Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 89: Badai Laut Mengamuk

Share

Bab 89: Badai Laut Mengamuk

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-02 08:47:30

Saking asyiknya terus berciuman dan lengan Aura melingkar di leher Japra, tanpa mereka sadari cuaca berubah sangat cepat.

Bulan purnama yang tadi bersinar terang kini tertutup awan hitam, angin mulai berhembus kencang.

Debur ombak pun terdengar makin nyaring. Agaknya badai akan segera tiba, inilah yang tak disadari dua orang yang tengah di mabuk cinta ini.

Aura makin hanyut saat tubuhnya mulai direbahkan Japra di lantai gua yang berpasir ini. Aura melenguh perlahan saat lehernya mulai di susuri mulut Japra, dia terpekik manja ketika pakaian depannya sudah terbuka dan Japra dengan lembut terus bermain-main di dua bukit kembarnya yang membusung.

Aura memejamkan mata, pikirannya melayang-layang ke langit ke 7…tapi kenapa langit malah gelap, tadi kan terang, batinnya mulai menyeruak sadar?

Saat itulah secara tiba-tiba terdengar bunyi menggelegar dan air laut merangsek masuk menuju di mana keduanya asyik bercumbu.

Aura yang sedang menikmati cumbuan Japra kaget bukan kepalang, karena kedua
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 90: Burung Rajawali Raksasa

    “Astagaaa…ini burung rajawali yang dulu menyerangku saat menemukan pusaka bukit meratus beberapa tahun lalu,” batin Japra yang langsung ingat kejadian mengerikan, hingga dia terjatuh dan malah berhasil temukan pusaka yang di cari semua pendekar tersebut.“Aura kamu menyingkir, ini sangat berbahaya, burung rajawali raksasa ini sangat ganas dan pemarah,” Japra mendorong Aura agar masuk kembali ke dalam depan gua.Aura tanpa di suruh 2x langsung pergi menjauh meninggalkan Japra yang kini bersiaga melihat Rajawali yang agaknya sangat murka sarangnya kedatangan tamu tak di undang ini.Japra yang menamakan jurusnya Elang Mematuk Mangsa, terinspirasi dari burung Rajawali ini tidak di nyana, hari ini dia tak sengaja kembali bertemu.Ingatan Japra sangat kuat, dia ingat warna dan bentuk burung yang ukurannya jauh lebih besar dari burung onta, dengan kepak sayap yang sangat panjang. “Ketemuan lagi sobat, tapi kali ini aku tak akan mau lagi mengalah seperti dulu, buru-buru terjun bebas!” tegu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 91: Bersahabat dengan Burung Rajawali

    “He-he..kamu lapar burung baik, baiklah, tunggu sebentar, ini makan sarapan pagimu!” Japra lalu mendekat dan dengan kelihaiannya dia melepaskan totokan itu.Dan dengan kecepatan yang bikin Japra kagum, burung rajawali ini langsung sambar ular tadi lalu dengan cakarnya mencabik-cabik dan memakannya dengan lahap, seolah-olah tak makan hingga satu bulan.Otomatis belitan si ular tad ambyar, cabikan dan gigitan burung raksasa ini membuatnya jadi santapan lezat bagi burung liar ini.Padahal memang iya, burung rajawali ini hampir 1 bulan tak memperoleh mangsa. Tubuh besarnya membuat mangsanya keburu kabur sebelum berhasil dia tangkap.Burung rajawali langka ini seekor karnivora, dia pemangsa yang tak kenal ampun. Inilah yang membuatnya dengan sangat lahap menyantap ular jenis piton itu dan menghabiskannya dalam waktu singkat.Japra hanya menonton saat si burung rajawali ini dalam waktu singkat menghabiskan ular besar tersebut.Cepat dan tak bersisa sedikitpun, benar-benar burung yang sanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 92: Kitab Pusaka Kalung Ki Palung

    “Rajawali yang baik, aku dan Aura harus pergi, kami masih ada yang di cari,” Japra bicara sambil membelai kepala burung ini.Tiba-tiba burung ini mendorong Japra, hampir saja Japra terjengkang sekaligus kaget dengan ulah burung liar ini.Aura pun ikutan kaget dan buru-buru mendekati Japra, takut sekali dia kalau rajawali ini kembali mengamuk.Tapi burung ini tak peduli, dia terus berkuik-kuik nyaring seakan ingin tunjukan sesuatu. Lama-lama Japra pun paham, dia ikuti kemana arah kepala burung ini yang seakan menuntunnya kembali ke dekat sarangnya.“Aura kayaknya dia ingin tunjukan sesuatu,” bisik Japra, Aura dengan takut-takut mengangguk. Burung Rajawali ini lalu mengais-ngaiskan cakar ke tanah yang lumayan keras, sambil kepalanya mendongak ke arah kiri Japra dan Aura. Japra dan Aura bingung dengan ulah burung ini.“Mau apa dia mengais-ngais begitu?” ceplos Aura keheranan. Japra pun sama, tak paham apa maksud burung raksasa ini.Burung ini terlihat tak sabaran, dia mendekati tanah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 93: Akhirnya…Bablas!

    Demikianlah, si burung rajawali ini makin akrab dengan Aura dan Japra. Lama-lama keduanya juga paham apa yang diinginkan si burung liar ini.Keduanya juga tak takut kelaparan lagi dan bisa konsen mulai melatih ilmu-ilmu dahsyat, yang terdapat dalam kitab ini.Ternyata Aura lebih cocok melatih Jurus Rajawali Pedang Putih, yang dasarnya ada kemiripan dengan jurus Elang Mematuk Mangsa dan Japra pun dengan mudah memberi Aura petunjuk.Anehnya Jurus Rajawali ini justru diperuntukan bagi wanita, karena jurus ini sengaja di ciptakan buat kaum hawa dan penciptanya adalah Dewi Lintah.Setelah hapal teorinya, mulailah Aura berlatih dengan pedang putih ini, tubuhnya bergerak sangat cepat dan desingan pedang ini seolah kepak sayap rajawali, setiap kali Aura bergerak ke sana kemari melatihnya dan diberi petunjuk oleh Japra.Hasilnya, hanya dalam seminggu saja, ilmu kanuragan Aura meningkat pesat, dia juga sangat berbakat, apalagi jurus ini memang sangat cocok buat wanita.Sedangkan Japra mulai ko

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 94: Mulai Berselisih Paham

    Walaupun dalam gua yang dingin dan lembab, tapi bagi keduanya seolah berada di kamar indah yang empuk.Cinta dari hati membuat keduanya tak memperdulikan apapun lagi. Aura pun lepas perawannya bersama Japra.“Sakit sayang…?” bisik Aura, setelah babak pertama yang tak bakal dia lupakan.“Ntar juga enak, kamu bakalan minta lagi,” sahu Japra senyum kecil, Aura mendelik, tapi apa yang dikatakan Japra benar adanya, di babak selanjutnya Aura sampai merem melek menikmati.“Tau enak gini, kenapa nggak sejak dulu ajah,” desis Aura sambil menghela ‘kuda jantan’ yang kini gantian rebahan dan dia atas.Siang malam mereka terus mengulang percintaan tanpa bosan.Tapi setelahnya, Japra lalu ingatkan Aura dan mereka lakukan semedi, untuk sempurnakan jurus-jurus yang sedang dipelajari.Dan hasilnya luar biasa, dalam waktu hanya 2 bulan, persis saat dua telor burung rajawali pecah dan lahirlah anaknya.Aura pun tanpa kesulitan mampu mencapai level ke 7 Jurus Rajawali Pedang Putih miliknya. Kini kesakti

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 95: Berpisah dengan Aura

    Dengan apa adanya Aura yang memang turunan bangsawan dari Ki Palung, bercita-cita ingin hidup normal. Dengan memiliki jabatan tinggi dan pasti kedudukan yang membuatnya hidup terhormat!Gara-gara inilah Japra sering termenung, dia sebenarnya tak suka hidup sebagai bangsawan, yang terikat dengan berbagai peraturan kerajaan.Japra masih ingin hidup bebas bak burung rajawali!Tapi pikiran Aura beda, apalagi kini dia tengah berbadan dua, dia ingin hidup normal dan ingin kedudukan tinggi dan itu tak bisa di tawar-tawar lagi.“Aku ingin kembalikan status keluargaku, dulu ayahku seorang bangsawan lalu berubah jadi perampok jahat. Kini aku ingin bersihkan nama baik ayah, dengan berbhakti di Kerajaan Hilir Sungai. Kalau kembali ke Kerajaan Daha, jelas tak mungkin,” cetus Aura, hingga Japra pun terdiam tak bisa bicara apa-apa.Aura juga bilang, dengan kesaktian Japra, mudah dapat kedudukan sebagai panglima kelak di Kerajaan Hilir Sungai.“Nantilah aku pikirkan dulu sayang,” itulah jawaban Japra

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 96: Ki Durga di Keroyok

    Japra tidak khawatir dengan keselamatan Aura, setelah memiliki Jurus Rajawali Pedang Putih yang dahsyat itu, Ki Birawa sekalipun sulit mengalahkan Aura. Bahkan andai Japra tak kuasai ilmu pusaka bukit meratus dan sempurnakan jurus lintahnya, bisa jadi diapun keok dengan jurus yang kini di kuasai Aura.Walaupun belum matang, seiring waktu, Japra yakin paling lama 5 atau 6 bulanan lagi, Aura akan menjelma jadi sosok pendekar sakti mandraguna.“Baiklah Aura…kamu sudah memilih jalanmu, aku pun akan pilih jalanku…!” berkata begitu seorang diri, Japra pun pergi dari penginapan dan lanjutkan petualangannya ke Kerajaan Loksana, kini dia ingin cari Sawon.Hanya satu yang kadang mengusik pikirannya, bagaimana nasib anak mereka yang kini dalam kandungan Aura..!!?Kali ini Japra gunakan ilmu mengejar anginnya, agar cepat sampai, si Hitam kudanya sampai kini belum terlihat lagi.Tubuh Japra berkelebatan, andai ada yang melihat, mungkin mengira Japra sosok hantu yang berkeliaran di tengah hutan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 97: Kisah Dewi Lintah

    Padahal Japra sengaja tak ceritakan soal Aura, buru-buru cerita soal Dehea dan Ratu Reswari. Namun Ki Durga bak ahli nujum, tahu semua yang Japra lakukan selama ini bersama Aura dan tahu Japra ditinggalkan istrinya tersebut.“Apes aku, mahaguru ternyata tahu kalau aku bersama Aura pelajari kita itu selama ini?” batin Japra kaget sendiri.“Mahaguru…maukah ceritakan riwayat Dewi Lintah dan Pangeran Wasi dan kenapa Ki Palung justru tak tahu soal Kitab Sambalahung tersebut?” tanya Japra hati-hati, sekaligus dikit cai.“Hmm…benar juga, kamu harus tahu siapa orang yang justru tak sengaja mewariskan kitab-kitab pusaka itu padamu..!Inilah kisahnya….puluhan bahkan ratusan yang lalu.Pangeran Wasi seorang petualang dan juga pendekar berilmu tinggi, suatu hari mendengar tentang keganasan seorang pendekar wanita dari golongan hitam bernama Dewi Lintah.Wanita ini dikatakan sangat cantik, tapi kekejamannya juga tak kalah mengerikan. Kalau dia ingin seorang pria tampan, maka pasti dapat.Tapi bila

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 495: Kedatangan Tamu Mengejutkan

    Sejak itu, makin di takutilah Lembah Neraka ini, nama Pendekar Putul pun makin di takuti hingga jauh keluar dari lembah ini.Tak pernah ada lagi yang nekat datang ke tempat ini. Takut bernasib sama dengan ke 10 perampok apes tersebut.Dulu tempat ini di takuti karena majikannya Ki Rawa, tapi setelah Pendekar Putul berhasil tewaskan musuh bebuyutannya itu, namanya malah makin di takuti daripada nama Ki Rawa sendiri.Si Putul yang sangat sayang dengan istrinya tak pernah membantah apapun keinginan Putri Arumi, dia selalu manjakan istri tercintanya ini.Apalagi semakin besar perutnya, istrinya makin manja saja, bahkan Pendekar Putul sampai geleng-geleng kepala, saat Putri Arumi minta dibangukan Istana di Lembah Neraka ini.“Aku kadang kangen dengan Istanaku sayang, juga ibundaku dan ayahanda maharaja, serta Abang Pangeran Akmal…!” kata Putri Arumi manja.Yang memang paling dekat dengan saudara se ayahnya itu, di bandingkan saudara-saudaranya yang lain, jumlahnya 10 orang, yang lahir dari

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 494: Jadi Penghuni Lembah Neraka

    Ki Rawa menatap perutnya dan dia tertawa, ususnya terburai, matanya mendelik, serangan kilat yang Pendekar Putul layangkan tak bisa lagi dia hindari. Trassss….!Sebuah tebasan kilat yang di layangkan Putri Arumi membuat lehernya putus dan kepalanya menggelinding ke tanah dengan mata mendelik!Tubuh tanpa kepala ini lalu ambruk ke tanah dan tewas seketika.Berbarengan dengan putusnya leher dua sisa 3 Pendekar Tikus yang di hajar Pendekar Putul. Maka habislah kini 5 orang musuh bebuyutan Pendekar Putul.Si Putul menarik nafas lega, kini musuh besarnya tamat riwayatnya, tinggal satu orang yang sebenarnya tak tega dia bunuh…Pendekar Gledek.Si Putul masih ingat jasa mantan gurunya, yang pernah memeliharanya sejak bayi dan di beri ilmu kanuragan, juga pernah menolong Putri Arumi dari perbuata jahat Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus.“Kita cek ke dalam, agaknya ada gerakan?” kata Putri Arumi duluan masuk.Begitu mereka sampai di ruangan tengah, terdapat 2 orang wanita setengah tua yan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 493: Sepasang Pedang Pencabut Nyawa

    Mata Ki Rawa melotot, kemarahan membuatnya murka bukan kepalang, tanpa ragu dia langsung lancarkan serangan balasan yang sangat dahsyat ke arah Putri Arumi.Namun, Pendekar Putul yang sudah sejak tadi waspada, tentu saja tak membiarkan kekasihnya itu jadi korban serangan jurus iblis pencabut nyawa milik Ki Rawa ini yang dahsyat ini.Pendekar Putul langsung kerahkan jurus Rajawali Mencaplok Mangsa miliknya yang kin sudah sangat sempurna ia kuasai.Sengaja dia kerahkan sepenuhnya, karena tahu kesaktian pendekar tua ini, juga dendamnya atas kematian ibundanya. Blarrrr…!Jurus panas dan dingin bertemu, akibatnya Ki Rawa sampai harus bersalto agar tidak jatuh berdebuk ke tanah.Ki Rawa menahan sesak di dadanya, jurus si Putul benar-benar sangat hebat dan makin meningkat tajam. Sedangkan jurus miliknya malah stagnan, tak bertambah kesaktiannya.Di sisi lain, Putri Arumi sudah bertarung sengit dengan 3 Pendekar Tikus dan Pendekar Serigala.Sepintas Pendekar Putul tetap waspada, walaupun sud

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 492: Datangi Markas Musuh Besar

    Keduanya ternyata tidak melupakan musuh-musuh besarnya, sebelum sampai ke Kerajaan Hilir Sungai, mereka sengaja satroni persembunyian Ki Rawa Cs di Lembah Neraka."Kita harus bikin perhitungan dengan Ki Rawa Cs, aku akan balas kematian ibundaku, juga sudah sebabkan kita terjungkal ke jurang," kata Pendekar Putul.Ia lalu ajak Putri Arumi ke Lembah Neraka.Putri Arumi yang kini berbeda dengan 7-8 bulanan lalu tentu saja sangat antusias, sekaligus dia ingin ‘tes’ ilmu kanuragannya yang hebat.Jurus Dewi Lintah dan Jurus Sepasang Pedang Pencabut Nyawa yang sudah dia kuasai dengan baik, sekaligus ingin buktikan kehebatan kedua jurus dahsyat ini .“Hati-hati sayang, mereka bukan hanya sakti, tapi juga licik,” kata Pendekar Putul peringatkan kekasihnya ini.Putri Arumi tersenyum manis dan mengangguk. Kini mereka sudah sampai di depan hutan di lembah ini, setelah menempuh perjalanan hampir 1,5 bulanan.Putri Arumi masih ingat di mana dulu dia di sekap.Sehingga tanpa ragu, dia ajak Pendekar

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 491: Jurus Sepasang Pedang Pencabut Nyawa

    Tak terasa sudah 5 bulan mereka bak ‘suami istri’ di pantai berpasir putih ini. Kini jurus terakhir dari kitab milik Dewi Lintah adalah, jurus pedang.Berdasarkan petunjuk di kitab tersebut, jurus pedang ini akan sangat hebat kalau di latih berpasangan.Dan…si Putul tanpa ragu cabut pedang pemberian nenek Putri Reswari.Saat pedang ini di sandingkan, kedua pedang ini seolah berpasangan saja, punya lebih lebih panjang hanya beberapa centi dari pedang milik Dewi Lintah yang kini di warisi Putri Arumi tersebut.“Waahh kayaknya jodoh ya sayang, liat,” kata Putri Arumi, yang tak ragu panggil si Putul dengan mesra, sambil sandingkan kedua pedang pusaka ini.Si Putul dengan wajah berseri-seri mengangguk, kini tanpa ragu keduanya mulai berlatih, gerakan si Putul dengan kaki ajaibnya sempat bikin pusing Putri Arumi.Tapi setelah dia pejamkan mata dan mulai salurkan tenaga saktinya, sesuai dengan jurus pembuka dari kitab Dewi Lintah, bayangan itu nampak jelas dan mulailah dia menyerang si Putul

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 490: Bercinta dan Berlatih Silat

    Sebagai pemuda yang kenyang pengalaman menggauli wanita, tak perlu lagi banyak cakap, si Putul tahu di mana titik lemahnya seorang wanita.Dia membuat Putri Arumi sudah merasakan nikmatnya bercinta, padahal belum penetrasi.Apalagi saat si Putul mulai keluarkan jurus bercintanya, sampai kaget dan terpejam-pejam si putri jelita ini, saat perabotannya yang mulus tanpa rumput di lumat 'Pendekar Cabul' ini untuk yang pertama kalinya.Si Putul tak peduli lagi kalau Putri Arumi ini adalah tunangan Pangeran Daha, pengaruh buah ajaib membuat keduanya gelap mata dan terang nafsu, serta harus di tuntaskan saat ini juga.“Pelan-pelan…!” bisik Putri Arumi, saat sesuatu yang keras dan tegang mulai merasuki perabotannya yang tentu saja masih perawan.Si Putul pun kini lakukan secara perlahan dan dengan pengalamannya yang mumpuni di bidang puaskan hasrat ini.Alih-alin merasakan sakit, Putri Arumi malah melayang ke angkasa, saat si Putul mulai bergerak perlahaan memompa badannya di atas tubuhnya.Bua

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 489: Godaan Dahsyat!

    “Hm…berarti kamu sendiri secara langsung keturunan dari Pangeran Wasi dan Dewi Lintah yaa?” kata Putri Arumi sambil memandang gundukan pasir di bawah tulisan itu.“Boleh dibilang begitu…tapi aku tak mau eufhoria,” sahut si Putul yang turut memandang gundukan tersebut dan dia tak mencegah, saat Putri Arumi secara tiba-tiba mendekati gundukan itu dan…menggalinya.Si Putul hanya memperhatikan, tapi dia tetap waspada, namun kini malah berbalik penasaran.“Apa yang kamu lakukan Putri?” tanya si Putul keheranan, karena Putri Arumi tanpa ragu menggali pasir putih itu dengan tangannya lentiknya.“Lihat ada peti hitam,” tunjuk Putri Arumi dan si Putul buru-buru mendekat. “Jangan buru-buru di buka putri, takutnya ada jebakan!” kata si Putul cepat, dirinya berpengalaman menemukan benda-benda rahasia yang tak sengaja di temukan dan biasanya ada jebakan berbahaya.Si Putul lalu pelan-pelan angkat peti ini dan baru saja dia meletakan di atas pasir.Putri Arumi kembali berseru, karena dia menemukan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 488: Temukan Tulisan Pangeran Wasi

    "Buat…buat apaan sihh?” sungut Putri Arumi, yang justru belum melihat buah ajaib yang di tunjuk Pendekar Putul.Pendekar Putul tak menyahuti ucapa Putri Arumi, dengan terpincang-pincang dia menuju ke pohon yang dia sebut buah ajaib tadi.Tentu saja Putri Arumi tak melihat jelas, karena letaknya agak tersembunyi.Letaknya agak menjorok ke dalam gua atau terowongan, inilah sebabnya Putri Arumi tak melihatnya, apalagi kesaktiannya tak sehebat pendekar kaki buntung ini, yang bisa melihat dari jarak yang sangat jauh sekalipun.Setelah berjalan lumayan jauh, akhirnya mereka sampai juga di depan sebuah pohon yang tumbuhnya aneh tersebut.Yakni seperti menempel di dinding gua dan mampu menembus dinding cadas ini hingga keluarTapi daunnya kecil-kecil mirip daun pohon beringin, buahnya kecil-kecil seperti buah ceri dan berwarna merah tua.“Ini pohon dan buahnya itu ya Putul?” tanya Putri Arumi, yang kini lebih senang panggil begitu, karena pendekar ini minta panggil nama ‘poyokannya’ saja.“Ben

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 487: Rasa yang Makin Kuat

    Tanpa setahu Putri Arumi yang masih nyenyak tidur, dengan jurus kaki ajaibnya, Pendekar Putul genjot tubuhnya sangat cepat, dia ingin tahu di mana ujung terowongan panjang berkelok-kelok ini.Kalau saja Putri Arumi terbangun tentu dia akan terheran-heran, karena tubuhnya bak di bawa terbang saja oleh Pendekar Putul.Hampir 3,5 jam kemudian, si Putul lega sekaligus plong, saat melihat di kejauhan ada sinar rembulan yang masuk.Ini menandakan dia sudah berada di ujung terowongan. Makin cepatlah dia genjot tubuhnya, akibatnya Putri Arumi terbangun dan memeluk erat punggung si Putul.Kaget dia tubuh mereka yang mepet kini berjalan luar biasa cepatnya, mengalahkan laju seekor kuda jantan.Akhirnya Putri Arumi turun dari punggung si Putul dan takjub melihat di depan mereka adalah hamparan pasir putih yang berada di bawahnya.Mereka sampai di tebing terowongan dan dibawahnya sekitar 20 meteran adalah sebuah pantai. Bulan bersinar amat terang dan menerangi laut lepas yang terlihat sangat tenan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status