Share

176.Turnamen Klan Iblis

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-04-06 07:00:29

Raja Baka tertawa kecil.

"Benar, baru beberapa hari yang lalu kami menikah." kata Raja Baka.

Bima menatap satu Iblis Wanita yang berdiri di sebelah Raja Baka. Sekilas Bima teringat kepada satu Iblis Penggoda yang pernah menyerangnya di penginapan Iblis.

"Saudaraku Raja Baka, kamu tak perlu khawatir dengan turnamen ini, apakah ada syarat tertentu?" tanya Bima.

Raja Baka mengangguk.

"Ada dua turnamen. Satu untuk kelas tetua Ranah Tulang Dewa, dan satu untuk para murid yang susah memasuki Ranah Pukulan Sakti tahap akhir," kata Raja Baka dengan wajah tertunduk.

"Jadi begitu, di Klan mu sekarang ini sangat merosot sehingga tak ada pendekar di Ranah Tulang Dewa, dan murid-murid mu, mereka juga paling tinggi memasuki ranah Pukulan Sakti tahap Awal." Sahut Bima.

Semua menunduk. Klan Iblis Tanduk Api sungguh mengalami kemrosotan.

Ratu Azalea mendekati Bima dan berbisik. Raja Baka melihat sosok Ratu Azalea dan menatap ke arah Bima.

"Saudara Bima, siapa... Wanita ini?" tanya Raja Baka.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    177.Klan Iblis Penggoda

    Hari yang dinanti pun tiba. Rombongan Klan Iblis Tanduk api berangkat satu hari menjelang pertandingan. Berkat pelatihan Bima, banyak pendekar Klan Iblis Tanduk Api meningkat pesat. Bahkan Raja Baka naik hingga ke tahap akhir Ranah Keabadian. Mereka mengendarai kereta kuda menuju ke tuan rumah, Klan Iblis Penggoda. "Yanshi, sekarang aku tak akan merasa sungkan lagi kepada keluargamu, berkat saudaraku semua berjalan dengan sangat baik," kata Raja Baka kepada istrinya yang bernama Yanshi. Yanshi tersenyum. "Berkat dia juga aku tidak harus mati setelah putra mahkota lahir, dia bagaikan seorang Dewa Penolong," sahut Yanshi. Raja Baka tersenyum. "Aku sendiri sudah kagum padanya sejak pertama bertemu dia. Waktu itu aku hampir saja mati oleh Abiseka. Dia menolong ku, bahkan memberikan kekuatan Abiseka padaku, saudara Bima memang seorang penolong," kata Raja Baka. Mereka berdua saling tersenyum. Bima meraih tangan Ratu Azalea. Mereka saling berpandangan. "Nanti saat kita di dunia ma

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    178.Lembu Ireng

    Para wanita iblis berpakaian tipis itu membungkuk hormat saat Raja Baka dan Ratu Yanshi memasuki gerbang Klan Iblis Penggoda. Klan yang seluruhnya di huni oleh wanita itu adalah tempat para Iblis Tanduk mencari kesenangan. Terutama mereka yang tidak mendapat jodoh di klannya sendiri. Saat Bima dan Ratu Azalea melewati mereka, semua mata memandang takjub. "Pria itu sangat gagah! Bahkan lebih gagah dari Raja Baka!" puji seorang Iblis Penggoda. "Lihat tanduknya, sungguh sangat kokoh dan kuat! Pasti dia sangat hebat di atas ranjang!" Ratu Azalea yang mendengar itu menunduk dengan wajah merah. Para Iblis pria yang melihat Ratu Azalea beramai-ramai memandangi wanita cantik jelita tersebut. Kedatangan Ratu Azalea sungguh membuat Klan Penggoda gempar. Lantaran kecantikannya tak ada yang menandingi. Seorang Iblis Tanduk Hitam mencoba mencolek tubuh Ratu. Namun belum juga tangannya sampai, tangan Iblis itu tiba-tiba terbakar hebat. Iblis Tanduk Hitam itu menjerit minta tolong. Bima mena

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    179.Berkumpulnya Para Pendekar

    "Tentu saja," sahut Raja Baka. Raja Iblis Merah menatap dengan sinis. "Mana pendekar yang akan menjadi wakil Klan mu? Aku ingin melihatnya," kata Raja Iblis Merah. Raja Baka menoleh ke belakang. Bima mengangguk. Dia segera berjalan bersama Ratu Azalea menuju ke depan mendatangi Raja Iblis Merah dan Ratu Iblis Penggoda. "Saya Bima, yang akan mewakili Klan Iblis Tanduk Api," kata Bima sambil sedikit membungkuk memberikan hormat. Raja Iblis Merah menatap Bima beberapa saat lamanya. Lalu matanya melirik Ratu Azalea yang selalu mendampingi Bima. "Pasangan yang serasi, tapi, bukankah wanita ini adalah seorang manusia?" tanya Raja Iblis Merah. Bima mengangguk. "Namun dia bukan manusia biasa, usianya mungkin lebih tua darimu Raja Iblis Merah," kata Bima. "Hoho, panggil saja aku Raja Soka,hmmm... Kau bilang lebih tua dariku? Memang berapa usia manusia ini?" tanya Raja Soka. Bima tersenyum. "Usia istriku lebih dari dua ribu tahun," kata Bima dengan tenang. Semua terperanjat kecuali

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    180.Balakosa

    Keesokan harinya semua Iblis tertuju pada satu tempat. Yaitu arena pertarungan yang di beri nama arena kematian. Arena itu besar dan luas. Berada di tengah danau buatan. Para penonton berada terpisah dari arena. Danau tersebut berisi siluman air yang akan memakan siapa saja peserta yang jatuh ke bawah sana. Bima duduk di bangku peserta bersama puluhan peserta lainnya. Sementara Ratu Azalea duduk bersama Ratu Yanshi dan deretan tamu terhormat lainnya. Moderator dari Klan Iblis Penggoda terbang mengendarai burung merak raksasa. Merak adalah lambang keindahan. Sama halnya dengan keindahan yang ada pada Klan Iblis Penggoda. Merak itu berputar mengitari gelanggang yang terpisah dengan tribun penonton tersebut. "Turnamen bela diri untuk memeriahkan pernikahan tuan putri Yanshi akan segera dimulai! Peraturan pada turnamen ini cuma satu seperti biasa. Hidup atau mati. Segala cara dan kekuatan di perbolehkan di dalam gelanggang Arena. Ingat! Danau ini dihuni siluman peliharaan Klan kami,

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    181.Ilusi Racun

    Pedang Darah milik Bima bergerak cepat menebas Balakosa. Namun Bima terkejut melihat seringai di bibir Balakosa. "Kamu pikir aku akan kalah semudah itu?" ucap Balakosa sebelum pedang Darah menebas dirinya. Tubuh Balakosa hancur menjadi debu ungu. Lalu secara perlahan tubuh itu kembali ke wujud Balakosa. "Hmm... Ilusi?" batin Bima. "Setelah kau menyentuh ilusi racun ku ini, kau akan merasakan seluruh sarafmu terkikis. Lalu, kau akan mati rasa dan tak bisa bergerak. Hikhikhik, bukankah ini terlalu mudah bagiku?"Balakosa melesat ke arah Bima. Apa yang diucapkan Balakosa tidak salah. Bima mulai merasakan tubuhnya sulit digerakkan. "Apakah racun itu bisa menembus pertahanan api milikku?" batin Bima. "Sekarang matilah! Hahaha!" pedang Raja Ular milik Balakosa menusuk ke arah punggung Bima. Namun meski sulit bergerak, Bima masih bisa mengendalikan tenaga dalamnya. "Dinding Es!" teriak Bima. Sebuah balok es tebal muncul secara tiba-tiba dari dalam lantai menahan pedang milik Balakos

    Last Updated : 2025-04-08
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    182.Sembilan Kutukan Neraka

    "Mari dibunuh!?" tanya Bima. "Benar, aku sendiri tidak tahu secara langsung. Hanya saja kabarnya merebak hingga seluruh penjuru benua besar, namanya sangat terkenal, hingga kematiannya pun menjadi hal besar di dunia," kata Iblis Es. "Bagaimana Raja Ular bisa dibunuh?" tanya Bima. "Menurut pendapatku, yang membunuhnya adalah muridnya sendiri, dia adalah leluhur Iblis Racun. Aku bisa melihat ciri dari Iblis racun yang kau hadapi, aku yakin dia bukan Iblis, melainkan manusia yang menjelma menjadi Iblis!" ujar Iblis Es. "Menjelma menjadi Iblis...? Apakah kemampuannya sama dengan milikku?" tanya Bima. "Bisa jadi itu adalah kemampuan yang diwarisi secara turun temurun. Kamu bisa tahu jika kau bisa mengalahkannya. Ajian Raja Ular ini bisa kau hadapi dengan Sembilan Kutukan Neraka, tak perlu khawatir, saat kau sudah menangkis serangan, gunakan pedang es untuk mengakhiri nya," ucap Iblis Es sambil tersenyum. "Seperti biasa, kau selalu penuh akal Iblis Es," puji Bima. Balakosa berteriak

    Last Updated : 2025-04-08
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    183.Racun Raja Ular

    Bima melangkah di lorong dengan wajah mengernyit kesakitan. Senjata rahasia Balakosa telah menembus tulang es miliknya. Meski racun itu tidak menyebar karena di tekan oleh hawa dingin, namun rasa sakitnya membuat hampir tak bisa menahannya. Di tengah jalan terlihat Ratu Azalea yang berlari menghampiri nya. Wajah wanita itu terlihat cemas. Apalagi saat melihat tangan kanan Bima yang berubah warna menjadi ungu. "Racun Raja Ular..." lirih Ratu dengan wajah khawatir. Raja Baka pun datang dengan wajah yang tak kalah cemas. "Saudara, kita pergi ke tabib klan dulu," ajak Raja Baka. Bima mengangkat tangannya dan menggelengkan kepala. "Lebih baik bawa aku ke ruangan untuk istirahat. Aku harus mengeluarkan racun ini," kata Bima. Raja Baka segera membawa Bima ke ruangan khusus tamu yang ada di istana Ratu Yanshi. "Raja, tinggalkan kami tak apa, jangan membuat Ratu Yanshi khawatir," kata Ratu Azalea. Raja Baka mengangguk. Dia pun pamit dan pergi meninggalkan Bima dan Ratu Azalea di kama

    Last Updated : 2025-04-08
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    1.Malam Penuh Darah

    Malam semakin sunyi dan dingin yang semakin menusuk tulang. Rasa dingin membuat orang-orang enggan untuk keluar dari rumahnya. Begitu juga yang terjadi di Perguruan Julang Emas. Sebuah Perguruan tingkat satu di wilayah barat Negara Angin. Semua orang nyaman di balik selimut mereka. Hanya beberapa murid jaga saja yang berpatroli keliling wilayah perguruan. Beberapa lagi berjaga di dua menara pengawas yang ada di gerbang Perguruan. Malam itu di wilayah barat Negara Angin benar-benar terasa sangat dingin tak biasanya. Tanpa di sadari oleh para penjaga, di balik pepohonan terlihat puluhan orang berpakaian hitam mengawasi pergerakan para penjaga itu. Jumlah mereka sangat banyak! Saat empat murid Perguruan Julang Emas melewati pepohonan tersebut, tiba-tiba sebuah belati terbang mengarah salah satu penjaga. Crash! Satu orang tumbang dengan leher menganga. Darah pun mengalir membasahi tanah yang bersalju. Tiga murid yang lain terkejut. Saat salah satu dari mereka akan menembakkan

    Last Updated : 2024-10-24

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    183.Racun Raja Ular

    Bima melangkah di lorong dengan wajah mengernyit kesakitan. Senjata rahasia Balakosa telah menembus tulang es miliknya. Meski racun itu tidak menyebar karena di tekan oleh hawa dingin, namun rasa sakitnya membuat hampir tak bisa menahannya. Di tengah jalan terlihat Ratu Azalea yang berlari menghampiri nya. Wajah wanita itu terlihat cemas. Apalagi saat melihat tangan kanan Bima yang berubah warna menjadi ungu. "Racun Raja Ular..." lirih Ratu dengan wajah khawatir. Raja Baka pun datang dengan wajah yang tak kalah cemas. "Saudara, kita pergi ke tabib klan dulu," ajak Raja Baka. Bima mengangkat tangannya dan menggelengkan kepala. "Lebih baik bawa aku ke ruangan untuk istirahat. Aku harus mengeluarkan racun ini," kata Bima. Raja Baka segera membawa Bima ke ruangan khusus tamu yang ada di istana Ratu Yanshi. "Raja, tinggalkan kami tak apa, jangan membuat Ratu Yanshi khawatir," kata Ratu Azalea. Raja Baka mengangguk. Dia pun pamit dan pergi meninggalkan Bima dan Ratu Azalea di kama

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    182.Sembilan Kutukan Neraka

    "Mari dibunuh!?" tanya Bima. "Benar, aku sendiri tidak tahu secara langsung. Hanya saja kabarnya merebak hingga seluruh penjuru benua besar, namanya sangat terkenal, hingga kematiannya pun menjadi hal besar di dunia," kata Iblis Es. "Bagaimana Raja Ular bisa dibunuh?" tanya Bima. "Menurut pendapatku, yang membunuhnya adalah muridnya sendiri, dia adalah leluhur Iblis Racun. Aku bisa melihat ciri dari Iblis racun yang kau hadapi, aku yakin dia bukan Iblis, melainkan manusia yang menjelma menjadi Iblis!" ujar Iblis Es. "Menjelma menjadi Iblis...? Apakah kemampuannya sama dengan milikku?" tanya Bima. "Bisa jadi itu adalah kemampuan yang diwarisi secara turun temurun. Kamu bisa tahu jika kau bisa mengalahkannya. Ajian Raja Ular ini bisa kau hadapi dengan Sembilan Kutukan Neraka, tak perlu khawatir, saat kau sudah menangkis serangan, gunakan pedang es untuk mengakhiri nya," ucap Iblis Es sambil tersenyum. "Seperti biasa, kau selalu penuh akal Iblis Es," puji Bima. Balakosa berteriak

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    181.Ilusi Racun

    Pedang Darah milik Bima bergerak cepat menebas Balakosa. Namun Bima terkejut melihat seringai di bibir Balakosa. "Kamu pikir aku akan kalah semudah itu?" ucap Balakosa sebelum pedang Darah menebas dirinya. Tubuh Balakosa hancur menjadi debu ungu. Lalu secara perlahan tubuh itu kembali ke wujud Balakosa. "Hmm... Ilusi?" batin Bima. "Setelah kau menyentuh ilusi racun ku ini, kau akan merasakan seluruh sarafmu terkikis. Lalu, kau akan mati rasa dan tak bisa bergerak. Hikhikhik, bukankah ini terlalu mudah bagiku?"Balakosa melesat ke arah Bima. Apa yang diucapkan Balakosa tidak salah. Bima mulai merasakan tubuhnya sulit digerakkan. "Apakah racun itu bisa menembus pertahanan api milikku?" batin Bima. "Sekarang matilah! Hahaha!" pedang Raja Ular milik Balakosa menusuk ke arah punggung Bima. Namun meski sulit bergerak, Bima masih bisa mengendalikan tenaga dalamnya. "Dinding Es!" teriak Bima. Sebuah balok es tebal muncul secara tiba-tiba dari dalam lantai menahan pedang milik Balakos

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    180.Balakosa

    Keesokan harinya semua Iblis tertuju pada satu tempat. Yaitu arena pertarungan yang di beri nama arena kematian. Arena itu besar dan luas. Berada di tengah danau buatan. Para penonton berada terpisah dari arena. Danau tersebut berisi siluman air yang akan memakan siapa saja peserta yang jatuh ke bawah sana. Bima duduk di bangku peserta bersama puluhan peserta lainnya. Sementara Ratu Azalea duduk bersama Ratu Yanshi dan deretan tamu terhormat lainnya. Moderator dari Klan Iblis Penggoda terbang mengendarai burung merak raksasa. Merak adalah lambang keindahan. Sama halnya dengan keindahan yang ada pada Klan Iblis Penggoda. Merak itu berputar mengitari gelanggang yang terpisah dengan tribun penonton tersebut. "Turnamen bela diri untuk memeriahkan pernikahan tuan putri Yanshi akan segera dimulai! Peraturan pada turnamen ini cuma satu seperti biasa. Hidup atau mati. Segala cara dan kekuatan di perbolehkan di dalam gelanggang Arena. Ingat! Danau ini dihuni siluman peliharaan Klan kami,

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    179.Berkumpulnya Para Pendekar

    "Tentu saja," sahut Raja Baka. Raja Iblis Merah menatap dengan sinis. "Mana pendekar yang akan menjadi wakil Klan mu? Aku ingin melihatnya," kata Raja Iblis Merah. Raja Baka menoleh ke belakang. Bima mengangguk. Dia segera berjalan bersama Ratu Azalea menuju ke depan mendatangi Raja Iblis Merah dan Ratu Iblis Penggoda. "Saya Bima, yang akan mewakili Klan Iblis Tanduk Api," kata Bima sambil sedikit membungkuk memberikan hormat. Raja Iblis Merah menatap Bima beberapa saat lamanya. Lalu matanya melirik Ratu Azalea yang selalu mendampingi Bima. "Pasangan yang serasi, tapi, bukankah wanita ini adalah seorang manusia?" tanya Raja Iblis Merah. Bima mengangguk. "Namun dia bukan manusia biasa, usianya mungkin lebih tua darimu Raja Iblis Merah," kata Bima. "Hoho, panggil saja aku Raja Soka,hmmm... Kau bilang lebih tua dariku? Memang berapa usia manusia ini?" tanya Raja Soka. Bima tersenyum. "Usia istriku lebih dari dua ribu tahun," kata Bima dengan tenang. Semua terperanjat kecuali

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    178.Lembu Ireng

    Para wanita iblis berpakaian tipis itu membungkuk hormat saat Raja Baka dan Ratu Yanshi memasuki gerbang Klan Iblis Penggoda. Klan yang seluruhnya di huni oleh wanita itu adalah tempat para Iblis Tanduk mencari kesenangan. Terutama mereka yang tidak mendapat jodoh di klannya sendiri. Saat Bima dan Ratu Azalea melewati mereka, semua mata memandang takjub. "Pria itu sangat gagah! Bahkan lebih gagah dari Raja Baka!" puji seorang Iblis Penggoda. "Lihat tanduknya, sungguh sangat kokoh dan kuat! Pasti dia sangat hebat di atas ranjang!" Ratu Azalea yang mendengar itu menunduk dengan wajah merah. Para Iblis pria yang melihat Ratu Azalea beramai-ramai memandangi wanita cantik jelita tersebut. Kedatangan Ratu Azalea sungguh membuat Klan Penggoda gempar. Lantaran kecantikannya tak ada yang menandingi. Seorang Iblis Tanduk Hitam mencoba mencolek tubuh Ratu. Namun belum juga tangannya sampai, tangan Iblis itu tiba-tiba terbakar hebat. Iblis Tanduk Hitam itu menjerit minta tolong. Bima mena

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    177.Klan Iblis Penggoda

    Hari yang dinanti pun tiba. Rombongan Klan Iblis Tanduk api berangkat satu hari menjelang pertandingan. Berkat pelatihan Bima, banyak pendekar Klan Iblis Tanduk Api meningkat pesat. Bahkan Raja Baka naik hingga ke tahap akhir Ranah Keabadian. Mereka mengendarai kereta kuda menuju ke tuan rumah, Klan Iblis Penggoda. "Yanshi, sekarang aku tak akan merasa sungkan lagi kepada keluargamu, berkat saudaraku semua berjalan dengan sangat baik," kata Raja Baka kepada istrinya yang bernama Yanshi. Yanshi tersenyum. "Berkat dia juga aku tidak harus mati setelah putra mahkota lahir, dia bagaikan seorang Dewa Penolong," sahut Yanshi. Raja Baka tersenyum. "Aku sendiri sudah kagum padanya sejak pertama bertemu dia. Waktu itu aku hampir saja mati oleh Abiseka. Dia menolong ku, bahkan memberikan kekuatan Abiseka padaku, saudara Bima memang seorang penolong," kata Raja Baka. Mereka berdua saling tersenyum. Bima meraih tangan Ratu Azalea. Mereka saling berpandangan. "Nanti saat kita di dunia ma

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    176.Turnamen Klan Iblis

    Raja Baka tertawa kecil. "Benar, baru beberapa hari yang lalu kami menikah." kata Raja Baka. Bima menatap satu Iblis Wanita yang berdiri di sebelah Raja Baka. Sekilas Bima teringat kepada satu Iblis Penggoda yang pernah menyerangnya di penginapan Iblis. "Saudaraku Raja Baka, kamu tak perlu khawatir dengan turnamen ini, apakah ada syarat tertentu?" tanya Bima. Raja Baka mengangguk. "Ada dua turnamen. Satu untuk kelas tetua Ranah Tulang Dewa, dan satu untuk para murid yang susah memasuki Ranah Pukulan Sakti tahap akhir," kata Raja Baka dengan wajah tertunduk. "Jadi begitu, di Klan mu sekarang ini sangat merosot sehingga tak ada pendekar di Ranah Tulang Dewa, dan murid-murid mu, mereka juga paling tinggi memasuki ranah Pukulan Sakti tahap Awal." Sahut Bima. Semua menunduk. Klan Iblis Tanduk Api sungguh mengalami kemrosotan. Ratu Azalea mendekati Bima dan berbisik. Raja Baka melihat sosok Ratu Azalea dan menatap ke arah Bima. "Saudara Bima, siapa... Wanita ini?" tanya Raja Baka.

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    175.Menemui Raja Baka

    Ratu Azalea membuka pintu. Bima berdiri sambil tersenyum kepadanya. "Bagaimana kakang?" tanya Ratu Azalea. "Tidak masalah, semua berjalan dengan baik, Arimbi memberiku ijin. Dia juga akan tetap berada disini. Aku tidak tahu, apa yang membuatnya tertarik pada Ratu Agung..." kata Bima sambil masuk kedalam kamar. Ratu Azalea mencium aroma wangi yang berasal dari tubuh Bima. Dia hanya bisa menggigit bibirnya sambil menduga apa yang baru saja Bima lakukan dengan Arimbi. "Apa saja yang kalian lakukan sampai larut malam seperti ini?" tanya Ratu Azalea sambil menyusul duduk di atas ranjang. Bima tak menyahut. Dia merasa lelah dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. "Mumpung masih bisa tidur di atas kasur, lebih baik segera tidur Ratu. Besok kita akan terbang cukup lama menuju Klan Iblis Tanduk Api..." kata Bima. "Hm, lalu aku harus tidur dimana? Kasur ini terlalu sempit untuk berdua," kata Ratu. "Kamu bisa tidur di sebelahku, aku tidak akan melakukan hal buruk padamu... Tenang saja," k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status