BERSAMBUNG
Di saat genting itu....!“Dua pendekar binatang bangsaattt…!” bentak Pendekar Mabuk dengan suaar mengguntur saat melihat Alona dan Betani diperlakukan begitu oleh 2 pendekar hewan ini.Dalam kemarahan yang luar biasa ini, Pendekar Hewan kerahkan seluruh kekuatannya yang sangat dahsyat.Jurus Rajawali dan Jurus Mengejar Angin di tambah kekuatan ular merah menyatu dalam diri Pendekar Mabuk yang sedang murka ini.Desss….blarrrr…!Bunyi ledakan dahsyat keluar dari jurus jarak jauh yang dikeluarkan Pendekar Mabuk.Tubuh si muka monyet dan si muka kuda bak terkena sambaran petir saking kerasnya tenaga dalam yang di lontarkan Pendekar Mabuk ini.Saking hebatnya jurus ini, 2 Pendekar Hewan terlempar hingga 20 meteran, tak kuasa keduanya hadang jurus hebat ini.Apalagi saat ini mereka sama sekali tak siap, karena perhatian tertuju ke tubuh Alona dan Betani.Tak berhenti sampai di sini, Pendekar Mabuk kembali susul dengan jurus berikutnya yang luar biasa dinginnya.Pendekar sakti ini sudah kelua
Kini mereka bertiga berunding untuk bebaskan Pangeran Harman dari sekapan Pendekar Gledek cs.Putri Betani yang sempat terguncang jiwanya kini bisa berlapang dada, dan lagi tidak terlalu larut dalam perasaan.Apalagi Pendekar Mabuk tetap tunjukan sikap seperti biasa, ia seolah lupa sudah melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benangpun.Dia belajar dari Putri Alona kakaknya, yang juga bersikap biasa saja pada pendekar tampan ini.Bahkan Alona tak sungkan bercanda agak nakal dengan Boo Me si pendekar mabuk ini. Tak jarang Pendekar Mabuk dengan nada bercanda bilang, bakalan mabuk kepayang siapapun kelak yang akan jadi suami Alona."Hutan kamu lebat dan woww..!" ceplos Pendekar Mabuk, hingga Alona bukannya marah malah terbahak-bahak saja dan balas olok kalau punya Pendekar Mabuk ini juga sama saja.Candaan dewasa ini bikin wajah Betani kadang merah padam!“Satu-satunya jalan, aku akan memancing mereka mengeroyok diriku, nahh saat itulah, kalian berdua bebaskan pangeran itu,” kata Pende
Pendekar Mabuk kini bersantai di sebuah desa yang sudah masuk daerah ‘kekuasaan’ padepokan Gledek.Dia melihat ada beberapa orang yang kasak kusuk menatapnya. Pendekar ini tetap minum arak dan sengaja bergaya ‘mabuk’.Tingkahnya yang sengaja bersikap slengean, sudah membuat semua orang menatapnya aneh.Sambil mengamati orang-orang berada di warung ini, Pendekar Mabuk sudah bisa menduga, kini yang tersisa pastilah kaki tangan Pendekar Gledek.Orang-orang biasa atau warga desa sudah pergi diam-diam, mereka ketakutan melihat kedatangan pendekar ini, yang kadang sengaja ejek anak buah Pendekar Gledek dengan sebutan pasukan ular busuk.Pendekar Mabuk ucapkan itu seolah-olah sudah mabuk benaran, sehingga puluhan warga mendengarnya.Sudah dua botol arak dia habiskan.Sikapnya ini seolah-olah pendekar tampan ini mereka anggap cari mati saja, karena berani olok-olok kelompok yang paling di takuti di kawasan ini.Tapi Pendekar Mabuk tak peduli, karena memang ini yang dia cari, agar pentolannya m
Terdengar sorak sorai ratusan kelompok ini, Pendekar Mabuk walaupun sakti mandraguna, tentu tak mau sembarang turun dan menantang kelompok ini.Apalagi tak lama kemudian, datang lagi ratusan orang berbaju kuning, inilah sempalan-sempalan dari kelompok ini.Dan mata Pendekar Mabuk kaget bukan main, karena kelompok baju kuning mawar merah pimpinan Nyai Rombeng juga ikut bergabung.Saat ini kelompok ini bak sedang ape besar saja, sekaligu terlihat sebuah persiapan untuk…berperang!“Gila, kenapa neneknya Alona ikutan kelompok ini, apakah mereka sudah terbujuk untuk ikut lakukan pemberontakan?” batin Pendekar Mabuk terheran-heran, sekaligus bingung sendiri.Padahal seingat Pendekar Mabuk Nyai Rombeng ini sejak dahulu sangat bermusuhan dengan kelompok Sawon dan Nyai Aura.Tapi pemandangan hari ini membuatnya terbengong-bengong. Kenapa ibundanya Putri Dehea ini tergabung dalam kelompok ini dan membawa 100 an muridnya yang semuanya wanita kini ikutan bergabung..?Kini Pendekar Mabuk melihat Ny
Pendekar Mabuk makin geleng-geleng kepala, semakin sore jumlah warga yang bergabung makin banyak. Tempat ini sampai meluber dan penuh dengan ribuan warga yang berdatangan dari segala penjuru.“Ini bukan main-main lagi, ini namanya pemberontakan besar-besaran,” batin Pendekar Mabuk.‘Aku harus menyamar dan masuk ke dalam markas itu, agaknya bakal kesulitan Alona dan Betani bawa Pangeran Harman keluar dari sini,’ pikir Pendekar Mabuk.Kemudian mulailah mengawasi tempat ini. "Agaknya ini anak buah di Sawon," batin Pendekar Mabuk, lalu mulai incar buruannya.Kemudian, Pendekar ini lalu secara lihai culik seorang penjaga wanita berbaju merah, wanita ini kaget bukan kepalang.Saat lakukan patroli seorang diri, tiba-tiba tubuhnya lemas dan di bawa seseorang ke sebuah hutan yang sangat lebat, lumayan jauh dari markas ini.Begitu di dudukan pelan-pelan di sebuah gua, wanita ini nyalang dan ketakutan menatap wajah Pendekar Mabuk.“Jangan takut, aku bukan orang jahat dan pemerkaossss…!” canda Pe
Puluhan orang menatap aneh dua wanita cantik ini. Yang satu bertubuh agak gemoy cantik dan manis. Satunya sangat cantik, tapi yang bikin heran, badannya agak ‘kekar’ mirip laki-laki.Keduanya sama-sama pakai baju merah, tapi yang lucu ‘wanita’ yang tinggi besar, tingkahnya kenes sekali, cenderung genit.Tak sungkan balas sapaan siapapun, bahkan kadang mencolek dagu para penjaga yang suit-suit, hingga semuanya tertawa, bahkan ada yang sengaja nepuk pantat si cewek gede ini.Tapi dengan lihainya dia mampu berkelit dan kembali jalan lenggang kangkung di depan penjaga-penjaga markas ini, yang sebelumnya sebuah kuil tua berukuran besar dan lama tak di gunakan.“Ihh Abang, nggak gitu juga kale jadi wanita,” tegur yang berbadan gemoy, hingga wanita tinggi besar ini hanya nyengir saja.Mudah di duga, inilah Huli dan Pendekar Mabuk, yang malam ini kembali ke markas kelompok pemberontak yang di pimpin Pendekar Gledek Cs.Sebelum kembali ke sini, di mana sejak sore tadi mereka memadu cinta di seb
Dengan kecepatan yang luar biasa, Pendekar Mabuk langsung kerahkan jurus mega halilintarnya, akibatnya kedua orang ini terjengkang dan pingsan seketika. Lalu ketiganya melompat cepat ke arah pinggiran hutan, dan menjauh tempta tadi. Tapi teriakan mereka sudah mengundang perhatian puluhan penjaga lainnya.Berbondong-bondonglah mereka mengejar Pendekar Mabuk, Alona dan Betani.Terdengarlah suara teriakan sambung menyambung ada penyusup. Sehingga gegerlah dalam waktu singkat tempat ini, yang berada tak jauh dari tahanan tersebut dan berjarak 50 meteran dari markas induk kaum pemberontak itu.Pendekar Mabuk yang khawatir setelah aksi mereka kepergok langsung dorong Alona agar duluan pergi dan dia akan menyusul.“Pergi duluan ka Alona, biar aku hadang para penjaga ini, kamu juga Betani kawal ka Alona!” bisik Pendekar Mabuk.Pendekar ini makin tak sabaran saat terlihat Ki Anom dan Pendekar Codet ada di antara puluhan penjaga berbaju hitam tersebut dan bergerak cepat kejar mereka.Di tamba
Gelapnya malam dan juga lebatnya hutan membuat Alona yang tak hapal jalan tersesat jauh, dari gua yang sudah di sebutkan Pendekar Mabuk sebelumnya.Dia pun akhirnya hanya berpikir lari sejauh-jauhnya dengan ilmu mengejar anginnya yang istimewa, agar terbebas dari kejaran kelompok pemberontak ini.Akhirnya setelah tengah malam dan hampir subuh dan berlari berjam-jam, Alona pun berhenti di dekat sebuah air terjun yang lumayan deras dan ada gua kecil di dekatnya.Setelah turunkan pondongannya dan juga melepas karung yang membungkus badan Pangeran Harman, kini Alona menurunkan tubuh pangeran ini ke lantai gua.Dia lalu nyalakan api ungun, untuk penerangan.“Aku harus sadarkan pangeran ini,” batin Alona, lalu dia menekan dada pangeran yang sudah bikin dadanya terguncang karena…cinta!Pelan-pelan hawa dingin masuk ke tubuh Pangeran Harman, sehingga lambat laun tubuhnya yang pucat mulai berubah normal. Kini sang pangeran terlihat seperti orang tidur saja.Ilmu pengobatan ini tentu saja Alona
Putri Melania yang memang menyamar sebagai nenek-nenek ini tersenyum manis sekali dan dia kaget saat tubuhnya tiba-tiba di raih Bafin dan di lemparnya ke atas, lalu di sambut dengan pelukan dan ciuman bertubi-tubi.“Sayangggkuuu istrikuuuu…ya Tuhan, kenapa kamu sampai nyamar jadi nenek-nenek sih,” seru Bafin dengan wajah berseri-seri.Tak lama kemudian terdengar suara anak kecil memanggil ibu, yang berlari dan di iringi 5 wanita cantik, selir-selir Bafin.“Kalian…syukurlah kalian tak apa-apa, eh itu siapa anak kecil itu?” seru Bafin sambil lepaskan pelukannya dari tubuh harum Putri Melania.Kini ia menatap anak kecil yang usianya antara 2-3 tahunan ini, wajahnya sangat tampan dan mirip anak perempuan, saking tampangnya.“Pangeran Bome, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, dialah ayah yang selama ini kamu cari-cari!” tegur Putri Melania ke si anak kecil ini.Si anak kecil yang di panggil Pangeran Bome ini awalnya kaget, lalu dengan cepat bersimpuh dan beri hormat pada Bafin dengan sik
Pendekar Tanpa Bayangan ini tentu saja kaget bukan kepalang, serangan ini tidak bercanda. Mau tak mau dia pun langsung bergerak dengan gunakan jurus kaki ajaibnya.Sehingga serangan pertama ini luput, si nenek tak di kenal ini kembali lakukan serangan lebih dahsyat dari tadi.“Pantas saja ke 5 selirku tak mampu ladeni si nenek ini, pukulan-pukulannya sangat dahsyat,” batin Bafin, yang sengaja belum membalas, kecuali bergerak lincah dan selalu menghindar.Ia tak ingin menyakiti si nenek ini, apalagi belum tahu apa motifnya menculik ke 5 selirnya tersebut.“Nek, sabar dulu, aku mau tanya kamu apakan selir-selirku itu dan di mana mereka kamu tawan?” sambil menghindar Bafin sengaja bertanya.Tapi si nenek ini tak menggubris pertanyaan Bafin, dia malah makin lama makin beringas menyerang Bafin.Bahkan sudah 50 jurus, jangankan mampu taklukan Bafin, mengenai tubuh pemuda sakti ini saja tidak. Makin murkalah si nenek berbody aduhai ini.Tapi ada yang aneh, dari tubuh si nenek yang terlihat p
Bafin baru saja pulang dari Kerajaan Hilir Sungai, untuk menemui kakeknya Prabu Harman, sekaligus minta izin menempati Istana Lembah Iblis dan kakeknya ini tak keberatan, bahkan janji kelak akan berkunjung ke sana.“Bagus cucuku, sayang bangunan istana itu dibiarkan terbengkalai, nanti aku akan kirim tukang-tukang bangunan Istana buat percantik istana itu,” janji Prabu Harman dan Bafin banyak bawa pulang hadiah-hadiah waah dari Maharaja ini.Namun, setelah dua seminggu dan tiba kembali ke sini, Bafin merasa aneh sendiri.Istana-nya yang biasanya ramai dengan celotehan ke 5 selirnya hari ini sunyi. Bafin memang tak khawatir tinggalkan selir-selirnya sementara, sebab ke 5 nya sudah miliki kesaktian tinggi, biarpun saat ini ke limanya kompak sedang hamil muda dan kini sudah jalan 3,5 bulanan.Di tambah lagi tempat ini tak lagi seperti dulu, sudah ramai dan menjadi sebuah perkampungan yang mulai padat warganya.Bahkan anak-anak kecil pun sering jadikan halaman istana yang luas ini jadi t
“Kalian memang hebat, kini aku lega, semua ilmu silat yang aku ajarkan sudah sempurna kallian kuasai, tinggal di matangkan lagi,” Bafin tanpa ragu menciumi ke 5 nya satu persatu.Kelakuan Bafin sudah tak aneh bagi mereka dan pastinya langsung paham, dan kini mereka pun ‘pesta’ kecil-kecilan di sebuah ruangan istana ini.Dan pastinya di akhiri dengan membuka paha masing-masing, untuk di lumat bibir Bafin dan kemudian dimasuki pelatuk perkasa si pendekar flamboyan ini.Anehnya, energy bercinta Bafin makin lama makin hebat saja. Sehingga ke 5 selirnya kadang berseloroh, Bafin harus nambah selir lagi untuk layani keperkasaan pendekar flamboyan ini.Demikian lah sejak saat itu nama 5 Bidadari Lembah Iblis langsung menggema ke mana-mana, terlebih saat itu juga orang-orang menyebut kalau ke 5 wanita yang memang cantik jelita adalah selir dari Pendekar Tanpa Bayangan. Tak berhenti sampai di sana, sepak terjang 5 Bidadari Lembah Iblis dan sesekali Bafin turun tangan, juga membasmi banyak penja
Salah satu kawanan 10 Pendekar Setan yang bertubuh agak gemuk tiba-tiba mulai lakukan serangan ke arah Nyai Laras dengan goloknya.Serangan sangat mematikan, karenadi sertai dengan tenaga dalam yang kuat. Namun si cantik ini dengan amat lincahnya mengelak, si gendut tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri, tanpa kakinya dapat mengatur keseimbangan badan lagi, tubuhnya tersungkur ke depan.Pada saat itu, kaki Nyai Laras melayang dan kali ini ‘menciumnya’, tapi bukan mencium mulut, namun dada sebelah kiri yang jadi sasaran.”Ngekk...!" Si gendut terpelanting dan tahu-tahu goloknya telah terampas oleh Nyai Laras.Sambil tersenyum, Nyai Laras menggerakkan golok rampasan ke arah si gendut yang memandang terbelalak dan wajahnya pucat sekali, karena dia tahu bahwa maut telah siap menerkamnya.Tiba-tiba golok itu dilepas oleh si Nyai Laras dan meluncur ke bawah, tapi gagangnya di depan dan menyambar ke arah si gendut.Nyai Laras ternyata tidak langsun
Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia
Bafin iseng-iseng lalu ngintip kelakuan ke 5 orang wanita cantik ini, yang sedang bersemedi. “Dibuang sayang, di ambil jadi selir…bagaimana tanggapan Putri Melania kelak yaa?” batinnya lagi.Bafin tentu saja masih ingat janjinya dengan si putri cantik anak Pangeran Busu itu, untuk kelak akan kembali bersama. Dalam hatinya yang paling dalam, Bafin ingin seperti Pendekar Putul ayahnya, yang tak memiliki selir, hanya satu istri, yakni Putri Arumi, ayahnya setia dengan satu istri.Atau paman kakeknya Pangeran Boon Me yang juga hanya miliki 1 istri tanpa selir, padahal si paman kakeknya ini menurut cerita Pangeran Durga, saat muda sangat flamboyan."Tapi takluk dengan ibundaku, eh ayahmu juga sama, takluk dengan ibunda sambungmu itu," cerita Pangeran Durga dahulu.Tapi kalau ingat kakek buyutnya Prabu Japra, Bafin senyum sendiri, mendiang kakeknya yang sangat sakti dan berjuluk Pendekar Bukit Meratus itu miliki 4 permaisuri, juga kakeknya Prabu Harman di Kerajaan Hilir Sungai, memiliki 20
Langkah pertama melatih ke limanya, Bafin minta mereka bersemedi untuk mulai himpun tenaga sakti dalam tubuh mereka.Punggung ke 5 nya sengaja Bafin tepuk, untuk membuka aliran darah masing-masing. Kemudian mulailah Bafin beri mereka petunjuk dasar-dasar ilmu silat.Bafin ternyata tak main-main, bukan jurus ecek-ecek yang ia berikan, tapi langsung dasar ilmu silat Mega Halilintar yang hebat itu.Sehingga perjalanan mereka yang harusnya di tempuh dalam waktu 3 minggu, kini menjadi lama, sebab setiap hari usai sarapan, Bafin dengan serius melatih ke 5 nya ilmu silat, setelah capek, baru melanjutkan perjalanan lagi.Hasilnya terlihat setelah 1 bulan, tubuh ke 5 wanita cantik ini makin kuat, fisik mereka juga tak lagi lemah.Dan…tubuh-tubuh denok ini makin hari makin bikin puyeng kepala Bafin!Bahkan ke 5 nya ternyata punya bakat melatih jurus kaki ajaib, sehingga kini gerakan mereka tak lagi kaku, makin hari makin lincah dan trengginas.Jurus mega halilintar yang mereka latih setiap hari
Kini Bafin dengan sabar dengarkan kisah sedih kelima wanita cantik ini, secara bergantian mereka curhat segalanya dan bahkan soal yang paling pribadi sekalipun mereka ceritakan bergantian.Dan inilah yang bikin Bafin melongo, ternyata dari ke 5 orang ini, 4 orang masih perawan.Termasuk Nyai Laras, hanya Nyai Nyali yang sudah tidak, karena saat di culik gerombolan Ki Manyan, dia baru menikah selama 2 minggu dan sudah di gauli suaminya.“Itupun baru…3X kali tuan pendekar,” kata Nyai Nyali malu-malu, hingga Bafin senyum kecil.Beda dengan Nyai Laras, Nyai Meni, Nyai Puti dan Nyai Geni, di culik ketika baru saja melangsungkan pernikahan dan belum sempat bulan madu dengan suami masing-masing yang sudah tewas tersebut.Mereka sempat bergidik, saat acara ‘bercinta’ itu aslinya hanya permainan sihir belaka. Aslinya mereka seakan tidur saat itu, inilah yang membuat mereka rada-rada ngeri dengan Bafin, yang dikatakan Nyai Nyali, jangan-jangan Bafin ini jelmaan hantu gunung meratus.“Huss…ada-ad