Japra aslinya masih tak tega membalas.
Tapi secara licik si wanita ini juga turun tangan dan lontarkan serangan-serangan gelap padanya, akibatnya Japra mulai terpancing marah.
Tubuhnya sudah berkali-kali hampir tertembus golok. Singggg…dia pun mencabut golok berhulu emas miliknya.
Deru tebasan goloknya mengaum dan membuat telinga ke 25 penyerangnya sakit bukan main.
“Brasssss…!” 10 orang sekaligus terlempar bak daun kering, akibat terhantam golok istimewa ini.
10 golok wanita penyerangnya ini patah, tak berhenti di situ, Japra kembali mengayunkan golok pusaka-nya ini, kembali 10 orang jatuh bergelimpangan.
Bahkan serangan gelap dari si pemimpin ini membalik dengan cepat, return yang Japra lakukan membuat si pemimpin hampir terkena senjata gelapnya sendiri.
Gedebuuukk…5 orang terakhir kini bergelimpangan di tanah, terkena serangan golok istimewa ini.
Japra lalu menyimpan lagi goloknya. Menatap ke
Japra kini sudah berada di depan pintu sebuah rumah yang dikatakan Nyai Rombeng tempat tinggal si nenek sakti.“Masuklah Japra, tak perlu kayak orang tolol celingak-celinguk di luar.” terdengar suara di dalam rumah ini dan pintu terlihat terbuka sendiri.Japra langsung malu sendiri, mata biawaknya yang tak bosan-bosannya memandang kiri kanan seakan bisa di tebak si nenek sakti ini, hebatnya masih dalam rumah lagi.Japra dengan sopan kini duduk di lantai, di depan ada meja bulat dan minuman hangat terhidang dengan kue panas yang baru di goreng, sangat menggugah selera.Kalamenjengnya d leher sampai bergerak menncium bau gorengan yang harum ini.“Ngapain kamu ke sini, eh kamu terlihat lapar, tuh makan gorengan di depanmu itu, nggak usah jaim!” lagi-lagi si nenek menegur dan kini sudah duduk di depan Japra sambil mengunyah sesuatu, seperti ‘menginang’ sirih.“Makasih nenek, aku mohon maaf kalau lancang
Namun sang pangeran yang suka belajar silat itu kaget bukan kepalang. Wanita yang dia cintai, ternyata diambil selir sang raja, yang notabene kakak kandungnya.Ketika dia sedang merantau dan perdalam ilmu silatnya pada seorag guru silat.Siapa yang berani melawan kehendak seorang raja? Kecewa membuat Pangeran Wasi memutuskan pergi saja dari lingkungan istana dan merantau serta jadi pendekar sakti, yang kehebatannya tak diragukan lagi.Di saat yang bersamaan, terjadilah pergolakan di Istana, raja yang berkuasa di kudeta adiknya sendiri, yang juga kakak Pangeran Wasi.Akibat perang saudara inilah, kerajaan jadi kacau balau, keamanan sudah tak terjamin lagi, korupsi dan penjilat merajalela.Imbasnya rakyat menderita akibat pergolakan hebat ini.Di sinilah Pangeran Wasi tak bisa tinggal diam, diapun mulai menjelma jadi seorang pendekar pembela kebenaran, sehingga lama-lama di juluki Pendekar Bukit Meratus.Pangeran Wasi tak
“Benar Ki Boka, akulah Japra…mantan muridmu dahulu!” sahut Japra kalem, dia tidak memungkiri pernah jadi murid si pentolan perampok ini.Dia tidak ingin di cap sebagai orang yang tak tahu berterima kasih, tapi juga tak ingin membiarkan kejahatan di depan matanya.Nenek Sia, Nyai Rombeng dan anak buahnya sampai melongo, hanya Dua Kembar Setan yang tetap tenang dan siaga. Mereka sudah tahu siapa sosok Japra ini.“Oh yaa….ha-ha-ha…nah nenek bangkotan, kebetulan sekali, salah satu muridku si Japra datang. Dia ternyata sudah tamat belajar dari Ki Birawa. Ayoo Japra, saatnya kita berpesta.""Kamu kini sudah dewasa, pilih deh yang mana wanita yang kamu sukai, ehh yang dekat nenek bangkotan agaknya paling cakep dahhh!” tunjuk Ki Boka, pada wanita yang pernah bentrok dengan Japra.Japra menoleh ke wanita cantik ini, sesaat dia melempar senyum hingga si cantik ini salting. Ia lalu berbalik pada Ki Boka dan dua kem
“Bagus Japra, hajar terusss…bikin mampus anjing-anjing itu!” teriak Nyai Rombeng beri semangat.Dia masih sangat marah, karena dia dan murid-muridnya selain kalah juga kena pelecehan Ki Boka cs. Perbuatan yang sulit dia maafkan, karena dia seorang wanita yang sangat di hormati murid-muridnya.Japra hanya tersenyum dan dia dengan santuy-nya malah melambaikan tangan.Makin kheki habis Ki Boka melihat kelakuan mantan muridnya, yang kini berubah sangat sakti dan selalu mengejeknya.Dua Kembar Setan tidak tinggal diam, mereka melakukan serangan ke Japra, dengan jari-jari terbuka mencengkeram ke arah dada Japra itu secara hebat sekali.Gerakan mereka seimbang dan setelah mereka menyerang bersama, maka serangan itu merupakan rangkaian yang cocok dan daya serangannya luar biasa bukan main.Japra pun berhenti main-main. Semenjak turun gunung setelah Nenek Sia, Ki Boka dan dua kembar setan inilah musuhnya yang hebat.Ini sebu
“Maaf Nenek Sia, Nyai Rombeng, apakah kalian tahu siapa sebenarnya Putri Reswari tersebut?” Japra kini balik bertanya.Walaupun hatinya berdebar juga, bagaimanapun dia masih ingat kenangan manis bersama sang putri mantan selir tersebut.Ketika mereka memadu kasih siang dan malam, sekaligus membuat Japra jadi lelaki dewasa.“Tahu sekali Japra, beliau kan mantan selir maharaja sebelumnya dan Pangeran Kanji merebut secara paksa mahkota itu dari Pangeran Warman!” sahut Nyai Rombeng, yang diiyakan Nenek Sia.“Bukan itu maksudku Nenek Sia, Nyai Rombeng. Tapi…apakah kalian tahu penyebab Pangeran Warman digulingkan Maharaja Kanji dari tahtanya..?” Japra sengaja memancing keduanya.Kali ini Nyai Rombeng dan Nenek Sia saling tatap, lalu mereka geleng-gelengkan kepala.“Jujur Japra, 1 tahun yang lalu Putri Reswari pernah berkunjung ke sini, dia lalu cerita, kalau Pangeran Kanji sudah merebut secara tidak
Tiba-tiba datang seorang pria kurus, dia langsung marah-marah, karena uangnya habis. Mulutnya tercium bau arak.“Mana sisa uang kamu hahh, aku kalah lagi main judi!” bentak si pria ini, mengagetkan wanita setengah tua itu.“Pa uang kita sudah habis, hasil kebun dan padi semua kamu rampas buat main judi. Nih padi kita tinggal sedikit, semua kamu jual, besok-besok kita makan apa?”“Cerewet, makan batu saja habis perkara!” bentak pria tua ini. Tiba-tiba dia masuk dan saat keluar dia menyeret sekarung padi.“Pa, jangan di bawa, cuman itu sisa padi kita, tolong jangan di jual, kita bakal kelaparan paaaa...!” wanita ini menghiba, sambil menahan karung itu.Si pria ini lalu menepis tangan kurus wanita ini hingga terjengkang. Dia pun terus membawa karung tadi dan berniat menjualnya pada seorang tengkulak.Japra membiarkan orang tua ini pergi dan dia terus menatap pilu si ibu tua ini. Lalu Japra ikuti k
Dengan langkah terseok-seok, si kumis dan dua anak buahnya pergi dari hadapan Japra, semua orang yang melihat ramai bergunjing, tapi Japra tak pedulikan itu semua.Si tua Pitono dengan wajah bengkak-bengka dan badan babak bundas kini mendekati Japra, yang berdiri tenang sambil memegang kantong uang milik si Kumis tadi.“Terima kasih anak muda!” Pitono yang kagum dengan Japra ucapkan itu.“Hmm…bukannya tobat sudah tua, ternyata masih saja gila berjudi, dasar orang tua tak tahu diri. Untung saja kamu tak di bunuh sekalian atau di bikin cacat oleh si Kumis dan anak buahnya!” tegur Japra halus, lalu pergi begitu saja di hadapan Pitono.Pitono pun pulang, beberapa kali dia hampir pingsan. Namun dia tetap memaksakan diri tetap menuju rumahnya, begitu sampai di depan rumahnya, dia kaget bukan main.Pemuda tampan tadi justru sedang asyik makan bersama istrinya, lauknya pun sangat banyak dan berlebihan. Di halaman mereka ada k
Semenjak Japra kembali di rumah ini, Pitono yang kini sudah sembuh kapok tak ketulungan main judi.Itu semua gara-gara kedatangan si Kumis dan puluhan anak buahnya ke rumahnya 3 hari kemudian.Awalnya semua uang milik si Kumis yang dirampas Japra diberikan semua pada ibu angkatnya ini. Ranci tentu kaget dan senang bukan main.Kali ini Pitono tak berani macam-macam merampas uang itu. Melihat Japra pulang dan menjelma jadi pendekar hebat, membuat nyalinya ciut.Uang tadi sebagian dibangunkan untuk rehab gubuk mereka menjadi rumah lumayan bagus, itu semua atas saran Japra.“Kalau bapak kembali main judi, aku akan biarkan bapak di hajar si Kumis, ingat uang ini milik mereka, sewaktu-waktu bapak pasti mereka cari!” cetus Japra, hingga Pitono hanya diam saja, tak berani membantah.Apa yang dikatakan Japra benar-benar terjadi, si Kumis ini datang lagi dengan 10 anak buahnya 3 hari kemudian.Pitono hampir kencing di celana melihat
Tak lama kemudian, Bafin melihat salah satu penjaga ini masuk ke dalam dan saat keluar diiringi 5 wanita muda dan cantik-cantik, terperangah juga si mata biawak ini.“Tuan Pendekar Tanpa Bayangan, inilah istri-istri Ki Manyan, silahkan tuan kalau ingin bertanya soal kematian Ki Manyan tersebut.”Si penjaga tadi lalu kembali beri hormat dan permisi, untuk kembali bertugas di pagar depan rumah besar ini. Sebagai orang yang tahu adat, Bafin langsung memberikan penghormatan kepada ke 5 istri-istri Ki Manyan ini, apalagi ke limanya terlihat berpakaian serba putih, khas orang yang lagi berduka.Walaupun dalam hati sempat mikir juga, tumben Ki Manyan punya istri-istri yang denok-denok begini, mana muda-muda lagi, yang Bafin taksir paling usianya antara 18 sampai 22 tahunan.Padahal Bafin tak sadar, ke 5 juga kaget menatap pendekar yang sangat tampan dan masih muda yang tiba-tiba nongol ‘bertamu’ ke rumah mereka.Sebagai seorang flamboyan berpengalaman, sepintas melihat Bafin sudah bisa me
Langeni malu-malu meong saat kembali untuk kesekian kalinya di ciumi Bafin dan ini adalah hari ke 5 mereka bersama di pesanggrahan ini.Langeni seolah memasuki demensi baru saat bercinta dengan pendekar biawak ini. Belum pernah suaminya mau mencium perabotannya, apalagi melahap apem montoknya yang lumayan lebat rerumputannya.Tapi Bafin berbeda, pendekar playboy ini tak sungkan melakukan itu semua, sehingga Langeni mabuk darat di buatnya.“Udah ahh Bang, kagak sanggup lagi aku di pompa siang malam,” bisik Langeni manjaaahhh…sambil menjentik gemas pelatuk Bafin yang kembali nakal menerobos masuk ke perabotannya dan ranjang di pesanggrahan ini lagi-lagi bergoyang hebat, akibat kelakuan keduanya.Setelah Bafin kembali tumpahkan laharnya, Langeni pun bilang hari ini ingin pulang kembali ke rumah suaminya.“Iya dehh, hari ini kamu ku antar pulang, bawa sebanyak yang kamu bisa koin-koin itu yaah,” kata Bafin senyum-senyum tengil.Tak tanggung-tanggung, dua kantong lumayan besar di pegang La
Sebuah pukulan keras yang mengandung tenaga dalam hebat Bafin arahkan ke musuh besarnya ini.Ki Samosi terjengkang dan langsung muntah darah, Bafin agaknya tak tanggung-tanggung hajar musuhnya ini dengan jurus mega halilintarnya yang sudah sangat sempurna ia kuasai di bawah bimbingan ayahnya.Namun hebatnya, jurusnya ini tidak langsung bikin Ki Samosi koit, tapi hanya menderita luka dalam yang hebat, sehingga tak bisa lagi melarikan diri.Makin ketakutanlah Ki Samosi, kini tak ada jalan untuk kabur, dadanya hampir pecah saking sesaknya, kakinya pun terasa lumpuh buat berdiri.Bafin kini sengaja permainkan seluruh anak buah Ki Samosi, sesekali dia menempeleng wajah-wajah mereka. Tidak keras, tapi akibatnya ribuan bintang bertebaran di mata mereka.Di saat lain, Bafin juga sengaja putuskan tali kolor mereka.Kemudian terlihat pemandangan menggelikan, semuanya kelabakan saat pelatuk mereka ‘unjai-unjai’ terlihat termasuk lato-lato-nya, yang bikin si wanita denok tadi sakit perut tertawa
Tanpa sadar Ki Samosi langsung layangkan pukulan mautnya ke arah anak buahnya, akibatnya si gigi tongos tewas seketika dengan tubuh membiru dan mulut keluarkan busa.Dalam kemarahannya, Ki Samosi langsung kerahkan tenaga dalamnya yang hebat dan mengandung racun mematikan.Bafin, tetap tersenyum-senyum kecil, sama sekali tidak aneh ataupun takut dengan kelakuan Ki Samosi ini.Saat berpaling ke arah Bafin, biji matanya bak mau keluar saking marahnya menatap pemuda sakti yang sangat lihai ilmu sihir.Ki Samosi yang sejatinya juga lihai ilmu sihir ini, hari ini bak bertemuu suhunya, dia tak bisa keluarkan kemampuannya karena sudah keok duluan.“Tunggu dulu, sebelum kita bertarung, alangkah baiknya tu pentungan hitam di simpan dulu, atau aku potong saja, biar tak untai-untai kayak biji buah nangka?” Kembali Bafin ledek Ki Samosi dan si wanita yang tadi pucat melihat si tongos tewas, kini tak sadar kembali terkekeh. Ledekan ini benar-benar makin bikin wajah Ki Samosi sudah tak berbentuk lag
“Persembahkan dua orang gadis cantik, entah di manakan anak buah Ki Samosi dapat calon persembahan itu,” kata salah satu warga itu.Mendengar nama Ki Samosi di bawa-bawa, Bafin pun menajamkan telinganya mendengarkan pembicaran duawarga tadi, dan kini dia tahu tempat persembunyian musuh besarnya.Bafin akhirnya mencari penginapan sederhana dan kembali ia tidak mau menonjolkan diri, dirinya bahkan malas jalan-jalan siang hari, kecuali malam hari, untuk lihat-lihat situasi saja.Dan ini di malam kedua, kembali Bafin jalan-jalan sambil sesekali berhenti melihat situasi, yang bikin Bafin merasa aneh adalah, kalau malam hari kampung ini sangat sepi, seolah tak ada penghuninya. Agaknya warga di sini seperti di cekam ketakutan, tapi apa sebabnya, ini yang bikin Bafin penasaran dan ingin menyelidikinya, apalagi ini belum terlalu malam. Saat itulah dia melihat ada pemandangan ganjil, yakni ada dua orang yang tingkahnya mencurigakan, terlihat mengindap-indap dan sepertinya mengintai sebuah rum
“Benar Bafin, dia marah denganku yang dianggap menyeludupkan kamu ke sini dan Paman Renggo kena imbasnya karena membelaku,” kata Suliti mulai bercerita.Kenapa dia sampai hilang ingatan dan tangannya di buntungi dan kenapa mereka malah jadi dekat saat masih sama-sama sehat dan hilang ingatan.Bafin juga baru tahu, kalau Paman Renggo dan Suliti satu desa di Kampung Ilung. Sehingga hubungan mereka jadi dekat dan di tambah lagi dengan satu nasib, sama-sama di buntungi Ki Manyan.“Tenanglah kalian berdua…aku akan mencari keduanya. Aku pun masih punya urusan dengan kedua orang itu dan harus aku tuntaskan!” sahut Bafin menahan kemarahannya.Dia memang bertujuan akan cari semua musuh-musuh besarnya sambil mencari Putri Melania yang pergi dengan ayahnya Pangeran Busu alias si Raja Iblis.Hening sesaat, tak lama Tabib Loro yang tadi sedang meracik obat kembali lagi. Lalu meminta keduanya kembali minum ramuan obat ini, yang tak suruh 2X langsung keduanya teguk sampai habis, sehingga ingatan me
“Yang sakit jiwa mereka, bukan tubuh..deuhh apakah aku harus bawa ke duanya mencari seorang tabib?” gumam Bafin sampai menatap keduanya yang kini sudah jinak. Tiba-tiba terdengar suara seperti lonceng di pukul dan suara seseorang yang seperti membaca kitab-kitab kuno!Bafin lalu keluar menyongsong suara itu, yang agaknya memang menuju ke Istana Lembah Iblis ini.Dari kejauhan dia melihat seorang kakek yaang sangat tua berjalan menuju ke arah istana ini. Agaknya dia ingin berteduh di sini, apalagi saat ini hujan mulai turun rintik-rintik.“Ho-ho-ho ternyata ada pemilik istana ini, bolehkah aku berteduh sebentar di sini anak muda?” kata si kakek ini ramah. “Tentu saja kek, aku juga hanya kebetulan mampir di sini, namaku Bafin!” sahut Bafin sambil buru-buru beri hormat.Karena di lihatnya kakek ini bukan orang jahat, malah wajahnya terlihat ceria dan menimbulkan rasa suka siapa saja yang melihatnya. Tanpa ragu Bafin pun sambut dan beri penghormatan.“Bafin…Pangeran Bafin, aura kamu seba
Namun Bafin bukanlah orang yang penakut, dia senyum saja dan malah tetap tenang melangkah ke arah suara tadi.Walaupun istana Lembah Iblis ini makin menyeramkan dia memasuki bagian depan Istana ini, tapi hatinya tetap tenang.Malah ada semacam perasaan aneh yang menjalari hatinya, apalagi kalau bukan kenangan indah bersama kekasihnya, Putri Melania.Senyum dan rajukan manja Putri Melania terbayang jelas di pelupuk matanya. Bafin langsung hela nafas panjang.Tass..tasss…!Bafin kaget ada serangan gelap menuju ke arahnya, namun dengan dengan tetap tenang dia hanya miringkan sedikit kepalanya, serangan gelap itu luput.Biarpun otaknya sedang teringat kekasihnya, tapi ilmu silatnya yang sudah mendarah daging membuatnya tetap waspada. “Hmm…siapa dia ini, kenapa malah menyerangku,” batin Bafin sambil mengitari pandangannya ke arah pilar-pilar besar Istana, yang penuh lumut dan semak belukar ini.Saat melihat ada bayangan, tanpa ragu Bafin lalu pukul dengan jurus mega halilintar, tapi sengaj
“Kami sekeluarga pasti datang saat kamu dan Putri Aura menikah,” janji Pendekar Putul, saat Pangeran Durga izin pamit.Seandainya tak keduluan Pangeran Wasi si Putra Mahkota, Pendekar Putul dengan senang hati akan jodohkan Putri Alona dengan Pangeran Durga ini.Walaupun tak setampan Bafin atau Pangeran Wasi, tapi Pangeran Durga punya wibawa kuat dan selalu tenang hadapi masalah berat sekalipun, persis sifat Prabu Japra kakeknya.Sejak saat itu, Pendekar Putul buktikan janjinya, Bafin dia latih sempurnakan semua jurus-jurusnya, terutama jurus-jurus yang Bafin warisi dari Pendekar Gledek.Juga ilmu sihirnya, sehingga makin saktilah Bafin kini, dia pun mulai tahu jurus-jurus mana yang perlu di sempurnakan.Kadang Bafin malu sendiri karena terlalu pongah dan jumawa, ternyata llmu kanuragannya tak ada apa-apanya di bandingkan ayah kandungnya, apalagi si Raja Iblis atau Pangeran Busu.“Pangeran Busu kehebatannya tak beda jauh dengan ayahandamu ini, tapi dia punya titik lemah, tak bisa salurk