Atmosfer di kafe menjadi tegang setelah Selena mendengar ancaman dari Helena. Ancaman itu memberikan bayangan yang tidak asing baginya, dan memicu ingatan tentang ibunya yang saat ini dirawat di rumah sakit pribadi keluarga Christopher. Kesulitan dan dilema Selena semakin terasa di tengah situasi yang membingungkan dan rumit antara perasaan kasih sayang dan kewajiban yang melibatkan orang-orang terdekatnya.“Nyonya Helena hanya pandai mengancam,” pikir Selena dengan sedih.Keputusan untuk mematuhi kata-kata Nyonya Helena membuatnya merasa tidak nyaman. Selena telah berjanji untuk tetap setia kepada Christopher, namun pertanyaan atas apakah kesetiaannya akan dapat menyelamatkan kondisi ibunya juga membuatnya sangat bingung.“Hukuman Tuan Christopher adalah penjara seumur hidup, sudah satu tahun ia hanya menghiburku dengan surat-suratnya. Haruskah aku terus setia menanti sampai akhir hayat? Atau, apakah aku sebaiknya menerima lembaran baru yang Nyonya Helena pilihkan?” pikir Selena, men
Keesokan harinya…“Sarah, aku harus pergi sekarang! Profesor membutuhkan bantuanku, jadi aku harus berangkat lebih awal.” ujar Selena sambil meletakkan sendoknya di atas piring setelah selesai sarapan.“Baiklah, tapi maaf, aku merasa agak lelah hari ini. Aku tidak bisa menemanimu.” ungkap Sarah secara jujur, merasakan kelelahan sejak kemarin.Selena dengan sikap peduli dan kepedulian yang tulus, menatap Sarah dengan sorot mata penuh perhatian.“Tenanglah, Sarah. Aku akan merawat diri dengan baik. Semoga kau cepat sembuh, jagalah terus kesehatanmu.” ucapnya dengan suara lembut dan hangat.Sarah tersenyum hangat sebagai tanda terima kasih. Wajahnya memancarkan kebaikan dan rasa terharu oleh perhatian Selena. Mereka saling bertukar pandang dengan penuh kehangatan, seolah ada hubungan persahabatan yang erat di antara keduanya.Selama perjalanan ke universitas dengan pengawal dan sopir pribadinya, Selena fokus melatih kemampuan melukisnya.Dalam keheningan, dia merenung, “Sedikit demi sedi
Dalam suasana yang semakin hangat Frederic melanjutkan senyumnya yang menawan, “Kamu pantas mendapat pujian, Selena. Kecerdasan dan kecantikanmu tak terbantahkan.”Selena terkesan dengan kata-kata Frederic, menyebabkan hatinya sedikit berdebar lebih cepat.“Terima kasih, Frederic. Kamu juga pandai memberikan dukungan,” ucapnya sambil terdiam sejenak meresapi kata-kata itu.“Setelah selesai kelas, bolehkah aku mentraktirmu makan? Beberapa hari ini aku kesulitan memilih makanan, rasanya aku sangat mencintai masakan Ibuku. Jadi makanan Monaco kurang menarik, menyebabkan aku kurang berselera.” ucap Frederic penuh harap.Selena tersenyum manis dan berpikir sejenak, Frederic adalah putra seorang profesor dan dia mungkin saja tidak bisa menolaknya.“Tentu, Frederic. Aku senang bisa menemanimu makan malam hari ini. Ayo, kita cari restoran yang menyajikan makanan yang sesuai dengan seleramu.”Frederic berbinar-binar, bahagia mendengar jawaban positif dari Selena.Di tengah kerja keras, Selena
“Baiklah.”Christopher mengangguk kecil, Harvey senang karena akhirnya waktu yang mereka tunggu-tunggu telah tiba.Christopher menerima botol vitamin dengan penuh perhatian, menatap kunci dan jam digital yang tersembunyi di dalamnya.Dia merespons dengan anggukan kecil, memperlihatkan bahwa pesan itu sudah diterimanya dengan baik. Harvey yang mendengar percakapan itu merasa lega, memahami bahwa waktu pelarian mereka telah tiba, ia ingin segera terbebas dari penjara mematikan itu.“Katakan pada Pierre, saya ingin bertemu dengannya malam ini. Tapi dengan syarat, gunakan ruang pertemuan yang dijaminkan kerahasiaan nya.” ujar Christopher dengan tegas.Petugas sipir menerima perintah Christopher dengan hormat, “Saya akan segera menyampaikan pesan tersebut, Bos.”Kemudian, dia pergi meninggalkan sel, membawa pesan Christopher untuk disampaikan kepada Pierre sang Jenderal.Suasana penantian dan antisipasi di dalam sel semakin terasa, sementara Christopher dan Harvey bersiap-siap untuk pertem
Selama 6 bulan, anak buah Christopher telah bekerja tanpa rasa lelah di dalam kegelapan terowongan yang mereka gali secara rahasia di bawah tanah penjara paling mengerikan di Paris. Mereka bergantian menggali tanah, memindahkan batu-batu besar, dan menyusun dinding terowongan dengan sangat hati-hati.Mereka harus tetap waspada terhadap petugas penjara, dan polisi patroli pantai, yang sewaktu-waktu bisa saja mengetahui rencana pelarian yang di peruntukan untuk bos besar mereka. Di tengah tekanan dan ketegangan yang terus menerus, anak buah Christopher tetap bekerja dengan ketekunan dan tekad untuk membawakan sang bos sebuah kebebasan.“Cepat gali, kita tidak memiliki banyak waktu untuk bermalas-malas!” para anggota terus memotivasi para anggota lainnya yang kini di bawah komando Jarlath untuk sementara waktu.“Aku penasaran mengapa Tuan Christopher terus dipertahankan? Bukankah lebih baik jika Jarlath yang mengendalikan kartel ini?” mereka saling menyinggung soal Jarlat yang dianggap l
Pierre memperhatikan sikapnya yang waspada dan kritis menggambarkan bahwa Christopher tidak akan pernah mengorbankan prinsip-prinsipnya, meskipun dihadapkan pada tawaran yang menggiurkan. Perbincangan internal yang rumit dan penuh pertimbangan moral memenuhi hati dan pikiran Pierre saat dia berhadapan dengan pilihan nampak sulit ini.“Jarlath dan para anggota pasukan militer kami sudah menunggu di bibir pantai, jadi saya meminta anda untuk bersembunyi selama 60 hari lamanya.” ujar Pierre dengan nada yang tegas, la memperingati Christopher.Christopher menerima perintah Pierre dengan serius, menunjukkan kesiapan dan ketegasan dalam menghadapi fase penting pelariannya.“Saya akan mengikuti instruksi Anda, Jenderal. 60 hari adalah hal yang mudah, tapi saya siap untuk bertahan dan bersembunyi hingga waktu yang ditentukan,” jawab Christopher dengan tekad yang mantap.Meskipun masih banyak tantangan besar menunggu di depan, keputusannya untuk tunduk pada perintah Pierre menunjukkan ketaatan
Setelah selesai dengan tugas-tugasnya yang baru saja diserahkan kepada Profesornya, Selena segera berjalan keluar dari ruangan profesor dengan langkah ringan, matanya berbinar-binar penuh semangat. Dia merapikan rambutnya yang tergerai lembut sebelum melangkah ke mobil mewahnya.“Selamat sore Nona Selena.” ucap Bodyguardnya menyapa.“Hai Jarvis, apa aku terlalu lama?” Selena sedikit tersenyum.“Tidak Nona, bahkan meskipun lama saya tetap akan menjaga anda.”Selena segera tersenyum dengan anggun, ia membetulkan rambutnya dan langsung masuk ke mobil.Anak buah setia Christopher, yang selalu membayangi Selena seperti bayangan yang melindungi, dengan cermat membuka pintu mobil untuknya. Selena duduk di kursi belakang dengan anggun, berpaling ke arah pelayan setia itu.Dengan suara lembut, ia meminta, “Tolong antarkan aku membeli peralatan melukis yang baru.”“Tentu saja Nona Selena,”Senyum hangat terukir di wajah pelayan setia itu saat ia menyambut permintaan Selena dengan penuh kesetiaa
Tampil dengan kehati-hatian, Christopher turun dari mobil dan berhadapan dengan Jarlath, yang menunjukkan rasa khawatirnya dengan tegas. “Bos tetap hati-hati, saya akan berjaga-jaga di sini.” ucap Jarlath dengan suara penuh kekhawatiran.Namun, Christopher hanya menjawab sinis sebab dia tidak suka diragukan, “Tentu saja Jarlath, Selena hanyalah gadis yang sangat lugu jadi kau tidak perlu khawatir.”Setelah membuang puntung rokoknya, Christopher kembali memasang masker dan topinya. Dengan hati yang berdegup kencang, ia menekan tombol lift menuju unit Selena.“Rasa gugup dan kerinduanku ini semakin terasa dan memku sangat ingin melihat reaksi Selena ketika melihatku nanti.” gumamnya dengan suara yang lirih.Dengan langkah mantap, Christopher melangkah keluar dari lift dan menuju unit Selena sesuai informasi yang diberikan oleh Jarlath. Tepat ketika berada di depan pintu unit di sudut barat, dia dengan tegas menekan bel untuk memberi tahu kehadirannya. Hati dan pikirannya dipenuhi oleh a