Selama 6 bulan, anak buah Christopher telah bekerja tanpa rasa lelah di dalam kegelapan terowongan yang mereka gali secara rahasia di bawah tanah penjara paling mengerikan di Paris. Mereka bergantian menggali tanah, memindahkan batu-batu besar, dan menyusun dinding terowongan dengan sangat hati-hati.Mereka harus tetap waspada terhadap petugas penjara, dan polisi patroli pantai, yang sewaktu-waktu bisa saja mengetahui rencana pelarian yang di peruntukan untuk bos besar mereka. Di tengah tekanan dan ketegangan yang terus menerus, anak buah Christopher tetap bekerja dengan ketekunan dan tekad untuk membawakan sang bos sebuah kebebasan.“Cepat gali, kita tidak memiliki banyak waktu untuk bermalas-malas!” para anggota terus memotivasi para anggota lainnya yang kini di bawah komando Jarlath untuk sementara waktu.“Aku penasaran mengapa Tuan Christopher terus dipertahankan? Bukankah lebih baik jika Jarlath yang mengendalikan kartel ini?” mereka saling menyinggung soal Jarlat yang dianggap l
Pierre memperhatikan sikapnya yang waspada dan kritis menggambarkan bahwa Christopher tidak akan pernah mengorbankan prinsip-prinsipnya, meskipun dihadapkan pada tawaran yang menggiurkan. Perbincangan internal yang rumit dan penuh pertimbangan moral memenuhi hati dan pikiran Pierre saat dia berhadapan dengan pilihan nampak sulit ini.“Jarlath dan para anggota pasukan militer kami sudah menunggu di bibir pantai, jadi saya meminta anda untuk bersembunyi selama 60 hari lamanya.” ujar Pierre dengan nada yang tegas, la memperingati Christopher.Christopher menerima perintah Pierre dengan serius, menunjukkan kesiapan dan ketegasan dalam menghadapi fase penting pelariannya.“Saya akan mengikuti instruksi Anda, Jenderal. 60 hari adalah hal yang mudah, tapi saya siap untuk bertahan dan bersembunyi hingga waktu yang ditentukan,” jawab Christopher dengan tekad yang mantap.Meskipun masih banyak tantangan besar menunggu di depan, keputusannya untuk tunduk pada perintah Pierre menunjukkan ketaatan
Setelah selesai dengan tugas-tugasnya yang baru saja diserahkan kepada Profesornya, Selena segera berjalan keluar dari ruangan profesor dengan langkah ringan, matanya berbinar-binar penuh semangat. Dia merapikan rambutnya yang tergerai lembut sebelum melangkah ke mobil mewahnya.“Selamat sore Nona Selena.” ucap Bodyguardnya menyapa.“Hai Jarvis, apa aku terlalu lama?” Selena sedikit tersenyum.“Tidak Nona, bahkan meskipun lama saya tetap akan menjaga anda.”Selena segera tersenyum dengan anggun, ia membetulkan rambutnya dan langsung masuk ke mobil.Anak buah setia Christopher, yang selalu membayangi Selena seperti bayangan yang melindungi, dengan cermat membuka pintu mobil untuknya. Selena duduk di kursi belakang dengan anggun, berpaling ke arah pelayan setia itu.Dengan suara lembut, ia meminta, “Tolong antarkan aku membeli peralatan melukis yang baru.”“Tentu saja Nona Selena,”Senyum hangat terukir di wajah pelayan setia itu saat ia menyambut permintaan Selena dengan penuh kesetiaa
Tampil dengan kehati-hatian, Christopher turun dari mobil dan berhadapan dengan Jarlath, yang menunjukkan rasa khawatirnya dengan tegas. “Bos tetap hati-hati, saya akan berjaga-jaga di sini.” ucap Jarlath dengan suara penuh kekhawatiran.Namun, Christopher hanya menjawab sinis sebab dia tidak suka diragukan, “Tentu saja Jarlath, Selena hanyalah gadis yang sangat lugu jadi kau tidak perlu khawatir.”Setelah membuang puntung rokoknya, Christopher kembali memasang masker dan topinya. Dengan hati yang berdegup kencang, ia menekan tombol lift menuju unit Selena.“Rasa gugup dan kerinduanku ini semakin terasa dan memku sangat ingin melihat reaksi Selena ketika melihatku nanti.” gumamnya dengan suara yang lirih.Dengan langkah mantap, Christopher melangkah keluar dari lift dan menuju unit Selena sesuai informasi yang diberikan oleh Jarlath. Tepat ketika berada di depan pintu unit di sudut barat, dia dengan tegas menekan bel untuk memberi tahu kehadirannya. Hati dan pikirannya dipenuhi oleh a
Ketika Selena turun dari mobil, keringat dingin mengucur di tubuhnya, membuatnya merasa tidak nyaman. Dengan langkah lemas, ia bergumam, “Ah tidak, aku tidak ingin sakit.”Tubuhnya mulai bergetar, saat ia mulai melangkah memasuki lift menuju unit apartemen nya dan ketika pintu lift terbuka di lantai tujuannya, Selena cukup terkejut melihat seorang pria berdiri di depan pintu unitnya.“Frederic, bagaimana dia bisa tahu tempat tinggalku?” batin Selena, sementara ia berdiri membeku di depan lift, merasa kebingungan dan khawatir.Sorot matanya penuh dengan kecurigaan dan ketidakpastian menyongsong kehadiran Frederic yang tidak terduga. Selena merasakan bingung yang mengudara dalam sekejap matanya saat ini, dia tidak menyangka akan mendapati sosok Frederic ada di kediamanya yang sangat rahasia.“Demi apa kau di sini, Frederic? Dan bagaimana kau tahu alamatku?” Selena bertanya tajam, suaranya penuh ketidaksetujuan.Frederic menjawab sambil tersenyum, “Maaf mengganggu, Selena, tapi aku sanga
Christopher memeluk Selena dengan sangat lama, merasakan kerinduannya yang begitu mendalam dan melepaskannya melalui sentuhan dan kecupan yang sederhana di wajah maupun tubuh Selena. Setiap sentuhan dan kecupan itu penuh dengan cinta dan kerinduan, membuat Selena merasakan kehangatan dan kekuatan dari cinta yang tak pernah padam.Lalu, di pertengahan malam, Christopher terbangun dan segera meninggalkan kamar Selena. Dia menuju ruang tamu, meraih gagang telepon dan menghubungi dokter pribadinya.“Aami, bisakah kau datang ke unit Selena? Tubuhnya demam dan kondisinya tidak baik. Tolong datang dan periksa Selena untukku,” ujar Christopher dengan suara yang terdengar gelisah, menunjukkan kekhawatirannya terhadap Selena yang sedang sakit.“Baik... Tuan Christopher,” ujar sang dokter bernama Aami dengan nadanya yang tegang.Alasan untuk reaksi tegangnya itu karena dia terkejut dengan suara Christopher, tetapi setelah itu, Dokter Aami merasa bersyukur karena sang Mafia bisa kembali dengan se
Christopher memeriksa dengan bibirnya dan mengucapkan sebuah kata yang bernada sensual, “Selena, kamu sudah sangat basah.”Ucapan itu membuat Selena tersentak, seolah-olah sadar akan perasaan malu yang menyelimuti dirinya.“Jadi aku tidak bermimpi, dia adalah Tuan Christopher yang nyata?” pikir Selena dalam hati.Saat itu, Selena memastikan bahwa apa yang terjadi saat ini adalah nyata, bukan sekadar mimpi atau delusi yang di sebabkan oleh obat demam yang ia konsumsi. Christopher yang ada di depan matanya dan merangkulnya, adalah Christopher yang sebenarnya dia nanti-nantikan.Selena memalingkan wajahnya ke arah samping, menahan getaran atas reaksi nikmat yang diberikan oleh lidah Christopher di area tersembunyi tubuhnya. Dia merasa malu, namun juga merasa senang karena dihargai oleh Christopher dengan cara yang sangat lembut meski agak sensual.“Tuan Christopher, jangan begitu! Aku belum mandi, mungkin tubuhku bau dan penuh kuman,” ucap Selena sambil menatap ke arah bawah dan menggigi
“Meskipun seperti itu, tapi semua hal pasti ada penyebabnya dan bukan kapasitas saya untuk menilai segala tindakan Anda di masa lalu,” sahut Selena lembut dan penuh kejujuran.Christopher terkesan dengan jawaban yang diberikan oleh Selena.“Lalu siapakah kamu?” Pertanyaan ambigu dilemparkan oleh Christopher.Selena menjawab, “Saya adalah Selena yang selalu menyukai Anda, saya adalah Selena yang seluruh cintanya sudah dirampas oleh Anda. Tapi hal yang jauh lebih besar dari itu adalah, saya ingin menjadi obat yang bisa digunakan kapan saja, diingat kapan saja. Saya ingin menjadi sebab dan alasan penyembuhan luka batin Anda selama ini, Tuan Christopher.”Sekali lagi Christopher di buat tersentuh dengan jawaban Selena, “Betapa menyenangkannya mendengar perkataanmu Ini, Selena.”Lalu, Christopher segera memeluk Selena dan mencium bibirnya dengan lembut.Kemudian Christopher menceritakan kisah masa lalunya yang mengerikan.“Saat kecil, aku tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan kekerasan da