BERSAMBUNG
“Bangsat, dasar pemabuk,” kembali Pendekar Codet berseru keras dan dia pun menerjang maju lagi dengan jurus dahsyatnya.Kali ini dengan kembali dengan gaya sempoyongan Boon Me menghindari semua serangan dahsyat Pendekar Codet tersebut, gayanya persis orang mabuk benaran.Tapi anehnya semua serangan dahsyat Pendekar Codet yang terkenal sebagai jagoan rampok di pesisir Sungai Kapuas ini luput dan membuatnya makin penasaran.Pendekar Codet selama ini jarang gunakan senjata, kedua tangannya justru lebih berbahaya di bandingkan senjata tersebut.Padahal Pendekar Codet sudah kerahkan jurus gajah mengamuk miliknya, yang selama ini sudah angkat namanya sebagai pentolan golongan hitam senior di Pulau Borneo dan pastinya sangat di takuti.Tapi menghadapi Boon Me yang lebih pantas jadi cucunya ini, Pendekar Codet benar-benar mati kutu.Dia makin murka, gaya bersilat Boon Me tak ubahnya lagi main-main doang, gerakannya dari tadi tetap sempoyongan dan kadang sengaja memejamkan persis orang mabuk b
“Ka Putri Seruni…!!” gumam Boon Me tanpa sadar, sambil memandang gadis cantik ini. Senyum nakal tersungging di bibirnya yang merah mirip wanita, saat memandang gadis cantik ini.Saat saling pandang itu, bukan hanya si jenggot putih ini yang mengeryitkan dahi, juga seorang wanita cantik jelita di tempat persembunyiann, yang tak lain dan tak bukan adalah Putri Kalia.Rasa tak nyaman karena dia memang agak cemburuan mulai membelit hatinya.Putri Kalia sudah berhasil selamatkan 4 sandera dan dia sembunyikan di sebuah tempat aman. Saat ini dia bermaksud akan bantu Boon Me. Saat kembali itulah, Putri Kalia melihat kejadian saat ini.Boon Me ingat usia gadis cantik ini setahun lebih muda dari Alona. Kecantikan mereka hampir sama juga tinggi badannya.Bedanya sikap dan gaya Putri Seruni cenderung sinis dan selalu memandang rendah siapapun, sedangkan Alona selalu senyum ramah pada siapapun, termasuk orang yang baru di kenal.Tapi Boon Me sudah bisa menilai, Putri Seruni dan Alona kalau sama-sa
"Wuttt... syuuuutttt! Tringgg...!!" tiba-tiba ke 5 Dewa ini sudah keluarkan senjatanya masing-masing dan langsung serbu Boon Me.Boon Me yang melihat datangnya golok berkelebat, tidak mengelak malah menggerakkan tangannya. Dan hebatnya, hanya dengan jari tengah tangan kanan ia menyentil golok lawan yang sedang terbang mengarah ke lehernya itu.Hebatlah tenaga sentilan dari Boon Me ini, karena hampir saja golok itu terlepas dari pegangan salah satu dari 5 Dewa ini.Bahkan orang terhuyung-huyung hampir roboh! Kagetlah Pangeran Koh, juga Putri Seruni, termasuk Pendekar Codet, si wanita genit dan Pakhan, yang tak menyangka dalam satu gebrakan, Boon Me sudah bikin salah satu dari 5 Dewa ini hampir keok.Marahlah ke 4 rekannya melihat kawannya hampir mendapat malu tersebut.Kini mereka langsung bentuk formasi 5 Dewa yang pastinya sudah sangat kesohor tersebut, gerakan mereka makin lama makin cepat, bahkan lama-lama hanya berubah jadi bayangan hitam saja lagi.“Sialan mereka ternyata sangat
“Gila, ondel-ondel mana ini datang, mana muka kayak buntelen ini” cetus Boon Me, sengaja mengejek, hingga wanita ini melotot sampai mau keluar biji matanya.Ejekan Boon Me sangat menghina dirinya, padahal penampilannya memang iya, mirip ondel-ondel.“Seripit, Seruput, untung kaliang datang, ayo bantu aku basmi si Pendekar Mabuk ini, bersama 5 hmm…4 Dewa ini,” sahut Pangeran Koh dengan wajah senang.Dan benar saja seperti yang Boon Me duga, 7 orang musuhnya itu bergerak serentak dan menyerangnya dari berbagai jurusan.Boon Me cepat memutar pedangnya menangkis dan terdengar suara tang-ting-tung ketika pedangnya beradu dengan senjata dari lawan-lawan tangguhnya ini.Bukan main kagetnya Boon Me, karena ternyata bahwa tenaga mereka itu rata-rata amat besar dan kalahkan tenaga dalamnya sendiri setelah tergabung.Ia bergerak cepat dengan jurus mengejar angin-nya, namun serangan terutama dari Pangeran Koh dan Seripit serta suaminya Seruput juga tak kalah cepat.Belum lagi 4 Dewa yang dengan ke
“Kenapa…ayah bunuh dia…Boon Me…itu kekasihku ayahhhh…calon suamiku!” terdengar suara pilu Putri Kalia sambil menangis sesengukan.Pendekar Gledek dan Putri Seruni saling pandang mendengar rintihan pilu Putri Kalia, dan keduanya hanya mengangkat bahu tanda tak paham.Tak menyangka kalau wanita cantik ini adalah anak dari Pangeran Koh...!“Hmm…kesalahan kamu fatal sekali anakku, bukannya membunuh Boon Me, kamu malah saling cinta, padahal dia keponakamu sendiri…! Aahh kamu ini bikin susah ayah saja!” dengus Pangeran Koh.Lalu sekali totok, tubuh Putri Kalia pingsan dan langsung di pondongnya. Kemudian di bawa pergi dari tempat ini, diikuti Pendekar Gledek, Putri Seruni dan yang lainnya.Tapi sebelum pergi, Putri Seruni sekali lagi jenguk jurang yang dalam, dan dia bergidik karena dasar jurang itu benar-benar sangat dalam dan tak terlihat dasarnya.“Hanya Tuhan yang tahu, apakah Boon Me akan selamat atau remuk di dasar jurang,” batin Putri Seruni dengan perasaan bermacam-macam.Dia sama se
Dua minggu kemudian, Boon Me bisa bangkit dari pembaringan, namun masih lemah di bawa jalan. Suaranya masih gagu, belum bisa bicara normal, tapi telinganya mendengar dengan baik.Bahkan dia juag merasakan tenaga dalamnya tak bisa di gunakan sama sekali, Boon Me serasa manusia tapa daksa, lemah tak berdaya.Boon Me mencoba kerahkan tenaga saktinya, tapi selalu gagal. Pendekar ini tak putus asa, pengalamannya yang sering di ujung nyawa, membuat mentalnya makin terasah.“Jangan dipaksa dulu, kamu masih lemah, sabar saja,” terdengar lagi suara lembut menasehati, ternyata si kakek ini datang kembali dengan racikan obat yang baru lagi yang di masukan di sebuah mangkuk.Suara kakek ini seakan menyiram hati Boon Me dengan air yang menyejukan. Diapun tetap optimis bakalan sembuh, walaupun butuh waktu.Setelah obat ini masuk ke perutnya, yang rasanya sepet-sepet pahit, tubuh Boon Me kembali nyaman. Sehingga makin yakinlah pemuda ini, ia akan seperti sedia kala.“Obat itu tadi untuk kembalikan t
Gerakan dalam perutnya ini seperti ingin keluar dari tubuhnya yang mendadak panas lalu berubah sangat dingin hingga dia menggigil.“Astaga…kenapa ini? Sebentar panas sebentar dingin? Kenapa badanku malah begini, apa gara-gara gigitan ular merah beracun itu?” batinnya penuh pertanyaan sekaligus keheranan.Rasa dingin dan panas ini makin tak tertahankan, tubuh Boon Me pun sampai terguling dari batu ini, untung saja aliran sungai air terjun ini hanya sepinggangnya, sehingga Boon Me tak tenggelam.Bahkan saat panas menghantam tubuhnya, air di sekitar tubu Boon Me ikutan berasa sangat panas, seperti mendidih saja, air bergelegak di sekitar badannya.Kemudian tubuhnya berubah lagi jadi dingin, sampai timbul butiran-butiran es muncul di sekitar badannya ini.“Ya Tuhann…apa yang terjadi dengan tubuhku ini,” batin menahan siksaan yang luar biasa ini, dua tenaga dahsyat dingin dan panas yang mengeram dalam tubuhnya seakan sedang perang dalam dibadannya.“Hiyaaaaaa…..!” terdengar suara luar biasa
“Boon Me, tak ada yang tak mungkin di dunia ini, bisa jadi justru Prabu Japra itu ayah kandungmu…!” tebak Kakek Asan ini lagi.“Mungkin…tapi aku masih beranggapan, bisa jadi hanya sama nama saja dengan ayah kandungku tersebut!” sahut Boon Me, kembali lirih suaranya.Si kakek ini mengangguk-anggukan kepala, karena nama manusia sama, tapi orangnya beda di dunia ini sudah tak aneh lagi.Lalu Kakek Asan mulai bercerita kalau pulau ini di sebut kepulauan Andalas, daerah ini masuk kekuasaan Kerajaan Sriwijaya yang terus berkembang dan kuat.“Kalau kamu ingin ke Pulau Borneo, harus naik kapal besar, minimal 1,5 bulan baru sampai,” kata Kakek Asan si Raja Obat lagi.Si Raja Obat ini lalu berseloroh, andai burung rajawali masih hidup, mungkin Boon Me hanya butuh satu atau dua hari sudah sampai di Pulau Bornoe, atau 5 hari balik ke kepulauan Thai lagi.“Boon Me, apa rencanamu sekarang? Kini kamu sudah sembuh secara ajaib berkat gigitan ular merah itu…bahkan kekuatanmu makin bertambah!” kata kak
Dengan langkah terpincang-pincang Pendekar Putul bersama Putri Arumi memenuhi keinginan Pangeran Daha, untuk jemput putri mereka di Istana pamannya ini.Dan keduanya saling pandang, saat melihat Putri Alona dan Pangeran Wasi asyik bermain di temani seorang putri jelita dan…Pangeran Daha.Kedua anak kecil turunan bangsawan ini terlihat sangat akrab, seolah sudah kenal lama.Si Putra Mahkota beberapa kali terbahak melihat kelakuan dua anak kecil ini, yang kadang berbantahan gunakan bahasa planet.Tapi Pangeran Wasi banyak ngalahnya pada keponakan misannya ini.“Hei kalian ke sini, lihat cocok banget dua orang ini, paman dan ponakan misan,” kata Pangeran Daha terkekeh.“Paman…pangeran…ma..?” ucapan si Putul terpotong, Pangeran Daha sudah berdiri di depannya dan si Putul di ikuti Putri Arumi langsung bersimpuh beri hormat.“Ha-ha-ha...sudahlah, kalian tak perlu banyak adat, aku sudah memutuskan merestui kalian, tapi aku akan hukum kalian berdua!”Kagetlah Pendekar Putul dan Putri Arumi.“
Pangeran Daha keluar dari ruang pribadi ayahandanya, kini dia antara bingung dan patah hati. Pujaan hatinya ternyata tidak mencintainya.Tak pernah seujung kukupun dia menyangka, wanita yang dia sukai ternyata lebih memilih keponakannya yang…buntung.Berkali-kali si Putra Mahkota ini menarik nafas panjang meredakan hati yang sesak dan benar-benar di luar dugaannya.“Cinta…memang aneh, dia lebih memilih si Putul. Apa yang harus aku lakukan kini? Ayahanda bilang hanya aku yang bisa memberi ampun pada kesalahan si Putul dan Putri Arumi?” batin Pangeran Daha.Lalu dia ingat, si Putul pernah menolongnya saat di tawan dua pendekar cabul Dua Kembar Rubah Betina, Jinari dan Jamari. Dia bahkan di beri buah ajaib, yang membuat tenaga dalamnya naik berlipat-lipat.Ingat ini, hati Pangeran Daha luluh, tapi kadang hatinya panas mendengar Putri Arumi sudah jadi istri Pendekar Putul.Dalam kegalauannya ini, Pangeran Daha tak sadar malah berjalan ke arah Istana di mana para permaisuri tinggal, bukan
“Bagus, akupun tak suka basa-basi berlebihan, majulah kalian semuanya dan lihatlah, aku pun kini ada 10 orang, kini kita seimbang bukan..!???”Dan tiba-tiba samua orang terkejut bukan kepalang, tubuh Pangeran Boon Me benar-benar memecah jadi 10 orang, hebatnya lagi dan membuat semua orang sampai menggosok-gosok mata.9 orang kembaran Pangeran Boon Me bergerak tak ada yang sama, seolah-olah mereka sama tapi orang yang berbeda.Inilah demonstrasi ilmu sihir yang luar biasa sempurna Pangeran Boon Me kuasai, si Putul pun belum bisa sehebat ini, kalau di minta praktekan ilmu sihir seperti Pangeran Boon Me ini.“Hayaaaa….!” Ki Samosi dan 9 orang temannya sampai berlompatan mundur hingga 5 langkah ke belakang saking kagetnya.Bagaimana tak kaget mereka, 9 oran kembaran itu malah menunjuk-nunjuk mereka, seolah-olah membagi-bagi siapa musuh mereka kelak kalau bertarung.Dan terjadilah keanehan pada si bocah tampan itu, dia malah tak terpengaruh, apalagi kaget seperti Ki Samosi dan juga puluhan
Tak buang waktu, besoknya, Prabu Japra, Permaisuri Dehea diikuti Pendekar Putul dan Putri Arumi berangkat ke kotaraja Muara Sungai dengan menunggang 4 ekor kuda jantan.Permaisuri Dehea tak mau jauh-jauh dari buyutnya ini, dia selama perjalanan selalu gendong Putri Alona. Bahkan kadang Prabu Japra juga ambil alih si bayi menggemaskan ini.Yang seakan tahu, orang yang gendong dirinya kakek dan nenek buyutnya sendiri. Permaisuri Dehea bahkan janji akan menurunkan ilmu-ilmu kanuragannya yang hebat buat si buyut ini kelak.Sehingga Pendekar Putul dan Putri Arumi kadang senyum sendiri melihat kakek dan nenek ini sesekali berebut gendong putri cantik mereka.Pangeran Boon Me bertahan dulu di lembah neraka ini.Dia khawatir selama si Putul dan Putri Arumi ke Kotaraja, tempat ini akan di serbu orang-orang jahat, mengingat banyaknya harta karun di sini, tak beda jauh dengan harta miliknya di Lembah Rajawali.Tapi di lembah miliknya, semua murid-muridnya sangat sakti-sakti, apalagi 3 pembantunya
“Serba salah, yang satu anakku, satunya cucuku…!” keluh Prabu Japra, yang didengarkan Permaisuri Dehea dengan wajah khawatir.Walaupun bisa saja dengan mudah Prabu Japra bebaska si Putul, tapi dia juga tahu, suaminya ini sangat taat dengan undang-undang kerajaan.Prabu Japra tentu saja juga tahu, Si Putul dan Putri Arumi memang saling mencintai dan hasilnya, seorang buyut mereka yang menggemaskan sudah hadir di antara keduanya.Tak ada unsur paksaan, apalagi ilmu sihir dalam menaklukan hati Putri Arumi yang dilakukan Pendekar Putul. Tapi murni dari hati dan saling mencintai...!Tiba-tiba terdengarlah suara burung rajawali dar kejauhan, wajah Prabu Japra yang semula keruh berubah ceria.“Hmm…syukurlah, Pangeran Boon Me datang, ayoo kita sambut anak kita itu,” ajak Prabu Japra pada Permaisuri Dehea.Sang maharaja ini akui dalam hati, dari semua anak-anaknya, sebenarnya Pangeran Boon Me inilah yang paling bijak dan wawasannya pada setiap masalah tak beda jauh dengannya.Andai saja Pangera
“Iya nenek putri…itu adalah istri dan bayi itu anak kami, Ki Rawa sudah sudah aku bunuh kakek prabu dan Lembah Neraka ini sudah aku ambil alih!” sahut si Putul sambil tetap menundukan wajah.Si nenek yang tak lain adalah Permaisuri Dehea langsung tarik bahu si Putul dan memeluk erat cucu tunggalnya ini.Tewasnya Putri Alona di tangan Ki Rawa Cs membuatnya sangat kangen dengan si cucu berkaki tunggal ini. Ini juga salah satu alasan untuk ajak suaminya, Prabu Japra berpetualang.Walaupun tahu suaminya di sibukan dengan urusan kerajaan.Rasa cintanya kini tercurah buat si Putul, yang terlahir dari hubungn sedarah antara Putri Alona dan Prabu Harman, Maharaja kerajaan Hilir Sungai.Langsung berkurang marah di wajah kakek tua ini, yang tak lain dan tak bukan, Prabu Japra adanya dan wanita tua ini adala salah satu permaisurinya, Putri Dehea, yang tak lain nenek si Putul sendiri.“Hmm…baguslah, akhirnya kamu berhasil juga membunuh orang yang menyebabkan ibu kandungmu itu meninggal dunia,” kat
Sejak itu, makin di takutilah Lembah Neraka ini, nama Pendekar Putul pun makin di takuti hingga jauh keluar dari lembah ini.Tak pernah ada lagi yang nekat datang ke tempat ini. Takut bernasib sama dengan ke 10 perampok apes tersebut.Dulu tempat ini di takuti karena majikannya Ki Rawa, tapi setelah Pendekar Putul berhasil tewaskan musuh bebuyutannya itu, namanya malah makin di takuti daripada nama Ki Rawa sendiri.Si Putul yang sangat sayang dengan istrinya tak pernah membantah apapun keinginan Putri Arumi, dia selalu manjakan istri tercintanya ini.Apalagi semakin besar perutnya, istrinya makin manja saja, bahkan Pendekar Putul sampai geleng-geleng kepala, saat Putri Arumi minta dibangukan Istana di Lembah Neraka ini.“Aku kadang kangen dengan Istanaku sayang, juga ibundaku dan ayahanda maharaja, serta Abang Pangeran Akmal…!” kata Putri Arumi manja.Yang memang paling dekat dengan saudara se ayahnya itu, di bandingkan saudara-saudaranya yang lain, jumlahnya 10 orang, yang lahir dari
Ki Rawa menatap perutnya dan dia tertawa, ususnya terburai, matanya mendelik, serangan kilat yang Pendekar Putul layangkan tak bisa lagi dia hindari. Trassss….!Sebuah tebasan kilat yang di layangkan Putri Arumi membuat lehernya putus dan kepalanya menggelinding ke tanah dengan mata mendelik!Tubuh tanpa kepala ini lalu ambruk ke tanah dan tewas seketika.Berbarengan dengan putusnya leher dua sisa 3 Pendekar Tikus yang di hajar Pendekar Putul. Maka habislah kini 5 orang musuh bebuyutan Pendekar Putul.Si Putul menarik nafas lega, kini musuh besarnya tamat riwayatnya, tinggal satu orang yang sebenarnya tak tega dia bunuh…Pendekar Gledek.Si Putul masih ingat jasa mantan gurunya, yang pernah memeliharanya sejak bayi dan di beri ilmu kanuragan, juga pernah menolong Putri Arumi dari perbuata jahat Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus.“Kita cek ke dalam, agaknya ada gerakan?” kata Putri Arumi duluan masuk.Begitu mereka sampai di ruangan tengah, terdapat 2 orang wanita setengah tua yang
Mata Ki Rawa melotot, kemarahan membuatnya murka bukan kepalang, tanpa ragu dia langsung lancarkan serangan balasan yang sangat dahsyat ke arah Putri Arumi.Namun, Pendekar Putul yang sudah sejak tadi waspada, tentu saja tak membiarkan kekasihnya itu jadi korban serangan jurus iblis pencabut nyawa milik Ki Rawa ini yang dahsyat ini.Pendekar Putul langsung kerahkan jurus Rajawali Mencaplok Mangsa miliknya yang kin sudah sangat sempurna ia kuasai.Sengaja dia kerahkan sepenuhnya, karena tahu kesaktian pendekar tua ini, juga dendamnya atas kematian ibundanya. Blarrrr…!Jurus panas dan dingin bertemu, akibatnya Ki Rawa sampai harus bersalto agar tidak jatuh berdebuk ke tanah.Ki Rawa menahan sesak di dadanya, jurus si Putul benar-benar sangat hebat dan makin meningkat tajam. Sedangkan jurus miliknya malah stagnan, tak bertambah kesaktiannya.Di sisi lain, Putri Arumi sudah bertarung sengit dengan 3 Pendekar Tikus dan Pendekar Serigala.Sepintas Pendekar Putul tetap waspada, walaupun suda