apakah kau lupa padaku?" tanya Bima sambil menarik lepas topeng karetnya. Wajah aslinya pun terlihat membuat Ki Kalam ter

    Last Updated : 2025-04-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    221.Nyai Anjani

    Bima berjalan ke arah tubuh Ki Kalam yang sudah membeku. Senyum tipis tersungging di bibirnya. "Sepertinya Api Emas Brahma cukup berguna," ucap Iblis Es. "Aku akan menyerapnya," sahut Bima lalu mengeluarkan pedang Darah miliknya dan dengan tanpa ragu lagi langsung menusuk tubuh Ki Kalam yang sudah menjadi es. Aura hitam dan kuning keluar dari mayat Ki Kalam. Aura itu pun tersedot ke dalam pedang milik Bima. Tak berapa lama kemudian muncul Lingxia dan dua Gerbang Penjaga. Bima menendang mayat Ki Kalam hingga masuk ke dalam sungai. "Dendam seperti apa yang membuat pemuda ini begitu keji membunuh Ki Kalam?" batin Lingxia. Bima mengampiri tiga orang tersebut. "Sekarang masalah Ki Kalam sudah selesai," kata Bima sambil berjalan meninggalkan mereka bertiga. "Membunuh Pendekar Ranah Tulang Dewa tahap Tengah dengan mudahnya, apakah anak muda ini monster?" ucap Gerbang Hitam. "Dia juga berada di Ranah Tulang Dewa. Namun berbeda tahap, jarak kekuatan nya pun sangat jauh. Pemuda ini tid

    Last Updated : 2025-04-21
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    222.Berlatih Di Hutan

    Beberapa hari setelah kematian Ki Kalam, Bima memohon ijin kepada Ki Cokro untuk berlatih di hutan belakang Perguruan. Ki Cokro pun mengijinkan nya. Karena turnamen hanya tinggal beberapa bulan lagi. Waktu yang tepat untuk berlatih dan menguatkan diri. "Istriku, berlatih lah di sini, besok aku akan berlatih sendiri dulu di hutan. Kamu tetap awasi gerak-gerik Nyai Anjani. Dia adalah kaki tangan Kerajaan, matanya pasti mengawasi apapun yang aneh di Perguruan ini." kata Bima. "Suamiku, tenang saja, aku sudah mengawasinya selama ini. Gerak-gerik nya biasa saja dan tak ada yang mencurigakan." Ucap Ratu Azalea Bima mengangguk. Dia ingin sekali bermesraan bersama dan Ratu lebih lama. Akan tetapi, selain tiga Naga dan Ki Cokro, semuanya tahu bahwa Bima dan Ratu adalah kakak beradik. "Apakah kakang akan mulai rencana itu?" tanya Ratu Azalea. Bima mengangguk. Matanya menatap ke arah langit. "Aku akan tenang setelah semua dendam ini terbalaskan..." ucap Bima lirih. Ratu Azalea membelai p

    Last Updated : 2025-04-21
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    223.Buwana

    Buwana menghentikan langkah dan melompat ke samping. Saat itulah Bima menghilang dengan Belati Petir miliknya. Buwana langsung sadar akan bahaya yang mengincarnya. Dia langsung mengerahkan senjata roh miliknya. Bima yang baru saja berpindah tempat ke arah Buwana terkejut saat dia akan melancarkan pukulan, Buwana sudah siap dengan senjata roh berupa tameng dan pedang. Serangan Bima berhasil di tangkis oleh Buwana dengan tepat. Brak! Tubuh Buwana terdorong beberapa langkah setelah menangkis serangan kaki Bima. "Kekuatan yang dahsyat!" seru Buwana dalam hati. Jika dia tidak langsung tanggap akan adanya bahaya, mungkin dia akan mengalami luka parah saat tendangan itu menghajar tubuhnya secara langsung. "Kau...! Siapa kau dan ada masalah apa tiba-tiba menyerangku!" teriak Buwana. Bima tersenyum sinis. Dia melompat mundur dari hadapan Buwana. Tanpa berkata, Bima langsung mengeluarkan elemen es miliknya. "Jurus Seribu Duri Es!" ucap Bima. Buwana segera mengerahkan tenaga dalam pa

    Last Updated : 2025-04-21

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    241.Pilar Dewa

    "Jurus Gelombang Es!" teriak Bima. Tubuhnya mengeluarkan aura dingin yang luar biasa. Bertepatan saat Pilar Dewa menghantamkan palunya, Gelombang Es itu juga menghantam Pilar Dewa tersebut. Seketika seluruh altar itu membeku menjadi es termasuk Pilar Dewa. Tapi tidak bagi Ayu Wulan Paradista. Dengan Tongkat miliknya dia mampu menahan Gelombang Es milik Bima. "Kekuatan pemuda ini sangat dahsyat, seperti nya memang dia orangnya," batin Wulan. Tubuh Pilar Dewa kembali bergerak. Semua es yang menyelimuti tubuhnya hancur seketika. Berkat gelombang Es Bima bisa menghindari serangan cepat Pilar Dewa. Blaarrrrr! Palu Neraka milik Pilar Dewa menghantam ke lantai altar dengan keras. Cahaya merah berpijar saat palu merah raksasa itu menghantam lantai yang diiringi suara ledakan. Bima kembali terbang ke atas untuk mengatur siasat. Lawannya benar-benar kuat. "Elemen es tidak berpengaruh padanya..." batin Bima. Wajah Pilar Dewa kembali berubah ke wajah Nyai Sudrawati. Dengan gerakan cepat

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    240.Empat Pilar

    Bima melangkah masuk ke dalam altar pemujaan. Altar itu tidak tertutup atap dan sejenisnya. Hanya sebuah lingkaran batu dengan tempat pemujaan yang berada tepat di tengah lingkaran. Lantai altar terbuat dari batu yang halus. Di sisi altar, ada empat pilar besar dengan patung empat sosok yang berbeda. Bima tidak asing dengan wujud empat sosok tersebut. "Iblis Es, apakah kau paham sesuatu?" tanya Bima. Namun seolah dirinya dan ketiga Iblis yang ada di dalam jiwanya telah di sekat oleh benteng tak terlihat. Bima tidak bisa mendengar suara Iblis Es sama sekali. Sesampainya di depan wanita cantik berpakaian ungu itu mereka saling bertatap mata. Tangan Wulan bergerak membuat rapalan. Aura hijau berbentuk bola muncul di tengah-tengah kedua telapak tangan wanita itu. "Berdasarkan penglihatanku,di masa depan kamu adalah Raja yang akan menaklukkan pulau ini. Tapi, aku perlu bukti dan percobaan dari dirimu, apakah kau siap Pendekar Muda?" tanya Wulan. "Maksud kamu apa Nona. Masa depan? T

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    239.Ayu Wulan Paradista

    Beberapa hari setelah pertemuan dengan wanita cantik yang berpakaian serba terbuka itu, akhirnya wanita berpakaian merah itu datang lagi. Kali ini wujudnya sangat berbeda. Dia terlihat sangat anggun dengan pakaian serba ungu dan tertutup. Kedatangannya kali ini adalah dia akan melepas kekuatan yang mengunci titik meridian pada tubuh Bima. Dari tangannya terlihat aura berbentuk bola berwarna hijau. Bima merasakan aura tersebut membuatnya sangat nyaman. "Kekuatan jiwamu mulai membaik, luka pada rohmu juga telah sembuh, hebat! Dalam dua puluh tiga hari, luka parah mu telah sembuh sepenuh nya. Hanya tenaga dalamnu saja yang masih kurang," Kata wanita cantik berpakaian ungu tersebut. Bima segera duduk. Dia mengangkat kedua tangannya. Rasa sakit yang mendera nya hilang sama sekali. Kemudian dia alirkan tenaga dalam miliknya. "Benar saja, tenaga dalamku sangat tipis, jika aku kehabisan tenaga dalam, bisa berbahaya bagi tubuhku," ucap Bima langsung duduk bersila di atas ranjang. Tapi

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    238.Lembah Kupu-Kupu

    Matahari mulai terbit di sebelah timur menampakkan cahaya emas. Tubuh Bima melayang tak tentu arah. Darah menetes dari sela bibirnya tanpa henti. Tubuh bagian dalamnya sudah terluka sangat parah. Di tambah Bima menggunakan tubuh Iblis sempurna membuatnya semakin memburuk. Saat dirinya diserang Ledakan Bintang Ki Ageng dan Ki Gede Pamungkas itu sebenarnya dia sudah terluka. Di tambah dia memaksakan tubuhnya menggunakan wujud Iblis Tanduk Api dan menggunakan ajian Sembilan Kutukan Neraka, itu justru memperparah keadaan tubuhnya. Namun karena ambisinya yang sangat besar, dia tak ingin rencana nya gagal begitu saja. Usahanya sudah cukup berhasil dengan meratakan Perguruan tersebut. Namun dia tak akan puas jika otak dari Perguruan Jalak Perak itu belum tewas. Mata Bima mulai terpejam. Tubuhnya terbang rendah dan akhirnya jatuh ke bawah dengan ketinggian ratusan tombak. Untungnya tubuh Bima jatuh tepat di sebuah telaga kecil yang ada di tengah hutan. Saat dia jatuh ke dalam air, bebe

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    237.Amarah

    Bima merasa sangat marah dan kesal dengan Ki Ageng yang baru saja menyelamatkan Ki Gede Pamungkas. "Orang tua sialan!" umpat Bima. Dari dalam sabuk penyimpanan miliknya, dia mengeluarkan Belati Petir miliknya. Dengan mengalirkan tenaga dalam dan memusatkan pikiran, tubuh Bima telah menghilang. "Ki Ageng! Hati-hati!" teriak Ki Gede Pamungkas. Teriakan Ki Gede Pamungkas terlambat, Bima sudah berada tepat di belakang tubuh Ki Ageng dengan palu Neraka yang menyala merah dan siap untuk menghantam. Tanpa menoleh, Ki Ageng langsung mengeluarkan Senjata Roh miliknya berupa Tulang Penyembuhan. Dan juga perisai cahaya yang melindungi tubuhnya. Namun karena perisai cahaya belum sempurna menutupi seluruh tubuh, saat palu besar itu menghantam punggungnya, tubuh Ki Ageng terpental keras hingga belasan tombak jauhnya! Beberapa kali tubuh orang tua itu menghantam tanah. Namun karena saking kerasnya pukulan yang Bima kerahkan membuat Ki Ageng tidak bisa menahan laju tubuhnya. Perisai cahaya m

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    236.Palu Neraka

    Ki Gede Pamungkas dan Ki Ageng menatap asap tipis yang masih menutupi tempat ledakan di udara. Mereka yakin Bima telah hancur bersama penghalang tak terlihat yang Ki Ageng pasang sebagai perangkap. Namun, harapan mereka tidak terkabulkan. Bima dengan keadaan yang cukup mengenaskan masih melayang dengan sebagian sayap esnya hancur. Perisai es miliknya pun sebagian hancur dan banyak luka di tubuhnya. Darah mengalir dari sela bibir Bima. Dia tak menyangka akan mengalami kerugian seperti ini. Perlahan Bima mendarat ke tanah. Sayap esnya masuk kembali ke dalam tubuhnya. "Bagaimana bisa dia menahan pukulan sakti milikku secara langsung? Seharusnya tubuhnya sudah hancur berkeping-keping saat ini..." batin Ki Gede Pamungkas. Ki Ageng sendiri mengelus jenggot putihnya. "Pendekar yang hebat, wajar saja jika Alam Sejagat tewas di tangannya, menghadapi serangan langsung Ledakan Bintang milik Ketua saja dia tak tewas, bahkan hanya menderita luka yang tidak terlalu parah... Siapa pemuda ini

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    235.Ki Gede Pamungkas

    Gerakan ratusan pedang semakin cepat berputar melawan arah putaran angin biru milik Juwanda. Angin biru itu semakin tersedot oleh Pusaran Petir milik Bima. "Saat gesekan angin dan pedang semakin kuat, maka akan mengundang elemen petir yang sangat dahsyat ke tengah pusaran. Manusia itu akan terpanggang hidup-hidup disana!" ucap Balaraja. Bima tersenyum. Selama berada di tubuh pedang, dia merasakan tubuhnya sangat ringan dan mudah sekali bergerak. "Kekuatan yang luar biasa," batin Bima. "Ini juga berkat kekuatan milikmu yang seharusnya naik ke tahap tengah, namun justru membuatku naik ke ranah Tulang Dewa," kata Balaraja. Kekuatan angin biru mulai menghilang tersedot ke pusaran pedang. Juanda tak bisa berbuat apa-apa berada di tengah pusaran. Dia hanya bisa mengandalkan perisai gaib miliknya. Namun dia masih berupaya mengeluarkan pukulan sakti meski tidak berguna sama sekali saat menghantam pusaran pedang. Justru pukulan itu malah membuat pusaran semakin besar. Ki Gede Pamungkas

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    234.Tubuh Seribu Pedang

    Sementara itu Ratu Azalea tengah tertidur lelap. Dia tak menyadari kedatangan tiga sosok orang yang mengendap-endap di dekat kamarnya. "Kamu benar ini kamarnya?" tanya salah satu sosok dengan suara berbisik. "Benar, tidak salah lagi, dia ada di dalam kamar..." sahut kawannya. "Kalau begitu, cepat keluarkan racun asap itu agar dia tak terbangun... Kita akan bersenang-senang," ucap sosok pertama. "Setelah sekian lama aku menanti ini, akhirnya datang kesempatan untuk membalas perlakuan gadis ini," "Gara-gara dia kita tersingkirkan," sahut yang lain. Tiga sosok itu mendekati pintu. Mereka mengenakan cadar sehingga tidak takut dengan racun asap yang akan mereka lepas ke dalam kamar melalui celah pintu. Asap itu pun masuk ke dalam kamar secara perlahan. Saat racun itu tercium oleh hidung Ratu Azalea, dengan sendiri nya perisai kuning melindungi seluruh tubuhnya. "Asap beracun? Siapa yang berani melakukan ini di dalam kediaman Nyai Anjani?" batin Ratu Azalea. Setelah cukup lama, tig

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    233.Jurus Baru

    Setelah mendengar penjelasan tentang tiga api abadi dari Iblis Es, Bima terkejut saat mendengar nama Iblis Neraka yang lolos dari ujian Dewa Yama. "Kakakku itu sangat kuat dan mengerikan, meski aku juga tidak kalah mengerikan darinya hahaha!" kata Iblis Es. "Hmmm... Kalian adalah Iblis yang sudah melewati batas hidup dan mati, dengan kekuatan yang setara dengan Dewa, akan tetapi... Bagaimana kalian bisa kalah melawan para dewa?" tanya Bima. "Kamu ini bodoh atau sengaja menjadi orang bodoh!?" tanya Iblis Es membuat alis Bima terangkat. "Apa maksudmu!?" tanya Bima. "Neraka adalah ciptaan Dewa. Dan dewa yang menciptakan itu saat ini sedang berleha-leha di surga, apa kau pikir kami berdua bisa menang melawan para dewa dengan kekuatan yang kami dapat dari mereka!? Apakah kau tak pernah dengar, sungai yang bertemu dengan air laut? Kau pikir sungai itu akan terus mengalir membuat jalurnya sendiri saat mereka bertemu dengan laut!? Sungai itu akan lebur saat bertemu dengan laut. Kekuatan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status