Katy menatap tajam kearah suara yang ternyata seorang wanita. Dari nadanya dia sudah bisa menebak siapa wanita itu."Tidak perlu basa-basi. Ternyata kamu yang ingin membawa milik kakakmu keluar dari Palais Royal. Apakah kamu tahu bahwa sebagian besar dari barang kakakmu itu adalah ilegal dan tidak bisa kamu miliki sebelum penyelidikan belum selesai dilakukan," Kata Katy tanpa basa-basi. Wanita berpakaian serba hitam polos dan memakai cadar diwajahnya berhasil membawa keluar peti milik Megan melalui bantuan seseorang dan Katy menebak siapa lagi kalau bukan Panglima Lucius."Untuk apa kamu menghalangi urusanku. Barang itu milikku, jangan ikut campur dalam masalah orang lain lagipula kamu bukan pejabat berwenang yang berhak melakukan penahanan. Kau pikir dirimu siapa," Jawab wanita itu sinis. Matanya menatap tajam seakan ingin membunuh Katy."Tentu saja aku berhak ikut campur. Kematian kakakmu sampai sekarang masih dalam penyelidikan dan itu ada hubungannya dengan situasi di Palais Roya
"Jadi benar kamu bekerja sama dengan Nyonya Maja pemilik rumah obat Selalu Sehat pantas dia mencurigaiku saat aku pergi kesana. Kenapa kamu tidak mengembalikan uang itu. Apakah memang menjadi bagian rencanamu untuk merampok uang Nyonya Maja?" Tanya Katy penasaran. Mungkin Megan sudah punya rencana kedepannya dengan uang yang dikumpulkan dari penjualan narkoba. Dia tersenyum sinis," Nyonya brengsek itu selalu membuat kesepakatan harga berubah-ubah sehingga merugikan diriku tapi kalau aku komplain dia mengancam akan menghentikan pasokan dan akan melaporkan ke Pimpinan Palais Royal serta Pengawal Istana dan itu akan membuat diriku dipecat dan ditahan karena menjual obat yang jelas-jelas dilarang menurut aturan kerajaan. Sampai akhirnya timbul ide dalam pikiranku untuk membuat sandiwara kalau aku mati. Secara kebetulan Nyonya Maja mencari dirimu untuk menemani Prince Hector karena pasti kamu tidak akan mau maka aku menawarkan diri sekaligus untuk menjalankan sandiwaraku. Kenapa aku memi
Wade dan Tobias heran melihat Katy malam-malam begini keluyuran. Apakah Nona Katy patah hati karena tahu bahwa istana mengadakan jamuan untuk rombongan Gubernur Ariel yang tujuannya untuk menjodohkan Putera Mahkota Hector dan Nona Julia?Melihat Wade dan Tobias Katy segera turun dari keretanya. Jalannya agak sempoyongan karena rasa pusing dikepala sampai sekarang belum hilang," Apa yang membawa Pengawal Wade dan Pengawal Tobias kemari. Ada sesuatu yang pentingkah?"Tobias cepat menjawab," Ah tidak apa-apa. Kebetulan Prince Hector membebaskan kami dari tugas dan tidak butuh pengawalan. Kami hanya berjalan-jalan mencari angin. Darimana Nona Katy malam-malam begini. Sangat berbahaya berkeliaran diluar jam segini. Apakah Nona merasa tidak tenang dan habis minum?"Pengawal Tobias saat melihat Katy berjalan sempoyongan mengira Katy habis minum-minum ditempat lain."Bagaimana aku bisa tenang kalau ada hal-hal yang mengganggu pikiranku," Katy mengatakan hal ini merujuk pada peristiwa yang dia
"Jaga dia. Aku akan keluar sebentar memberitahu Nona Katy," Kata Pengawal Wade dan segera dia bergegas meninggalkan kamar untuk menemui Katy.Diluar Katy merasa cemas. Perasannya tidak enak. Kenapa Pengawal Wade lama sekali didalam. Tobias menanyakan apa yang terjadi. Katy menceritakan secara singkat kejadiannya. Mendengar penjelasan Katy hati Pengawal Tobias seperti dipukul palu. Dia tidak mengira malam ini justru terjadi peristiwa yang mengerikan di Palais Royal.Bagaimana dia akan melapor kepada Prince Hector. Sudah terbayang wajah murka tuannya disaat nanti mendengar kasus ini.Prince Hector dalam keadaan mood yang tidak baik beberapa hari akibat desakan ayahnya untuk menerima perjodohan dengan anak Gubernur Ariel. Hal-hal yang tidak berkenan dihatinya akan membuat dirinya menumpahkan kemarahannya kepada kedua pengawal Tobias dan Wade.Saat dipesta pertemuan keluarga tidak ada senyum sedikitpun yang menghias wajahnya. Yang ada hanya raut muka beku ibarat salju dipuncak gunung es.
Dari kejauhan terlihat Pengawal Wade berjalan tergesa-gesa menghampiri Prince Hector dan membisikkan sesuatu ketelingannya.Seketika raut wajah Hector terlihat mengerikan. Dia beranjak dari kursi tanpa memperdulikan siapapun yang ada diruangan pesta dan tidak ada yang menyadari kepergian mereka.Hanya Panglima Lucius yang tahu dan menyipitkan mata saat Prince Hector pergi meninggalkan kursinya diikuti oleh Pengawal Wade.Kudanya dipacu kencang menuju Palais Royal. Yang dipikirkan hanya satu orang dan membuat hati Prince Hector tenggelam kedasar sungai.Sampai di Palais Royal setengah berlari dia menuju kebekas gudang yang ditunjuk oleh Wade. Rasa panik nampak jelas diwajahnya.Ketika dia masuk ke kamar melihat Gu Balin membersihkan luka Katy dengan cairan antiseptik emosinya justru naik keubun-ubun. Suasana hatinya yang buruk sejak awal menjadi bertambah parah melihat perlakuan Gu Balin kepada wanita kesayangannya."Minggir....!" Hardiknya seraya menarik kerah baju Gu Balin. Gu Balin
Katy hanya diam dan tidak membalas sedikitpun ciuman Hector. Rasanya dia menjadi pecundang membayangkan bagaimana Hector telah memiliki tunangan dan malam ini justru pesta perjodohan mereka. Katy seolah wanita penggoda yang ingin mencuri tunangan orang lain.Tanpa disangka Wade datang dengan dokter istana yang pernah merawat Katy sebelumnya. Mereka ternganga melihat adegan Prince Hector dalam posisi mencium Katy diranjang."Ehm...ehm..." Pengawal Wade berdehem menyadarkan mereka berdua. Prince Hector melepaskan ciumannya dengan puas dan raut wajahnya tampak biasa-biasa saja berbeda dengan Katy wajahnya bersemu merah dadu dan terlihat malu."Pangeran hamba datang dengan dokter istana," Kata Wade cepat-cepat takut disalahkan karena tidak mengetuk pintu lebih dulu. Mau mengetuk pintu namun pintu kamar sudah dalam keadaan terbuka.Prince Hector berdiri dari tempat tidur dan memerintahkan dokter untuk memeriksa kondisi Katy."Dokter coba lihat lukanya apakah parah dan beri dia perawatan da
Pengawal Tobias menunjuk seseorang yang pingsan dengan keadaan terikat dan mulut tersumbat kain. Wajahnya tidak jelas karena agak gelap."Siapa dia. Aku ingin melihatnya," Prince Hector mendekat kearah yang ditunjuk Pengawal Tobias.Begitu Prince Hector mendekat dia sepertinya mengenal wajah ini tapi dimana dan siapa?"Apakah Tuan tidak mengenalinya atau lupa?" Pengawal Tobias mencoba menggali ingatannya."Apa aku mengenalnya?" Ujar Hector balik bertanya. Banyak wanita yang mengenal dirinya tapi dia tidak pernah mengingat wanita yang pernah berhubungan dengannya kecuali satu orang wanita kesayangannya."Dia Megan. Wanita yang pernah berkencan dengan Tuan dan ditemukan mati keesokan harinya," Ujar Tobias separuh berbisik."APA...?" Prince Hector membelalak tidak percaya."Jadi selama ini dia tidak mati lalu dimana dia bersembunyi dan dengan siapa dia berkomplot. Bawa dia kepenjara bawah tanah. Aku sendiri yang akan menginterogasi," Prince Hector ingin mendengar dari mulut Megan sendiri
Pintu penjara dibuka oleh petugas dan masuklah Hector. Pengawal Tobias dan Wade menunggu didepan pintu.Prince Hector melangkah dengan keanggunan seorang pria penyandang gelar putera mahkota. Wajahnya yang menawan ditambah dengan hidung lancip sempurna sungguh menggambarkan figur bangsawan kelas atas. Jubahnya melambai terlihat garang dan hawa dingin menyebar dalam ruangan membuat Megan gemetar. Prince Hector ibarat sosok dewa pencabut nyawa saat bertugas, sangat berbeda dengan Prince Hector yang dilayani waktu itu. Sikapnya tetap dingin namun tidak terlihat kekejaman diwajahnya.Tiba-tiba dia menghampiri Prince Hector dan menjatuhkan diri dikakinya," Pangeran hamba mohon ampun. Saya tidak merampok harta Palais Royal. Saya hanya akan mengambil milik saya,"Prince Hector mundur selangkah karena tidak ingin wanita ini bersujud dikakinya. Prince Hector tidak mengingat wajah Megan dengan jelas namun tiba-tiba dia mengingat pengalaman yang pernah dilakukan dengan wanita ini. Dia melakukan