Pertarungan Xiahou Dun dan Guan Yu terhenti ketika Cao Cao menghampiri mereka.
"Kalian dipihak yang sama, bagaimana kalian menjelaskan pada Kaisar tentang hal ini?" tanya Cao Cao, bergantian memandang dingin kedua petarung.
Ujung tajam golok Xiahou Dun mengarah ke Guan Yu. Suaranya terdengar kesal berintonasi tinggi.
"Dia membunuh lawanku dengan cara picik! Petarung macam apa dia?"
Guan Yu mendengus, menjawab dengan suara bijaksana sambil mengelus jenggot panjangnya.
"Di dalam pertempuran tidak ada kalimat picik atau jujur, yang ada hanya menang atau kalah. Perdana Menteri Cao Cao yang menyuruhku mengalahkan Yan Liang, lagi pula aku menolongmu yang terdesak tadi."
"Ter
"Apa kamu akan pergi ke kam Yuan Sgao dan bergabung dengan mereka?" tanya Cao Cao, dengan nada memelas. "Apa begitu cara kesatria?"Ucapannya menusuk jiwa pahlawan Guan Yu. Dua memejam mengelus jenggot panjang.Cao Cao kembali bicara, "Aku tahu, aku berjanji ketika merekrutmu, ketika menemukan Liu Bei kamu bebas pergi bergabung dengannya. Sekarang keadaan sedang genting, bagaimana kamu tega melakukan hal ini?""Maafkan aku Perdana Menteri."Xiahou Dun di atas kuda menghampiri mereka. "Hmmp! Dia memang tipe orang munafik!" goloknya lurus menantang wajah Guan Yu. "Lihat sendiri, setelah kamu memberinya kuda Lu Bu, harta, jabatan, dia tetap pergi!""Turunkan senjatamu," ucap Cao Cao pada Xiahou Dun, tanpa membuang muka dari Guan
Pantulan rembulan penuh dan bintang-bintang di air danau pecah oleh riak. Suara cipluk terdengar dalam kegelapan.Zhou merangkak keluar danau dengan tubuh basah kuyup, dia terlentang di rerumputan hijau membentang tangan, dada pun kembang kempis.Tadi ketika memakai jurus mata kucing dan tahan napas memerlukan chi yang sangat besar karena dipakai secara kontinu, tidak seperti biasa, Qiu Niu gagal menyalurkan chi pada. Zhou belajar dari kesalahannya dulu, ketika merasa ada yang aneh, dia bergerak cepat ke permukaan."Kenapa … tidak … bisa sampai … dasar?"Bian di dalam tubuh Zhou menjawab, "Aneh, Qiu, bukannya kamu bisa menyalurkan chi pada tubuh Zhou, kenapa sekarang tidak bisa?"Qiu ter
Zhou tak percaya dengan ucapan Werou, begitu juga Bian. Gadis entah berantah aneh, sok tahu akan hal yang mereka tidak ketahui, membuat perut mereka terkocok.Zhou terbahak kencang. "Ah, kamu pasti mengarang."Pipi Werou menggembung, sepertinya jengkel. "Heh, aku tidak bohong! Aku datang kemari dengan persiapan, banyak membaca juga mencari tahu kebenaran dari apa yang kubaca, mengerti?""Baik, info apa lagi yang kamu punya?" selidik Zhou."Banyak, tapi rahasia."Zhou sengaja memancing Werou menumpahkan banyak info. Dia bersila tangan membuang muka sambil nyinyir. "Modusmu bilang rahasia, padahal tidak tahu apa-apa." Bagian hijau giok matanya mengintip ke gadis itu."Dibilang
Dua gadis dalam sangkar menarik perhatian Bian yang menguasai tubuh Zhou. Sebagai Kaisar dia ditakdirkan memiliki banyak cinta, seperti kaisar-kaisar sebelumnya. Berbeda dengan pandangannya pada Lu Xun, gadis cerdas muda yang membuatnya gila, kedua gadis menarik hati Zhou dengan suara guzheng. "Hei, kenapa bengong?" tegur Werou, menyenggol lengan Zhou. "Huu, dasar lelaki, lihat yang mulus saja, langsung ngiler." Zhou menanggapi santai dengan tertawa kecil. Cara bicaranya begitu sopan. "Ayo, lekas cari kursi kosong, aku traktir minum arak." "Wohoo! Arak gratis! Baik Tuan Muda, akan hamba carikan tempat!" Zhou mengamati sekitar. Banyak pemuda kaya, pemuda tampan, k
Yu An duduk bersila bermain guzhen, sementara Yu En berdiri menahan gelembung yang mengelilingi mereka berdua, guzhengnya berdiri seperti tiang rumah. Jurus dua bidadari guzheng. Menggabungkan dua chi dan dua vokal, bicara berirama dan menyerang bersama, pertahanan mereka adalah rasa saling percaya. Dua gadis bicara bergantian, tetap menjaga intonasi indah. Yu An berbicara, "Tampan, jika mau menemui guru kamu harus melawan kami." "Kami test dulu," tambah Yu En. "Jika kami kalah kamu berhak menemui guru kami." "Hadiah." "Jika kamu kalah, kamu harus mengabdi pada kami." "Setuju?
Pakaian putih berbalut jubah kuning taois, berlambang ying-yang pada bagian punggung. Pria itu Nu An. Tongkat besar senjata, mengecil. Dia memakai benda kuning itu sebagai tusuk rambut. Aura pendekar membuat dua Yu sunkan juga waspada, menjaga kesopanan di depan senior. "Pendekar, kenapa menyerang kami?" tanya Yu An dengan ketus pada pendekar. "Aku hanya lewat. Melihat pertarungan tidak imbang, sungguh membuat jiwaku meronta. Bagaimana mungkin kalian menyerang seorang pemuda?" "Tuan tidak mengerti. Walau dia sendiri, dalam tubuhnya bersemayang celestia." "Tetap saja kalian pendekar sakti bersenjata guzheng pembunuh, sementara dia hanya memakai suling bambu normal." Yu En kes
Pertempuran utara semakin memanas. Dua kubu saling membunuh.Walau kubu Cao Cao berada di atas angin, dengan nama keluarga Yuan, Yuan Shao merekrut lebih banyak pasukan. Mati satu tumbuh sepuluh. Sebanyak apapun pasukan Cao Cao membabat musuh, keesokan hari mereka datang dengan jumlah yang lebih banyak.Selain itu, ada satu masalah kritis yang membuat kepala Cao Cao mau pecah.Logistik menipis.Cao Cao punya kebiasaan berjalan-jalan di dalam kam dengan memakai pakaian santai seperti prajurit biasa, tentu dia tidak sendiri. Xu Chu menjadi bayangannya yang siap siaga melindungi dari apapun.Dengus seperti kuda Cao Cao membuat Xu Chu gatal tak tahan diam.
Empat hari berlalu. Masalah logistik menyiksa Cao Cao.Dia duduk memandang kosong ke nyala api di tungku luar tenda. Semua cara dia lakukan, bahkan nyaris memicu mutuni pasukan.Dia membaca surat dari Xun You sekali lagi.(Maju, demi Han majulah. Mundur hanya membuatmu menjadi tikus dalam lubang, menanti kematian. Maju, jika gagal, bawa Yuan Shao bersamamu ke neraka.)Dia melempar surat rajutan bambu ke lantai. Yang dia butuhkan hanya saran dari Xun You untuk mundur, sehingga kelak jika sejarah menghujat karena dia mundur, dia punya kambing hitam sebagai tumbal.Tiba-tiba kepalanya sakit. Dia berbaring ke lantai. "Pengawal … pengawal! Mana obatku?"