Harga diri mereka runtuh di tangan pemuda perlente ini. Tapi apa mau di kata, mereka kalah telak saat ini dan mereka pun sampai sulit bangkit dari lantai.
Pemuda ini berdiri sambil mengibaskan baju jubahnya, harum tubuhnya membuat semua orang makin kagum, di tambah sepatunya yang mengkilap dan…ada gagang golok berwarna emas tersembul di pinggangnya.
“Kenapa kalian masih di sini, apa perlu aku penggal leher kalian sekalian hahh!” bentak pemuda ini sambil mengelus gagang goloknya yang menimbulkan perhatian.
“Si-siapa kah kamu kisanak..?” orang ini memberanikan diri bertanya.
“He-he…nyali mu gede juga ternyata ingin tahu siapa aku. Aku berasal dari Gunung Meratus, merantau kemana kakiku melangkah dengan golok ini tak pernah lepas dari badanku!”
“Apaa…j-jadi kamu inilah Tuan Japra, si Pendekar Gunung Meratus alias Pendekar Golok Emas..?”
“Hmmm…kalau sudah tahu nama
Pendekar Gunung Meratus alias Japra kini menuju ke rumah Ki Badui. Setelah mendengar keterangan lebih komplet. Pendekar muda ini pun duduk sambil mengisap cerutunya.Dia duduk di sebuah rumah yang di katakan Ki Badui baru saja menikah dan wanita itu cukup cantik.Suami dari wanita itu ternyata kerabat Ki Badui.Menurut Ki Badui wanita ini sempat hampir 2X di culik. Tapi dia bersama warganya sigap menggagalkan penculikan tersebut.Mendengar info ini, ke sanalah Japra menuju.“Kalian menjauh saja, agar penjahat itu datang, biar aku sendiri yang hadapi penjahat tersebut!” usir Japra, saat melihat Ki Badui dan warga desa yang punya nyali mau membantunya.Karena mereka sudah tahu dari cerita Ki Badui siapa adanya pemuda ini, merekapun mengangguk dan malam ini sengaja tak berjaga.Julukan yang melekat padanya membuat semuanya percaya, Japra mampu menangkap penjahat tersebut.Dengan harapan penjahat ini datang dan akan ken
Japra bertekad akan memecahkan misteri penculikan ini, selain penculiknya seorang wanita, dia juga penasaran, buat apa mereka menculiki wanita-wanita cantik?Japra lalu mengarahkan kudanya ke sana, kali ini dia santai saja, seolah-olah tempat yang dia datangi bukan tempat yang seram dan menakutkan.Semakin dekat Japra pura-pura tak tahu dari tadi dia melihat ada gerakan dedaunan yang mencurigakan.Sebagai ahli kanuragan, sekecil apapun gerakan, Japra tahu, apalagi di tubuhnya sudah menggeram kekuatan dahsyat, hasil latihan bertahun-tahun seorang diri.“Hmm ada yang memata-mataiku rupanya” pikirnya geli sendiri, tapi urat syarafnya tegang, bersiap terhadap serangan gelap.Japra kini sampai di sebuah lembah. Tempat ini sangat indah, dengan aliran sungai kecil yang membelah lembah tersebut.“Mirip tempat aku dulu berlatih silat seorang diri, pemandanganya indah sekali,” gumam Japra termenung.Dari jauh Japra sudah
Japra aslinya masih tak tega membalas.Tapi secara licik si wanita ini juga turun tangan dan lontarkan serangan-serangan gelap padanya, akibatnya Japra mulai terpancing marah.Tubuhnya sudah berkali-kali hampir tertembus golok. Singggg…dia pun mencabut golok berhulu emas miliknya.Deru tebasan goloknya mengaum dan membuat telinga ke 25 penyerangnya sakit bukan main.“Brasssss…!” 10 orang sekaligus terlempar bak daun kering, akibat terhantam golok istimewa ini.10 golok wanita penyerangnya ini patah, tak berhenti di situ, Japra kembali mengayunkan golok pusaka-nya ini, kembali 10 orang jatuh bergelimpangan.Bahkan serangan gelap dari si pemimpin ini membalik dengan cepat, return yang Japra lakukan membuat si pemimpin hampir terkena senjata gelapnya sendiri.Gedebuuukk…5 orang terakhir kini bergelimpangan di tanah, terkena serangan golok istimewa ini.Japra lalu menyimpan lagi goloknya. Menatap ke
Japra kini sudah berada di depan pintu sebuah rumah yang dikatakan Nyai Rombeng tempat tinggal si nenek sakti.“Masuklah Japra, tak perlu kayak orang tolol celingak-celinguk di luar.” terdengar suara di dalam rumah ini dan pintu terlihat terbuka sendiri.Japra langsung malu sendiri, mata biawaknya yang tak bosan-bosannya memandang kiri kanan seakan bisa di tebak si nenek sakti ini, hebatnya masih dalam rumah lagi.Japra dengan sopan kini duduk di lantai, di depan ada meja bulat dan minuman hangat terhidang dengan kue panas yang baru di goreng, sangat menggugah selera.Kalamenjengnya d leher sampai bergerak menncium bau gorengan yang harum ini.“Ngapain kamu ke sini, eh kamu terlihat lapar, tuh makan gorengan di depanmu itu, nggak usah jaim!” lagi-lagi si nenek menegur dan kini sudah duduk di depan Japra sambil mengunyah sesuatu, seperti ‘menginang’ sirih.“Makasih nenek, aku mohon maaf kalau lancang
Namun sang pangeran yang suka belajar silat itu kaget bukan kepalang. Wanita yang dia cintai, ternyata diambil selir sang raja, yang notabene kakak kandungnya.Ketika dia sedang merantau dan perdalam ilmu silatnya pada seorag guru silat.Siapa yang berani melawan kehendak seorang raja? Kecewa membuat Pangeran Wasi memutuskan pergi saja dari lingkungan istana dan merantau serta jadi pendekar sakti, yang kehebatannya tak diragukan lagi.Di saat yang bersamaan, terjadilah pergolakan di Istana, raja yang berkuasa di kudeta adiknya sendiri, yang juga kakak Pangeran Wasi.Akibat perang saudara inilah, kerajaan jadi kacau balau, keamanan sudah tak terjamin lagi, korupsi dan penjilat merajalela.Imbasnya rakyat menderita akibat pergolakan hebat ini.Di sinilah Pangeran Wasi tak bisa tinggal diam, diapun mulai menjelma jadi seorang pendekar pembela kebenaran, sehingga lama-lama di juluki Pendekar Bukit Meratus.Pangeran Wasi tak
“Benar Ki Boka, akulah Japra…mantan muridmu dahulu!” sahut Japra kalem, dia tidak memungkiri pernah jadi murid si pentolan perampok ini.Dia tidak ingin di cap sebagai orang yang tak tahu berterima kasih, tapi juga tak ingin membiarkan kejahatan di depan matanya.Nenek Sia, Nyai Rombeng dan anak buahnya sampai melongo, hanya Dua Kembar Setan yang tetap tenang dan siaga. Mereka sudah tahu siapa sosok Japra ini.“Oh yaa….ha-ha-ha…nah nenek bangkotan, kebetulan sekali, salah satu muridku si Japra datang. Dia ternyata sudah tamat belajar dari Ki Birawa. Ayoo Japra, saatnya kita berpesta.""Kamu kini sudah dewasa, pilih deh yang mana wanita yang kamu sukai, ehh yang dekat nenek bangkotan agaknya paling cakep dahhh!” tunjuk Ki Boka, pada wanita yang pernah bentrok dengan Japra.Japra menoleh ke wanita cantik ini, sesaat dia melempar senyum hingga si cantik ini salting. Ia lalu berbalik pada Ki Boka dan dua kem
“Bagus Japra, hajar terusss…bikin mampus anjing-anjing itu!” teriak Nyai Rombeng beri semangat.Dia masih sangat marah, karena dia dan murid-muridnya selain kalah juga kena pelecehan Ki Boka cs. Perbuatan yang sulit dia maafkan, karena dia seorang wanita yang sangat di hormati murid-muridnya.Japra hanya tersenyum dan dia dengan santuy-nya malah melambaikan tangan.Makin kheki habis Ki Boka melihat kelakuan mantan muridnya, yang kini berubah sangat sakti dan selalu mengejeknya.Dua Kembar Setan tidak tinggal diam, mereka melakukan serangan ke Japra, dengan jari-jari terbuka mencengkeram ke arah dada Japra itu secara hebat sekali.Gerakan mereka seimbang dan setelah mereka menyerang bersama, maka serangan itu merupakan rangkaian yang cocok dan daya serangannya luar biasa bukan main.Japra pun berhenti main-main. Semenjak turun gunung setelah Nenek Sia, Ki Boka dan dua kembar setan inilah musuhnya yang hebat.Ini sebu
“Maaf Nenek Sia, Nyai Rombeng, apakah kalian tahu siapa sebenarnya Putri Reswari tersebut?” Japra kini balik bertanya.Walaupun hatinya berdebar juga, bagaimanapun dia masih ingat kenangan manis bersama sang putri mantan selir tersebut.Ketika mereka memadu kasih siang dan malam, sekaligus membuat Japra jadi lelaki dewasa.“Tahu sekali Japra, beliau kan mantan selir maharaja sebelumnya dan Pangeran Kanji merebut secara paksa mahkota itu dari Pangeran Warman!” sahut Nyai Rombeng, yang diiyakan Nenek Sia.“Bukan itu maksudku Nenek Sia, Nyai Rombeng. Tapi…apakah kalian tahu penyebab Pangeran Warman digulingkan Maharaja Kanji dari tahtanya..?” Japra sengaja memancing keduanya.Kali ini Nyai Rombeng dan Nenek Sia saling tatap, lalu mereka geleng-gelengkan kepala.“Jujur Japra, 1 tahun yang lalu Putri Reswari pernah berkunjung ke sini, dia lalu cerita, kalau Pangeran Kanji sudah merebut secara tidak