BERSAMBUNG
Dan di luar kamar, mendongkolnya Pangeran Busu, apalagi saat dengar laporan pelayannya, juga omon-omon dua selirnya, yang sebelumnya di gasak si Putul 3 hari 3 malam.Kata mereka terdengar erangan dan dengusan nafas antara si Putul dan Nyai Sawitri, tembus sampai keluar kamar, yang dikatakan sedang asyik adu gelut di kamar itu.Derit ranjang juga sangat jelas terdengar dari kamar itu, padahal mereka cuman lewat doang di depan kamar tersebut!‘Ihh suaranya, kayak desis ular kobra saja, aku lagi nge-bayangin, pasti si Sawitri sedang ke enakan dapat benda guedeee dan perkisonggg..! Sesak pastinya rahim dia. Mana lidah si Putul lihai banget kalau udah menguas hutan rimbun, amboii asoy niannn..wkwkw!” kata si selir ini genit dan di timpali kawannya dengan suara terkekeh.“Lihat saja ntar, jalan si Sawitri pasti beda, antara kapok dan kangen dengan keperkasaan si kaki buntung itu! Heran ya, kaki buntung, tapi bendanya udah guede, keras kayak pentungan lagi, hi-hi-hi” ceplos rekannnya lagi ta
Sesaat keduanya saling melumat, kali ini baik si Putul maupun Nyai Sawitri melakukannya dengan penuh perasaan.Bahkan tanpa sadar, tangan Putul mulai bergerilya di dada membusung Nyai Sawitri, ia lupa dengan planning-nya sendiri.“Tunggu…kita jangan sampai terlena, Pangeran Busu pasti sedang intai kita saat ini, belum saatnya kita bersenang-senang!” bisik Nyai Sawitri sambil meredakan jantungnya yang mulai berdebar.“Maaf…aku terbawa perasaan,” bisik Pendekar Putul, Nyai Sawitri tersenyum manis dan bilang diapun sama.Rasa yang selama ini padam, perlahan-lahan mulai bangkit daam hatinya.Malamnya, dengan kesaktiannya yang hebat, Pendekar Putul keluarkan Nyai Sawitri dari kamar ini.Ia sengaja ungsikan wanita ini dulu, karena semua informasi yang ia inginkan sudah di dapatkan, tak ada gunanya lagi berlama-lama di sini.Sehingga langkah pertama, selamatkan Nyai Sawitri dulu dan di sembunyikan di tempat aman.“Kamu aman di sini, janga berkeliaran yaa,” kata si Putul sambil pamit pada seor
Tubuh si Putul yang sudah tak berdaya di angkat anak buah si Pangeran Busu dan di masukan ke sebuah tahanan khusus.Pendekar Gledek bahkan menambakan sebuah totokan lihai, sehingga Si Putul tak bakal bisa membebaskan dirinya kelak, begitu sadar.“He-he-he, dia akan lumpuh selamanya, kalau tidak aku beri obat penawarnya,” cetus Pendekar Gledek percaya diri.Mereka lalu lanjutkan rencana besarnya dan tanpa mereka sadari, semuanya di lihat dan di dengar dengan mata dan telinga si Putul.“Bangsat betul, tak aku sangka, si Pengaran Busu ini sudah siapkan ribuan pasukan yang akan memberontak,” batin si Putul, yang kini menyamar mirip penjaga di rumah Pangeran Busu.Sebab orang yang tadi mereka bawa aslinya bukan tubuh si Putul. Dengan ilmu sihirnya yang sangat hebat dan disempurnakan nenek dan pamannya, Si Putul mampu kelabui si Pangeran Busu Cs ini.Benar-benar atrasik sihir yang luar biasa hebatnya, karena mampu kibuli Pangeran Busu, Ki Rawa, Pendekar Gledek dan 5 orang bertopeng yang sang
Kini…3 minggu kemudian, kedua pasukan besar ini sudah saling berhadapan dari jarak tak terlalu jauh.Panglima Acon yang gagah dengan baju perangnya dan berada di atas kuda jantan hitam, tentu saja melihat pasukannya sudah dihadang ribuan pasukan Pangeran Busu, walaupun jarak kedua pasukan ini hampir 400 meteran.“Rupanya si Pangeran Busu ini menurun kelakuan ayahnya, Pangeran Somali, padahal keluarga mereka sudah di ampuni dan dia di beri anugerah sebagai Temanggung,” kata Panglima Muda Acon pada Pangeran Sana dan Ki Usu, serta Pendekar Putul yang berjejer di samping kudanya, di kuda masing-masing.Sekaligus menyayangkan kelakuan si Pangeran Busu yang juga sepupu Pangeran Sana ini. Saat ini kedua pasukan masih menahan diri, belum ada yang bergerak menyerang.Sesuai kesepakatan Ki Usu dan Pendekar Putul, Panglima Acon serta Pangeran Sana akan langsung hadapi Pangeran Busu.Sedangkan Ki Usu dengan Si Putul akan hadapi tokoh sakti, Ki Rawa dan Pendekar Gledek, juga 5 Pendeker Bertopeng, s
Tiba-tiba si Putul mendengar desingan senjata rahasia yang tertuju padanya dan juga Pangeran Sana.Si Putul yang sejak tadi waspada langsung bergerak sangat cepat, dia melompat dari kudanya dan secepat kilat keluarkan jurus rajawali mencaplok mangsanya yang sangat hebat.Si Putul tak lagi ragu keluarkan kesaktiannya, di hadapannya berjejer musuh-musuh hebatnya.Trasss…!Serangan 10 senjata rahasia di return secara hebat oleh si Putul dan return ini bahkan 2X lipat lebih cepat dari serangan yang menyerang dia dan Pangeran Sana.Dua orang dari 5 orang bertopeng yang tadi menyerang secara gelap kaget bukan kepalang.Mereka bergerak luar biasa cepatnya hindari serangan balik ini, akibatnya 10 orang pasukan yang berada di belakang mereka langsung terkena senjata rahasia ini.Aughh….!Kaget bukan main Pangeran Busu melihat 10 orang pasukannya kini jadi korban dan tewas seketika.“Bangsat, kalian mulai peperangan ini, bunuh dua orang ini,” bentak Pangeran Busu dengan suara mengguntur saking m
Marah bukan main si Putul, musuh besarnya lolos dari tongkatnya, apalagi saat bersamaan 20 orang pasukan pemberontak ini menyerbunya.Ini membuat serangannya terhalang oleh ke 20 pasukan pemberontak ini, yang tak menduga kalau pendekar muda ini sedang di amuk amarah yang luar biasa.Tentu saja ke 20 orang ini bukan tandingan pemuda sakti yang sedang di amuk amarah tersebut. Mereka sama saja dengan mengantar nyawa untuk pindah alam.Trass…trasss…!Pedang dan tongkat Pendekar Putul berubah jadi senjata pencabut nyawa, ke 20 orang pasukan itu tewas dengan tubuh putus di tengah-tengah, bahkan hebatnya lagi.Pedang dan tongkatnya sama sekali tidak bernoda darah, ini menandakan jurus Pedang Pencabut Nyawa ini seakan benar-benar bernyawa dan tak ampun bunuh siapa saja yang nekat melawannya.Si Putul makin marah, melihat musuh-musuh besarnya tak terlihat lagi di antara ribuan pasukan yang sedang berperang ini.“Bangsaattt, mereka berhasil kabur menyelinap di antara ribuan pasukan,” dengus si P
“Perbuatanmu benar-benar tak bisa di ampunkan lagi, lihat korban-korban akibat ambisimu itu, ribuan orang mati sia-sia, mereka bukan musuh, tapi rakyat Kerajaan Muara Sungai saudara-saudara kita sendiri…!” suara Prabu Japra terdengar dingin, tanda menahan kemarahan yang luar biasa di dadanya.Ini aib bagi kerajaan yang dia pimpin, selama puluhan tahun jadi maharaja dan sering perang dengan kerajaan lain yang coba-coba ganggu wilayahnya. Tapi baru kali ini terjadi perang saudara dengan korban yang tak sedikit.Belum lagi kerugian materi yang juga sangat banyak, serta efek lainnya, rasa trauma yang melanda rakyatnya. Ini sangat menyakitkan hati Prabu Japra, yang bertanggun jawab dengan rakyatnya sendiri.Pangeran Busu hanya bisa terdiam, walaupun tubuhnya tertotok, tapi mulutnya bisa bicara. Namun mana berani dia membantah ucapan sang Maharaja yang sedang murka ini.“Bersiaplah kamu menerima hukuman!” kata Prabu Japra lagi dan kedua lengannya kini telah berubah membiru.Brassss…!Pangera
Sambil menunggang kuda dengan santai, Nyai Sawitri kini selalu tersenyum bahagia sepanjang jalan, hingga kecantikannya makin terlihat jelas.Tubuhnya yang sekal dan bikin jakun si Putul kadang naik makin terlihat indah di atas kuda jantan, yang sebelumnya Putul beli dari peternak kuda di sebuah desa.Pendekar Putul menjemput mantan selir Pangeran Busu di tempat persembunyiannya dan sesuai janjinya, akan mengantar pulang Nyai Sawitri ini kembali ke desanya.Nyai Sawitri lega, Pangeran Busu sudah menerima hukuman berat dari Prabu Japra, yang murka gara-gara perang saudara itu.Si Putul sudah ceritakan soal ini, sehingga kini Nyai Sawitri tak perlu khawatir lagi dengan keselamatannya, sebab Pangeran Busu sudah tak bisa lagi gunakan kesaktiannya.“Pendekar Putul…setelah mengantar aku pulang ke desaku, kamu akan kemana?” tanya Nyai Sawitri, sambil menatap si Putul yang berkuda di sisi kudanya.“Mungkin…aku akan kembali ke Lembah Bidadari, karena ibundaku di sana, sudah lebih setahun aku mer
Raja Iblis menatap tajam Pendekar Tanpa Bayangan yang terlihat lengket dengan Melania. Bahkan Pangeran Kumu juga Ki Samosi dan beberapa orang anak buah utama sang Raja Iblis heran sendiri.Bafin lebih menyukai wanita dengan wajah ‘standar’, tapi memiliki tubuh denok ini. Padahal 9 dayang lainnya yang di pilihkan buat Bafin memiliki wajah jauh lebih cantik dari Melania saat ini, tubuh mereka pun juga bagus.Padahal hanya Bafin yang tahu, di balik wajah standar Melania, tertutup wajah sangat cantik jelita wanita ini yang asli, keturunan bangsawan pula..!“Silahkan duduk, mari kita nikmati hidangan ini,” kata si Raja Iblis dengan sikap dingin dan berwibawa.Bafin yang lama tak berjumpa dengan musuh kakek Japra dan kakek Slengean sepintas juga sadar, pria yang separu mukanya tertutup topeng ini makin sakti saja.Setelah makan dengan gaya tak ubahnya perjamuan di sebuah istana kerajaan, Raja Iblis kini menatap kembali wajah Bafin.“Kurasa selain miliki julukan Pendekar Tanpa Bayangan, kam
Namun secepat kilat, Melania kembali memasang topeng tipisnya, lengkap dengan tahu lalatnya itu, sehingga wajah jelitanya tak bisa lama-lama di tatap pendekar biawak ini."Jangan lama-lama menatapku, nanti sifat biawakmu muncul, aku nggak suka laki-laki biawak," dengus Melania. Bafin sampai menahan tawa melihat kelakuan si putri yang sedang menyamar ini.“Sekarang apa rencana kamu Melania,” tanya Bafin dan kini mulai serius.Melihat sosok asli Melania, kini Bafin lupakan main-main dengan si janda jelita ini, dia malah penasaran ingin tahu, apa siasat Melania sekarang.“Aku masih selidiki apakah kelompok mereka ini menyekap Pangeran Raya di Istana ini, juga apakah mereka terlibat pembunuhan ayahandaku setahunan yang lalu," cetus Melania.Melania juga cerita, di sini juga ada sebuah tahanan yang letaknya di bawah tanah."Aku belum sempat ke sana, karena di jaga sangat ketat.”Bafin pun mengangguk dan bilang nanti dia pun akan ikut selidiki soal tahanan tersebut.“Melania…aku masih pena
“Tuan pendekar, agaknya tuan ini…maaf kurang pengalaman dan tentunya kurang perhitungan, tuan masuk ke sini sama saja dengan masuk sarang harimau, tak tahu seberapa hebat kekuatan si Raja Iblis ini,” ceplos Melania, hingga bikin wajah Bafin merah padam.Dia dianggap remeh oleh wanita bertahi lalat ini, yang lebih aneh lagi, Melania begitu saja sebut si Raja Iblis, tanpa embel-embel yang mulia.“Itu urusanku Melania, kamu tak perlu tahu berlebihan, yang jelas Ki Samosi dan Raja Iblis adalah musuh besarku, karena mereka sudah membunuh kakek Japra dan kakek Slengean, juga si Samosi sudah membunuh ibuku,” dengus Bafin kurang senang.Jawaban Bafin ketus dan seolah meremehkan Melania.Melania tak marah mendengar jawaban ketus Bafin, dia malah tersenyum saja, seolah sedang hadapi anak kecil yang sedang ngambek.Melania memang lebih tua dari Bafin, usianya saat ini sudah 21 tahunan, lebih tua 2 tahunan dari Bafin yang baru berusia 19 tahunan tiga harian yang lalu. “Asal tuan pendekar tahu,
Bafin menatap satu persatu ke 10 wanita cantik ini, dia memandang wajah-wajah yang terlihat menunduk ini.Tapi ada juga yang terlihat menatap ke depan dan inilah yang bikin Bafin tertarik, wanita ini sebenarnya tidak terlalu cantik di bandingkan ke 9 lainnya.Bahkan ada tahi lalat sebesar kerikil pasir di dagunya. Tapi memiliki wajah yang manis dan aneh.Sikapnya pun beda, sama sekali tak terlihat takut, wanita bertahi lalat ini bahkan menantang mata tajam Bafin, saat pemuda ini meneliti satu persatu wanita-wanita cantik ini.Bafin lalu mundur dan berbisik ke Pangeran Kumu, si pangeran ini tersenyum sambil mengangguk.“Pendekar Tanpa Bayangan sudah menentukan pilihannya, dia memilih Melania sebagai temannya di sini, yang lainnya silahkan kembali ke tempat istirahat,” perintah Pangeran Kumu, yang aslinya kaget juga, kenapa Bafin justru memilih yang ‘tak terlalu’ cantik?Aneh juga pendekar ini, seleranya bukan wanita terlalu cantik, tapi suka body aduhai, pikir Pangeran Kumu dengan seny
Pria ini senyum kecil dengan sikap sinis melihat sikap pongah Bafin, yang di anggapnya masih kekanak-kanakan ini.“Hmm…luar biasa sekali, benar-benar pendekat hebat! Namaku Pangeran Kumu, atau boleh kamu panggil Ki Kumu, ku rasa daripada kita bermusuhan, alangkah baiknya kalau kita jalin persahabatan bukan?”Ucapan Ki Kumu ini sebuah pesan ‘persahabatan’. Otomatis Bafin yang aslinya kurang pengalaman ini mulai tertarik. Kenapa ada seorang pangeran yang ikut kelompok ini?“Apa untungnya aku bersahabat dengan kelompok iblis segala, walaupun kamu mengaku pangeran. Aku akui memang tak bisa lihat wanita denok, tapi aku bukan penjahat wanita atau perampok,” dengus Bafin, tetap sengaja bergaya angkuh.“Justru itu, kalau kamu mau, lebih dari Lira dan Bina akan mudah kamu dapatkan! Jadi bagaimana kisanak Pendekar Tanpa Bayangan, mari kita ke Istana Lembah Iblis, di sana kisanak akan kami jamu penuh penghormatan dan soal wanita, aku jamin kisanak akan kesulitan memilihnya…!” janji Ki Kumu.Sua
Begitu sampai di penginapan Lira dan Bina yang bermaksud akan pergi, langsug di gandeng Bafin untuk masuk ke penginapan ini.“Mau kemana kalian, temani aku yuks…di luar mau turun hujan, mending kita nyantai saja, sambl minum arak,” bujuk Bafin.Keduanya tak kuasa menolak, apalagi Bafin kembali gunakan ilmu hitamnya yang hebat, keduanya bak kerbau di cokok di hidung saja dan mandah di ajak masuk ke kamar penginapan ini.Senyum ceria pun terhias di bibir Bafin yang kini telah berubah jadi laki-laki flamboyan yang lengkap segalanya, tampan dan sakti, serta royal sekaligus nekat dan ganas.Pelayan penginapan langsung bawakan pesanan Bafin, koin emas yang di berikan Bafin lebih dari cukup memenuhi pesanan pendekar tampan ini.Begitu sudah minum, sifat asli keduanya pun keluar, sehingga Bafin tertawa sinis, setelah keduanya mulai binal dan tak malu-malu lagi dengannya."He-he-he tubuh kalian emank denok, sini sayang," tarik Bafin dan tak malu-malu lagi, lumat bibir Lira dan Bina bergantian.
Kembali ke 10 orang ini menggerakan senjatanya menyerang Bafin, tapi kali ini Bafin sengaja tak mau bergerak seperti tadi.Lima orang yang tadi senjata jatuh juga sudah buru-buru ambil lagi goloknya dan makin ganas menyerang.Tapi Bafin malah secara lihai merampas salah satu golok mereka dan tiga orang langsung terpental ketika ditangkis golok rampasan tadi.Lalu dengan cepat ia menerjang dengan golok mereka.Akibatnya, kembali 3 orang terpental ke belakang dan golok mereka putus terbabat golok yang ada di tangan Bafin.“Hmmm…sudah cukup aku main-main, cacing-cacing tiada guna yang hanya bisa menyakiti orang lemah, harus aku musnahkan, baru setelah ini giliran Samosi,” dengus Bafin dan kini dia mulai salurkan tenaga dalamnya yang hebat ke kedua tangannya.Bafin lalu menggerakkan golok ini, jurus ‘pedang’ halilintar yang ia pelajari dari Pendekar Gledek dan di sempurnakan Pangeran Boon Me bergerak sangat mengerikan.Gerakannya sangat halus, cepat dan tidak menimbulkan suara yang nyaring
Dari kaget, kini wajah Bafin berubah jadi sinis dan matanya berapi-api, yang datang adalah Ki Samosi, si musuh besarnya, pembunuh ibundanya, inilah orang yang ia cari-cari.Ki Samosi tentu saja tidak sadar dan tidak kenal lagi, kalau yang sedang dia hadapi saat ini orang yang pernah dia sebut anak dewa.Apalagi kini Bafin bukanlah lagi anak kecil berusia 4-5 tahunan, namun sudah menjelma jadi pemuda tampan.Ki Samosi memang pemuja dewa-dewi, yang di bawa gurunya yang aslinya negeri prindavan, itulah sebabnya dia punya semacam ilmu tertentu yang bisa menilai seseorang punya kelebihan.“Hehh…berani sekali kamu muncu di sini, setelah memotong lengan anak buah dari Lembah Iblis, rupanya nyawa kamu rangkap 10,” bentak Ki Samosi yang datang diikuti 10 anak buahnya.“Hmm…ternyata kamu mengabdi di sini Samosi, menjadi anak buah manusia bertopeng!” balas Bafin, sengaja mengejeknya, sekaligus sindir pimpinan besar mereka. Samosi kini berbalik kaget, Bafin justru kenal dirinya. Srattt…!10 ana
Bafin sebaliknya, dia tetap santai saja, sama sekali tidak takut. “Itulah lembahnya tuan pendekar,” tunjuk Suliti dengan tangan agak gemetar.Gentar sekali hatinya, kini sudah sampai di kaki lembah ini.Bafin mengecup bibir Suliti, lalu ambil sekantong koin emas dari tas ransel miliknya, yang berisi pakaian ganti dan juga koin-koin emas miliknya yang tak pernah habis.“Suliti, bawalah kantong koin emas ini, pergilah kamu jauh-jauh dari tempat ini, mulailah kamu hidup baru, tugasmu sudah sudah cukup sampai di sini, sampia jumpa lagi. Ku harap saat kita jumpa lagi, kamu sudah lebih bahagia...!”Setelah berkata begitu, lalu Bafin genjot tubuhnya dan Suliti melongo, saat tubuh Bafin sudah sangat jauh hanya berupa titik abu-abu lalu lenyap di lebatnya pepohonan di kaki lembah Iblis ini.“Benar-benar pendekar sakti, tiba-tiba saja ngilang, sesuai dengan julukannya, pasti geger lembah ini,” gumam Suliti yang lalu putar balik dan pergi sejauh-jauhnya dari kaki lembah ini.Bafin kini memantau l