Wu Shi terbangun, saat ini pun pandangannya dirasa masih berkabut. Namun secara perlahan ia mulai beradaptasi dengan cahaya di sekitar serta merasakan betapa hangatnya sinar mentari yang menembus kaca jendela di dekatnya."Tuan sudah terbangun?" Melihat adanya seorang wanita yang tersenyum kemudian mengulurkan tangan, seperti akan menyentuh dahi Wu Shi. Sontak saja Wu Shi terkejut. Plak!Sembari menepis tangannya, Wu Shi mengubah posisinya yang dari berbaring menjadi duduk. Ekspresi Wu Shi terlihat sangat kesal. "Menyingkirlah dariku," ketus Wu Shi mengusir dengan tatapan tajam.Wu Shi berada di sebuah ruangan yang cukup besar. Bahkan ranjang tidur yang ia tempati pun sangat luas nan empuk. Wu Shi terlalu nyaman tidur di sini, sampai tak sadar hari telah berganti. "Tuan, lebih baik berbaring saja. Meskipun sudah kembali pagi, Tuan Penjaga sudah meloloskan ujian ini.""Aku bilang menyingkir dariku. Aku tidak mau ditemani oleh wanita yang bukan siapa-siapaku. Jadi aku memohon padamu
Di antara penjaga wilayah luar kultus yang paling terlemah adalah pria berjanggut si pemilik Paviliun Mata Air. Dirinya ahli menggali segala informasi, namun dikarenakan ia kerap kali diincar musuh, pria itu akhirnya sering berpindah tempat. Lalu sekarang sebagai pemilik Paviliun, ia tidak bisa sembarangan pergi dan berpindah tempat lagi. Ia menjalankan ujian untuk calon pewaris pun di tempat itu, tapi setiap jenis ujian tetap akan dibedakan antara calon dengan calon lainnya. Kemudian, setelah Wu Shi lolos ujian tahap kedua, beberapa informasi yang selama ini Wu Shi cari akhirnya ia dapatkan di tempat ini. Seperti mimpi saja.Tulang Naga, nama sekelompok berjubah dengan simbol di punggung mereka. Sekumpulan orang yang merupakan mantan pendekar kultus, diketahui kekuatan mereka setara dengan pendekar tingkat menara saat ini. Terlebih mereka bahkan termasuk pemimpin bertopeng yang merupakan pengkhianat dalam kultus menggunakan teknik terlarang guna menambah kekuatan. Teknik terlarang
Cuaca cerah yang begitu tenang, ternyata tidak bertahan lama. Sesaat setelah Wu Shi keluar untuk melihat pemandangan dan langit ini, terdengar jeritan para wanita yang datang dari dalam paviliun. "Apa yang—"Wu Shi berbalik badan dan tidak begitu mengerti apa yang sedang terjadi saat ini, tetapi tidak lama setelah itu ia baru sadar akan adanya sebuah api yang muncul disalah satu tempat di paviliun itu."Api!" Para wanita serta rombongan Zhu Jiancheng berbondong-bondong keluar demi menyelamatkan diri. Khususnya para wanita, mereka terlihat sangat ketakutan. "Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Wu Shi. "Kami juga tidak tahu pastinya. Api itu muncul dan bergegas kami keluar.""Api itu muncul dari dalam dapur. Lalu salah satu dari kami terjebak di sana." Salah satu wanita menjawab pertanyaan. "Yang benar saja?" Zhu Jiancheng melihat keadaan sekitar, lalu ia bergegas membisikkan sesuatu pada Wu Shi."Aku akan berjaga di luar. Sementara kau harus menyelamatkan seseorang yang terjebak
Kebakaran itu, membuat Pemilik Paviliun Mata Air tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Terlebih ada banyak benda berharga yang mungkin saja tersisa di sana, dan lagi ia tidak bisa meninggalkan para wanitanya. Dengan begitu, ia tidak bisa mengikuti perjalanan para calon pewaris. "Jika suatu hari nanti semua sudah aku selesaikan, dan para wanitaku telah menetap ke tempat yang aman, maka saya akan segera menyusul Tuan Wu Shi dan Tuan Zhu Jiancheng," ucapnya sembari memberi hormat. ***Mereka kembali melanjutkan perjalanan lagi. Setiap ujung distrik yang memiliki banyak tempat. Kadangkala mereka menemukan pedesaan kecil disertai dengan para penduduk yang hidup tentram. "Melihat mereka membuatku merasa segala keburukan takkan pernah terjadi," ucap Wu Shi. Zhu Jiancheng tersenyum sambil menepuk kepala Wu Shi dengan lembut. Lantas berkata, "Hal seperti itu mungkin sulit diharapkan. Kau tahu itu." "Aku tahu."Dalam perjalanan, para pengikut Zhu Jiancheng berniat berdiam diri sementara
Di masa depan, lebih tepatnya itu terjadi setelah beberapa tahun menikah Wu Shi berjumpa dengan seorang wanita pendekar. Pendekar itu memiliki suatu masalah sehingga dikejar-kejar oleh seseorang. Wanita yang ingin membalas budi itupun akhirnya sedikit menceritakan tentang dirinya. "Aku adalah Penjaga Wilayah Luar Kultus Putih. Hao Ling. Adikku mati terbunuh oleh kelompok yang disebut Tulang Naga. Saat ini Kultus Putih sedang diambang kehancuran, suatu saat nanti bersiaplah untuk pergi ke tempat yang lebih aman." Hao Ling memberinya sebuah peringatan. Saat itulah Wu Shi mengetahui siapa wanita itu, yakni seorang pendekar dan memiliki keahlian dalam pengobatan serta racun. Lalu jati dirinya saat itu dikenal sebagai penjaga. "Tidak apakah menceritakan tentang dirimu begitu saja? Bukankah sangat berbahaya?" "Tidak juga. Aku justru merasa aman jika bersama dengan keturunan legenda.""Apanya yang keturunan legenda? Aku sudah cacat secara fisik dan mental. Pedang yang dulu pernah membant
Setelah beberapa saat, akhirnya Wu Shi sadar kembali. Seperti yang sudah diketahui, dirinya kebal terhadap racun. Seluruh efek dari racun yang telah diberikan pun hanya membuat Wu Shi merasakan racun itu saja dan bukan berarti akan berdampak pada tubuhnya."Wah, dia tidak jadi ke alam baka nih?" Hao Ling bertanya guna memastikan. Wu Shi kemudian duduk, dan melirik sinis wanita itu. Saking sengitnya tatapan, aura kebencian itu pun ikut terasa. Hao Ling sadar bahwa Wu Shi marah besar kepadanya. "Kau menyebalkan sekali! Merenggut sesuatu yang bukan milikmu itu tak seharusnya kau lakukan!" pekik Wu Shi terlampau emosi seraya menggosokkan bibirnya berulang kali dengan punggung tangan."Maafkan aku. Aku hanya ingin memastikan saja. Lagi pula semua orang akan terkejut jika orang asing tiba-tiba menyebut namamu sebelum perkenalan bukan?" sahut Hao Ling, perkatannya masuk akal juga. "Aku tetap tidak bisa menoleransi sikapmu itu!" teriak Wu Shi. "Haha, baiklah. Anggap saja aku yang salah. L
Hao Ling datang bertamu. Wanita ini entah kenapa selalu saja membuat Wu Shi merasa aneh. Seakan ada sesuatu darinya, mungkin saja itu karena hawa keberadaannya. "Hei, Tuan Wu Shi. Sepertinya kau sudah melakukan apa yang diperintahkan buku itu.""Tentu saja. Itu karena kau menyuruhku, Penjaga Hao.""Janganlah kau kaku begitu. Aku sedih jika kau memanggilku begitu sopan, panggil saja aku Ling.""Tidak bisa. Penjaga tetaplah seorang penjaga. Lalu apa yang sebenarnya kau lakukan di tempat seperti ini?" tanya Wu Shi. "Aku hanya memastikan keamanan terhadap semua para calon pewaris. Meskipun kalian sudah dianggap pendekar, tetap saja. Aku tidak bisa membiarkan benih berharga mati.""Oh ya?""Apa kau tahu, Tuan Wu Shi?""Panggil saja namaku, tak perlu sebut tuan..""Ya, Wu Shi. Di Perguruan Tingkat Menara duel di antara murid sudah dimulai. Mereka akan berduel sesuai aturan. Sementara itu kalian bertiga mendapatkan pelatihan langsung dari para penjaga." "Aku tidak begitu tertarik dengan i
Lelaki berpakaian serba tertutup dan hitam, warnanya yang begitu gelap hampir menyerupai gelapnya malam dan rerimbun hutan. Lelaki ini adalah bagian dari ujian Wu Shi. Di bagian lembar ketiga, setelah mengambil sebuah batu giok pelindung, terdapat tulisan, "Kalahkan dia." Dan dia yang dimaksud adalah sesosok lelaki ini. "Pada akhirnya apa yang dikhawatirkan oleh kakak Zhu menjadi kenyataan."Dari ciri-ciri terlihat sekilas seperti seorang pembunuh. Tapi Wu Shi merasakan adanya keanehan di sini. "Hei, siapa pun kau! Sebelum mengalahkan dirimu, aku beri pertanyaan dan kau jawablah itu!" pekik Wu Shi. Sayangnya ucapan Wu Shi tidak didengarkan, lelaki itu langsung menerjang usai membuat gubuk menjadi setengah bangunan jadi. Bilah pedang menghantam badan tongkat, rasanya begitu berat sampai Wu Shi harus bertahan dengan kedua tangannya yang bertumpu pada senjata."HAHAHAHAHA!" Kedua mata Wu Shi terbelalak kaget saat mendengarnya tertawa begitu keras. Kini ia mengerti alasan mengapa ia