Home / Pendekar / Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api) / 170.Mendatangi Istana Elang Dewa

Share

170.Mendatangi Istana Elang Dewa

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-03-29 08:19:52

Bima dan Ratu Azalea melangkah keluar goa. Long dan Canglong mengantar mereka hingga di mulut goa.

"Berhati-hatilah anak muda, setahuku Ratu Agung bukan pendekar biasa, sejauh ini kekuatannya belum pernah muncul. Namun jika yang mengantar pedang itu adalah dia, itu artinya dia adalah pendekar yang sangat kuat," kata Long.

Bima mengangguk.

"Bisa sampai di pulau ini tanpa di ketahui oleh indra ku saja sudah hebat, itu sudah cukup membuatku harus memperhitungkan kekuatan nya." kata Bima menyahut.

"Bagus, kamu juga sudah meningkat pesat dalam beberapa bulan ini, aku yakin pada kekuatan milikmu," Ucap Long sambil tersenyum.

Bima mengulurkan tangannya. Jemari lembut Ratu menerimanya. Ratu cantik itu memeluk tubuh Bima.

"Pegangan yang erat," kata Bima.

Ratu Azalea mengangguk. Mata Bima pun menyala biru. Sayap es dari punggungnya keluar dengan cahaya warna biru indah.

Sesaat Bima menoleh kearah Long dan Canglong.

"Jaga diri kalian baik-baik, kita akan berjumpa lagi di lain waktu," ka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    171.Ratu Agung Vs Bima

    Bima berteriak keras. Aura biru di dalam tubuhnya semakin banyak yang keluar membuat gelombang kekuatan yang dahsyat. Semua orang menatap dengan takjub. Bima telah menembus Ranah Tulang Dewa karena amarahnya yang melebihi batas. Mendengar perkataan Ratu Agung sebelumnya membuat Bima menduga Arimbi telah di jatuhi hukuman mati dia bulan yang lalu. Hal itu membuat Bima merasa sangat bersalah karena tidak paham maksud dari Pedang Shang Widi yang ditancapkan di depan goa. "Ternyata begitu... Seandainya aku datang waktu itu, dia bisa selamat... Bodohnya aku malah justru berlatih sayap es dan membiarkan nya mati..." batin Bima dengan tinju terkepal. Namun berkat amarah murni dan rasa bersalahnya, Bima justru melakukan terobosan yang tidak dia sangka sama sekali. Dia naik ke Ranah Tulang Dewa tahap Awal. Sungguh di luar dugaan. "Secara tak langsung, Ratu itu justru membantu dirinya naik Ranah, sungguh satu hal yang jarang terjadi," Kata Iblis Es. "Bakat Bima memang luar biasa, aku sem

    Last Updated : 2025-03-29
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    172.Pengatur Waktu

    Bima telah berpindah tempat dengan belati petir miliknya. Sasaran yang dia tuju adalah belakang tubuh Ratu Agung yang terbuka. Sementara Ratu Agung sibuk menahan Seribu Duri Es milik Bima, pemuda itu telah menghilang dari tempatnya dan berada di belakang tubuh Ratu Agung. "Mati kau..." batin Bima yang dengan yakin langsung menusuk tubuh Ratu Agung dengan pedang Darah miliknya. Jleb! Pedang Darah menancap di punggung Ratu Agung. Bima menatap dengan aneh karena Ratu Agung tidak berteriak kesakitan atau pun terdorong ke depan oleh tekanan pedang darah miliknya. "Apa yang terjadi...?" batin Bima yang merasa sangat aneh pada sosok Ratu Agung di depannya itu. "Kamu sedang apa?" bertanya satu suara dari atas kepala Bima. Bima segera mendongak ke atas dengan tatapan terkejut. "Sayap Perak!?" seru Bima yang sangat terkejut melihat sayap di belakang tubuh Ratu Agung. "Benar, sayap Perak, sayap milik kekasihmu Arimbi yang telah kamu tinggalkan... Aku merasa sayang dengan kekuatan sejati

    Last Updated : 2025-03-31
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    173.Bertemu Arimbi

    Bima seperti baru tersadar dari mimpinya. Dia menatap ke depan. Pedang Darah milik Bima telah menempel di lehernya sendiri. "Kamu kalah, pendekar..." ucap Ratu Agung sambil tersenyum. Bima menatap Ratu itu dengan tatapan tajam. "Ssjak kapan dia merebut pedang ku? Apakah tadi hanya ilusi...?" batin Bima. Ratu Agung memasukkan kembali pedang Darah itu ke sarungnya lalu melemparkan nya ke arah Bima. "Jangan khawatir, aku bukanlah Ratu yang ingkar janji. Semua yang kamu alami tadi adalah nyata, dan hanya aku dan kamu yang tahu apa yang kita bicarakan tadi," kata Ratu sambil berjalan ke dalam istananya. "Pelayan, siapkan kamar tamu kehormatan untuk dua orang ini, sekarang mereka telah menjadi tamu di Klan kita. Jangan ada yang berani menyentuh mereka, tanpa seijinku!" kata Ratu Agung sambil masuk ke dalam istana. Para siluman Elang membungkuk hormat. Ratu Azalea menatap ke arah Ratu Agung tanpa berkedip. "Pertarungan tadi, sepertinya aku merasa ada yang aneh. Tatapan mata Kakang B

    Last Updated : 2025-03-31
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    174.Hasrat Terpendam

    Kedua muda mudi itu saling berpelukan cukup lama. Setelah puas mereka berpelukan, Arimbi mengajak Bima untuk masuk ke dalam kamarnya. "Aku dengar, kakang ingin menyampaikan sesuatu, tapi... Sebelum membahas apa yang ingin kakang katakan, bisakah kita berbicara tentang kita lebih dulu? Aku sangat kangen padamu," kata Arimbi sambil bergelayut di leher Bima. "Aku pun sangat merindukan dirimu," kata Bima sambil menatap mata Arimbi. Saat itu Arimbi mengenakan gaun tipis berwarna putih. Pakaiannya sedikit menerawang sehingga beberapa bagian tubuhnya terlihat menonjol dengan jelas. Bima sedikit menahan perasaan nya saat bagian tubuh Arimbi yang lembut menekan dan menggosok kulitnya. "Apakah Ratu Agung tidak ada di sini?" tanya Bima sambil celingukan. Arimbi tertawa. "Dia sudah tahu aku adalah kekasihmu, sudah pasti dia pergi dari sini jika tak ingin melihat orang lain memadu kasih," kata Arimbi sambil tersenyum. "Memadu kasih?" tanya Bima. Arimbi tersenyum. Wajahnya mendekat ke waja

    Last Updated : 2025-04-02
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    175.Menemui Raja Baka

    Ratu Azalea membuka pintu. Bima berdiri sambil tersenyum kepadanya. "Bagaimana kakang?" tanya Ratu Azalea. "Tidak masalah, semua berjalan dengan baik, Arimbi memberiku ijin. Dia juga akan tetap berada disini. Aku tidak tahu, apa yang membuatnya tertarik pada Ratu Agung..." kata Bima sambil masuk kedalam kamar. Ratu Azalea mencium aroma wangi yang berasal dari tubuh Bima. Dia hanya bisa menggigit bibirnya sambil menduga apa yang baru saja Bima lakukan dengan Arimbi. "Apa saja yang kalian lakukan sampai larut malam seperti ini?" tanya Ratu Azalea sambil menyusul duduk di atas ranjang. Bima tak menyahut. Dia merasa lelah dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. "Mumpung masih bisa tidur di atas kasur, lebih baik segera tidur Ratu. Besok kita akan terbang cukup lama menuju Klan Iblis Tanduk Api..." kata Bima. "Hm, lalu aku harus tidur dimana? Kasur ini terlalu sempit untuk berdua," kata Ratu. "Kamu bisa tidur di sebelahku, aku tidak akan melakukan hal buruk padamu... Tenang saja," k

    Last Updated : 2025-04-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    176.Turnamen Klan Iblis

    Raja Baka tertawa kecil. "Benar, baru beberapa hari yang lalu kami menikah." kata Raja Baka. Bima menatap satu Iblis Wanita yang berdiri di sebelah Raja Baka. Sekilas Bima teringat kepada satu Iblis Penggoda yang pernah menyerangnya di penginapan Iblis. "Saudaraku Raja Baka, kamu tak perlu khawatir dengan turnamen ini, apakah ada syarat tertentu?" tanya Bima. Raja Baka mengangguk. "Ada dua turnamen. Satu untuk kelas tetua Ranah Tulang Dewa, dan satu untuk para murid yang susah memasuki Ranah Pukulan Sakti tahap akhir," kata Raja Baka dengan wajah tertunduk. "Jadi begitu, di Klan mu sekarang ini sangat merosot sehingga tak ada pendekar di Ranah Tulang Dewa, dan murid-murid mu, mereka juga paling tinggi memasuki ranah Pukulan Sakti tahap Awal." Sahut Bima. Semua menunduk. Klan Iblis Tanduk Api sungguh mengalami kemrosotan. Ratu Azalea mendekati Bima dan berbisik. Raja Baka melihat sosok Ratu Azalea dan menatap ke arah Bima. "Saudara Bima, siapa... Wanita ini?" tanya Raja Baka.

    Last Updated : 2025-04-06
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    177.Klan Iblis Penggoda

    Hari yang dinanti pun tiba. Rombongan Klan Iblis Tanduk api berangkat satu hari menjelang pertandingan. Berkat pelatihan Bima, banyak pendekar Klan Iblis Tanduk Api meningkat pesat. Bahkan Raja Baka naik hingga ke tahap akhir Ranah Keabadian. Mereka mengendarai kereta kuda menuju ke tuan rumah, Klan Iblis Penggoda. "Yanshi, sekarang aku tak akan merasa sungkan lagi kepada keluargamu, berkat saudaraku semua berjalan dengan sangat baik," kata Raja Baka kepada istrinya yang bernama Yanshi. Yanshi tersenyum. "Berkat dia juga aku tidak harus mati setelah putra mahkota lahir, dia bagaikan seorang Dewa Penolong," sahut Yanshi. Raja Baka tersenyum. "Aku sendiri sudah kagum padanya sejak pertama bertemu dia. Waktu itu aku hampir saja mati oleh Abiseka. Dia menolong ku, bahkan memberikan kekuatan Abiseka padaku, saudara Bima memang seorang penolong," kata Raja Baka. Mereka berdua saling tersenyum. Bima meraih tangan Ratu Azalea. Mereka saling berpandangan. "Nanti saat kita di dunia ma

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    178.Lembu Ireng

    Para wanita iblis berpakaian tipis itu membungkuk hormat saat Raja Baka dan Ratu Yanshi memasuki gerbang Klan Iblis Penggoda. Klan yang seluruhnya di huni oleh wanita itu adalah tempat para Iblis Tanduk mencari kesenangan. Terutama mereka yang tidak mendapat jodoh di klannya sendiri. Saat Bima dan Ratu Azalea melewati mereka, semua mata memandang takjub. "Pria itu sangat gagah! Bahkan lebih gagah dari Raja Baka!" puji seorang Iblis Penggoda. "Lihat tanduknya, sungguh sangat kokoh dan kuat! Pasti dia sangat hebat di atas ranjang!" Ratu Azalea yang mendengar itu menunduk dengan wajah merah. Para Iblis pria yang melihat Ratu Azalea beramai-ramai memandangi wanita cantik jelita tersebut. Kedatangan Ratu Azalea sungguh membuat Klan Penggoda gempar. Lantaran kecantikannya tak ada yang menandingi. Seorang Iblis Tanduk Hitam mencoba mencolek tubuh Ratu. Namun belum juga tangannya sampai, tangan Iblis itu tiba-tiba terbakar hebat. Iblis Tanduk Hitam itu menjerit minta tolong. Bima mena

    Last Updated : 2025-04-07

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    241.Pilar Dewa

    "Jurus Gelombang Es!" teriak Bima. Tubuhnya mengeluarkan aura dingin yang luar biasa. Bertepatan saat Pilar Dewa menghantamkan palunya, Gelombang Es itu juga menghantam Pilar Dewa tersebut. Seketika seluruh altar itu membeku menjadi es termasuk Pilar Dewa. Tapi tidak bagi Ayu Wulan Paradista. Dengan Tongkat miliknya dia mampu menahan Gelombang Es milik Bima. "Kekuatan pemuda ini sangat dahsyat, seperti nya memang dia orangnya," batin Wulan. Tubuh Pilar Dewa kembali bergerak. Semua es yang menyelimuti tubuhnya hancur seketika. Berkat gelombang Es Bima bisa menghindari serangan cepat Pilar Dewa. Blaarrrrr! Palu Neraka milik Pilar Dewa menghantam ke lantai altar dengan keras. Cahaya merah berpijar saat palu merah raksasa itu menghantam lantai yang diiringi suara ledakan. Bima kembali terbang ke atas untuk mengatur siasat. Lawannya benar-benar kuat. "Elemen es tidak berpengaruh padanya..." batin Bima. Wajah Pilar Dewa kembali berubah ke wajah Nyai Sudrawati. Dengan gerakan cepat

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    240.Empat Pilar

    Bima melangkah masuk ke dalam altar pemujaan. Altar itu tidak tertutup atap dan sejenisnya. Hanya sebuah lingkaran batu dengan tempat pemujaan yang berada tepat di tengah lingkaran. Lantai altar terbuat dari batu yang halus. Di sisi altar, ada empat pilar besar dengan patung empat sosok yang berbeda. Bima tidak asing dengan wujud empat sosok tersebut. "Iblis Es, apakah kau paham sesuatu?" tanya Bima. Namun seolah dirinya dan ketiga Iblis yang ada di dalam jiwanya telah di sekat oleh benteng tak terlihat. Bima tidak bisa mendengar suara Iblis Es sama sekali. Sesampainya di depan wanita cantik berpakaian ungu itu mereka saling bertatap mata. Tangan Wulan bergerak membuat rapalan. Aura hijau berbentuk bola muncul di tengah-tengah kedua telapak tangan wanita itu. "Berdasarkan penglihatanku,di masa depan kamu adalah Raja yang akan menaklukkan pulau ini. Tapi, aku perlu bukti dan percobaan dari dirimu, apakah kau siap Pendekar Muda?" tanya Wulan. "Maksud kamu apa Nona. Masa depan? T

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    239.Ayu Wulan Paradista

    Beberapa hari setelah pertemuan dengan wanita cantik yang berpakaian serba terbuka itu, akhirnya wanita berpakaian merah itu datang lagi. Kali ini wujudnya sangat berbeda. Dia terlihat sangat anggun dengan pakaian serba ungu dan tertutup. Kedatangannya kali ini adalah dia akan melepas kekuatan yang mengunci titik meridian pada tubuh Bima. Dari tangannya terlihat aura berbentuk bola berwarna hijau. Bima merasakan aura tersebut membuatnya sangat nyaman. "Kekuatan jiwamu mulai membaik, luka pada rohmu juga telah sembuh, hebat! Dalam dua puluh tiga hari, luka parah mu telah sembuh sepenuh nya. Hanya tenaga dalamnu saja yang masih kurang," Kata wanita cantik berpakaian ungu tersebut. Bima segera duduk. Dia mengangkat kedua tangannya. Rasa sakit yang mendera nya hilang sama sekali. Kemudian dia alirkan tenaga dalam miliknya. "Benar saja, tenaga dalamku sangat tipis, jika aku kehabisan tenaga dalam, bisa berbahaya bagi tubuhku," ucap Bima langsung duduk bersila di atas ranjang. Tapi

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    238.Lembah Kupu-Kupu

    Matahari mulai terbit di sebelah timur menampakkan cahaya emas. Tubuh Bima melayang tak tentu arah. Darah menetes dari sela bibirnya tanpa henti. Tubuh bagian dalamnya sudah terluka sangat parah. Di tambah Bima menggunakan tubuh Iblis sempurna membuatnya semakin memburuk. Saat dirinya diserang Ledakan Bintang Ki Ageng dan Ki Gede Pamungkas itu sebenarnya dia sudah terluka. Di tambah dia memaksakan tubuhnya menggunakan wujud Iblis Tanduk Api dan menggunakan ajian Sembilan Kutukan Neraka, itu justru memperparah keadaan tubuhnya. Namun karena ambisinya yang sangat besar, dia tak ingin rencana nya gagal begitu saja. Usahanya sudah cukup berhasil dengan meratakan Perguruan tersebut. Namun dia tak akan puas jika otak dari Perguruan Jalak Perak itu belum tewas. Mata Bima mulai terpejam. Tubuhnya terbang rendah dan akhirnya jatuh ke bawah dengan ketinggian ratusan tombak. Untungnya tubuh Bima jatuh tepat di sebuah telaga kecil yang ada di tengah hutan. Saat dia jatuh ke dalam air, bebe

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    237.Amarah

    Bima merasa sangat marah dan kesal dengan Ki Ageng yang baru saja menyelamatkan Ki Gede Pamungkas. "Orang tua sialan!" umpat Bima. Dari dalam sabuk penyimpanan miliknya, dia mengeluarkan Belati Petir miliknya. Dengan mengalirkan tenaga dalam dan memusatkan pikiran, tubuh Bima telah menghilang. "Ki Ageng! Hati-hati!" teriak Ki Gede Pamungkas. Teriakan Ki Gede Pamungkas terlambat, Bima sudah berada tepat di belakang tubuh Ki Ageng dengan palu Neraka yang menyala merah dan siap untuk menghantam. Tanpa menoleh, Ki Ageng langsung mengeluarkan Senjata Roh miliknya berupa Tulang Penyembuhan. Dan juga perisai cahaya yang melindungi tubuhnya. Namun karena perisai cahaya belum sempurna menutupi seluruh tubuh, saat palu besar itu menghantam punggungnya, tubuh Ki Ageng terpental keras hingga belasan tombak jauhnya! Beberapa kali tubuh orang tua itu menghantam tanah. Namun karena saking kerasnya pukulan yang Bima kerahkan membuat Ki Ageng tidak bisa menahan laju tubuhnya. Perisai cahaya m

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    236.Palu Neraka

    Ki Gede Pamungkas dan Ki Ageng menatap asap tipis yang masih menutupi tempat ledakan di udara. Mereka yakin Bima telah hancur bersama penghalang tak terlihat yang Ki Ageng pasang sebagai perangkap. Namun, harapan mereka tidak terkabulkan. Bima dengan keadaan yang cukup mengenaskan masih melayang dengan sebagian sayap esnya hancur. Perisai es miliknya pun sebagian hancur dan banyak luka di tubuhnya. Darah mengalir dari sela bibir Bima. Dia tak menyangka akan mengalami kerugian seperti ini. Perlahan Bima mendarat ke tanah. Sayap esnya masuk kembali ke dalam tubuhnya. "Bagaimana bisa dia menahan pukulan sakti milikku secara langsung? Seharusnya tubuhnya sudah hancur berkeping-keping saat ini..." batin Ki Gede Pamungkas. Ki Ageng sendiri mengelus jenggot putihnya. "Pendekar yang hebat, wajar saja jika Alam Sejagat tewas di tangannya, menghadapi serangan langsung Ledakan Bintang milik Ketua saja dia tak tewas, bahkan hanya menderita luka yang tidak terlalu parah... Siapa pemuda ini

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    235.Ki Gede Pamungkas

    Gerakan ratusan pedang semakin cepat berputar melawan arah putaran angin biru milik Juwanda. Angin biru itu semakin tersedot oleh Pusaran Petir milik Bima. "Saat gesekan angin dan pedang semakin kuat, maka akan mengundang elemen petir yang sangat dahsyat ke tengah pusaran. Manusia itu akan terpanggang hidup-hidup disana!" ucap Balaraja. Bima tersenyum. Selama berada di tubuh pedang, dia merasakan tubuhnya sangat ringan dan mudah sekali bergerak. "Kekuatan yang luar biasa," batin Bima. "Ini juga berkat kekuatan milikmu yang seharusnya naik ke tahap tengah, namun justru membuatku naik ke ranah Tulang Dewa," kata Balaraja. Kekuatan angin biru mulai menghilang tersedot ke pusaran pedang. Juanda tak bisa berbuat apa-apa berada di tengah pusaran. Dia hanya bisa mengandalkan perisai gaib miliknya. Namun dia masih berupaya mengeluarkan pukulan sakti meski tidak berguna sama sekali saat menghantam pusaran pedang. Justru pukulan itu malah membuat pusaran semakin besar. Ki Gede Pamungkas

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    234.Tubuh Seribu Pedang

    Sementara itu Ratu Azalea tengah tertidur lelap. Dia tak menyadari kedatangan tiga sosok orang yang mengendap-endap di dekat kamarnya. "Kamu benar ini kamarnya?" tanya salah satu sosok dengan suara berbisik. "Benar, tidak salah lagi, dia ada di dalam kamar..." sahut kawannya. "Kalau begitu, cepat keluarkan racun asap itu agar dia tak terbangun... Kita akan bersenang-senang," ucap sosok pertama. "Setelah sekian lama aku menanti ini, akhirnya datang kesempatan untuk membalas perlakuan gadis ini," "Gara-gara dia kita tersingkirkan," sahut yang lain. Tiga sosok itu mendekati pintu. Mereka mengenakan cadar sehingga tidak takut dengan racun asap yang akan mereka lepas ke dalam kamar melalui celah pintu. Asap itu pun masuk ke dalam kamar secara perlahan. Saat racun itu tercium oleh hidung Ratu Azalea, dengan sendiri nya perisai kuning melindungi seluruh tubuhnya. "Asap beracun? Siapa yang berani melakukan ini di dalam kediaman Nyai Anjani?" batin Ratu Azalea. Setelah cukup lama, tig

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    233.Jurus Baru

    Setelah mendengar penjelasan tentang tiga api abadi dari Iblis Es, Bima terkejut saat mendengar nama Iblis Neraka yang lolos dari ujian Dewa Yama. "Kakakku itu sangat kuat dan mengerikan, meski aku juga tidak kalah mengerikan darinya hahaha!" kata Iblis Es. "Hmmm... Kalian adalah Iblis yang sudah melewati batas hidup dan mati, dengan kekuatan yang setara dengan Dewa, akan tetapi... Bagaimana kalian bisa kalah melawan para dewa?" tanya Bima. "Kamu ini bodoh atau sengaja menjadi orang bodoh!?" tanya Iblis Es membuat alis Bima terangkat. "Apa maksudmu!?" tanya Bima. "Neraka adalah ciptaan Dewa. Dan dewa yang menciptakan itu saat ini sedang berleha-leha di surga, apa kau pikir kami berdua bisa menang melawan para dewa dengan kekuatan yang kami dapat dari mereka!? Apakah kau tak pernah dengar, sungai yang bertemu dengan air laut? Kau pikir sungai itu akan terus mengalir membuat jalurnya sendiri saat mereka bertemu dengan laut!? Sungai itu akan lebur saat bertemu dengan laut. Kekuatan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status