Home / Pendekar / Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api) / 11.Weling Ireng & Jalak Saksono

Share

11.Weling Ireng & Jalak Saksono

Author: Gibran
last update Last Updated: 2024-12-20 12:18:26

Bima menatap kedua pendekar yang sudah berdiri di depannya itu. Matanya yang jeli merasa ada sedikit kejanggalan. Waktu di babak penyisihan tadi dia tidak melihat dua orang tersebut di antara sembilan belas peserta yang lain. Bima mulai curiga ada sesuatu yang tidak beres dengan peraturan kali ini.

Dia yakin ada yang disembunyikan oleh penyelenggara sayembara. Tapi Bima tak gentar sedikit pun. Meski dia menyadari dua lawannya bukan pendekar lemah, di tambah jumlah yang tidak seimbang. Yaitu dua lawan satu. Ini adalah pertarungan yang sulit bagi Bima.

"Jalak Sasono, jangan biarkan dia banyak bergerak. Lumpuhkan salah satu tangannya," ucap pendekar dari Perguruan Ular Hitam.

"Aku paham Weling Ireng, pemuda ini sudah menunjukkan beberapa teknik miliknya, kita bisa dengan mudah memperhitungkan arah serangan dan gerakan jurusnya, jangan khawatir, gerakan lincahku akan menyulitkan pandangan matanya," ucap Jalak Sasono, Pendekar dari Perguruan Jalak Perak.

Weling Ireng dari Perguruan Ula
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    12.Hasil Latihan Keras

    Weling Ireng melesat dengan tangan kanannya yang sudah diisi tenaga dalam tinggi. Pukulan Sakti Raja Ular Menyemburkan Racun milik Weling Ireng sangat berbahaya. Jika sampai terkena meskipun itu hanya tersentuh saja, maka kulit orang tersebut akan melepuh seperti terbakar. Dan jika terkena langsung serangan itu, sudah di pastikan tubuhnya akan menjadi sesuatu yang mengerikan. Hanya dengan melihat saja Bimasena bisa merasakan aura bahaya dari serangan Weling Ireng kali ini. Tapi dia sudah mempersiapkan dirinya dengan pukulan tenaga dalam yang dia pelajari selama ini. Meski Bima hanya berada di tingkat Tubuh Besi, tetap saja tinjunya sangat berbahaya dan bukan main-main. Bima berkelit ke kanan saat tubuh Weling Ireng menerjang. Dalam keadaan melayang di udara Bima menggerakkan tangannya beberapa kali. Ini dia lakukan karena dia merasa ada sesuatu yang mengarah ke tubuhnya. Sesuatu itu adalah racun yang menyebar di udara. Racun itu tentu saja berasal dari tangan Weling Ireng. "Bahka

    Last Updated : 2024-12-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    13.Festival Lampion

    Bima pulang terlebih dahulu ke penginapan yang tak berapa jauh dari pusat perguruan Katak Merah. Dia masuk ke dalam kamarnya. Saat dia selesai mandi dan mengganti pakaiannya, pintunya ada yang mengetuk. Dengan masih memakai pakaian, Bima membuka pintu itu dan mengintip. "Siapa?" tanyanya. "Saya tuan muda, Lastri," ucap seorang gadis pelayan. Bima membuka pintunya. Saat itu dia tengah memakai pakaian atasnya. Namun karena belum selesai memakai bajunya, tubuh Bima sempat terlihat oleh mata gadis itu. Wajah si gadis langsung bersemu merah. Dia terpesona dengan otot yang sangat sempurna milik Bima. Tubuh yang kekar namun tidak terlalu besar. Perutnya menampakkan otot-otot indah yang membuat wanita mana pun akan tergoda. "Ada apa?" tanya Bima dingin. Lastri tergagap seketika karena tengah melamun dan menatap tubuh pemuda itu. "Eh.. ah.. anu, saya mau mengantarkan makanan tuan muda, hari ini tuan muda hanya sarapan pagi, siang belum makan, karena ini sudah mulai sore saya langsung s

    Last Updated : 2024-12-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    14.Kesatria Sejati

    Keesokan harinya Bimasena membuka matanya. Saat dia membuka mata, yang di lihat pertama adalah Kirana Dewi yang sedang memakai pakaian.Karena gadis itu belum mengenakan pakaiannya, Bima dengan jelas bisa melihat seluruh tubuh polos Kirana tanpa selembar benang pun. Wajah nya memanas. Dia membuang muka ke arah lain. "Kau, bagaimana kau bisa ada di kamarku?" tanya Bima tanpa menoleh kearah Kirana. Gadis itu terkejut. Dia tak menyangka Bima akan terbangun di saat dia sedang memakai pakaian. Buru-buru Kirana memakai pakaiannya. Wajahnya merah merona. "Maaf, aku menumpang mandi di kamar mu, pakaian ku penuh dengan darah dari luka di tubuhmu," ucap Kirana selesai memakai pakaian. Bima segera bangun meski sambil menahan nyeri. "Kamu yang menyelamatkanku semalam..." ucap Bima sambil menatap wajah gadis itu. Kirana tersenyum. "Salah, justru kamu yang sudah menyelamatkan diriku, kakang Bima. Jika bukan karena kamu yang melindungiku, sudah pasti aku yang mati di sana," kata Kirana dengan

    Last Updated : 2024-12-21
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    15.Pendekar Gimbal

    Bima berdiri dengan tegap di tengah arena. Para Ketua Perguruan Katak Merah menatap dengan geram. "Rencana mu gagal Ketua kedua?" tanya Ketua Perguruan. "Belum Ketua pertama, kita lihat saja, bisa berapa lama dia bertahan dalam keadaan terluka," ucap Ketua Kedua. "Baiklah, aku hanya bisa berharap rencana mu kali ini berhasil," ucap Ketua Perguruan. Di dalam tubuh Perguruan Katak Merah ada sepuluh Ketua. Ayah Kirana Dewi yang bernama Rekso Atmoko adalah Ketua Perguruan atau pemimpin dari semua Ketua yang ada di Perguruan tersebut. Sembilan Ketua masing-masing mempunyai tugas memimpin kesatuan mereka. Ketua Kedua adalah teman lama Rekso Atmoko. Dia bernama Ningrat Penjalu. Dua orang itu mempunyai keturunan. Rekso mempunyai anak gadis cantik bernama Kirana Dewi dan Ningrat mempunyai anak lelaki bernama Bayu Sakti. Dua muda mudi itu telah dijodohkan oleh kedua orang tuanya sejak masih bocah. Namun seiring berjalannya usia, Kirana Dewi justru semakin tidak menyukai kelakuan Bayu kar

    Last Updated : 2024-12-21
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    16.Rahasia Dibalik Ketua 10

    Setelah kemenangan Bima di pertarungan melawan Aji dari Perguruan Kelelawar Darah, sisa peserta yang lain menjadi kecut. Pasalnya mereka tahu bahwa Aji adalah pendekar terkuat di antara para peserta selain Bima. Akhirnya mereka yang takut mati di tangan Bima mengangkat tangan tanda menyerah. Hal ini di luar dugaan sama sekali. Dan banyak para penonton yang kecewa karena mereka telah membeli tiket dengan beberapa biji tail perak. Untuk meredakan kekesalan penonton, Ketua Perguruan Rekso Atmoko mengutus salah satu ketua untuk menjadi penantang Bima di arena. Keputusan itu sempat di tentang oleh Kirana Dewi, namun ayahnya tetap mengijinkan Ketua ke Sepuluh turun ke arena. "Wongso, jangan mempermalukan perguruan," pesan Rekso Atmoko pada Ketua ke sepuluh. Lelaki paruh baya bernama Wongso itu memberi hormat. Dia segera turun ke arena pertarungan. Para penonton yang melihat Ketua Perguruan turun di arena cukup terkejut. "Saya datang ke sini untuk menantang anda, pendekar

    Last Updated : 2024-12-22
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    17.Serangan Belati Beracun

    Bimasena menatap tajam ke arah serangan Wongso. Dia langsung bergerak cepat ke arah samping. Laku dengan pedangnya dia menangkis dua senjata berbentuk belati tersebut. Trang! Trang! Di kejap berikutnya Bima telah menyarungkan pedangnya kembali. Semua terkagum-kagum melihat aksi Bima menangkis serangan. Jika dua belati itu tidak di tangkis, sudah pasti akan mengenai penonton. "Hebat juga kau bisa melihat serangan yang sudah aku gabung dengan tenaga dalam, aku salut," ucap Wongso. Sekilas dia melihat pedang milik Bima tadi. Ada perasaan ingin memiliki senjata tersebut. "Kenapa kau masukkan kembali pedangmu? Seharusnya kau tetap mengeluarkan nya bukan? Serangan tadi bukanlah serangan satu-satunya. Aku masih mempunyai banyak belati," ucap Wongso. Benar saja di tangannya saat ini telah siap empat belati beracun. Bima tak menanggapi semua ocehan Wongso. Dia sangat waspada dengan belati dan serangan orang itu. Selain waspada untuk dirinya, dia takut senjata itu melukai or

    Last Updated : 2024-12-22
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    18.Cakar Hantu

    Merasa geram dengan tantangan Bimasena, Ningrat Penjalu alias Ketua Kedua meminta ijin pada Rekso Atmoko. "Aku akan berikan dia pelajaran yang setimpal," ucap Ningrat. "Bunuh saja, jangan biarkan dia hidup, aku yakin dia ingin mempermalukan perguruan ini," kata Rekso. Ningrat mengangguk. Lalu dia segera melompat ke udara. Tubuhnya sangat ringan sehingga dengan lincah dia melewati puluhan penonton. Bima menatapnya dengan tatapan tajam. Dia cukup kagum dengan ilmu meringankan tubuh Ketua Kedua tersebut. Ningrat mendarat di arena pertandingan dengan tanpa suara. Itu pertanda dia sudah mencapai tahap sempurna dalam ilmu meringankan tubuhnya. "Aku akui kamu adalah pendekar kelas bawah yang cukup berani karena ini pertama kalinya ada pendekar dari kelas Tubuh Besi menantang ku, aku tidak tahu harus berkata kamu hebat atau kamu tolol?" ucap Ningrat dengan wajahnya yang terlihat menyeramkan. Bima tersenyum. "Kau bisa menyebutku tolol atau apa, terserah. Aku sudah mengalahkan salah sat

    Last Updated : 2024-12-22
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    19.Jurus Iblis Gila

    Cakar Hantu Ningrat berhasil merobek punggung Bima hingga luka yang Bima dapat semalam kembali terbuka!Bima berteriak keras. Rasa panas menjalar dari luka cakaran itu. Keringat mulai menetes di keningnya. Ningrat tertawa panjang melihat Bima yang mulai tersudut. "Kamu awalnya seseorang harimau yang ganas dan menerkam tanpa ampun, tapi lihatlah dirimu sekarang, hengh, bagaikan kucing yang ketakutan di hadapan Singa yang tengah lapar... hahaha!" ucap Ningrat menghina. Bima mendengus marah. Tapi dia harus waspada pada serangan Ningrat yang sangat berbahaya. Dia memperhitungkan serangan berikutnya. Pedang Darah di tangan kirinya bergetar. Bima menoleh. "Ada apa dengan pedang ini?" batin Bima. Dia merasakan hawa dingin masuk ke dalam tubuhnya membuat luka yang terasa panas membakar menjadi sedikit tak terasa. "Pedang ini mencoba melindungi ku..." batin Bima lalu tersenyum. Dia genggam erat pedangnya. "Pedang Darah, bantu aku melawan musuh ini," ucap Bima perlahan. Seolah tahu apa y

    Last Updated : 2024-12-22

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    147.Perjuangan Sang Ratu

    Blaaarrr! Ledakan keras mengguncang seluruh kerajaan Peri Pelindung saat bola merah raksasa milik Kadal Monster itu menghantam perisai roh milik Ratu Azalea. Sang Ratu terpental mundur oleh tekanan kekuatan besar itu. Darah keluar dari mulutnya. Dia terlihat sangat kepayahan. "Lesmana, tembak!" perintah Ratu dengan suara parau. Lesmana yang sempat teralihkan pandangannya karena melihat Ratu yang terluka segera membidik kepala Kadal Raksasa tersebut. Panah roh gabungan seratus Peri petarung itu melesat di iringi aura petir kuning. Kecepatan panah tersebut membuat Kadal Raksasa tak bisa menghindar. Namun bidikan Lesmana meleset sedikit. Panah itu hanya mengenai sebagian kecil kepala Kadal Raksasa itu hingga berlubang dan membuat luka besar yang menganga. Kadal raksasa itu berteriak kesakitan. Meski tidak membuatnya mati, namun luka sebesar itu membuat dia kalap dan menerjang membabi buta. Ratu Azalea menoleh kearah Lesmana yang tangah menatap tak percaya karena bidikannya gagal.

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    146.Warisan Iblis Tanduk Api

    Bima menahan tekanan kuat dari makam lantai terakhir. Sesampainya di sana dia melihat satu peti besar si tengah arena. "Apalagi kali ini," batin Bima sambil mengambil kertas di atas meja batu."Datang dan bukalah peti! Tahan kekuatan asli milikku! Jika kamu berhasil, maka warisan ini adalah milikmu dan kamu harus menjaga murid ku dengan jiwa dan ragamu!""Seperti yang Ratu katakan, tujuan warisan ini memang untuk mencarikan dia jodoh..." batin Bima. Ujian terakhir ini baginya cukup mudah. Namun Iblis Es sudah memperingatkan bahwa lantai terakhir ini adalah tekanan Iblis Tanduk Api yang asli. Tekanan seorang Iblis ranah Batara! "Baiklah... Siapkan tenaga dalam dan perisai es, kita akan mencobanya," kata Bima. Dia melangkah mendekati peti besar di tengah arena. Sebelum sampai pada peti, ada satu lingkaran kecil yang mengelilingi peti. Saat kakinya melangkah ke dalam lingkaran tersebut, Bima terkejut. Satu kekuatan tak terlihat, dengan sangat kuat menekan tubuhnya hingga dia jatuh t

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    145.Serangan

    Ratu Azalea meluncur ke atas langit menggunakan Tombak Emas miliknya. Semua kesatria pun bersiap di tembok pertama menanti kedatangan Kadal Monster bersama siluman-siluman lainnya. Ratu berkata di atas langit Kota Peri. Suaranya menggema ke seluruh penjuru kota. Bersama dengan suaranya, dari tubuh Ratu keluar cahaya kuning. "Pertarungan kali ini adalah pertarungan hidup atau mati! Tidak ada kata menyerah sebelum musuh pergi atau mati!" seru Ratu Azalea di atas langit kota. Ratu itu melayang di udara dengan bantuan Tombak Emas nya yang mempunyai kemampuan terbang. Tombak itu adalah senjata roh milik Ratu sendiri. Kemampuan milik Ratu Azalea ini sangat lah langka dan hanya sedikit pendekar yang mempunyai kesaktian yang sama dengan diri nya di seluruh dunia. Dari kejauhan terdengar raungan makhluk raksasa yang sangat besar. Saking besarnya langkah kaki makhluk itu terdengar hingga ke kerajaan. Ratu menoleh kearah para Dewan yang berkuda. "Pertahan kan tembok pertama sebisa mungkin

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    144.Pedang Es

    Bima ke arah Arimbi yang sudah siap menggorok lehernya sendiri. "Arimbi jangan!" teriak Bima. Iblis Es yang tidak bisa terhubung dengan jiwa Bima karena pengaruh kekuatan Cermin Hati Kembar hanya bisa membantu dengan menyegel kaki Bima menggunakan elemen es. Namun segel itu hancur saat Bima dengan kuat melompat ke arah Arimbi. Tekatnya untuk menolong Arimbi lebih besar. "Celaka! Dia terpengaruh ilusi dari cermin!" seru Iblis Es. Iblis Bayangan mendengus marah. "Saudara kita Iblis Tanduk Api sepertinya meremehkan ilusi milikku akan aku tunjukkan kehebatan ku dalam urusan jurus ilusi! Haaah!" umpat Iblis Bayangan lalu mengeluarkan ilusi miliknya. Medan di sekitar Bima perlahan menjadi gelap. Saat Bima telah dekat dengan Arimbi, tiba-tiba gadis itu menjelma menjadi sosok Gadis Tengkorak! Bima terkejut setengah mati dan langsung melepas ajian Bola Iblis ke arah Siluman Gadis Tengkorak. Blaaarrrr!Siluman itu berhasil menghindari serangan meski sebagian tubuhnya terkena dampak da

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    143.Cermin Hati Kembar

    Bima bergerak cepat dengan membawa Pedang Hantu Biru. Dia pun melompat ke arah empat Iblis Tanduk Api. "Iblis Bayangan! Jurus ilusi!" teriak Bima. Sekejap kemudian tubuh separuh nya yang tadi di tempati Iblis Tanduk Emas berubah cepat menjadi Iblis Bayangan. "Hooo! Ilusi milikku tak ada yang menandingi!" ucap Iblis Bayangan. Seketika arena tersebut berubah menjadi hitam. Empat Iblis Tanduk Api terlihat bingung. Mereka tak bisa bergerak. Bima tersenyum. "Jurus Ilusi ini bisa bertahan cukup lama, sangat cukup waktu bagiku untuk memusnahkan nya sekaligus," batin Bima. Bima mengangkat tangannya. Dari dalam lantai muncul empat sosok hitam berwujud ular. Dengan menggerakkan tangannya satu kali, sosok hitam itu langsung menerkam empat Iblis itu secara bersamaan. "Sekarang, Iblis Es! Jurus kedua dari Senjata Roh, Gelombang Es!" teriak Bima lalu menghantam ke lantai arena. Sosok Iblis Es kembali muncul. Dengan jurus ilusi, empat Iblis itu masih tak bisa bergerak karena ilusi itu masih

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    142.Empat Iblis

    Bima menatap tajam ke arah Iblis Tanduk Api. Matanya bersinar biru. Tanduk di kening kanannya tumbuh secara perlahan. Hingga memanjang. "Tanduk kita sudah mendekati sempurna!" seru Iblis Es. Bima tersenyum. Setelah naik ke ranah Keabadian dia merasa lebih bertenaga. "Ini waktunya menjajal senjata roh!" kata Bima lalu mengangkat tangannya ke udara. "Jurus pertama dari Senjata Roh Iblis Es, Seribu Duri Es!" teriak Bima. Dari tangan hingga ke tubuhnya mencuat es-es tajam. Aura dingin pun sontak menguasai arena tersebut. Dari punggung Bima muncul duri-duri es. Tubuhnya sudah seperti landak yang di penuhi duri. Senyum kecil menyeruak di bibir Bima. Dengan kekuatan dahsyat Bima berteriak dan melepas semua diri di tubuhnya. Empat Iblis Tanduk Api terkejut. Mereka menahan semua serangan es yang sangat cepat itu. Namun tubuh mereka perlahan membeku karena serangan dingin dari ribuan diri es tersebut. "Ini adalah serangan yang bisa mengalahkan banyak musuh sekaligus! Bagus Bima!" ucap I

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    141.Isi Hati Sang Ratu

    Bima terpaku mendengar perkataan Ratu Azalea yang tak pernah dia duga. Perasaannya bercampur aduk. Pemuda itu terkejut dengan pernyataan Ratu yang tiba-tiba itu. Entah bagaimana dia akan menanggapinya. "Ratu... Apakah warisan itu sungguh untuk mendapatkan calon suami untukmu?" tanya Bima. Ratu Azalea mengangguk. "Guru tak ingin aku menikah dengan orang lemah. Dan benar apa yang dia katakan, banyak pendekar yang berada di ranah Keabadian datang tapi gugur di jembatan ilusi. Di ujian terakhir saat kamu berbicara padaku, itu adalah ujian kelayakan yang hanya aku penentu lolos dan tidaknya pewaris tersebut. Jika aku tidak menyukai nya ataupun mencintainya, itu sudah di anggap tidak lolos..." kata Ratu masih dengan posisi menghadap dinding. Bima melihat tangan Ratu yang terkepal. Perasaannya bimbang. Dia tak menampik bahwa Ratu itu membuatnya jatuh cinta karena kecantikan nya yang luar biasa. Namun, dia juga mencintai Arimbi.

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    140.Pintu Makam

    Keesokan harinya Bima telah berada di Istana bersama Ratu Azalea dan beberapa Dewan. Lesmana dan Dwarawati juga ada di sana. "Hari ini adalah pertama kalinya selama aku menjadi Ratu, akan membuka pintu gerbang makam Raja Iblis Tanduk Api... Sekali lagi aku ucapkan selamat kepada Pendekar Bima yang akhirnya menjadi orang yang paling ditunggu Guru." ucap Ratu Azalea lalu membuka pintu gerbang itu menggunakan kekuatan miliknya. Pintu itu adalah pintu dengan segel tak terlihat. Hanya Ratu yang bisa membukanya karena dia adalah satu-satunya murid Iblis Tanduk Api. "Ingat nak, kekuatan Iblis Tanduk Api ini utuh dan murni, karena dia tidak terpecah dan juga tidak ternoda seperti Iblis Bayangan ini. Jadi, kamu adalah satu-satunya manusia yang paling beruntung jika berhasil menyerap kekuatan saudara kami..." kata Iblis Es. Bima mengangguk. Matanya menatap ke arah gerbang besi yang di selimuti aura merah. Saat gerbang itu terbuka, aura Iblis Tanduk Api menyebar keluar. Semua yang ada di te

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    139.Naik Ranah!

    Bima duduk bersila di atas lantai. Matanya terpejam. Dia mulai memusatkan pikiran. Saat itulah dia bertemu ribuan aura berbagai warna. "Hm... Warna hitam besar itu, pasti punya Sanca Banteng Hitam..." Pikir Bima. Dia segera melayang mendekati aura hitam yang sangat pekat. "Kekuatan yang terpancar sangat pekat... Kekuatan ini sangat besar,"Bima menaruh tangan kanannya ke dalam aura gelap tersebut. Tiba-tiba dia merasa tangannya tersedot ke dalam aura. Dengan sekuat tenaga Bima bertahan. Dari dalam aura gelap itu muncul sepasang mata bercahaya merah. "Sanca Banteng Hitam!?" Seru Bima sambil terus menahan tangannya. "Lucu sekali... Aku adalah makhluk kelas atas, bagaimana bisa berakhir di dalam tubuh bocah ini... Hmmmm..." ucap Sanca Banteng Hitam. "Aku tidak tahu, salahkan sendiri Nyai Sri Wedari yang tak bisa merawat mu dengan baik!" balas Bima. "Hmm? Kau berani menjawab perkataan ku!? Makhluk lemah!" gertak Sanca Banteng Hitam marah. Bima merasakan tarikan yang sangat kuat. D

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status