"Kita beradu pedang selama ratusan jam, tidak, mungkin sudah lebih dari itu. Itulah sebabnya kondisi tubuhmu makin buruk, apalagi setelah menerima pelatihan dariku.""Apa? Pelatihan? Sejak kapan aku menerimanya? Dan ratusan jam? Seingatku hanya berselang kurang dari 15 menit kita beradu pedang." Terlontarlah banyak pertanyaan serta kebingungan Wu Shi mengenai maksud ucapan roh itu."Cukup lama," jawabnya santai. "Buktinya aliran tenaga dalammu dipaksa berhenti setelah mengeluarkan kekuatan dari puluhan teknik ilmuku," ujarnya. "Sejak kapan?" Seolah tak percaya apa yang barusan dikatakan, Wu Shi terus menanyakan hal yang sama."Jangan dipikirkan. Semua teknikku ada padamu, Wu Shi." Wu Shi tercengang, mulutnya menganga dan ia termenung diam dengan tubuh tengkurap. Sekujur tubuhnya masih kaku dan sulit digerakkan namun mulut itu terus mengoceh tanpa henti, sebab tak ingin ilmunya ditambah seenaknya sendiri oleh roh kurang ajar itu."Hahahaha! Rasakan itu! Salah sendiri kau tidak sadar
Punggung lelaki itu berbeda dari yang ia ketahui. Lelaki yang ia kenal nyatanya sudah agak berubah dan kemudian ia mengatakan sesuatu perihal adiknya. Hal tersebut membuat Qingchen tersentak kaget tak percaya."Apa?" Lelaki yang sempat mengatakan tentang adiknya yang sudah lama meninggal, owlah Wu Shi. Saat sadar itu siapa dan perkataannya pun baru setengah dipercaya, Qingchen berlari ke arah ia pergi.DAR!Ledakan kecil menghempas Qingchen, pembatas di sana masih kuat seperti biasa. Qingchen sampai sekarang tidak bisa melewatinya. Ia sungguh kecewa.***Setelah mendalami pelatihan segala teknik dari roh leluhur pendekar, Wu Shi akhirnya keluar dari Gua Abadi itu lagi. Ia ditempatkan di bukit arah timur di wilayah tenggara, tempat yang sama ketika ia menghilang. Cuaca dan Iklim sudah berubah drastis dari yang ia ketahui. Salju turun dengan embusan angin dingin. Tubuh Wu Shi merinding kedinginan, ia mengernyitkan dahi dengan kesal. "Ukh, keluar dari gua malah kedinginan," gerutu Wu
Pria itu menyarungkan pedangnya, lantas dengan sengaja menunjukkan wajah asli. Ia tersenyum seolah baru saja merasakan kesenangan. Setelah ia membuka tudung kepala, pria itu kemudian menundukkan kepala dan mengenggam kepalan tangan kanan tuk memberi hormat."Wu Shi, murid dari Raja Pengembara memberi hormat pada Tetua Mo yang agung." Li Bai dan Tetua Mo hening diam di tempat seketika. Kedua orang itu tidak menyangka bahwa yang datang menyerang barusan adalah Wu Shi. "Maafkan aku yang telah menyerang Anda dengan sengaja. Maksud kedatanganku ke sini ....yah, cukup banyak," ujar Wu Shi tersenyum. "Astaga, kapan kau keluar dari Gua Abadi? Dalam pandanganku, kau tidak berubah secara fisik tapi dari lainnya. Apa ini benar-benar kau?" tanya Tetua Mo sambil menghampirinya."Tentu saja, Tetua Mo. Kami berdua keluar dari gua setelah seminggu.""Seminggu? Benarkah begitu?"Di mata Tetua Mo, ia sekilas tahu dan merasakan adanya perbedaan kekuatan dari Wu Shi yang dulu. Sewaktu pertama kali b
Setiap hari dilaluinya bagai neraka, diperlakukan layaknya seekor binatang buas, kini akhirnya ia berjumpa dengan punggung lelaki yang familiar. Pria itu tersenyum senang dengan air mata berlinang. Sejujurnya ia sendiri pun tidak menyangka akan kembali berjumpa dengan orang itu."Tuan!" serunya memanggil.Ia lantas berlari menghampiri dan memberi hormat pada seorang pria. "Tian Xu ini akhirnya dapat berjumpa dengan tuan. Saya sungguh senang," ucapnya. "Tian Xu. Sudah lama tidak bersua. Bagaimana kabarmu?" tanya Wu Shi. "Aku baik-baik saja, tuan. Semoga tuan juga begitu," harapnya."Iya. Aku juga sama. Hanya saja keadaan di sini benar-benar tidak sesuai dugaanku."Tian Xu menundukkan kepala, selang beberapa saat ia dikejutkan oleh seekor panda yang keluar dari balik pakaian Wu Shi. Tian Xu sesaat terhenyak diam. Dirinya kembali mengingat hal yang tidak menyenangkan."Tian Xu, ada apa?" tanya Wu Shi. "Tidak. Aku hanya berpikir betapa jahatnya orang ini," ucap Tian Xu sambil menunjuk
Wu Shi, selain kembali ke masa lalu, dirinya dapat melakukan hal yang sedikit tidak masuk akal. Ia dengan mudahnya menghapus ingatan baik dari para penjaga mengenai Wu Shi sendiri. Sengaja melakukan itu agar Wu Shi sepenuhnya jadi target. Sejujurnya ketika mengetahui hal itu telah terjadi, Zhu Jiancheng enggan menyetujuinya. Namun semua sudah terlanjur terjadi. Setidaknya hal ini membawa kepositifan terhadap keluarga Wu Shi sendiri. Yang di mana Hao Ling sempat berperan dalam menyembunyikan Ayah dan Ibu Wu Shi di suatu tempat. Tetapi karena ingatannya yang baik mengenai Wu Shi dihilangkan, dan ingatan itu pula berhubungan dengan kedua orang tua Wu Shi sehingga Hao Ling pun juga akan melupakannya.Tapi tentu saja yang melupakannya bukan hanya Hao Ling, namun penjaga lain juga. Penjaga Jang dan Penjaga Zhu juga telah melupakan Wu Shi yang sebenarnya.Situasi di tempat persembunyian saat ini, cukup aman. Mereka dapat bertahan dari musim dingin yang sudah dilewati hampir satu bulan ini.
Dalam kondisi terkunci pergerakannya, Wu Shi sesaat melihat pergerakan pedang yang diayunkan secara vertikal lurus. Melihat itu seolah-olah melambat, Wu Shi menghindari serangan itu bahkan sebelum serangan itu dilancarkan. Pedang Penjaga Jang pun kini hanya sekadar melewati kepala, lantaran Wu Shi memiringkan kepalanya semiring mungkin. Hal tersebut membuat Penjaga Jang tersentak kaget. Penjaga Jang merasa kebingungan dengan yang barusan terjadi. "Kau, apa yang kau lakukan?" tanya Penjaga Jang dengan menguatkan cengkeramannya ke pundak."Hentikan saja ini, tuan penjaga. Sebisa mungkin aku tidak ingin membuat masalah," ucap Wu Shi."Bagiku kau lah masalahnya saat ini!" seru Penjaga Jang."Aku bukan pembuat onar," sahutnya. Wu Shi sendiri tidak memahami apa yang telah terjadi. Kini, ia terlalu fokus pada Penjaga Jang dan berusaha melepaskan cengkeraman darinya yang semakin lama semakin menguat."Hei, nak. Lebih baik kau menghindari pertarungan darinya. Ayo lekas pergi," ucap seseoran
Sebelum Zhu Jiancheng menghampiri, Wu Shi dan Hao Yun telah menunjukkan diri mereka. Ketiga saudara tak sedarah itu pun lekas pergi ke tempat yang jauh lebih sepi guna membicarakan sesuatu hal penting."Wu Wu tidak apa 'kan? Apa ada yang terluka?" tanya Zhu Jiancheng. "Tidak, kak. Aku baik-baik saja.""Sejauh apa kau berkembang sampai tidak terluka setelah bertarung dengan penjaga. Setahuku dari kebanyakan penjaga, dia yang paling kuat di antaranya," ujar Hao Yun."Entahlah. Aku sendiri juga bingung, mungkin aku hanya beruntung saja. Tapi intinya pergerakan kita pasti sudah terbaca," ucap Wu Shi. "Apa maksudnya?" tanya Hao Yun."Sebelumnya aku menggunakan chi pedang dan itu menarik perhatian banyak orang. Itu saja cukup membuat mereka tahu keberadaanku. Tapi intinya bukan itu.""Kalau bicara jangan setengah-setengah. Dasar!" sahut Hao Yun jengkel."Yah, intinya peramal itu. Dialah yang akan memberitahu pria bertopeng mengenai keberadaan kita semua.""Bukan hanya kau tapi kami juga?"
Semenjak berpisah dengan Wu Shi saat menuju ke distrik pusat, Tian Xu si mantan bandit liar merasa kesepian sepanjang waktu. Ia juga sangat khawatir, ini adalah kali pertamanya mengkhawatirkan seseorang yang tidak ada hubungan darah dengannya. Lalu saat kembali berjumpa dengan sosok yang ia kagumi, Tian Xu sangatlah senang. Rasa senangnya itu tidak bisa digambarkan hingga mata mulai berkaca-kaca. Terlebih ia diberikan sebuah tugas penting, Tian Xu semakin bersemangat. Tak!Bebatuan kecil-kecil yang jatuh dari langit-langit gorong bawah tanah. Suara kerikil berjatuhan sempat bergema dalam beberapa saat. Tian Xu menoleh ke belakang guna memastikan tidak ada siapa pun, meski ia merasa ada yang mengawasi sejak tadi."Sekalipun harus bertaruh nyawa, aku harus membawakan tongkat itu pada Tuan!" ujar Tian Xu tanpa patah semangat. Beginilah Tian Xu dengan karakter aslinya. Selain gila petarung, ia adalah pria yang bersedia menyerahkan segalanya demi orang yang ia layani.Sudah begitu lama