Home / Romansa / Pemuas Hasrat Mafia Kejam / 71. Mencoba Terbiasa

Share

71. Mencoba Terbiasa

Author: Keyzg25
last update Last Updated: 2024-07-30 17:42:54

Setelah menyelesaikan urusan di luar, Frederic masuk ke dalam rumah dan mendapati Selena sedang sibuk di dapur. Ia menghentikan langkahnya sejenak, menikmati pemandangan kekasihnya yang tengah menguleni adonan dengan penuh perhatian. Dengan senyum lembut, ia berjalan mendekat, melewati meja kayu yang dipenuhi bahan-bahan masakan.

“Selena, kamu terlihat sangat cantik saat memasak,” ujar Frederic dengan nada hangat, matanya berbinar-binar menatap Selena.

Selena, dengan rambut yang diikat rapi, menoleh dan tersenyum tipis. Ia tak segera menjawab, hanya mengangguk sambil melanjutkan pekerjaannya. Tangannya yang lentik dengan cekatan merapikan adonan pasta di meja.

Frederic mendekat, meletakkan tangannya dengan lembut di bahu Selena. “Aku tak sabar untuk mencicipi pasta buatanmu. Rasanya pasti luar biasa, seperti biasanya.”

Selena tersenyum malu-malu, sedikit menunduk. “Semoga kau suka, Frederic karena aku tidak terlalu pandai." jawabnya singkat, suaranya pelan namun terdengar penuh rasa s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   72. Masa Pemulihan Yang Berat

    Di dalam ruang latihan yang terletak di sebuah gedung tersembunyi, Christopher berdiri dengan kaki palsu barunya. Ruangan itu dipenuhi peralatan modern, mencerminkan statusnya sebagai pemimpin kartel yang berpengaruh. Meski wajahnya tampak tenang, matanya menunjukkan tekad yang kuat. Di seberangnya, seorang pelatih fisik berdiri siap membantu. "Bagaimana perasaanmu hari ini, bos?" tanya pelatih itu, menatap Christopher dengan pandangan hormat. Christopher menarik napas dalam, merasakan berat kaki palsunya. "Tidak buruk," jawabnya singkat. "Tapi aku perlu lebih banyak latihan. Aku harus berjalan tanpa terlihat goyah." Pelatih itu mengangguk. "Kita akan sampai di sana. Ini hanya soal waktu dan latihan." Christopher mengangguk, lalu mulai berjalan di sepanjang ruangan dengan hati-hati. Setiap langkah terasa seperti tantangan baru, namun ia tidak membiarkan keraguannya terlihat. Sebagai ketua kartel, menunjukkan kelemahan adalah hal yang tidak bisa diterima. Di luar ruangan, dua angg

    Last Updated : 2024-07-31
  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   73. Pengkhianatan Terbuka

    Di dalam gudang Morfin, suasana terasa kaku dan tegang. Lampu redup menggantung dari langit-langit, menciptakan bayangan panjang di dinding-dinding yang kotor dan berdebu. Jarlath berdiri di tengah ruangan, dikelilingi oleh beberapa anak buahnya yang juga tampak cemas. Di hadapannya, seorang pria paruh baya dengan penampilan lusuh, salah satu sumber informasi yang dicarinya, berdiri dengan gelisah. Jarlath menatap tajam pria itu. "Jadi, kau yakin Harvey terlibat?" suaranya berat dan penuh tekanan. Pria itu mengangguk cepat, keringat membasahi dahinya. "Aku... aku hanya mengatakan apa yang aku tahu, Jarlath. Semua petunjuk menunjukkan Harvey bekerja sama dengan Helena." Jarlath mengerutkan kening, matanya menatap dalam-dalam. "Harvey adalah penasihat pribadi Christopher. Dia telah bersama kami dalam banyak situasi sulit. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat?" Pria itu menggelengkan kepala, terlihat semakin cemas. "Aku hanya mendengar rumor, tapi banyak yang mengatakan dia bersekongkol d

    Last Updated : 2024-08-02
  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   74. Intrik dan Ambisi

    Di dalam ruangan yang suram dan redup, ketegangan semakin memuncak saat Jarlath menekan Helena dan Harvey. Helena duduk dengan sikap angkuh, sementara Harvey tampak cemas, tangan bergetar di meja. Jarlath berdiri di depan mereka, mata penuh tekad, sementara Viktor dan Mira berdiri di belakangnya, siap untuk bertindak jika diperlukan. Jarlath memandang Helena dengan tajam. "Helena, kami memiliki bukti yang cukup untuk menyimpulkan keterlibatanmu dalam konspirasi ini. Apa yang bisa kamu katakan untuk membantahnya?" Helena tersenyum licik, matanya bersinar dengan kepintaran yang gelap. "Bukti? Oh, Jarlath, bukti yang kamu miliki hanyalah setengah dari cerita. Kamu tahu, dalam bisnis ini, sangat mudah untuk memanipulasi fakta." Jarlath tidak terpengaruh, tetap berdiri tegak. "Jangan coba bermain-main dengan kami. Kami tahu tentang transaksi dan pertemuan rahasia. Apa sebenarnya rencanamu?" Helena tertawa kecil, seolah tidak merasa tertekan. "Rencana? Sebenarnya, rencana-rencana it

    Last Updated : 2024-08-03
  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   75. Rencana Besar Di Sisilia

    Setelah percakapan tentang dukungan finansial selesai, Christopher menatap Pierre dengan tatapan serius, menambahkan satu tuntutan terakhir. Suasana di ruangan itu kembali menjadi tegang, dengan fokus seluruhnya pada permintaan Christopher. Christopher mengatur posisinya, menatap Pierre dengan tegas. "Ada satu hal lagi yang harus kita bicarakan, Pierre. Ini adalah syarat terakhir agar hubungan politik kita bisa berjalan lancar." Pierre mengerutkan kening, penasaran. "Apa yang Anda maksud, Christopher?" Christopher menyandarkan punggungnya ke kursi, matanya tidak berpaling. "Saya ingin agar Anda mencarikan seorang gadis bernama Selena untuk saya. Saya tidak peduli bagaimana caranya, tapi saya ingin dia ditemukan dan dibawa kepada saya." Pierre terkejut, tetapi cepat menata ekspresinya. "Selena? Apakah ada alasan khusus mengapa Anda membutuhkan gadis ini?" Christopher menatap Pierre dengan tajam. "Itu adalah urusan pribadi saya. Saya tidak perlu menjelaskan lebih lanjut. Yang

    Last Updated : 2024-08-04
  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   76. Dalam Bayang-bayang Malam

    Malam itu, suasana kota berubah menjadi medan pertempuran yang mencekam. Di bawah langit malam yang gelap, hanya ditemani cahaya rembulan yang samar-samar, Christopher dan anak buahnya bergerak dengan kehati-hatian dan kecerdikan. Mereka mengandalkan peralatan canggih dan strategi yang matang untuk menyerang Kartel Sisilia. Meskipun jumlah mereka lebih sedikit, keunggulan teknologi dan persiapan membuat mereka memiliki keunggulan taktis. Christopher memimpin dari garis depan, matanya menatap lurus ke depan, penuh dengan tekad. Kaki palsunya mungkin memberikan sedikit hambatan, tetapi semangatnya tidak terbendung. Dengan earbud di telinganya, ia terus berkomunikasi dengan timnya, memastikan setiap langkah berjalan sesuai rencana. "Drones, aktifkan," perintah Christopher dengan suara rendah namun tegas. Seketika, drone-drone kecil terbang di atas area target, memberikan gambar real-time dan memantau setiap pergerakan musuh. Melalui layar monitor yang dibawa oleh tim teknis, Christop

    Last Updated : 2024-08-05
  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   77. Khawatir

    Selena berhasil menarik tubuh Christopher ke dalam rumah dan meletakkannya di sofa tua di ruang tamu. Dengan tangan yang gemetar, dia berusaha menenangkan dirinya sambil memeriksa luka-luka Christopher. Suasana di dalam rumah sangat mencekam, dan rasa takut yang menggerogoti hatinya membuat tangannya tidak stabil. Selena melihat wajah Christopher tertutup oleh topeng yang kotor dan darah. Dengan hati-hati, dia mulai membuka topeng tersebut, berusaha sekuat tenaga untuk membantu tanpa menyentuh luka yang mengerikan. “Aku harus membantu, aku harus membantu...” bisiknya pada dirinya sendiri, berusaha menenangkan rasa gugup yang mendalam. Ketika topeng akhirnya terbuka, Selena tertegun dan matanya membelalak melihat sosok di balik topeng. “Tuan Christopher?” suaranya keluar sebagai bisikan penuh keterkejutan dan haru. “Ini... ini benar-benar Anda!” Dia berlutut di samping sofa, air mata mulai mengalir di pipinya saat dia melihat betapa mengerikannya kondisi Christopher. “Tuhan, in

    Last Updated : 2024-08-07
  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   78. Kegelisahan Selena

    Ketika Selena tengah duduk dengan gelisah di atap rumah, suara keras pintu terbuka mengejutkannya. Dia menoleh cepat dan melihat Frederic bersama seorang pria yang tampaknya anak buahnya. Hati Selena berdebar kencang. Jika mereka menemukan Christopher, semua usahanya akan sia-sia. Frederic melihat ke arah Selena dengan ekspresi penasaran. “Kamu di sini?” tanyanya dengan nada curiga. “Apa yang kamu lakukan di lantai atas? Aku sudah bilang kalau kamu sebaiknya tidak naik turun tangga.” Selena berusaha menenangkan diri dan tersenyum lembut. “Oh, Frederic,” jawabnya dengan suara tenang. “Saya hanya ingin memastikan semuanya baik-baik saja di sini. Tadi terdengar suara dari tangga, jadi saya pikir lebih baik saya periksa.” Frederic melirik sekitar dengan ragu-ragu, lalu menatap Selena dengan serius. “Kamu hamil, jadi sebaiknya jangan terlalu sering naik turun tangga. Itu tidak baik untuk kondisi kamu. Jangan terlalu memaksakan diri.” Selena berusaha menunjukkan sikap tenang dan mey

    Last Updated : 2024-08-07
  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   79. Saya Tidak Bermaksud Berkhianat

    "Selena," kata Frederic dengan suara datar namun penuh tekanan, "Apakah kau melihat seseorang yang mencurigakan sebelum kau pulang tadi malam?" Selena menatapnya dengan tatapan tenang, seolah-olah pertanyaan itu hanyalah angin lalu. "Aku tidak melihat apa-apa, Frederic. Hanya siaran televisi yang membosankan." Frederic tidak menyerah. Dia mendekatkan wajahnya, menatap dalam-dalam ke mata Selena. "Hanya siaran televisi? Kau yakin tidak ada sesuatu yang menarik perhatianmu, bahkan sedikit saja?" Selena mengangkat alisnya, tetap tenang. "Ya, hanya televisi. Apa kau berharap aku melihat sesuatu yang lain?" Frederic mencondongkan tubuhnya ke depan, nadanya semakin mendesak. "Aku berharap kau tidak menyembunyikan sesuatu, Selena. Ada terlalu banyak yang dipertaruhkan di sini. Jika ada sesuatu yang kau lihat, sekecil apa pun, aku butuh kau memberitahuku sekarang." Selena tersenyum tipis, hampir seperti mengejek. "Frederic, aku mengerti kau khawatir. Tapi sungguh, aku tidak melihat apa-a

    Last Updated : 2024-08-08

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   100. Nafsu Terakhir

    Hujan belum berhenti ketika Christopher dan Selena meninggalkan mansion itu, meninggalkan darah, mayat, dan masa lalu yang ingin mereka lupakan. Namun, di balik janji kebebasan yang mereka buat, ada kenyataan yang tak terhindarkan-dunia mafia tidak akan pernah membiarkan mereka pergi begitu saja.Christopher menyetir mobil dengan kecepatan konstan. Wajahnya tenang, namun di balik matanya yang gelap, ada ketegangan yang tak terlihat. Selena duduk di sampingnya, memeluk dirinya sendiri dalam diam. Mereka tahu bahwa perjalanan ini lebih dari sekadar melarikan diri. Ini adalah perang yang baru saja dimulai."Apa kau yakin kita bisa meninggalkan semua ini?" tanya Selena dengan suara yang hampir tenggelam oleh suara hujan yang memukul-mukul atap mobil. "Kamu tahu mereka akan mengejarmu."Christopher menatap lurus ke depan, tangannya memegang kemudi dengan erat. "Aku sudah menghabiskan seluruh hidupku dalam bayang-bayang kekejaman ini, Selena. Kalau kita terus di sını, kita tidak akan pernah

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   99. Tepi Pelabuhan

    Rumah itu sepi meskipun malam telah larut. Christopher terbaring di tempat tidur, dengan Selena berada di sisinya. Mata Christopher menatap langit-langit, pikirannya melayang-layang, terngiang oleh kata-kata terakhir Helena. Ia tahu ada sesuatu yang besar dan berbahaya yang akan datang, tapi ia tidak tahu kapan atau bagaimana. Semua tampak tenang sekarang, namun ketenangan ini, dia tahu, hanya akan berlangsung sejenak. Christopher merasakan badai yang akan segera menghantamnya.Dengan napas berat, Christopher bangkit dari tempat tidurnya. Duduk di tepi ranjang, dia meremas rambutnya, wajahnya tegang, dan tatapannya lurus ke arah jendela yang menghadap ke laut yang gelap. Di luar, deburan ombak terdengar pelan, menciptakan suasana damai, tapi di dalam dirinya, semuanya kacau. Selena, yang baru saja terbangun dari tidur lelapnya, menatap Christopher dengan pandangan yang masih buram karena kantuk.“Kamu baik-baik saja?” tanya Selena dengan suara serak, mencoba menyesuaikan diri dengan k

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   98. Badai yang Menyusul

    Suasana rumah terasa sunyi meskipun malam sudah larut. Christopher berbaring di tempat tidur, dengan Selena berada di sisinya. Pikirannya masih terngiang-ngiang oleh kata-kata terakhir Helena. Dia tahu ada sesuatu yang besar yang akan datang, tapi dia tidak tahu apa. Semua terasa tenang, tapi dia juga sadar bahwa badai akan segera menyusul.Christopher duduk di tepi tempat tidur, tangannya meremas rambutnya. Wajahnya tegang, matanya menatap lurus ke arah jendela yang menghadap ke laut yang gelap. Selena, yang baru saja terbangun dari tidurnya, menyadari kegelisahan Christopher.“Kamu baik-baik saja?” tanya Selena dengan suara lembut, matanya menyipit karena mengantuk.Christopher tidak langsung menjawab. Dia memandang Selena sejenak, lalu berbalik memandang ke arah jendela lagi. “Ada sesuatu yang tidak beres, Sel. Kata-kata Helena… dia bukan tipe orang yang hanya mengancam tanpa rencana. Aku merasa dia menyiapkan sesuatu yang besar.”Selena duduk, menarik selimut ke tubuhnya sambil me

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   97. Keputusan Terakhir

    Malam itu terasa dingin di tepi pantai. Langit gelap tanpa bintang, seolah memberikan tanda bahwa sesuatu besar akan segera terjadi. Christopher tahu waktunya telah tiba. Semua masalah yang ditinggalkan di masa lalu kini menuntut penyelesaian, namun kali ini dia tidak akan menyerah pada amarah atau kekerasan. Dia sudah cukup belajar untuk memahami bahwa kekuasaan sejati bukan hanya tentang siapa yang paling kuat, tetapi tentang siapa yang paling bijak.Christopher duduk di ruang kerjanya, di depan meja kayu besar yang menghadap ke jendela besar yang memperlihatkan lautan yang tenang. Di tangannya, sebuah ponsel berdering pelan. Di layar tertera nama yang tidak asing: Helena. Dia tahu panggilan itu akan datang, dan dia sudah siap.Christopher mengangkat telepon dan mendengarkan suara sinis dari Helena di ujung sana."Christopher," suara Helena terdengar begitu dingin, "Sudah cukup bermain. Aku tahu kamu tidak akan bisa bertahan lama tanpa kembali ke duniamu yang sebenarnya. Waktunya un

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   96. Badai yang Tak Terhindarkan

    Pagi di tepi pantai yang biasanya damai kini terasa begitu ganjil. Setelah malam penuh ketegangan itu, Christopher dan Selena seolah-olah tidak bisa sepenuhnya kembali ke ketenangan yang pernah mereka miliki. Meskipun mereka masih berusaha hidup normal, ada sesuatu di udara yang membuat segalanya terasa rapuh. Ancaman dari masa lalu Christopher telah kembali, dan kali ini tampaknya semakin sulit untuk dihindari.Christopher, yang biasanya tenang, mulai menjadi lebih waspada. Dia berjalan mondar-mandir di teras rumah, pikirannya dipenuhi berbagai rencana dan kemungkinan. Selena memperhatikannya dari dalam, duduk di meja makan, berusaha menyibukkan diri dengan secangkir kopi yang kini sudah dingin.Selena tidak bisa mengabaikan perasaannya. Sesuatu tidak beres, dan kali ini dia tahu bahwa mereka tidak bisa terus melarikan diri. Ketika Christopher masuk ke dalam rumah, wajahnya tegang. Dia duduk di kursi di seberang Selena, tetapi tatapannya kosong, seakan dia sedang memikirkan sesuatu y

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   95. Riuhnya Malam

    Malam itu, udara di tepi pantai terasa sejuk, dengan angin malam yang berhembus lembut melalui jendela kamar. Kamar itu gelap, hanya disinari oleh cahaya bulan yang menerobos tirai tipis, menciptakan bayangan samar di dinding. Selena telah lama tertidur dalam dekapan Christopher, sementara dia berbaring di sampingnya, tetapi pikirannya terusik oleh kenangan yang mulai menghantuinya kembali. Dalam tidurnya, Christopher mengerang pelan, tubuhnya bergerak gelisah di bawah selimut. Wajahnya yang biasanya tenang kini terlihat tegang, dengan alis berkerut seakan terjebak dalam mimpi yang buruk. Dia kembali ke masa lalu dalam pikirannya, masa ketika darah, kekacauan, dan pengkhianatan adalah bagian dari hidupnya sehari-hari. Terbayang kembali saat-saat ia mengarahkan senjatanya, terlibat dalam kesepakatan gelap, dan mengorbankan apa pun demi kekuasaan. Dalam mimpinya, dia melihat Helena, tersenyum licik sambil membisikkan kata-kata penghancuran. Tawa sinisnya menggema, mengingatkannya pada

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   94. Pria Kasar & Wanita Keras Kepala

    Christopher dan Selena sedang menikmati sore indah di sebuah resor mewah yang terletak di tepi pantai Italia. Udara laut segar bercampur dengan angin sepoi-sepoi membelai wajah mereka. Di sinilah mereka merasa menemukan kedamaian yang sesungguhnya, jauh dari hiruk-pikuk masa lalu yang kelam. Seiring dengan detik yang berlalu, hubungan mereka semakin erat dan kuat. Christopher telah menjauhkan dirinya dari dunia kriminal, sepenuhnya untuk Selena. Itu bukan hal mudah, tetapi cintanya padanya membuat semua pengorbanan layak dilakukan.“Apakah kamu bahagia, Chris?” tanya Selena pelan sambil menatap laut, suaranya halus seperti desiran ombak. Dia selalu memanggilnya dengan nada yang lebih lembut akhir-akhir ini, dan Christopher menyukainya.Christopher menoleh padanya, senyum tipis tersungging di wajahnya yang selama ini penuh amarah dan kesedihan. “Setiap hari bersamamu, Selena, adalah hal yang paling membahagiakan dalam hidupku. Aku tak pernah membayangkan bisa hidup seperti ini… damai,

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   93. Kehidupan Helena yang Hancur

    Helena duduk di ruang tamu mansion megahnya, sebuah bangunan yang masih memancarkan kekayaan dan kejayaan dari masa lalu, namun kini terasa seperti kuburan megah bagi seorang ratu tanpa kerajaan. Kakinya disilangkan, sepatu hak tingginya menekan lantai marmer yang dingin. Tangan Helena yang lentik menggenggam segelas anggur merah, meski bibirnya jarang menyentuh tepi gelas. Matanya kosong, mengembara ke arah jendela besar yang menghadap ke taman belakang. Sejauh mata memandang, semuanya tampak sempurna; tapi tidak baginya.Semua yang Helena miliki masih ada: rumah mewah, perhiasan berharga, kekayaan yang melimpah. Namun, tidak ada satu pun dari itu yang bisa menggantikan kehancuran yang telah merampas jiwanya. Kartel yang dulu dipimpinnya dengan tangan besi kini runtuh. Kekuasaan yang dulu membuat orang-orang tunduk dan gemetar di hadapannya kini hilang seiring dengan nama besar yang terkubur dalam kekacauan.Helena menatap pantulan dirinya di cermin besar di sudut ruangan. Gaun mahal

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   92. Dia yang Penuh Cinta

    Hari-hari yang kini dijalani oleh Selena bersama Christopher terasa seperti mimpi yang indah. Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana namun elegan di tepi pantai, jauh dari hiruk-pikuk kota, jauh dari bayang-bayang masa lalu yang kelam. Angin laut yang sejuk selalu menyapu halaman, membawa suara deburan ombak yang menemani setiap langkah mereka.Pagi itu, Selena bangun lebih dulu. Cahaya matahari pagi menembus tirai tipis di jendela kamar mereka, menghangatkan ruangan dengan lembut. Christopher masih tertidur di sampingnya, wajahnya terlihat tenang—berbeda dengan ketegangan yang dulu sering terlihat ketika dia masih memimpin kartel. Kini, dia lebih damai, lebih rileks. Waktu di rumah pantai ini telah mengubah mereka berdua.Selena menyelinap keluar dari tempat tidur, melangkah perlahan ke balkon yang menghadap ke laut. Dia berdiri di sana, menghirup udara segar pagi sambil merasakan angin laut menerpa wajahnya. Kehidupannya yang dulu penuh dengan kesedihan dan ketakutan terasa begitu

DMCA.com Protection Status