Share

152.Keputusan Ratu(2)

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-03-19 06:19:28

Bima dan Ratu Azalea masuk ke dalam sebuah goa. Hujan lebat mengguyur hutan tersebut.

Dengan kekuatan api miliknya, Bima membuat perapian agar tubuh mereka hangat.

"Ratu, kamu yakin klan Elang Dewa yang menculik Arimbi?" tanya Bima memecah kesunyian.

Ratu Azalea mengangguk.

"Aku yakin, klan itu sangat tertutup. Tempat mereka berada di tebing jurang puncak gunung ini. Sebagian besar dari mereka adalah siluman. Meski nama mereka Elang Dewa," jelas Ratu.

"Siluman... Apakah kerajaan Peri pernah bersinggungan dengan mereka?" tanya Bima. Ratu menggeleng.

"Kami tidak pernah ada hubungan apapun, dan tidak ada permusuhan sama sekali selama dua ribu tahun aku menjadi Ratu," kata Ratu Azalea.

"Ini aneh, apakah mereka mempunyai teritori sendiri?" tanya Bima.

Ratu Azalea mengangguk. Dia mendekatkan tubuhnya ke perapian agar hangat. Sebagian pakaiannya basah karena hujan.

"Apakah kamu tidak mempunyai pakaian ganti?" tanya Bima.

Ratu menggeleng. Bima segera mengambil pakaian yang ada di sa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    153.Kekuatan Es Bima Sena

    Para kesatria berkuda itu turun dari atas kuda. Bima menghitung jumlah mereka ada lebih dari dua puluh kesatria. "Semuanya berada di ranah Keabadian, ini sangat merepot kan," batin Bima. Dia belum pulih total. "Pahlawan, kami di perintahkan Raja Baru kami, Raja Celosia untuk membawa Ratu kembali ke kerajaan, mohon pengertian pahlawan." kata salah satu perwakilan dari para kesatria "Huh, baru menjadi Raja langsung bermain seenaknya, seandainya aku tidak menyelamatkan kerajaan mu, apakah raja mu yang sekarang itu masih bisa menjadi Raja? Apakah para peri tidak punya otak untuk berpikir?" tanya Bima sinis. "Kami menghargai tuan pahlawan yang telah membunuh Monster raksasa itu. Tapi... Ratu, adalah orang yang paling penting dalam hidup Raja Celosia... Kami hanya mematuhi perintah..." kata Perwakilan itu. Dari dalam goa Ratu Azalea muncul. "Aku tidak ingin kembali lagi. Sudah cukup aku menjadi Ratu kalian, apakah kebaikan ku selama ini telah kalian lupakan?" ucap Ratu Azalea kesal.

    Last Updated : 2025-03-19
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    154.Klan Elang Dewa

    Kuda itu berlari dengan cepat ke arah puncak. Jarak mereka dengan puncak gunung sudah semakin dekat. "Ratu, apakah itu tanda wilayah kekuasaan Elang Dewa?" tanya Bima sambil menatap ke arah depan. "Benar, kita telah sampai," Jawab Ratu Azalea yang melihat gapura besar. Kuda itu berhenti di bawah gapura batu yang di jaga dua patung Elang raksasa. Tubuh Elang itu mirip manusia, namun kepala dan kakinya saja yang menyerupai Elang. Dai tambah sayap besarnya. "Sangat mirip dengan makhluk yang menculik Arimbi," kata Bima. "Mereka menguasai wilayah puncak ini, hati-hati, mereka tidak seperti para peri yang lebih ramah kepada orang lain. Para siluman ini sangat mudah marah dan gampang curiga," kata Ratu mengingat kan. Mereka berdua turun dari atas kuda. Bima menambatkan tali kuda itu di sebuah pohon tak jauh dari gapura tersebut. Mereka berdua pun berjalan masuk melewati gapura batu yang di jaga dua patung Elang bertubuh manusia. Tanpa mereka sadari, mata kedua patung Elang itu bersin

    Last Updated : 2025-03-19
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    155.Duel Arena

    Bima melompat ke dalam arena pertarungan. Ratu Agung yang duduk di atas singgasana menatap tajam ke arah arena. Bima menoleh ke arah Ratu Agung yang mengenakan cadar hitam sehingga wajahnya tidak terlihat dengan jelas. "Angka dua belas naik ke panggung!" teriak makhluk berwujud manusia setengah Elang dengan keras. Dari dalam ruangan tadi muncul satu sosok peri yang melompat dengan lincah ke atas arena. "Peraturan nya adalah, yang hidup yang menang. Paham!?" kata siluman Elang itu. Peri itu membungkuk hormat kepada Bima. "Namaku Sayuti, peri petarung ranah Keabadian tahap akhir," kata peri bernama Sayuti tersebut. Bima tersenyum. "Aku Bimasena, petarung ranah Keabadian tahap Akhir," kata Bima menyahut. Duel keduanya pun di mulai. Para penonton pun mulai bertaruh. Sayuti bergerak cepat kearah Bima, langkah kakinya gesit dan sangat cepat. Bima pun mengimbangi langkahnya. Mereka saling beradu jurus dengan keahlian masing-masing. Bima lebih unggul dari segi jurus serangan dan ber

    Last Updated : 2025-03-19
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    156.Wesi Tuo

    "Aku adalah tangan kanan Ratu Agung, di klan ini aku di panggil dengan nama Wesi Tuo. Sekarang, kerahkan semua yang kamu miliki untuk melawanku jika kamu ingin tetap hidup!" kata Siluman Elang bernama Wesi Tuo itu. Bima menatap tajam. Dia bisa merasakan aura tekanan yang sangat kuat dari siluman bernama Wesi Tuo itu. "Hiiaaattt!" Bima berteriak keras sambil melompat ke arah Wesi Tuo. Namun Wesi Tuo dengan tenang diam di tempat saat tinju Bima datang menghantam. Brak! Tinju Bima yang telah dialiri tenaga dalam itu menghantam dada Wesi Tuo. Namun Bima terkejut saat melihat Wesi Tuo masih berdiri tegak tanpa terluka sedikitpun. Jangan kan terluka, terdorong sedikit pun tidak. Bima melompat mundur. Dia merasa tinjunya seolah baru saja menghantam batu karang yang sangat keras. Bima menatap tinjunya yang memar. "Tubuhnya sangat kuat, bahkan pukulan ku tak membuat kakinya goyah sama sekali!" kata Bima. "Aku sudah bilang, lawan mu kali ini kuat, kamu harus waspada...!" sahut Iblis Es

    Last Updated : 2025-03-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    157.Hujan Es Abadi

    Bima menatap pedang darah miliknya yang masih menancap di lantai. Namun dua tiruannya telah menghilang karena dia mengganti kekuatan Iblis di dalam tubuhnya. Sementara Wesi Tuo kembali melancarkan serangan kuatnya ke arah Bima. Kali ini serangan bernama Badai Kematian lebih dahsyat dua kali lipat dari serangan sebelumnya. Para penonton pun mundur dari arena karena tekanan kekuatan dari Badai Kematian yang sangat lah kuat. "Iblis Es, aku akan kerahkan Ajian Hujan Es Abadi!" kata Bima sambil mengambil belati petir miliknya. "Lakukan saja anak muda, dengan bantuan kekuatan dariku, Hujan Es Abadi milikmu akan semakin dahsyat!" sahut Iblis Es. "Tapi sebelumnya aku harus mengalihkan perhatian dia lebih dulu," batin Bima. Bima segera berguling menjauh dari dinding es saat badai besar menghantam dinding es miliknya tersebut. Lalu sekejap kemudian tubuhnya menghilang dan telah berada di dekat pedangnya. Itu adalah kekuatan Belati petir yang mampu memindahkan tubuh secepat kilat. Dengan

    Last Updated : 2025-03-21
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    158.Rahasia Ratu Agung

    Melalui pertarungan yang sengit, akhirnya Bima berhasil mengalahkan Wesi Tuo yang berada di Ranah Tulang Dewa berkat kerjasama Bima dengan Iblis Es. Setelah kemenangan itu, moderator yang membawa jalannya pertandingan malah menyuruh para siluman Elang tersebut menyerang Bima bersama-sama karena merasa geram dengan kematian tetua mereka. Bima yang sudah merasa marah, ingin menghabisi mereka semua dengan kekuatan Iblis Tanduk Api yang dia miliki. Saat keadaan mulai genting itu, Ratu Agung bangkit berdiri dan berseru. "Kalah tetap saja kalah! Jangan menjadi makhluk yang pengecut!" ucap Ratu Agung keras. Moderator yang masih melayang di langit terkejut. Para penonton yang mulai bergerak pun terdiam mendengar Ratu Agung berkata seperti itu. "Pendekar ini sudah menang, berikan apa yang telah di janjikan, jangan mempermalukan Klan Elang Dewa!" kata Ratu Agung lagi. Tinjunya terlihat mengepal. Ada perasaan yang seolah merasa puas dengan kematian Tetua Wesi Tuo. Bima memperhatikan Ratu

    Last Updated : 2025-03-21
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    159.Penghuni Danau Kutukan

    Bima berdiri di depan danau yang cukup luas itu. Tetua yang membawanya menunjuk ke arah sebuah pulau kecil di tengah danau. "Naga itu ada di sana, air ini sangat panas dan berbahaya," kata tetua tersebut. Ratu Agung merasa khawatir pada keselamatan Bima. Dia sedikit menyesal mengatakan bahwa dia telah tewas melawan Naga Api. Ratu berpikir Bima akan melepas kan begitu saja. Ternyata dia salah, Bima bukan orang yang akan menyerah pada sesuatu dengan mudah. "Naga itu sangat kuat, hampir tidak ada dari kami yang berani mengusiknya, bahkan Raja Elang tidak berani mengganggu nya. Apakah kamu masih ingin ke sana? Dengan kekuatanmu yang masih berada di ranah Keabadian tahap akhir, seperti nya akan kesulitan melawan nya," kata Ratu Agung mengingatkan. Dia berharap Bima menyerah agar selamat. Namun Bima tidak menggubris. "Sekuat apa pun dia, siapa pun yang telah membuat Arimbi meninggalkan diriku, aku akan mendatanginya. Meski itu adalah Dewa Kematian sekali pun!" kata Bima membuat Ratu A

    Last Updated : 2025-03-22
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    160.Naga Api

    Naga Api dengan tubuhnya yang panjang bergerak cepat mengepung Bima. Matanya melotot ke arah Bima. "Balas dendam? Apakah kau yakin aku telah membunuh wanitamu!?" tanya Naga Api dengan mata mulai membara. Bima tak pedulikan apa ucapan Naga itu. Dia mengangkat tangan kanannya lalu menghantam ke tanah dengan keras. "Ledakan Es!" teriak Bima keras. Blarrrr! Dari tubuh Bima memancar kekuatan dahsyat yang meledak dengan keras. Ledakan beraura biru itu membekukan segalanya yang terkena ledakan. Naga Api yang sudah tahu akan ada serangan kuat telah bergerak lebih cepat nenghindari serangan. Dia melayang ke arah sebuah batu besar. Dari atas batu,mulutnya menganga lalu menyembur ke arah Bima. Bola api raksasa menderu ke arah Bima. "Dinding Es!" teriak Bima. Dari dalam tanah muncul dinding tebal yang terbuat dari es melindungi Bima dari serangan Naga Api. Blaaarrr! Bola api itu tertahan oleh es. Sama sekali tidak merusak dinding es tersebut. "Kekuatan milikku sudah meningkat pesat, di

    Last Updated : 2025-03-22

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    260.Kembalinya Kekuatan Ratu

    Bima bisa merasakan semua roh itu mengumpat dan mengutuk dirinya. Kutukan-kutukan roh itu menyerang tulisan sihir yang melindunginya. "Roh-roh ini sangat kuat.. Mereka masih berusaha menyerang! Jika tidak ada tulisan sihir dan pilar pemecah roh itu, sudah pasti tubuhku tidak akan mampu menyerap mereka... Kenapa baru kali ini Iblis Es memberitahu tempat sehebat ini di dalam pedang?" batin Bima. Iblis Es menatap ke tengah altar dimana Bima sedang berjuang menyerap kekuatan jiwa dari semua roh yang ada di sekitar tubuhnya tersebut. "Sekarang kamu harus berjuang sendiri menyerap semua kekuatan itu," kata Iblis Es sambil duduk bersila menghadap altar. "Bima, tulisan sihir itu hanya mampu menahan sementara. Dia menahan kekuatan jiwa yang paling kuat saja, sedangkan yang lain, hanya kamu yang bisa menentukan. Jadi, kamu harus berjuang sekuat tenaga jika ingin menjadi pendekar yang kuat," kata Iblis Es melalui telepati. Bima tak percaya jika tulisan sihir hanya menahan sementara. Itu art

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    259.Altar Dunia Pedang Darah

    Beberapa hari di Lembah Kupu-Kupu, Ratu Azalea mengalami peningkatan kekuatan jiwa yang luar biasa. Bahkan peningkatan yang menurut Bima tidak wajar. "Apakah mungkin karena dia pernah berada di ranah Cakrawala sebelumnya?" batin Bima. Namun dia tak akan banyak berpikir. Dia pun ingin meningkatkan kekuatan miliknya sebisa mungkin hingga mencapai tahap akhir. "Iblis Es, apakah aku bisa menyerap semua kekuatan yang sudah terkumpul di dalam pedang itu?" tanya Bima sambil mencari buah-buahan yang ada di Lembah dekat Telaga. "Tidak," sahut Iblis Es pendek. "Kenapa!? Kenapa tidak bisa aku menyerap semua roh itu? Bukankah aku bisa menyerap roh dari Sanca Banteng Hitam itu?" tanya Bima. "Hm, di dalam pedang itu terkumpul banyak sekali roh. Semuanya juga bukan roh yang lemah, kau pikir, jika tubuh kecilmu ini di masuki roh-roh dengan kekuatan jiwa yang besar, apakah tubuhmu mampu menahan? Jika kamu tidak bisa menahan, tubuhmu akan meledak!" kata Iblis Es membuat Bima terdiam. Tinjunya m

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    258.Kerinduan

    Setelah sarapan di kedai tempat dia menginap, Bima segera membayar sewa penginapan dan makanannya. Si pemilik kedai berbisik pada Bima. "Pendekar, sebaiknya kamu berhati-hati. Karena pihak Kerajaan sekarang sudah datang dan menangkapi para pendekar di sekitar Perguruan Bangau Surga. Jadi, saranku, jangan datangi kerumunan," bisik Pemilik kedai. Bima tersenyum. "Terimakasih ki sudah mengingatkanku, ambil saja kembaliannya," ucap Bima sambil memberikan satu tail emas kepada pemilik kedai. "Terimakasih kembali pendekar, anda sungguh baik hati," ucap Pemilik kedai. Bima mengangguk. Dia pun berjalan meninggalkan penginapan tersebut. Di luar penginapan tampak banyak orang yang masih penasaran dengan keadaan Perguruan Bangau Surga. Mayat-mayat yang berserakan di dalam benteng di kubur secara masal oleh penduduk setempat. Bima akan segera beranjak dari depan penginapan, namun tiba-tiba satu tangan menyambar lengannya. "Tertangkap kau!"Bima menoleh ke arah orang yang baru saja menceng

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    257.Kekuatan Baru(2)

    Sepanjang sejarah dunia persilatan Negara Angin, hanya segelintir pendekar yang mempunyai keberuntungan mendapatkan sebuah kekuatan yang bisa mengendalikan Ruang dan Waktu. Karena kekuatan itu sangat langka, mereka yang mendapatkan kekuatan Ruang dan Waktu menjadi orang paling istimewa di tanah Negara Angin. Bima teringat pada Ratu Agung penguasa Klan Elang Dewa yang juga mempunyai hukum Ruang dan Waktu. Saat dia melawannya waktu itu, tak ada kesempatan untuk menang sama sekali. Dia belum tahu jika Ratu itu adalah Arimbi, kekasihnya. "Kekuatan Ruang dan Waktu ini sangat berguna di pertarungan. Bahkan sangat berbahaya bagi musuh," batin Bima. Tubuhnya tengah menyerap inti darah dari pendekar Kerajaan itu. Ada hawa aneh yang Bima rasakan saat menyerap kekuatan dari inti darah tersebut. Sekujur tubuhnya terasa sangat kaku tak bisa di gerakkan. Saat menyerap kekuatan itulah saat-saat tubuhnya lemah dari segala serangan. Jika ada musuh yang tiba-tiba menyerang dirinya, itu akan sang

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    256.Kekuatan Baru

    Warga yang ada di sekitar benteng Perguruan Bangau Surga itu berlarian menuju tampat yang lebih aman. Mereka mendengar pertarungan besar di dalam benteng. Ledakan-ledakan mengerikan itu membuat semua orang di sekitar benteng ketakutan. Bima melesat dengan cepat ke arah hutan. Mata kanannya yang menggunakan mata Iblis Bayangan bisa melihat semuanya dengan jelas. Seorang gadis berpakaian Merah muda melihat sosok Bima yang sempat melayang di atas pemukiman warga. "Pakaian itu... Bukankah dia pemuda yang memborong senjata kemarin? Apakah dia yang selama ini membuat kekacauan dengan membantai banyak Perguruan?" batin gadis itu. Dia ingin mengikuti arah pemuda itu pergi. Namun dia tidak tahu kemana arah Bima pergi. Tangan Darah yang melihat Bima terbang ke arah hutan segera melesat dengan cepat meninggalkan Perguruan yang sudah hancur tersebut. Dia mengikuti Bima yang melesat ke arah hutan. Bima tersenyum melihat gerakan yang cukup cepat di dalam hutan. "Saatnya menembak jarak jauh

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    255.Geger Di Malam Hari(2)

    Tengkorak Merah raksasa menderu dari atas langit menuju aula dimana para pendekar sewaan Perguruan Bangau Surga berada. "Hei, apakah kalian merasa ada yang aneh?" tanya salah satu pendekar yang sedang asik minum tuak. "Kau mabuk, apa yang kau rasakan kecuali pusing? Hahaha!" sahut kawannya yang juga sudah dalam keadaan mabuk. Di dalam aula itu ada sepuluh pendekar Ranah Tulang Dewa dan belasan pendekar ranah Keabadian. Keberadaan mereka adalah untuk menjebak pembunuh yang mengincar Ketua mereka. Namun mereka tak menyadari, bahaya yang lebih mengerikan tengah menuju ke arah mereka. "Beberapa hari ini Ketua Adisatya mengurung diri di gubuk itu, apakah dia akan terus membiarkan orang-orang pemabuk ini berada di aula terhormat kita?" bisik salah satu murid Perguruan. "Sssttt! Jangan sampai mereka mendengar, itu akan jadi masalah untuk Perguruan kita," sanggah kawannya yang lebih memilih diam. Saat keadaan te

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    253.Geger Di Malam Hari

    Bima melangkah masuk ke dalam penginapan yang sudah dia tempati beberapa hari ini. Matanya melirik kearah kedai yang ada di lantai bawah. Disana banyak pendekar yang sedang minum tuak dan berjudi. "Sampah-sampah ini hanya merusak pemandangan dan membuatku sakit mata," batin Bima sambil terus berjalan ke lantai dua. Sesampainya di kamar Bima menggelar semua senjata yang dia beli tadi. "Aku bisa merasakannya, senjata yang hampir mirip..." batin Bima. Dia mengambil satu persatu senjata berupa pisau dan belati tersebut. Setelah beberapa lama mencari akhirnya dia menemukan senjata berupa belati yang dia inginkan. "Ini dia... Benar... Ini mirip dengan belati petir..." batin Bima. Dia mengalirkan tenaga dalamnya ke dalam belati tersebut. Aura petir muncul dari senjata kecil itu membuat Bima yakin itu memang belati petir pasangan belati petir miliknya. "Keberuntungan yang tidak terduga!" batin Bima sam

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    252.Perguruan Bangau Surga

    Beberapa hari setelah pembantaian di Perguruan Taring Putih, seluruh kerajaan gempar. Kabar itu di sampaikan oleh Pengawas Kerajaan yang di tempatkan di Perguruan Taring Putih. Dia baru saja kembali bersama beberapa muridnya setelah melakukan latihan di hutan. Saat mereka pulang, Perguruan yang mereka tempati telah musnah. Tak ada yang tersisa satu nyawa pun. Semua tetua dan murid yang berjumlah ratusan tewas. Bahkan didapati lubang besar yang pengawas itu duga adalah serangan banyak pendekar.Tidak ada yang mengira sama sekali jika pelaku serangan itu hanyalah tiga orang saja. Banyak dugaan kuat jika serangan di lakukan oleh musuh abadi Perguruan tersebut. Dan musuh abadi Perguruan Taring Putih adalah Perguruan Bangau Surga. Kedua Perguruan kelas tengah itu sering berselisih. Namun belum pernah tejadi peperangan besar di antara keduanya. Raja Negara Angin Timur mulai menyikapi dengan serius masalah pembantaian dua

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    251.Kekuatan Tangan Darah( 2)

    Tangan Darah berteriak keras sambil menahan serangan pukulan Taring Harimau Dewa gabungan. Tengkorak-tengkorak yang dia lancarkan tak mampu melahap semua kekuatan gabungan itu. Sehingga terjadi ledakan yang sangat dahsyat bagaikan ledakan gunung berapi. Wulan mencoba terus bertahan meski darah sudah mengalir dari sela bibirnya. Dia bisa merasakan tubuhnya yang seperti tengah di cabik-cabik binatang buas. Di tengah ledakan dahsyat itu terdengar suara auman harimau yang sangat keras. Para tetua itu berteriak keras sambil terus bertahan dari ledakan tersebut. Namun tidak semua berhasil bertahan, karena beberapa tengkorak berhasil lepas dari ledakan dan langsung menyerang mereka dan memakannya dengan buas. "Bertahan lah sekuat tenaga!" teriak Wiraseta. Namun darah menyembur dari mulutnya. Dia yang paling terkena dampak dari ledakan tersebut karena dia yang paling depan. "Sudah menggabungkan kekuat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status