Pierre Alexandre, dia adalah seorang Jenderal besar di Paris yang namanya akan diabadikan dalam sejarah Perancis. Pierre berhasil membunuh seorang ketua kartel dari Monaco, meskipun sebenarnya mereka telah membuat perjanjian dengan Christopher. Bagi Pierre, yang paling penting adalah bahwa tindakannya yang heroik untuk Paris Perancis akan diabadikan dalam catatan sejarah, meskipun harus mengorbankan kesepakatan yang telah dibuat. Pierre berjalan menuju lokasi dimana Christopher sedang dirawat di fasilitasi medis penjara dengan keamanan maksimum. Saat dia mendekat, Pierre melihat seorang penasehat pribadi yang begitu setia dan dikenal sebagai Harvey. Pria itu selalu ada disamping Christopher, keberanian dan ketegasan Christopher menarik perhatian Pierre. Sang Mafia, membuatnya ingin lebih memahami kehidupan dan karakteristik sejati sang ketua kartel yang begitu dikenal itu. Christopher, yang berada dalam kondisi rawat di dalam penjara, dengan tegas menatap Pierre dengan tatapan yang
Mobil mewah melaju dengan anggun di sepanjang pinggir pantai Monaco, menghadap lautan biru yang tenang. Di dalamnya, seorang supir profesional dengan pakaian rapi memandu mobil tersebut, sedangkan di kursi belakang terdapat seorang penjaga yang setia mengawasi Selena dengan cermat.Suasana yang tenang dan pemandangan indah laut Mediterania menambah kesan romantis dan mewah dari perjalanan mereka di atas aspal pantai Monaco.Selena semakin terlihat anggun, berkelas, dan hidup dengan nyaman setelah satu tahun menjalani kehidupan tanpa kehadiran Christopher. Pria itu tidak pernah muncul dalam kehidupannya lagi, hanya surat-surat dari penjara yang gejolak yang ia terima. Meskipun terngiang kenangan yang melekat, Selena terus menjalani hidup dengan penuh kekuatan dan keanggunan. Kini, dia mulai menemukan kedamaian dan kebahagiaannya sendiri, menjelajahi hari-hari yang penuh dengan ketenangan dan kebahagiaan yang baru.“Bila siang selalu terkenang oleh semua perlakuannya dan malam datang me
Pada keesokan harinya, Selena bertemu dengan Nyonya Helena di sebuah kafe dekat universitas tempat ia menimba ilmu.Di kafe itu, suasana terasa penuh dengan aroma kopi yang harum dan hiasan-hiasan Eropa yang elegan. Dekorasi klasik dan meja-meja kayu yang indah memberikan sentuhan tradisional Monaco yang kental. Lampu-lampu gantung yang bersinar lembut membaur dengan cahaya matahari yang masuk melalui jendela-jendela besar, menciptakan suasana yang hangat dan ramah.“Silahkan duduk Nona, silahkan pilih menu yang anda inginkan dan saya akan menunggu disana.” Ucap seorang pelayan menyambut Selena dengan begitu ramah.“Terima Kasih.” Sahut singkat Selena.Meskipun kini ia berusaha menjadi gadis biasa, namun Selena masih ditemani oleh pengawal pribadi yang siap menjaganya dari gangguan siapapun. Bahkan Sarah juga tetap bersiaga di mobil, meskipun Selena selalu melarangnya, namun pengawal dan Sarah tidak menggubris larangan tersebut. Mereka tetap setia menjaga Selena karena loyalitas merek
Atmosfer di kafe menjadi tegang setelah Selena mendengar ancaman dari Helena. Ancaman itu memberikan bayangan yang tidak asing baginya, dan memicu ingatan tentang ibunya yang saat ini dirawat di rumah sakit pribadi keluarga Christopher. Kesulitan dan dilema Selena semakin terasa di tengah situasi yang membingungkan dan rumit antara perasaan kasih sayang dan kewajiban yang melibatkan orang-orang terdekatnya.“Nyonya Helena hanya pandai mengancam,” pikir Selena dengan sedih.Keputusan untuk mematuhi kata-kata Nyonya Helena membuatnya merasa tidak nyaman. Selena telah berjanji untuk tetap setia kepada Christopher, namun pertanyaan atas apakah kesetiaannya akan dapat menyelamatkan kondisi ibunya juga membuatnya sangat bingung.“Hukuman Tuan Christopher adalah penjara seumur hidup, sudah satu tahun ia hanya menghiburku dengan surat-suratnya. Haruskah aku terus setia menanti sampai akhir hayat? Atau, apakah aku sebaiknya menerima lembaran baru yang Nyonya Helena pilihkan?” pikir Selena, men
Keesokan harinya…“Sarah, aku harus pergi sekarang! Profesor membutuhkan bantuanku, jadi aku harus berangkat lebih awal.” ujar Selena sambil meletakkan sendoknya di atas piring setelah selesai sarapan.“Baiklah, tapi maaf, aku merasa agak lelah hari ini. Aku tidak bisa menemanimu.” ungkap Sarah secara jujur, merasakan kelelahan sejak kemarin.Selena dengan sikap peduli dan kepedulian yang tulus, menatap Sarah dengan sorot mata penuh perhatian.“Tenanglah, Sarah. Aku akan merawat diri dengan baik. Semoga kau cepat sembuh, jagalah terus kesehatanmu.” ucapnya dengan suara lembut dan hangat.Sarah tersenyum hangat sebagai tanda terima kasih. Wajahnya memancarkan kebaikan dan rasa terharu oleh perhatian Selena. Mereka saling bertukar pandang dengan penuh kehangatan, seolah ada hubungan persahabatan yang erat di antara keduanya.Selama perjalanan ke universitas dengan pengawal dan sopir pribadinya, Selena fokus melatih kemampuan melukisnya.Dalam keheningan, dia merenung, “Sedikit demi sedi
Dalam suasana yang semakin hangat Frederic melanjutkan senyumnya yang menawan, “Kamu pantas mendapat pujian, Selena. Kecerdasan dan kecantikanmu tak terbantahkan.”Selena terkesan dengan kata-kata Frederic, menyebabkan hatinya sedikit berdebar lebih cepat.“Terima kasih, Frederic. Kamu juga pandai memberikan dukungan,” ucapnya sambil terdiam sejenak meresapi kata-kata itu.“Setelah selesai kelas, bolehkah aku mentraktirmu makan? Beberapa hari ini aku kesulitan memilih makanan, rasanya aku sangat mencintai masakan Ibuku. Jadi makanan Monaco kurang menarik, menyebabkan aku kurang berselera.” ucap Frederic penuh harap.Selena tersenyum manis dan berpikir sejenak, Frederic adalah putra seorang profesor dan dia mungkin saja tidak bisa menolaknya.“Tentu, Frederic. Aku senang bisa menemanimu makan malam hari ini. Ayo, kita cari restoran yang menyajikan makanan yang sesuai dengan seleramu.”Frederic berbinar-binar, bahagia mendengar jawaban positif dari Selena.Di tengah kerja keras, Selena
“Baiklah.”Christopher mengangguk kecil, Harvey senang karena akhirnya waktu yang mereka tunggu-tunggu telah tiba.Christopher menerima botol vitamin dengan penuh perhatian, menatap kunci dan jam digital yang tersembunyi di dalamnya.Dia merespons dengan anggukan kecil, memperlihatkan bahwa pesan itu sudah diterimanya dengan baik. Harvey yang mendengar percakapan itu merasa lega, memahami bahwa waktu pelarian mereka telah tiba, ia ingin segera terbebas dari penjara mematikan itu.“Katakan pada Pierre, saya ingin bertemu dengannya malam ini. Tapi dengan syarat, gunakan ruang pertemuan yang dijaminkan kerahasiaan nya.” ujar Christopher dengan tegas.Petugas sipir menerima perintah Christopher dengan hormat, “Saya akan segera menyampaikan pesan tersebut, Bos.”Kemudian, dia pergi meninggalkan sel, membawa pesan Christopher untuk disampaikan kepada Pierre sang Jenderal.Suasana penantian dan antisipasi di dalam sel semakin terasa, sementara Christopher dan Harvey bersiap-siap untuk pertem
Selama 6 bulan, anak buah Christopher telah bekerja tanpa rasa lelah di dalam kegelapan terowongan yang mereka gali secara rahasia di bawah tanah penjara paling mengerikan di Paris. Mereka bergantian menggali tanah, memindahkan batu-batu besar, dan menyusun dinding terowongan dengan sangat hati-hati.Mereka harus tetap waspada terhadap petugas penjara, dan polisi patroli pantai, yang sewaktu-waktu bisa saja mengetahui rencana pelarian yang di peruntukan untuk bos besar mereka. Di tengah tekanan dan ketegangan yang terus menerus, anak buah Christopher tetap bekerja dengan ketekunan dan tekad untuk membawakan sang bos sebuah kebebasan.“Cepat gali, kita tidak memiliki banyak waktu untuk bermalas-malas!” para anggota terus memotivasi para anggota lainnya yang kini di bawah komando Jarlath untuk sementara waktu.“Aku penasaran mengapa Tuan Christopher terus dipertahankan? Bukankah lebih baik jika Jarlath yang mengendalikan kartel ini?” mereka saling menyinggung soal Jarlat yang dianggap l