Share

222: Aku ikut!

Penulis: A_W
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Yah, mungkin seperti itu kejadiannya dan …,”

“Lyodra, ayo,”

“Eh, iya. Hmm, Chel, aku pergi dulu ya. Lain kali, kita ngobrol lagi. Nomorku disimpan saja,”

“Iya, Lyodra.”

Tepat pada pukul Sembilan malam, si Pramugari itu dipanggil oleh salah seorang temannya. Baru bertemu beberapa menit setelah sekian tahun tidak bertemu, akhirnya mereka berpisah kembali. Lyodra yang merupakan seorang Pramugari pesawat itu ternyata sahabat Chelsea saat kecil. Chelsea bertemu dengan Lyodra, saat Lyodra bermain di salah sebuah taman bermain di Venezuela bersama dengan kedua orang tuanya. Saat itu, banyak sekali anak ditemani oleh orang tuanya tengah bermain di taman bermain itu. Namun, ada seorang anak perempuan kecil berpakaian sedikit kusam yang tengah berdiri sendiri diluar taman bermain. Ia sedang memperhatikan anak – anak lain yang sedang bermain disana dengan perasaan bahagia. Tiba – tiba, Lyodra kecil yang tengah bermain di sebuah ayunan seketika menghentikan ayunannya dan matanya tertuju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pemulung Konglomerat 2   223: Kok kamu masih disini!?

    “Mohon maaf, Tuan dan Nona, kita telah tiba di bandara Venezuela.”Pukul Sembilan tiga puluh, pesawat yang ditumpangi Angel dan teman – temannya tiba di bandara Venezuela. Perlahan, Angel dan teman – temannya terbangun satu – persatu karena suara seorang Pramugara itu. “Huaaahhh … hmm, serius?” tanya Angel sambil menguap. “Iya, Nona. Kita baru saja tiba,” jawab Pramugara itu. “Huaaahhh … mataku baru saja terpejam, eh udah sampai saja! Terbang tiga puluh menit lagi ngga bisa? Kemana begitu? Aku masih ngantuk nih!” kesal Angel, sambil meregangkan tubuhnya. Sssrrrkkk! “Eh, tukang tidur! Kamu pikir pesawat ini apaan, hah! Mobil!? Ayo bangun, dasar pemalas!” bentak Cassey, menarik rambut Angel. “A – aduh! Sakit tahu! Iya – iya aku bangun, ah!” kesal Angel kesakitan.Dengan berat hati, Angel pun berdiri dari tempat duduknya dan perlahan berjalan keluar dari pesawat, diikuti oleh teman – temannya. Sssrrruuuppp! Fiuuuhh … “Wah, segar kali udaranya,” kata Fanny sambi

  • Pemulung Konglomerat 2   224: Tidak perlu seformal itu ah!

    “Kak Angle tidak me …,” Grabbb! “Eh?!” “Ah, saya memilih untuk tetap tinggal, Ron. Masih ada beberapa urusan yang belum saya selesaikan, hehe …,” jawab William, sambil menutup mulut Sonia. “Hmm, begitu ya. Jadi, apa yang akan kamu lakukan?” tanya Aaron. “Ini, pacarku ingin makan sesuatu katanya. Jadi kami ingin ke restoran terlebih dahulu dan setelah itu, kami akan kembali ke kantor,” jawab William dengan santai. “Ah, kebetulan sekali, saya juga ingin pergi ke restoran. Saya masih ada beberapa jam lagi untuk istirahat. Bolehkah saya bergabung?”Seketika William terdiam sejenak. Entah apa yang sedang dipikirkannya, tapi tiba – tiba perasaannya menjadi tidak enak setelah mendengar perkataan Aaron. Disatu sisi, William tidak ingin Aaron ikut bersama mereka saat itu. Akan tetapi, “Will, bagaimana?” “Ah, kamu ingin bergabung? Ya – yah sudah, ayo ….”Akhirnya William mengiyakan dan mengajak Aaron untuk bergabung. Ia pun melepaskan tangannya dari mulut Sonia, lal

  • Pemulung Konglomerat 2   225: Eh!?

    “Eh – eh, apa – apaan nih!” “Hey, sialan! Apa maksudnya pake acara kabur – kaburan segala, hah!?” Sreeettt!Angel meluapkan kekesalannya saat itu. Ia menarik rambut orang yang baru saja menghampirinya dengan sekuat tenaga sambil menggoyang – goyangkannya. “A – aduh! Sa – sakit, Ngel, hahaha … o – oke, a – aku minta maaf …,” “Enak saja main minta maaf gitu aja! Buruan jelasin!” “Hahaha, a – aduh! I – iya, Ngel, aku jelasin. Lepasin dulu dong, shhh!” Puk! Tap … tap … tap … “Hey, Chelsea, sahabatku … jadi bagaimana? Kenapa kamu kabur dan … tau – tau sudah sampai di Venezuela, hah?”Fanny dan Cassey berjalan menghampiri wanita itu yang ternyata adalah Chelsea, lalu merangkulnya dan melontarkan pertanyaan dengan amarah yang sudah sangat memuncak, tersimpan dibalik senyum datar mereka. “Eitsss, tenang dulu dong, hehe. Jadi …,”Chelsea menceritakan awal mula dirinya yang kabur dari rumah Angel, karena Angel tak sengaja mengeluarkan perkataan yang kurang nyaman unt

  • Pemulung Konglomerat 2   226: Hmm? Saya?

    “Halo, Tuan,” “Ya, bagaimana?” “Saya sudah mendarat di bandara, Tuan. Helikopter sudah siap terbang menuju Ven …,” “Oke, saya kesana.”Malam itu, William bersama dengan Sonia mempercepat langkah kaki mereka menuju lokasi keberadaan helikopter mereka yang dibawa oleh Komandan Bradley bersama dengan beberapa anggotanya. Setibanya mereka di dekat Helikopter, “Selamat malam, Tuan,” kata Komandan Bradley sambil menundukkan sedikit tubuhnya. “Malam. Ayo berangkat!” kata William dengan tegas. “Baik, Tuan.”William dan Sonia dipersilahkan masuk lebih dulu, lalu disusul oleh Komandan Bradley beserta beberapa anggotanya. Setelahnya, Helikopter pun terbang meninggalkan bandara Washington menuju bandara Venezuela. “Apa kabar, Tuan, hehe …,” sapa Komandan Bradley sambil tertawa kecil, duduk di dalam Helikopter. “Hmm? Baik. Oh iya, kemarin Helikopter ini mengalami masalah apa? Sudah diperbaiki?” tanya William. “Sudah, Tuan. Hanya ada masalah sedikit di baling – baling

  • Pemulung Konglomerat 2   227: Yess! Oke, Kak!

    “Eh guys, kalau bisa berteman dengan Angel mungkin asyik kali ya?”Pukul sebelas malam, Camille dan kedua temannya sedang tiduran di kamar asrama. Mereka sedang tidak ada kegiatan malam itu dan sedang menikmati pemandangan langit-langit kamar yang mungkin sedang indah pada saat itu. Lalu, “Hah?” Mendengar perkataan Camille, Sherly dan Hanny langsung bangkit dari tempat tidur dan menatap kearah Camille. “Eh, kamu ngga lagi sakit ‘kan, Cam?” tanya Hanny. “Tahu tuh, kenapa tiba-tiba bahas Angel,” sahut Sherly sambil sesekali menatap kearah Hanny. “Hmm …, gimana ya, sepertinya seru sih. Lihat teman-teman Angel yang miskin itu. Sekarang mereka sudah memiliki pakaian bagus dan … yah, mereka sudah memiliki tempat tinggal yang bagus pula, walaupun masih menumpang dengan Angel. Lalu …,” Camille menceritakan tentang Chelsea, Cassey dan Fanny yang secara tidak langsung memiliki kehidupan yang sudah berbeda. Dia iri melihat mereka yang memiliki teman seperti Angel. “Eh, Cam, ka

  • Pemulung Konglomerat 2   228: Eh, kamu ngapain disini!?

    Pukul setengah dua malam, satu unit mobil Limosin putih berhenti tepat di depan sebuah rumah yang masih bertekstur batu bata dan belum memiliki warna. Rumah yang tak terlalu besar dipenuhi dengan orang – orang. “Eh, lihat! Mobil siapa tuh!?” “Eh iya, siapa ya?”Perkumpulan pria paruh baya terlihat berbisik melihat satu unit mobil yang baru saja tiba itu. “Ini rumah kamu, Chel?” tanya Angel sambil melihat kearah luar mobil. “Hehe, iya. Maaf ya, rumahku ngga sebagus rumahmu, Ngel, hehe …,” sahut Chelsea sambil tertawa tipis. “Husshh! Apasih, Chel!” bentak Fanny dengan sedikit berbisik pada Chelsea. “Hahaha, becanda. Ayo masuk!”Perlahan, Chelsea membuka pintu mobil dan diikuti dengan Angel dan yang lain. Lalu, mereka pun berjalan masuk ke dalam rumah bersama – sama. “Chelsea!?” “Chelsea!? Eh!?”Semua orang yang ada disana terkejut setengah mati melihat orang yang baru saja keluar dari mobil mewah itu ternyata adalah Chelsea. Ditambah dengan William, Joe dan Da

  • Pemulung Konglomerat 2   229: Yeeyy!

    “Eh, kalian tahu tempat makan yang enak, ngga?” “Ah, saya tahu, Ngel. Ada sebuah restoran yang cukup enak, tapi agak sedikit jauh dari sini,” “Hmm? Ya tidak masalah, berarti kita kembali dulu ke rumah Chels … eh, Chelsea!?”Ditengah perjalanan menuju rumah Chelsea setelah berpamitan dengan Ayahnya Chelsea, tiba – tiba saja terlihat kalau Chelsea sedang duduk sendirian di sebuah pondok kayu kecil di tepi jalan. “Kalian lama sekali!” kesal Chelsea. “Eh, kamu kenapa malah disini! Pantas saja dari tadi kamu tidak kelihatan,” kata Fanny. “Tahu nih! Kamu sedang apa disini coba?” tanya Angel. “Ck! Sudah lah, ayo kita kembali.”Sepertinya ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Chelsea dan dia memilih untuk tidak menceritakannya. Dia langsung berdiri dan berjalan lebih dulu. Tap … tap … tap … “Eh, tunggu dulu!” Angel masih penasaran dengan apa yang sedang terjadi pada Chelsea. Dia berlari menyusul Chelsea dan langsung merangkulnya. Seketika, Chelsea menghentikan l

  • Pemulung Konglomerat 2   230: Terima kasih banyak, Tuan …

    “Huahhh ….”Setelah keributan selesai, Angel dan teman – temannya kembali ke rumah Chelsea dan langsung menuju mobil dan pergi ke restoran untuk mencari makanan. “Wah, mataku perih sekali nih! Malam hari sampai sekarang, aku belum ada tidur,” lanjut Angel sambil menguap dan mengusap – usap sedikit kedua matanya. “Hah? Belum ada tidur? Perasaan, saat didalam pesawat sebelum tiba di bandara, penumpang yang tidurnya paling terlelap itu kamu deh, Ngel?!” sahut Cassey, duduk di kursi paling belakang mobil tepat disamping samping Angel. “Hahaha, iya, penumpang yang tidur dengan suara dengkuran paling keras lebih tepatnya, Cass, hahaha,” kata Fanny dari arah depan. “Hahhh! Itu ngga perlu dibahas kali! Ya namanya juga tidur dalam kondisi lelah, wajar sih. Lagi pula, setelah tiba di bandara sampai sekarang aku belum ada tidur. Kalian sih enak bisa tidur di rumah Chelsea, aku ngga! Suhu di rumah Chelsea terasa dingin banget soalnya,” “Wahh, maaf ya, Ngel, di rumahku ngga ada pe

Bab terbaru

  • Pemulung Konglomerat 2   296: Apa kamu nggak takut?

    Angel, Fanny, Chelsea, kedua Pekerja Toko menatap kearah salah seorang rekan Chelsea yang tengah sibuk membungkam mulut Emma yang sejak dari tadi selalu memotong perkataan Angel. “Hadehhh ….” Angel menggelengkan kepala sambil menghela napas. “Oke, jadi ….”Angel melanjutkan perkataannya dengan menceritakan apa yang sudah terjadi saat Angel pergi bersama dengan Joe ke sebuah Cafe. Dia juga menceritakan kalau sebelum itu, dia dan Joe menemui Alan di Cafe itu. “Apa?! Pria yang menggoda Emma saat kita tiba di depan Club malam kemarin, Ngel?!” tanya Fanny, terkejut. “Iya, Fann! Parahnya lagi, mereka berdua membawa satu orang temannya dengan tubuh yang … wah, tinggi dan kekar! Kalian tahu Joe setinggi apa, ‘kan? Nah, Pria bertubuh kekar itu bahkan jauh lebih tinggi,” jelas Angel. “Terus – terus?!” sahut Chelsea penasaran. “Hup! Hup!” Plak! “Ouchh! Sakit, Emma!” “Hufffttt … huh! Makanya jangan menutup mulutku! Apa tadi, Ngel? Pria yang kemarin kamu dan … h

  • Pemulung Konglomerat 2   295: Diem! Lanjut, Ngel …

    Tok … tok … tok …Setelah kejadian yang tak terduga di Cafe, Angel langsung pergi menggunakan mobil milik Joe. Sebenarnya Angel tidak melarikan diri karena sudah memukul dua orang Pria yang tiba-tiba mengganggu-nya dan teman-temannya, akan tetapi alasan dia langsung pergi meninggalkan Cafe karena seluruh mata para pengunjung sudah tertuju padanya saat itu. Dia tidak ingin karena kejadian itu, namanya beserta keluarganya menjadi rusak. Begitulah yang sedang dipikirkan Angel saat itu. “Hmm … ah, hmm … apa ya? Hmm ….”Sembari mengemudikan mobil dan berpikir, Angel mengetuk jari telunjuknya beberapa kali ke stir mobil. “Jadi …, kenapa aku langsung pergi ya?”Terlihat, dia berbicara kepada dirinya sendiri di dalam mobil. Dia tampak masih memikirkan kejadian yang sudah terjadi di Cafe. “Nggak! Bentar-bentar. Kalau aku pergi, bukannya terlihat seperti melarikan diri, ya? Yang harusnya bersalah ‘kan mereka dan bukan aku? Kenapa harus aku yang pergi? Takut reputasiku jelek dimata p

  • Pemulung Konglomerat 2   294: Malah tiduran di lantai …

    Salah seorang Pelayan naik ke lantai dua dan menghampiri Pria itu, dengan tangan yang masih menempel di wajah salah seorang temannya. “Ah, ma – maaf, Tuan, sepertinya pengunjung yang lain merasa sedikit terganggu, hehe. M – mohon maaf, kalau ingin berkelahi … silahkan di lu …,” Gedebam! Brak! Praaang!!! “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!”Pelayan itu langsung terlempar dan menghantam salah satu meja makan yang sedang digunakan oleh dua orang pengunjung, dan piring serta gelas yang ada di atasnya langsung terhempas ke lantai. Setelah melakukan itu, perlahan wajah Pria itu kembali menoleh kearah Angel. “Jadi, bagaimana?” tanya Pria itu, masih dengan tatapan yang sama kearah Angel. Tap … tap … tap … “Atau … mau lebih di perjelas, kah …,” Tap! Gedebam! Gubrak!!! Gedebam! Gedebam! “T – Tuan! A – ah, sialan! Berani sekali ka …,” Tap! Gedebam!Saat Pria kekar itu baru saja melangkahkan satu langkah berniat berjalan kearah A

  • Pemulung Konglomerat 2   293: Apakah kamu tidak ingat?

    “Oke, sekarang serius! Kamu tahu cerita itu dari mana?”Piring – piring yang ada di atas meja sudah tampak kosong. Hanya tersisa sebagian kecil dari sisa makanan yang dipesan, tertinggal di atas piring. “Hmm? Maaf, sebentar ….” Joe membersihkan mulutnya terlebih dahulu menggunakan serbet yang telah di sediakan. Setelahnya, dia menikmati minumannya. “Apa tadi?” lanjutnya, bertanya. “Itu tadi, kamu bercerita tentang masa lalu saya. Seolah-olah, anda tahu banyak tentang saya, ya,” kata Alan. “Hmm …, bagaimana cara menjelaskannya, ya …,” “Kenapa, Joe? Kok kamu terlihat bingung begitu? Kamu memang mengenal Alan, ‘kan? Nyam – nyam … ya … asdjahkdjah …,” “Nona Angel … habiskan dulu makanan anda yang ada di dalam mulut. Jangan bicara sambil mengunyah makan loh,” Glek! “Ahh! Maaf, Joe. Nah, betul ‘kan? Memangnya apa yang membuat kamu begitu sulit untuk menjelaskannya kepada Alan?” tanya Angel, selesai mengunyah dan menelan makanannya.Alan dan Joe sudah menyelesa

  • Pemulung Konglomerat 2   292: Serius!? Dia tahu semuanya?

    Pukul Delapan pagi, “Kesini … dari bangunan ini ditarik kesini … hmm, apa cocok? Coba kalau begini? Hmm … kayaknya bagus!? Oke, begini saja!” “Alan … uhuk – uhuk! Alan …,” “Hmm?” Tap … tap … tap … “Iya, Nek, ada apa?” “Kamu lagi apa, Nak?” “Aku lagi menggambar bangunan, Nek! Sebentar lagi selesai, Nenek mau lihat?” “Uhuk – uhuk! Ck! Wah, bagus sekali gambar kamu. Sepertinya kamu memiliki bakat menggambar, ya …,” “Bakat? Apa itu, Nek?” “Hehe … bakat itu, hmm …, bagaimana Nenek menjelaskannya ya? Intinya kamu bisa dan suka menggambar, iya ‘kan?” “Iya, Nek! Tapi entah kenapa akhir-akhir ini aku suka menggambar bangunan, Nek. Padahal dulu, aku suka menggambar hewan, buah-buahan … ah, mobil-mobilan juga aku suka, Nek!” “Ha – ha – ha … uhuk! Ck! Ah … Nenek mau memperkenalkan kamu dengan seseorang. Kamu ‘kan suka menggambar bangunan, nah kebetulan orang ini juga suka. Dia adalah kenalannya Nenek,” “Siapa, Nek?” “Nanti, sebent

  • Pemulung Konglomerat 2   291: Kenalan Nenek kamu, atau …

    Karena cara duduk pengunjung Cafe disana sangatlah tidak cocok di pandangan matanya. Sebenarnya dia sangat kesal dan ingin sekali meminta para pengunjung untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Angel dan Joe tadi. Akan tetapi, sepertinya itu tidak mungkin. “Memangnya kenapa, Alan? Kenapa kami harus mengubah posisi kursi?” tanya Angel. “Ah, tidak apa-apa kok, Nona. Supaya enak dipandang dan tidak terlalu banyak makan tempat. Takutnya pengunjung yang lain, yang ingin menggunakan meja makan yang ada di belakang anda, sedikit kesulitan,” jelas Alan, sedikit berbohong.Angel langsung menoleh kearah meja yang ada di belakangnya dan ternyata jarak dari kursi yang tengah digunakan olehnya dengan meja makan itu terbilang cukup jauh. Jika ada pengunjung yang ingin menggunakan meja makan itu, jika salah satu kursi yang ada disana ditarik ke belakang juga tidak bersentuhan dengan kursi Angel. Angel sempat kebingungan mendengar alasan dari Alan itu. Akan tetapi, dia tidak terlalu menangga

  • Pemulung Konglomerat 2   290: Supaya posisinya tepat …

    “Udah ya, duh … kayaknya kita telat nih. Yaudah deh, kami jalan dulu, ya?” “Iya, hati – hati di jalan, Ngel ….”Angel mengangguk sekaligus melontarkan senyum kepada teman-temannya. Setelah itu, Angel dan Joe pun keluar dan langsung pergi menuju mobil SUV putih milik Joe, dan setelah itu mereka pun berangkat pergi. “Eh, si Angel dan si Joe mau kemana?”Setelah Angel dan Joe pergi meninggalkan rumah, Cassey pun masuk ke dalam rumah. Dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, setelah itu mengambil handuk dan mengeringkan wajah serta keringatnya sembari berjalan ke ruang tamu. Lalu, dia pun bergabung dengan teman-teman yang lain. “Lah, kamu nggak tanya tadi, Cass? Tadi ‘kan pastinya kamu berselisih sama mereka?” tanya Fanny. “Nggak. Tadi aku masih lari, &lsquo

  • Pemulung Konglomerat 2   289: Iya janji, hehe …

    Tap … tap … tap … “Udah, Ngel?” “Hmm? Udah? Udah apanya, Chel?” “Itu tadi kamu mau lihat si Cassey, ‘kan? Udah belum?” “Oh, udah kok, tapi dia masih olahraga di luar. Ah, Joe … kita keluar, ya?”Di dalam rumah, terlihat teman-teman Angel masih berkumpul di ruang tamu. Setelah bertemu dengan Alan, Angel berniat untuk langsung bersiap-siap terlebih dahulu sebelum berangkat pergi ke Cafe yang telah dijanjikannya dengan Alan. Tak lupa, dia akan mengajak Joe untuk berjaga-jaga, kalau nanti pembahasan Alan mengarah ke bisnis atau semacamnya. “Kemana, Ngel?” tanya Samuel penasaran. “Iya! Joe aja nih yang di ajak? Kita nggak?” sahut Chelsea, bertanya pada Angel. “Hahaha … nggak kemana-mana kok.

  • Pemulung Konglomerat 2   288: Alan? Siapa Alan?

    “Tuh, di luar. Lagi olahraga,” sahut Fanny. “Tumben-tumbenan tuh anak olahraga? Biasanya juga masih tidur jam segini,” kata Angel. “Entah tuh … mungkin karena habis minum tadi malam. Padahal cuma sedikit saja, tapi dia langsung olahraga. Takut sakit mungkin, hahaha …,” sahut Chelsea sambil tertawa. “Huahhh … ck! Kalian nggak ikut?” tanya Angel, beranjak dari sofa. “Kemana, Nona?” sahut Joe, bertanya pada Angel. “Lihat si Cassey di depan. Yuk?!” ajak Angel. “Ah, kirain mau kemana tadi. Nggak jadi deh,” sahut Chelsea.Angel tak menjawab sepatah katapaun dan berjalan keluar rumah. Sesampainya di luar rumah, Angel langsung meregangkan tubuhnya sembari menghirup udara yang masih terasa segar. Terlihat sudah ada Cassey yang tengah berlari di sekitar halaman rumah. “Udah lama, Cass!?” teriak Angel, bertanya pada Cassey.Cassey yang tadinya sibuk berlari santai di sekitar halaman rumah, seketika berhenti dan langsung menoleh kearah Angel yang sedang berdiri

DMCA.com Protection Status