Dengan indahnya wanita ini bergerak cepat dan serangan itu luput. Japra yang tak keburu mencegah pun sampai heran dan kagum, kedua wanita ini bukan pendekar sembarangan.
“Heeh...kamu punya kepandaian juga, rasakan ini!” Ki Birawa yang marah bersiap kembali menyerang dengan jurus yang lebih mengerikan.
Tangannya sampai berbunyi kerototan, tanda sangat marah dengan kelancangan gadis cantik itu, yang mampu hindari serangannya tadi.
Japra langsug berdiri dan mencegah perbuatan Ki Birawa. Dia paham, kedua wanita ini dam-diam ingin membantunya. Sehingga dia tak ingin celakakan keduanya, walaupun belum kenal siapa mereka.
“Tahan guru, baiklah aku ikut guru!” Japra bersuara dan Ki Birawa lalu mengurungkan niatnya. Sambil mendelik marah pada kedua wanita ini
“Awas kalian,” dengus Ki Birawa.
Kedua wanita ini malah senyum saja, cuek dengan ancaman Ki Birawa ini, karena mereka belum kenal siapa tokoh golongan hi
Makin panaslah kuping Ki Birawa, pertandingan ini sebenarnya seimbang, walaupun Japra kalah pengalaman, tapi dia menang tenaga dan jurusnya lebih murni.Lama-lama Ki Birawa mulai terdesak, tapi Japra tak tega mengalahkan gurunya ini. Justru inilah kelemahannya dan berakibat jelek buatnya.Ki Birawa tahu hal ini, dia benar-benar kaget bukan kepalang, seakan dianggap remah murdinya ini. Dengan siapa Japra berguru, kenapa kini makin lihai dan hebat saja, pikirnya keheranan.“Heii bangsat kalian berdua, cepat bantu aku bunuh si murid murtad ini. Tanpa buang waktu Ki Anom dan Pendekar Codet turut mengeroyok, mereka berdua sebenarnya masih dendam dengan kekalahan hampir 7 tahunan yang lalu dengan Japra.Kini terbukalah kesempatan untuk membalas kekalahan tersebut, mereka lupakan soal kesopanan, 3 pendekar tua dan sangat ditakuti di dunia persliatan, justru mengeroyok seorang pemuda yang belum banyak pengalaman.Barulah Japra merasakan kerepotan, 3
“Hiatttt….!” Serangkum serangan dahsyat menerpa punggung Japra yang telat menghindar, karena sedang tertindih serangan 4 orang lainnya, yang tak kalah dahsyatnya.Japra tak sempat lagi menghindar, bahkan dia juga tak sempat menangkis serangan mematikan ini. Posisi Japra kini terjepit dari semua jurusan.Japra terpaksa hanya kerahkan tenaga dalamnya yang hebat, agar pukulan ini tidak menghancurkan isi tubuhnya. Dia kenal betul serangan ini, tapi kaget dengan efeknya yang luar biasa.Buggh…Japra terjengkang, dia secepat kilat bangkitl alu…ketika akan membalas, tiba-tiba dia pun jatuh dan pingsan seketika, jantungnya seakan berhenti berdetak.Pukulan Ki Birawa itu adalah jurus yang disebut Jurus Halilintar Mengamuk. Pukulan yang dahsyat dan keji, berbahaya bukan main.Karena baru terkena angin pukulannya saja lawan yang kurang kuat tentu akan roboh dengan tubuh dalam keracunan!Ke 5 orang ini sampai melong
Bujukan halus Ki Anom mental, Japra hanya dia diam tak menyahuti ucapan ini. Japra kini pasrah, tubuhnya benar-benar tak berdaya, totokan lihai Ki Birawa membuatnya tak bisa bergerak, kecuali bicara.Di tambah lagi tubuhnya di ikat kuat di sebuah tiang yang ada dalam ruangan ini, tangan di atas dan kaki dirapatkan lalu di ikat sangat kuat.Benar-benar sebuah siksaan berat yang Japra alami. Japra ingat ketika berada di padepoan Ular Hitam, anak buah Ki Boka kalau menyiksa orang, persis seperti yang dia alami saat ini, tak peduli tahanan itu pria atau wanita.Kini terbuka mata Japra, betapa jahatnya kelompok golongan hitam ini.“Simpan bujukanmu itu Ki Anom, lagian buat apa juga aku balik dengan Putri Reswari yang udah tua dan nggak enak lagi. Masih banyak yang lebih muda. Bisa aku cari sendiri tanpa perlu bantuan kamu!” dengus Japra keluarkan kemangkelan hatinya.Jenderal Bugi dan Temanggung Odol sampai memerah wajahnya, marah junj
“Maafkan aku guru Pangeran Wasi, Mahaguru Ki Durga juga ayah dan bunda asliku, aku belum bisa berbhakti…mungkin besok, atau besoknya lagi nyawaku sudah selesai,” keluh Japra, dan kini hanya menghela nafas panjang, sambil menahan nyeri luar biasa di tubuhnya.Andai Japra tak punya daya tahan tubuh yang hebat, bisa jadi dia akan tewas sejak beberapa hari yang lalu.Japra lalu pejamkan mata, sekaligus redakan siksaan di tubuhnya. Namun setiap kali ingin keluarkan tenaga dalam, usahanya selalu gagal.Sehari setelah tak di siksa, tanpa Japra sadari, 10 penjaga yang ditempatkan Ki Birawa menjaganya di luar tahanan ini tergeletak tanpa nyawa.Dua sosok tubuh ramping dan gunakan cadar bergerak lincah dan gesit. Sekali sentak, kunci tahanan mereka jebol.Japra yang tenggelam dalam semedinya terbangun. Tapi karena dia tak berdaya, mata hanya menatap saja dua orang bercadar ini mulai memutuskan tali ulet yang mengikat tangan dan kakinya.
Japra pun menghela napas panjang, akhirnya Japra pun apa adanya ceritakan hubungannya dengan Ki Birawa dan kenapa dia panggil guru. Termasuk pertemuannya dengan Ki Palung, yang memberikannya sebuah peta.“Hmm…benar kata mahaguru Ki Durga, kamu sebenarnya bukan orang jahat, hanya nasib yang membawamu jadi murid Ki Boka dan Ki Birawa. Tapi kini kamu sudah paham, syukurlah kamu tak terlalu jauh masuk ke golongan mereka!”Ki Samonang mengelus jenggotnya dan kini duduk di depan Japra, diikuti Lusia dan Wulani.“Maafkan aku Ki Samonang, aku saat itu belum terlalu paham soal golongan hitam dan putih…hingga dulu bersikap kurang ajar..!” Japra bersuara lirih sambil pejamkan matanya, menahan sakit yang kembali kumat.“Tak apa Japra, aku tak pernah marah apalagi dendam, wajar juga kamu dulu yang masih kecil bersumpah, tapi tak paham artinya.""Sekarang aku justru mikir bagaimana menyelamatkan kamu dari racun berbaha
“Mahaguru…!” dengan usaha keras Japra langsung bangkit dan bersimpuh didepan pemilik suara, yang ternyata Ki Durga adanya.Nasib Japra secara tak sengaja tertolong si Dewa Persilatan, yang menemukannya pingsan di hutan dan membawanya ke dalam gua ini.Ki Durga yang berjalan ke mana kakinya melangkah awalnya tak kenal siapa Japra, tapi setelah membalik tubuh pendekar muda ini, dia pun menganggukan kepala.“Fisiknya hebat, kena racun yang bisa membunuhnya hitungan hari masih mampu berjalan sejauh ini,” gumamnya kagum.Lalu dengan tongkatnya dia congkel tubuh Japra, dan dengan entengnya tubuh kurus itu memondong tubuh tinggi besar Japra, seakan angkat sebuah benda ringan saja.Bahkan gerakan kakek Durga seolah terbang saja saking cepatnya, kakinya seolah tak menjejak tanah.Sampai di sebuah gua, dengan kesaktian yang sukar di ukur lagi saking hebatnya, Ki Durga bersihkan semua racun di tubuh Japra.Kini Jap
Kembali dia dengan semangat luar biasa menyedot batu, besarnya tak main-main, yakni sebesar kerbau.Batu besar itu bergerak sangat cepat ke arahnya, bak didorong 15 orang sekaligus.Blarrrrr….batu itu pecah jadi kerikil kecil, saat Japra menghantamnya dengan jurus Halilintar yang sangat panas.“Japra, saat kamu gunakan ilmu jurus lintah itu, kamu harus bisa memecahnya, satu buat menyedot, satu buat pertahanan!”Kembali Ki Durga beri petunjuk melalui suara jarak jauh buat murid istimewanya ini.“Baik mahaguru!” sahut Japra yang masih berkelebatan ke sana kemari.Wajahnya makin ceria, ketampananya yang selama ini banyak mendungnya berubah total. Suka senyum sendiri dan kadang tertawa.Wajah Japra tanpa dirinya sadari, makin menunjukan kegantengannya dan mirip dengan pria muda yang hadir dalam mimpinya, dan jadi rahasia besarnya.Ki Durga kembali berikan petunjuk-petunjuk dan Japra benar-benar gembir
Japra pun lalu genjot tubuhnya dan pergi secepat kilat ke arah Timur, tidak jadi ke arah Selatan, dimana Kerajaan Daha berada.Gerakannya saat ini dan 6-7 bulanan yang lalu berubah total, sangat cepat seolah terbang saja, bahkan setelah berlari cepat hingga 3 jam tanpa henti, nafasnya biasa-biasa saja.Begitu tiba di sebuah desa yang ramai, tujuan pertama Japra adalah, cari pakaian mewah kesukaannya, warna hitam, juga sepatu kulit yang mengkilap.Pendekar Bukit Meratus pun menjelma jadi pemuda perlente bak bangsawan tinggi. Ditambah senyum manis yang selalu menghias bibirnya.Soal uang, seperti biasa, Japra ambil dari para perampok yang dia hajar, usai lakukan aksi jahat mereka. Japra tak berdiam diri saat ada kejahatan di depan matanya.Termasuk sangat dermawan bagi-bagi cuan hasil rampokan buat warga miskin. Nama Pendekar Bukit Meratus pun makin bergema di mana-mana.Tanpa Japra ketahui, semenjak berlatih selama 6 bulanan lebih di ba