Home / Romansa / Penakhluk Hati sang Miliarder / Salah menangkap orang

Share

Salah menangkap orang

Author: Suzy Ru
last update Huling Na-update: 2024-03-05 11:50:49

Alis Darren bertaut seketika. Dahinya mengernyit menatap wanita yang begitu berani menuduhnya sebagai seorang pencopet.

"Hah, aku tak habis pikir. Melihat orang berpenampilan layaknya kerja kantoran seperti Anda, tapi sangat hobi dalam mencopet. Apa Anda tidak malu dengan semua itu?" Pertanyaan Natasha yang seketika membuat semua orang di sekitar menoleh ke arahnya.

Darren menegak salivanya dengan paksa. Untuk kali pertama, ia di permalukan oleh orang yang tidak di kenal tepat di depan semua orang. Sungguh, suatu hal yang sangat memalukan dalam kehidupannya. Sejenak,  dua bola manik matanya beralih menatap Natasha dari bawah ke atas.

"Apa kamu security baru di sini?" tanya Darren memastikan.

Natasha tersenyum sinis. Kedua tangannya menopang di dada, menatap lelaki yang harus segera  ia tangkap.

"Apa jawaban itu sangat penting bagi Anda?" Natasha mulai melangkah dan dengan cepat memelintir tangan Darren dan  memborgolnya.

"Apa-apaan ini!" 

"Sekarang, Anda tak bisa lari lagi!"  ketus Natasha memicing. Memperlihatkan tangan mereka yang telah terikat dalam satu borgol.

Darren menghela nafas panjang. Niat hati, ia ingin membalas memelintir tangan yang ukurannya lebih kecil dari tangannya. Namun, ia sadar. Ia seorang lelaki yang tak mungkin melawan seorang wanita. Apalagi di depan banyak orang.

 Jemari tangan kanannya mulai meraih handphone yang selalu berada di dalam saku celana. Berusaha menghubungi Bara agar bisa terlepas dari fitnah yang ia terima. Tapi, siapa sangka. Di saat mendesak seperti ini, Bara tidak menjawab telepon darinya.

"Hallo, Pak! Saya sudah menangkapnya," kata Natasha menghubungi pak Angga.

Natasha tersenyum sinis menatap Darren yang mencoba mencari pertolongan untuk terbebas darinya.

"Bisa-bisanya dia tidak menjawab telepon dariku?" gerutu Darren.

'Ganteng- ganteng tapi pencopet!' gumam batin Natasha sinis. Sesaat, natasha berpaling ketika Darren berganti menatap dirinya.

"Apa kamu bisa melepaskan borgol ini?" pinta Darren.

Natasha menoleh. Senyum sinisnya kembali mengembang. 

"Hanya sebentar saja!" pinta Darren.

"Kita ke ruang keamanan dulu. Jika semua sudah selesai, saya akan melepaskan borgol ini," ucap Natasha yang begitu enteng.

Lagi dan lagi, Darren harus merelakan dirinya di buat pasrah oleh wanita yang baru saja ia jumpa. Memandang tangan putih nan mulus yang sedari tadi berdampingan satu borgol dengan tangan kirinya.

Sesampai di ruang keamanan, beberapa staf di buat terkejut melihat natasha yang dengan berani memborgol tangan anak pemilik mall tersebut. Yang saat ini memegang kendali penuh laju kembangnya mall tersebut. 

"Ini orangnya, Pak!" 

Dengan penuh percaya diri, Natasha tersenyum senang akan keberhasilannya  dalam menangkap seorang penjahat. 

Pak Angga menoleh dan sangat terkejut dengan apa yang di lihat.

Aaaaaaa

Alis natasha bertaut melihat tingkah atasan security yang berteriak seperti layaknya seorang wanita.

"Ada apa? Kenapa bapak berteriak seperti itu? Apa bapak takut dengan pencopet ini?" tunjuk Natasha ke arah Darren.

Pak Anggapun mengernyitkan dahi saat  tuduhan natasha tertuju ke arah Darren, orang yang merupakan pemilik tempat yang menjadi ladang emas bagi mereka. 

"Bukan begitu, Natasha!" kata pak Angga yang membuat senyum Natasha mengembang kembali.

"Huft! Aku pikir kenapa?" Lirih Natasha."Bagaimana? Apa kali ini bapak sudah yakin kalau saya sangat jago dalam menangkap penjahat?"

Darren hanya mendesah sebal. Telinganya seakan panas mendengar ocehan yang tak jelas dari mereka.

"Natasha," kata pak Angga terhenti.

"Bapak tenang saja. Dia tak akan kemana-mana kok! Lihatlah!" ucap Natasha memperlihatkan borgol yang terikat. Tersenyum manis seraya menaikkan kedua alisnya. Sungguh , betapa bahagia hatinya saat ini dengan apa yang telah ia perbuat. Menangkap seorang pencopet untuk kesekian kalinya.

"Tapi, Natasha!" Lagi dan lagi perkataan pak Angga terhenti kembali saat kedua bola matanya beralih menatap ke arah Darren yang terlihat menyimpan amarah yang begitu besar.

"Sudahlah, Pak! Lebih baik sekarang bapak hubungi ibu- ibu yang kecopetan tadi. Dan serahkan saja pencopet ini padanya. Mau jalur damai atau ke jalur hukum?" ucap Natasha enteng.

"Natasha, jangan menu ...," ucap pak Angga terhenti saat benda layar pipih mengganggunya."Iya, Bu!" jawab pak Angga melangkah pergi menjauh dari mereka.

"Membuang waktu saja!" gerutu Darren.

"Ehhhh!"

 Natasha terkejut saat tangannya tertarik dengan keras.Menoleh dan melirik ke arah Darren yang duduk begitu saja tanpa permisi lebih dulu.

'Sialan! Bisa-bisanya dia menarikku dengan keras. Sakit banget lagi!' keluh Natasha mengernyit menahan sakit di tangannya. 

Alih-alih tak mau dirinya capek.  Natasha memutuskan untuk duduk tepat di samping Darren. "Kenapa pencopet ini terlihat biasa saja? Dan raut wajahnya sama sekali tak menyimpan rasa bersalah sedikitpun dengan apa yang telah ia perbuat," gumam batin natasha memicing.

Sejenak, bibir mungilnya merapat memperhatikan Darren yang terlihat begitu sibuk dengan benda layar pipih yang menempel di telinga. Sungguh, terlihat begitu perfect dan auranya semakin kian terpancar.

'Kenapa kalo di lihat dari segi  penampilan, dia tak seperti seorang pencopet. Malahan, dia terlihat sangat cocok menjadi seorang boss?' Natasha semakin tercekat."Tapi, sepertinya aku pernah melihatnya." 

Natasha berpikir sejenak. Mencoba mengingat kembali wajah pencopet yang baginya sangat familiar.

'Mungkin saja, pencopet ini berkeliaran di mall ini. Dan aku tak menyadarinya. Yah, mungkin seperti itu. Mana mungkin juga pencopet ini seorang boss? Yang ada dia tuh boss pencopet. Hah, untung saja aku mengambil borgol milik om Angga. Jadi, aku bisa menangkap pencopet ini dengan mudah.'

Natasha tersenyum melihat tangannya yang masih terikat dengan borgol. 'Dan, sudah pasti Madam Ayu akan memberikan bonus besar padaku. Jadi, aku bisa mengembalikan uang orang kaya itu!'

 Dan tanpa sadar ia menyatukan kedua telapak tangan dan menciumnya secara perlahan.

Darren menoleh. Sudut matanya mengerut melihat tingkah laku aneh security tersebut.

'Dasar gila!' gumam batin Darren berpaling.

Natasha menunduk menatap seragam security yang ia kenakan. Seragam yang baru beberapa hari ia pakai, ternyata menjadi hoki bagi dirinya.

Tek

Jentikan tangan Darren membuat Natasha terkejut. 

"Apa masalah ini bisa di selesaikan lebih cepat?" tanya Darren lirih.

Natasha berpaling mengimbangi tegakan salivanya yang mengalir dengan paksa. Senyum yang sempat tertoreh, perlahan mulai menghilang dan kembali bersikap tegas.

"Kita akan menyelesaikannya jika pemilik dompet ini datang," tegas Natasha.

"Benar-benar membuang waktuku saja," gumam Darren menghela nafas sembari mengendorkan dasi yang terasa memekik lehernya.

Natasha mendesah sebal saat perkataan Darren terdengar begitu jelas.

"Sungguh, sangat di sayangkan orang setampan Anda menjadi seorang pencopet," ujar Natasha yang seketika membuat Darren menoleh. Menatap sinis ke arah wanita yang sangat berani kepadanya.

Pak Angga mematikan ponselnya. Tenggorokannya seakan tercekat melihat natasha yang tak berhenti memberikan ceramah pada orang yang seharusnya di hormati dan di segani oleh semua karyawan di Mall tersebut.

"Natasha!" panggil pak Angga.

"Ya, Pak?" Natasha menoleh. Wajah cantiknya berseri menampakkan senyum yang teramat manis. Seakan bersiap menerima pujian yang akan di terima."Apa bapak sangat menyukai kerja keras saya ini? Tak kalah hebat kan dari security yang lain?"

"Iya. Saya sangat menyukai kerja keras kamu ini. Tapi masalahnya, bukan dia pencopetnya," tutur pak Angga menjelaskan.

Seketika, senyum manis Natasha memudar. Tenggorokannya seakan kering mendengar penuturan dari atasannya tersebut. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap melihat lelaki yang ia tangkap masih sibuk dengan ponsel yang menempel di telinga.

"Bukan dia?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Dia adalah orang kaya itu

    "Bukan dia?" tanya batin Natasha berpaling. Bibirnya merapat mengimbangi lentik bulu matanya yang tak berhenti mengerjap. Seolah-olah masih tak percaya dengan apa yang terlontar dari mulut pak Angga."Serius, Pak? Bapak sedang bercanda, kan?" lirih natasha memastikan. Helaan nafas panjang mulai keluar dari hidung mancung natasha saat pak Angga menggelengkan kepala."Lepaskan borgolnya sekarang! Jika tidak, bisa-bisa pekerjaan kita yang akan jadi taruhannya!" Perkataan Pak Angga seketika membuat Natasha takut setengah mati. Bagaimana tidak, jika ia kehilangan pekerjaannya hanya gara-gara kecerobohan yang telah ia lakukan. Bisa-bisa, ia akan menjadi gelandangan di luar sana. Hal yang paling menakutkan dalam kehidupan bagi Natasha Amora."Apa konsekuensinya seperti itu?" bisik natasha memastikan. "Heem. Apalagi berhadapan dengan dia. Bisa hancur kehidupan kita nantinya," jawab pak Angga begitu meyakinkan.Natasha mengulum bibir mungilnya. Pandangan bola matanya beralih menatap ke arah

    Huling Na-update : 2024-03-05
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Merasa bersalah

    "Kamu tau, anak pemilik mall ini orangnya sangat tegas. Banyak karyawan yang di mutasi tanpa sebab yang jelas."Perkataan Dea, salah satu security yang kembali melintas dalam benak Natasha. Helaan nafas mulai keluar secara perlahan mengimbangi rasa gugup yang datang.'Bagaimana bisa aku salah menangkap orang? Dan kenapa orang itu pemilik mall ini!' gumam Natasha dalam hati.'Apa aku akan di mutasi gara-gara kesalahanku ini? Oh no! Ya Tuhan, apa yang telah aku lakukan. Jika aku tau dia pemilik mall ini, aku tak mungkin berbicara kasar padanya, apalagi memelintir tangannya hingga kesakitan. Ya Tuhan, tolonglah aku. Semoga dia bermurah hati memaafkanku!' gumam batin Natasha berdoa seraya menutup mata.Perlahan, ia mulai membuka kedua matanya. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap mengimbangi detakan jantung yang berdetak begitu kencang saat darren sudah berdiri di hadapannya dengan pandangan yang begitu tajam.'Semoga saja kata pecat tidak keluar dari mulutnya!' gumam batin nata

    Huling Na-update : 2024-04-25
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Permintaan maaf

    'Ratu!' gumam batin Darren tersenyum tipis. Rasa rindu yang terpendam beberapa tahun tak bertemu, akhirnya mulai hilang dengan kedatangan sahabat dekatnya."Jika aku datang kepadamu sebelum usiaku 25, itu berarti keinginanmu terwujud!" Perkataan Ratu kembali terlintas dalam benaknya.'Dia benar-benar mewujudkannya!' gumam batin Darren tersenyum senang.Namun, senyum manis itu mendadak memudar saat wanita itu membalikkan badan."Selamat malam, Pak Darreen!" ucap Natasha mengembangkan senyum manisnya.'Dia lagi!' gumam Darren dalam hati. Menghela nafas panjang seraya menatap ke arah arloji yang melingkar di tangannya."Maaf mengganggu waktu malam Anda. Sebenarnya saya ingin bicara dengan bapak besok, tapi ..." jelas Natasha terhenti."Saya mau pergi! Jika ini tentang pekerjaan, kamu bisa berbicara besok pagi!" kata Darren lantas berlalu. Melangkahkan kaki ke arah mobil jeep yang terparkir tak jauh darinya.Lagi dan lagiLangkah kaki Darren terhenti. Dua matanya menyipit menatap natasha

    Huling Na-update : 2024-04-26
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Menjadi sopir pribadi

    "Kenapa diam? Apa kamu keberatan?" tanya Darren memastikan. Memandang wanita yang tadinya gencar menginginkan keinginannya kini seolah-olah keberatan dengan semua itu."Apa keinginan bapak tak ada yang lain? Jujur, saya sangat keberatan dengan permintaan bapak itu. Saya akan melakukan apapun permintaan Anda, asalkan jangan menyuruh saya untuk berhenti bekerja. Jika bapak menyuruh saya untuk berhenti bekerja, bagaimana saya bertahan hidup? Saya bukan Anda, Pak! Yang mempunyai segalanya. Saya hanyalah orang biasa yang membutuhkan pekerjaan untuk makan."Darren menghela nafas secara perlahan. Hatinya mulai berdesir saat mendengar perkataan natasha yang terucap. Ia tak habis pikir, di balik wajah cantik dan berpenampilan seperti orang kecukupan, ternyata ada kenyataan pahit di dalam kehidupan wanita tersebut.***Lentik indah bulu mata Natasha tak berhenti mengerjap. Merengkuh guling yang ia dekap untuk menghangatkan tubuhnya setelah di guyur hujan setengah jam yang lalu."Saya akan memaa

    Huling Na-update : 2024-04-27
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Di balik sifat cueknya

    Dengan cepat, ia membuka pintu mobil dan mengejar pak Danu yang akan masuk pintu rumah yang berdiri kokoh tak jauh darinya."Pak Danu!" teriak Bara menghentikan langkah pak Danu."Mas Bara," jawab pak Danu membalikkan badan. "Bapak ngapain di sini? Bukankah seharusnya bapak mengantarkan Darren untuk pergi ke luar kota?" cecar Bara penasaran."Nyonya besar menyuruh saya untuk menjadi sopir pribadinya kembali, Mas!" jawab Pak Danu yang membuat Bara mengerling."Menjadi sopir pribadinya tante ayu lagi? Jika pak Danu kembali ke sini, lalu siapa yang mengantar Darren pergi keluar kota? Dan tak mungkin juga, kalo dia pergi seorang diri?" gerutu Bara mulai bingung."Maaf, Mas. Saya juga kurang tau!" jawab pak Danu."Kenapa dia tak menyuruhku untuk mengantarkannya? Apa dia nekat pergi ke luar kota seorang diri?" tanya batin Bara menopangkan kedua tangan di pinggang.****Di mobil, Natasha sesekali melirik ke arah spion yang memperlihatkan wajah Darren yang duduk di belakangnya.Terlihat beg

    Huling Na-update : 2024-04-28
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Pelukan hangat

    "Hotel?" tanya Natasha bingung. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap. Tatapan matanya beralih menatap ke arah langit yang mulai menghitam."Masih ada meeting lagi?" lirih Natasha terkejut saat Darren melempar sebuah kertas menggumpal pada dirinya."Mulai saat ini, hilangkanlah sikap aneh kamu itu ...," kata Darren berpikir sejenak. Bingung! Siapa nama sebenarnya sopir pribadinya itu."Siapa nama kamu?""Natasha, Pak. Panggil saya Natasha. Atau bapak juga bisa panggil saya cacha. Seperti ...," ucap Natasha terhenti."Masuk mobil dan antar saya ke hotel. SEKARANG!" tegas Darren melangkah pergi."Baik, Pak!" jawab Natasha mulai menutup pintu mobil."Huft! Dasar boss sombong!' gumam batin Natasha bergegas masuk ke dalam mobil. Bersiap melajukan kendaraannya untuk mengantar boss yang menurutnya sangat sombong dan rese.Di mall, Bara terdiam sejenak. Dua bola matanya berputar menyaksikan orang-orang yang berjalan lalu lalang di depannya.Sejenak, ia menunduk menatap ke arah benda

    Huling Na-update : 2024-04-29
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Kekasih sementara

    Sejenak, senyum Natasha memudar melihat orang yang mengetuk pintu bukanlah pelayan hotel yang mengirim makanan untuknya. Melainkan orang itu adalah Darreen Andaraksa, atasannya sendiri."Ba ...," kata Natasha terhenti ketika Darren memeluknya tiba-tiba. Tenggorokannya tercekat. Kedua bola matanya mengerling saat pelukan hangat mendekap tubuhnya dengan erat. Aroma khas yang di miliki bossnya kian menghipnotisnya, meskipun hanya sesaat."Bantu saya mengusirnya! Saya akan memberikan apapun yang kamu minta," lirih Darren yang membuat Natasha bingung dengan maksud bossnya itu."Kak Darren!" Natasha mendongak. Mata indahnya tertuju pada wanita cantik bertubuh mungil berdiri tepat di depannya. Mematung, menyaksikan drama yang telah di buat bossnya itu.Sejenak, natasha terkejut saat kehangatan yang menghampirinya perlahan menghilang. Bibirnya merapat menatap lelaki berpenampilan rapi dan menarik itu mulai melepas pelukannya."Siapa dia, Kak?" tunjuk Agatha ke arah Natasha yang masih mengen

    Huling Na-update : 2024-04-30
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Gara-gara foto

    "Tapi, masa' iya itu punyanya cacha? Lagian, ngapain juga dia ke sini?"Bara tersenyum tipis. Jemari tangannya dengan cepat meraih kacamata yang menempel di kedua matanya."Bara-bara, bagaimana mungkin sepeda itu milik cacha. Yang ada sepedanya cacha, kemungkinan sudah berada di loakan," kata Bara seraya menggelengkan kepala. Mengingat kembali, momen indah antara dirinya, natasha dan sepeda kesayangan Natasha waktu dulu."Argh! Ngapain juga aku pusing mikirin sepeda itu. Kurang kerjaan banget." Bara meraih benda layar pipih yang tergeletak di atas meja. Menunggu sebuah pesan yang mungkin ada dari sepupunya."Tumben banget dia tidak mengaktifkan handphone?" Bara meletakkan kembali ponselnya. Jemari tangannya dengan cepat mengendorkan dasi merah marron yang terasa memekik leher. Membuang nafas seraya menopangkan kedua kaki tepat di atas meja yang ada di depannya."Hari yang melelahkan! Sebelum ke sini, seharusnya aku mampir dulu ke tukang urut. Tubuhku rasanya pegal-pegal semua!" gumam

    Huling Na-update : 2024-05-01

Pinakabagong kabanata

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Mendadak menikah

    Mama ayu mengernyit heran melihat Darren yang memberikan sesuatu pada lelaki itu dan pergi meninggalkannya."Lah!Mau ke mana dia?" tanya mama ayu bergegas turun dari mobil. Mencoba mengejar sang putra, meski tak berhasil.Kedua tangan menopang di pinggang seraya memicing ke arah mobil putih yang di kendarai Darren."Mau ke mana anak itu? Bisa-bisanya, dia meninggalkan mamanya seorang diri di jalan. Dan haruskah aku mengemudi seorang diri untuk pulang ke Jakarta? Menyebalkan! Dia pasti memilih ...." kata mama ayu terhenti saat Danu menghampiri."Maaf, Nyonya! Saya Danu, sopir pribadi opa Andara. Saya akan mengantar nyonya untuk pulang ke Jakarta," kata Danu begitu sopan.Mama ayu hanya mendesah sebal. Mau tak mau, ia harus pulang tanpa Darren."Apa kamu tau Darren mau ke mana?" tanya mama ayu mengernyit ketika Danu menggelengkan kepala."Maaf, Nyonya. Saya kurang ....""Sudah ku duga, kamu tak tau! Ya sudah! Buruan! Antar saya pulang sekarang!" ucap mama ayu melangkah memasuki mobil yan

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Amarah mama ayu

    "Ayu, kenapa dia datang ke sini?" tanya batin mama dewi seakan tak percaya melihat mantan sahabatnya datang bersama calon menantunya."Dewi Kumalasari?" tanya batin mama Ayu yang juga terkejut melihat orang yang di benci hampir dua puluh tahun itu berada di ruang rawat calon besannya."Jangan-jangan dia itu ... Tidak-tidak! Tidak mungkin aku berbesanan dengannya?Tidak! Dan itu tak mungkin terjadi! Siapa tau juga, dia itu hanyalah tamu atau kerabat jauh dari natasha. Yah, semoga saja begitu!'"Ayo, Ma!" ajak Darren membuyarkan lamunan mamanya.Mama ayu membuang nafasnya secara perlahan. Menegakkan tubuh dan berusaha bersikap seperti biasanya. Menganggap kehadiran orang yang pernah membuat luka di hatinya seolah-olah tidak ada.Natasha berdiri dan tersenyum menyambut kedatangan Darren dan mama ayu. "Ma, pa, kenalkan ini mama ayu. Mamanya mas Darren!" ucap Natasha seketika membuat mama Dewi dan mama ayu saling menatap satu sama lain. Seperti terkena tamparan keras pada keduanya saat per

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   pertemuan

    "Papa!" Teriak natasha yang terbangun dari tidurnya. Helaan nafas panjang keluar dari mulut dan hidung mancungnya."Syukurlah! Semua itu hanya mimpi," ujar natasha memegang dada seraya mengatur nafasnya secara perlahan. Bibirnya merapat. Dua bola matanya berputar mencari keberadaan Darren dan sang sopir yang meninggalkan dirinya dalam mobil seorang diri.Sejenak, alisnya bertaut melihat Darren dan pak sopir sedang berbicara dengan seseorang di pinggir jalan. Terlihat begitu jelas, Darren mengeluarkan beberapa uang dari dompet dan menyerahkannya pada lelaki tua renta itu."Tapi, ini kebanyakan, Nak!" ucap Kakek penjual jagung rebus itu."Tak apa, Kek. Sisanya buat kakek!" kata Darren mengembangkan senyum manisnya."Terimakasih ya, Nak. Terimakasih banyak. Semoga Allah membalas kebaikanmu ini," ujar kakek itu tak mampu menahan rasa haru yang datang menghampiri.Di mobil, natasha tersenyum senang saat membaca sebuah pesan dari mamanya."Alhamdulillah. Papa sudah melewati masa kritisnya,"

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Cinta pada pandangan pertama

    "Apa kamu mau?" tanya Bara membuyarkan lamunan ratu.Ratu tersenyum tipis. Dengan perlahan, ia meraih kartu kredit yang masih berada di tangan Bara. Satu barang yang akan menyelesaikan masalah dalam hidupnya saat ini."Tentu saja, aku mau!" ucap Ratu menorehkan senyumnya.Bara tersenyum tipis. Ia benar-benar tidak menyangka, ratu menerima tawaran yang di berikan oleh Darren. Padahal, ratu pernah bilang kepadanya kalo dia ingin menjadi seorang artis saja. Tak mau jadi pekerja kantoran seperti dirinya dan Darren."Seriously?" Bara memastikan."Heem!" jawab Ratu dengan yakin."Argh, aku benar-benar beruntung memiliki kalian berdua. Di saat kondisiku seperti ini, kalian selalu ada untukku," tutur Ratu."Lalu, saat di Amerika. Siapa yang menolongmu di saat kamu terjatuh?" Bara mulai kepo dengan kehidupan Ratu di negeri orang."Hah, untungnya. Selama dua tahun hidup di sana, aku dalam keadaan baik-baik saja," ujar ratu menorehkan senyum yang teramat manis."Syukurlah! Aku tak bisa bayangkan

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Kabar buruk

    "Mama sudah datang!" Darren membantu natasha merapikan kancing baju miliknya.Natasha menghela nafas panjang. Senyumnya mengembang saat apa yang ia pikirkan tidak terjadi padanya."Bagaimana bisa kamu memasukan kancing ini tidak pada tempatnya? Apa kamu berniat menggoda imanku lagi?" Natasha mengerucutkan bibirnya. Ia mendengus sebal saat Darren mencoba menggodanya."Ishhh, apaan sih!" gumam natasha melangkah pergi meninggalkan Darren yang tersenyum tipis.Di teras rumah, madam ayu berbalik dan tersenyum sumringah saat melihat putra dan calon menantunya keluar dari rumah."Mama tak mengira lho, kamu bisa ada waktu untuk fitting baju pengantin," ujar madam ayu yang tertuju ke arah sang putra tercintanya itu."Ehm, apa mungkin ini semua karena rayuannya natasha?"Alis natasha bertaut seketika. Tenggorokannya tercekat saat pertanyaan itu terdengar menyindir dirinya."Aduh, kenapa mama bilang seperti itu, sih? Apa mungkin, mama tau ya kalo aku dan dia melakukannya?" gumam batin natasha ta

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   masa lalu madam ayu

    "Siapa yang sakit?" tanya natasha melangkah menghampiri Darren. Mengernyitkan dahi saat melihat calon suaminya seolah-olah berpikir untuk menjawab pertanyaan darinya. "Dia pasti marah besar, jika tau ratulah yang sakit," gumam Darren merapatkan bibirnya. Menghela nafas panjang mengimbangi rasa gugup yang datang menghampiri."Siapa yang sakit, ya? Sampai-sampai dia berpikir keras untuk menjawab pertanyaan dariku?" tanya batin natasha memicing menatap Darren yang masih terdiam seribu bahasa."Amora, sebenarnya ...," kata Darren terhenti saat kedua lengan putih mulus tanpa goresan itu melingkar pada lehernya.Kecupan kecil juga meleset tepat di pipi kanannya. Membuat tubuh kekar nan atletis itu meremang seketika. "Aku tak akan marah jika kamu memberi perhatian pada orang lain. Asalkan, tidak berlebihan!" tutur natasha mencubit hidung mancung yang di miliki Darren."Meskipun, orang itu pernah membuatmu cemburu?" Pertanyaan Darren yang membuat natasha bisa menebak siapa yang di maksud c

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   kekhawatiran Darren

    Ratu menyeringai. Wajahnya yang tadinya sedih dengan keadaan yang ada, kini mulai memancarkan rona kebahagiaan yang dalam saat ada perhatian lebih yang tertuju padanya."Aku tau. Meskipun kamu memilih wanita lain untuk menjadi istrimu, tapi di hati kecilmu itu, masih terselip namaku. Hah, andai saja aku menemuimu di hari ulang tahunku itu, mungkin aku tak merasakan penyesalan yang teramat sangat seperti ini!" gumam batin Ratu menghela nafas panjang. Rasa sakit yang ada di tubuhnya seakan berkurang akan perhatian yang ia dapatkan dari orang yang pernah ingin menjadikannya sebagai seorang istri.CeklekRatu beralih menatap ke arah pintu masuk yang mulai terbuka. Senyumnya memudar saat melihat lelaki tampan yang datang menemuinya bukanlah Darren. Melainkan, Bara. Sepupu Darren yang selalu menjadi tempat curahan hatinya waktu dulu."Bara!" kata batin Ratu menegak ludahnya yang mengalir membasahi tenggorokannya. Sungguh, ia tak menyangka jika orang yang di anggap oleh perawat sebagai kek

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Kecelakaan

    Dengan cepat, jemari tangan Darren mengetik sebuah pesan yang tertuju pada sekertaris pribadinya, Bara."Semoga saja Ratu tidak kenapa-kenapa?" harap Darren dalam hati. Berbalik dan melangkah menghampiri Natasha yang tersenyum padanya."Apa kamu tidak ganti baju dulu?" tanya natasha."Apa berpakaian seperti ini, aku terlihat jelek?" Pertanyaan Darren yang seketika membuat natasha terkekeh pelan."Bukan seperti itu! Hanya saja, rasanya tidak sopan saja jika CEO sepertimu mengenakan pakaian santai seperti ini!" ucap Natasha memegang bawah celana pendek yang di kenakan Darren."Nanti, kalo di jalan tiba-tiba bertemu dengan teman atau klien kamu bagaimana?""Ya sudah, aku akan ganti baju dulu! Ok!" ujar Darren menggabungkan telunjuk dan jari jempolnya hingga berbentuk huruf 'O'. "Ok!" lirih natasha tersenyum senang.Natasha menghela nafas panjang. Sungguh, ia tak habis pikir sejak kejadian semalam, Darren bersikap berbeda. Senyum yang selalu terkunci itu mendadak terbuka dengan sendirinya

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   posesif

    Darren melepas pelukan itu secara perlahan. Menatap hangat sang sahabat yang tersirat dengan jelas menyimpan perasaan yang begitu mendalam kepadanya."Aku juga sangat merindukanmu, Ratu! Sudah berapa tahun kita tidak berjumpa!" Darren menyeringai."Benarkah? Kamu juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan?" tanya Ratu tersenyum senang saat Darren menganggukkan kepala. Hati yang kemarin terasa sakit mendadak terobati akan sikap perhatian orang yang begitu mencintai dirinya waktu itu."Aku tak salah mengira! Dia masih sangat menginginkanku untuk menjadi miliknya. Aku yakin dia tidak mencintai kekasihnya itu. Dan mungkin saja, karena ketidakhadiranku di waktu ulang tahunku, dia menjadikan wanita itu sebagai kekasihnya di depan keluarga besarnya. Kali ini, aku tak mau menyesal untuk kedua kalinya. Aku akan berpindah keyakinan untuk bisa hidup bersamanya!" gumam batin Ratu berbinar."Aku sangat merindukan saat kita bermain bersama, bercanda bersama dan hang out bersama. Aku sang

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status