Home / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / Bab 80. Syarat dari Nina

Share

Bab 80. Syarat dari Nina

Author: Kak Gojo
last update Last Updated: 2025-02-20 19:55:24

“Tapi kamu mau kan nikah sama aku? Aku bakalan nungguin kamu sampai kamu siap kok.”

Nina mengangguk pelan. “Iya, saya mau. Tapi ada syaratnya.”

“Apa syaratnya?”

“Tuan gak boleh nyentuh saya lagi sampai kita nikah.”

Bryan sontak melepaskan genggamannya di jari Nina.

Nina langsung tertawa kecil. “Kalau cuman megang tangan, boleh kok.”

“Terus definisi gak boleh nyentuh itu seperti apa, Nina?”

“Tuan gak boleh ngajak saya begituan lagi.”

Bryan seketika paham. “Oh cuman itu saja? Gampang.”

“Bukan itu aja. Tuan Bryan juga gak boleh ngeraba-raba saya, ngelus-ngelus, apalagi sampai ngeremas.”

Bryan seketika menekuk wajahnya. Rasanya sangat sulit tidak melakukan itu pada Nina. “Kalau aku kepengen meluk kamu gimana dong? Masa meluk juga gak boleh?” protes Bryan.

“Meluk boleh kok, tapi jangan ngelus-ngelus yang lain!”

“Hm.”

“Gandengan tangan boleh. Cium kepala atau kening boleh. Meluk juga boleh,” lanjut Nina.

“Kalau ciuman bibir boleh, kan?” tanya Bryan berharap.

“Itu juga gak boleh. Soalnya kal
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
🌹isqia🌹
yeyy sudah up banyak ini bukan doble up lagi tapi udah triple² up
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 81. Menuju Kampung Nina

    “Nina! Nina! Bangun, Sayang!”“Nina?”Goyangan kecil di pundak Nina, membuat Nina membuka mata. Ia menangkap sosok lelaki, tak lain adalah Bryan.“Bangun, Nina. Ayo mandi terus sarapan!” ucap pria itu.Tampak Bryan saat ini membuka lemari kecil di kamar Nina dan memasukkan baju-baju Nina ke dalam tas ransel.Nina mengambil hp di bawah bantalnya dan melihat jam yang masih menunjukkan pukul lima pagi.“Tuan Bryan, ada apa pagi-pagi gini ke kamar saya?” tanya Nina dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.Sontak Bryan menoleh dan membulatkan mata. “Apa? Kamu barusan panggil aku apa?”Nina lupa dengan kejadian semalam. Nina masih belum sepenuhnya sadar. “Tuan Bryan. Tuan ngapain di kamar saya? Ngapain masukkin baju saya ke ransel?” tanyanya ulang kemudian menguap keras.“Nina, kok kamu lupa? Coba lihat di jari manis kamu ada apa?”Nina menurut. Ia melihat tangannya sendiri, di jari manisnya tersemat sebuah cincin permata putih. Seketika Nina teringat bahwa ia telah menerima lamaran

    Last Updated : 2025-02-20
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 82. Halo, Aku Calon Mantumu!

    Singkat cerita, setelah melalui perjalanan udara dan darat, Nina dan Bryan telah tiba di pelosok desa kecamatan Indramayu, Jawa Barat.“Nina, rumahmu yang mana?” tanya Bryan. Mereka berdua baru saja turun dari mobil angkot.“Belum sampai, Mas. Dari sini kita jalan ke ujung gang, di sana ada pengkolan ojek. Aku biasanya naik ojek sampai di rumah,” jelas Nina sambil berjalan.“Terus kenapa tadi kita gak nyuruh angkotnya berhenti aja di depan pengkolan ojek? Daripada capek-capek jalan kaki begini.”“Gak bisa, Mas. Bukan jalurnya. Lagian ujung gang dekat aja kok. Itu udah kelihatan!” seru Nina sembari menunjuk lurus.Setelah berjalan 250 meter, mereka akhirnya sampai.“Nah, ini dia ojek langgananku. Antar saya ke rumah ya, Pak,” seru Nina. “Satu lagi, tolong bawa teman saya juga ya, Pak,” lanjutnya kepada ojek yang lain.“Siapp, Mbak.”Sebelum naik ke motor, Bryan sempat-sempatnya mencubit lengan Nina hingga gadis itu menjerit kesakitan.“Enak aja kamu bilang aku ini temanmu!” ucap Bryan k

    Last Updated : 2025-02-20
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 83. Lampu Hijau?

    “K-kamu calon suami anak saya?” ulang Aliyah tak percaya.Bryan mengangguk penuh semangat. “Iya, Bu. Saya datang ke sini mau kenalan sama Ibu dan mau minta restu. Oh iya, maaf sebelumnya karena saya datang ke sini cuman bisa ngasih buah.” Bryan lalu menyerahkan beberapa parcel buah-buahan yang ia beli sebelum ke rumah Nina.Aliyah hanya terperanjat. Sedangkan Nina memilih untuk menundukkan kepalanya. Antara takut dan malu.“Eumm, apa saya boleh masuk ke dalam, Bu?” tanya Bryan memecah keheningan.“Oh, b-boleh, boleh. Silakan masuk,” jawab Aliyah.Mereka pun masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu yang luasnya tak seberapa. Hanya beralaskan karpet plastik. Tidak ada kursi atau sofa di sana. Hanya beberapa jarak pandang saja, Bryan sudah bisa melihat dengan jelas dua kamar yang saling bersebelahan tanpa pintu, hanya ditutupi oleh tirai tipis motif doraemon yang lusuh.Sedari tadi Bryan mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan kipas angin. Bryan ingin sekali menghilangkan gerah

    Last Updated : 2025-02-20
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 84. Rencana Masa Depan

    “Nina juga bingung, Bu. Tapi Mas Bryan selalu yakinin Nina kalau hubungan kami pasti direstui sama Papa dan Mamanya.”Aliyah mengambil napas panjang. “Ibu berpesan sama kamu, Nak. Jangan mau menikah dengan laki-laki kalau orang tuanya sendiri tidak menerima kamu di keluarga mereka. Itu berat, Nak. Ibu gak mau kamu dijadikan bulan-bulanan sama mertuamu sendiri. Ibu gak bakalan rela kalau anak ibu direndahkan oleh keluarga suamimu kelak. Kita memang miskin, Nak. Tapi kita masih punya harga diri. Jangan mentang-mentang mereka dari keluarga kaya raya, bisa seenak jidatnya menginjak-injak harga diri kita.”“Tapi kalau mereka mau menerima kamu apa-adanya dan menyambut hangat kedatangan kamu di keluarga mereka, tentu Ibu setuju-setuju saja. Ibu rela melepaskan kamu ke Nak Bryan. Yang penting kamu bisa hidup bahagia dan sejahtera.”Nina hanya memasang senyum getirnya.Aliyah lalu mengajak Nina untuk kembali ke ruang tamu. “Kita diskusikan saja langsung sama calon suami kamu, ya, Nak.”Mereka

    Last Updated : 2025-02-20
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 85. Berusaha Akrab

    “Aduh, Mas. Adik aku ini orangnya pemalu. Dia gak bisa langsung akrab sama orang yang baru dikenal. Maklumin aja ya.”Bryan mengangguk paham.Singkat cerita, mereka telah selesai makan. Junot pun memilih untuk keluar rumah. Seperti biasa di sore hari, Junot selalu bergabung bersama anak-anak tetangga yang bermain sepeda. Namun sayangnya, Junot hanya bisa menunggu salah satu dari temannya itu untuk meminjamkan sepeda kepadanya. Kadang pula, Junot hanya bisa melihat teman-temannya itu bermain dari kejauhan.Bryan merasa iba melihat Junot. Ia pun menghampiri sekumpulan anak-anak itu dan berbicara pada mereka.“Halo adik-adik semua. Aku mau pinjem sepeda kalian dong. Boleh gak?” ucapnya tanpa malu.“Boleh, asal bayar. Hihih,” celetuk salah satunya dengan nada bercanda. Namun siapa sangka, Bryan menanggapinya dengan serius.Bryan mengeluarkan uang dari dompetnya dan menyerahkannya kepada anak itu. “Kalau

    Last Updated : 2025-02-21
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 86. Nafsu Bryan Kumat Lagi!

    Setelah makan malam…“Nak Bryan, kamu apa tidak keberatan tidur di ruang tamu nanti? Soalnya kamar hanya ada dua. Itu pun kamar ibu dan bapak, satunya kamar Nina sama Junot,” ucap Aliyah memberitahu.Bryan kelihatan berpikir keras. Bagaimana bisa dirinya tidur melantai di ruang tamu? Tanpa kasur dan bantal sama sekali.“Emm, saya bermalam di hotel aja kalau begitu, Bu. Nanti pagi baru saya ke sini lagi. Di desa ini ada hotel kan, Bu?”“Di sini gak ada hotel, Nak Bryan,” jawab Aliyah lembut.“Kalau penginapan?”“Tidak ada juga, Nak. Soalnya di sini daerah pelosok. Tidak ada yang membuka penginapan seperti itu. Kalau pun ada, jaraknya sangat jauh dari sini. Bisa memakan satu atau dua jam perjalanan naik motor. Makanya tadi Ibu sempat ragu saat kamu bilang mau menginap. Karena memang sudah tidak ada tempat lagi buat kamu. Jadi bagaimana, Nak?”Bryan menelan ludah. Dengan

    Last Updated : 2025-02-21
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 87. Ingin Menyalurkan Hasrat

    Sontak Nina dan Bryan terperanjat melihat sosok yang berdiri memperhatikannya.“J-Junot? K-kamu ngapain?” tanya Nina tergugup setengah mati. Ia lalu menghampiri adiknya dengan langkah penuh hati-hati karena pecahan beling berserakan di lantai rumahnya.“Tadi Junot mau ke dapur, Kak. Mau balikin gelas minum yang ketinggalan di kamar,” jawab Junot. Anak itu tampaknya syok melihat kejadian barusan. Ia melirik ke arah Bryan dengan tatapan penuh arti.“Hm, ya udah. Kamu balik ke kamar aja. Biar kakak yang beresin pecahannya. Hati-hati ya jalannya, jangan sampai nginjak beling!” titah Nina yang diangguki oleh Junot.Nina pun ke dapur untuk mengambil sapu dan serok sampah. Ia lalu membersihkan pecahan beling tersebut dengan teliti. Bryan ikut membantunya.Tidak lama kemudian, Aliyah keluar dari kamar, mendapati Nina dan Bryan sedang memunguti pecahan kaca di lantai ruang tamu.“Apa yang terjadi, Nina? Kenapa sampai ada gelas pecah begin

    Last Updated : 2025-02-21
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 88. Tertampar

    “Dasar kamu ini mesumnya gak ketolong lagi! Aku gak mau, ya gak mau! Kamu pake tangan aja ngeluarinnya!” Nina berucap kesal dan meninggalkan Bryan di dalam sana. Nina sudah tidak peduli meskipun dirinya sendiri belum selesai mandi.*Siang hari, Aliyah baru pulang dari ladang. Wanita 43 tahun itu terheran-heran melihat anaknya di kamar sedang sibuk berkemas-kemas.“Loh, Nak kamu lagi ngapain?”“Ini lagi packing, Bu. Nina dan Mas Bryan mau ke Jakarta sekarang.”“Kok mendadak sekali? Bukannya kalian mau bermalam di sini tiga hari, Nak?”“Rencananya memang begitu, Bu. Tapi gak bisa. Mas Bryan harus ke kantor besok. Ada meeting bersama komisaris dan gak bisa diwakili atau ditunda, Bu,” jelas Nina. Sang ibu hanya mengangguk kecil.“Ya sudah kalau begitu, Nak.”Aliyah lalu kembali ke ruang tamu dan melihat sosok Bryan yang justru terlihat santai dan gabut.“Nak Bryan, kamu gak berkemas-kemas?”Bryan

    Last Updated : 2025-02-21

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 141. Kritis

    Tubuh Nina seketika lemas tak bertenaga kala mendapat telepon itu. Dia tidak percaya hal ini terjadi. Kenapa Bryan tiba-tiba kritis?Tanpa berpikir panjang, Nina langsung menuju rumah sakit tersebut.Sepanjang perjalanan, Nina hanya bisa menangis dan berharap bahwa Bryan baik-baik saja.“Kamu kenapa tiba-tiba masuk rumah sakit sih, Mas?” gumam Nina seraya terisak.*Setibanya di rumah sakit, Nina segera berlari menuju bagian administrasi. Ternyata di sana sudah ada William yang menanggung biaya operasi.William menjelaskan bahwa Bryan terjatuh dari lantai tiga saat bekerja.“T-terjatuh?”“Iya. Kata mandor kami begitu. Para pekerja juga heran kenapa Bryan tiba-tiba terjatuh. Sepertinya dia kepeleset, soalnya sempat hujan, mungkin karena licin makanya Bryan terjatuh.”“Terus sekarang Bryan di mana?” tanya Nina cemas.“Di ruang operasi. Kepalanya bocor. Kata dokter juga, tulang kaki Bryan ada yang remuk. Kamu doakan

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 140. Berita Buruk

    Nina langsung menghentikan nyanyiannya saat menyadari bahwa Bryan mulai menangis.Sambil mengusap kedua matanya, Bryan menatap wajah Nina yang saat ini begitu dekat dengan wajahnya.“Lagi… nyanyiin lagi!” Bryan berseru lugu kepada Nina. Bryan berseru lugu dengan mata yang sembab dan memerah.Nina pun mulai menyanyikan lagu itu kembali.Bryan terdiam polos hingga Nina menyelesaikan nyanyiannya. Bryan kembali menangis ketika nyanyian itu berakhir.“Kamu teringat mama kamu ya, Mas?” tanya Nina yang ikut sedih karena Bryan semakin terisak.Bryan menggeleng pelan sambil tersedu-sedu.“Terus kenapa kamu menangis begini, Mas?” tanya Nina lagi.“Soalnya kamu nyanyinya medok banget, sayang. Padahal kan itu lagu Inggris,” jawab Bryan dengan suara gemetar.Nina langsung mencubit pipi Bryan hingga pria itu menjerit kesakitan.“Aw! Sakit tau, sayang!”&l

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 139. Tiba-Tiba Dimanjain

    Bryan akhirnya keluar dari ruang ICU. Sedangkan Nina dan Fredrinn kembali berdiam-diaman, seperti tidak terjadi sesuatu. Bryan lalu berpamitan kepada ayahnya, Fredrinn hanya mengangguk pelan.Di perjalanan pulang, Nina meminta Bryan untuk singgah di konter.“Kamu mau beli pulsa, sayang? Biar aku yang beliin ya.”“Jangan, Mas. Kamu tunggu di motor aja ya.”Bryan hanya menurut dan menunggu Nina membeli sesuatu di konter itu.Sesampainya di rumah, Bryan kembali bertanya. Ia heran kenapa Nina tiba-tiba membeli hp baru.“Aku sengaja beli hp baru, Mas. Biar kita tetap bisa berhubungan walaupun kamu lagi di luar. Lagian cuman hp senter kok, harganya 150 ribu aja,” jawab Nina santai.“Padahal aku gak butuh hp, sayang. Mendingan uangnya kamu tabung aja daripada dibeliin hp,” ucap Bryan yang ingin berhemat. Tentu saja karena dia belum tau bahwa Nina telah mendapatkan uang dari ayahnya saat di rumah sakit tadi.Nina lalu mengambil ponseln

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 138. Luluh

    Bryan akhirnya masuk ke ruangan itu didampingi oleh perawat. Di dalam sana, ia diwajibkan mengenakan baju khusus penjenguk pasien ruangan ICU. Ia lalu melihat ibunya hanya dari balik kaca tembus pandang yang membatasi mereka. Banyak sekali alat-alat canggih yang terpasang di tubuh Rosalina dan sampai sekarang ibunya itu belum juga sadarkan diri.“Apa saya gak bisa masuk ke dalam, Sus?” lirih Bryan dengan sorot mata mulai berkabut.“Saya sarankan tidak. Keadaan pasien sedang kritis, daya tahan tubuhnya pun sangat lemah. Yang diperkenankan masuk ke dalam hanya dokter dan perawat saja, itu pun harus benar-benar dalam keadaan steril.”Bryan mengangguk paham dan kembali memandangi ibunya dari kaca tembus pandang di depannya.Di depan pintu ICU, tersisa Fredrinn dan Nina duduk berduaan sembari menunggu Bryan keluar. Sebab tadi Fredriin menyuruh Bi Lastri agar pulang saja untuk menemani Sarah menjaga rumah.Entah sudah berapa lama

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 137. Menjenguk Mama

    William mengelus dagunya sendiri dan menaruh curiga. “Atau jangan-jangan gadis itu memang orang susah? Dan Bryan adalah orang yang ngasih modal ke gadis itu untuk berpenampilan semewah mungkin di pesta Daddy?”William lalu bergeleng kepala. “Ckck. Bryan, Bryan! Pantasan saja Papamu marah dan membiarkanmu hidup susah begini. Rupanya karena kamu jatuh cinta sama gadis miskin! Bodoh sekali kamu Bryan! Rela menderita demi hidup bersama dengan gadis itu! Terkadang cinta memang bikin orang jadi goblok!”William pun pergi dan membiarkan Bryan berduaan dengan Nina di gedung tua itu.Ya, awalnya memang William sempat naksir kepada Nina. Karena kala itu, penampilan Nina sangat mewah dan berkelas. Wajah Nina yang anggun pun mampu menyihir mata William. Tapi setelah William melihat sosok asli Nina dengan penampilan sederhananya, William jadi ilfeel. Walaupun saat ini wajah Nina masih terlihat cantik mempesona, tapi tetap saja itu tidak berpengaruh be

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 136. Maaf, Aku Egois

    Selanjutnya Nina hanya diam tak bersuara.Bryan langsung beranjak pergi bekerja, tanpa menghabiskan makanannya lebih dulu.Nina menatap Bryan yang sudah jauh dari pandangannya sembari menangis lirih. “Maafkan aku, Mas. Aku egois. Aku hanya gak mau kalau kamu lebih memilih ibumu dari pada aku.”*Siang hari, di lokasi proyek…Waktu makan siang telah tiba. Para pekerja pun diistirahatkan selama 30 menit.Salah satu dari mereka menghampiri Bryan dan berkata, “Ada yang nyariin kamu tuh!”“Siapa, Kang?”“Kurang tau. Perempuan. Sekarang lagi nungguin kamu di bangunan kosong di depan sana,” jawab si tukang bangunan sembari menunjuk gedung tua tidak terpakai di ujung sana.“Oh oke. Makasih ya.”Setelah itu, Bryan kemudian berjalan menuju bangunan tua yang ditunjuk oleh rekan kerjanya tadi. Bryan terkejut melihat Nina sedang berdiri menunggunya.&ldq

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 135. Bungkam

    ‘Aduh, apa ya? Sekali lagi kalau salah, hp ini bakalan terblokir.’ Bryan mulai menyerah, padahal ia sudah memasukkan tanggal mereka jadian, tanggal lahir Nina sampai tanggal lahirnya sendiri. Namun tetap salah.‘Aduh, sandinya apa sih? Masa tanggal lahir Sehun EXO? Gak mungkin deh.’ Bryan iseng-iseng mencobanya, dan benar saja ponsel itu langsung terbuka.Bryan menggerutu dalam hati. ‘Bisa-bisanya tanggal lahir Sehun dijadikan password hp! Ada-ada saja!’Bryan mulai mengecek pesan dan log panggilan di ponsel tersebut. Memang benar, sekiranya ada sepuluh panggilan tidak terjawab dari minggu lalu dan banyak pesan masuk yang sudah dibaca.Semua pesan dan panggilan itu dari nomor Bi Lastri. Bryan yang penasaran mulai membaca satu per satu pesan dari Bi Lastri.[Nduk, ini Bi Lastri. Kamu masih menyimpan nomor Bibi, kan? Kenapa telpon Bibi gak kamu angkat, Nduk?][Kamu sibuk ya, Nduk?][Apa kabar kalian d

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 134. Masuk ICU

    Bi Lastri hanya menghela napas setelah mendengar jawaban dari Bryan.“Terus sekarang gimana keadaan Mama? Mama baik-baik saja, kan?” tanya Bryan lagi.“Nyonya tidak baik-baik saja, Tuan.”Mendengar jawaban Bi Lastri sukses membuat Bryan semakin cemas. Ia pun segera melangkahkan kaki hendak masuk ke dalam sana. Tapi Bi Lastri mencegahnya dengan cepat.“Sebaiknya jangan masuk dulu, Tuan!”“Kenapa, Bi?”“Soalnya Papanya Tuan kayaknya marah besar kalau sampai melihat Tuan datang ke sini!”“Aku gak peduli, Bi! Aku cuman mau lihat Mama sekarang.”Bryan mengabaikan kalimat Bi Lastri. Ia segera membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan itu. Sedangkan Bi Lastri menghela napas pasrah.Rasanya ingin mengeluarkan air mata kala melihat sang ibunda kini terbaring tak berdaya di ranjang perawatan dengan selang oksigen yang membantunya bernapas. Fisik Rosalina semaki

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 133. Nyonya Kritis Lagi

    Bryan menatap lekat manik mata gadisnya itu. “Kita harus nikah secepat mungkin, sayang. Kandungan kamu sudah enam minggu. Sampai kapan kita bisa menyembunyikan kehamilan ini dari tetangga? Mungkin sekarang, kita masih bisa tenang dan santai. Karena perut kamu masih kecil. Tapi lama-lama, perut kamu ini bakalan membesar. Orang-orang pasti curiga sama kita. Kita bakalan diusir dari sini dan dilaporin ke RT! Bisa-bisa kita masuk berita dan viral! Belum lagi kalau sampai ibu dan bapak kamu tau kalau kamu ini sedang hamil. Apa tanggapan mereka? Makanya aku harus ke rumah, sekali lagi aku ingin berjuang mendapatkan restu dari Papa. Supaya Papa mau ketemu dengan orang tua kamu di kampung untuk membicarakan pernikahan kita. Biarlah kita menikah secara sederhana tanpa pesta segala macam. Yang penting sah dan ada buktinya.”“Tapi kalau Papa kamu masih gak setuju gimana, Mas? Bapak aku juga gak bakalan merestui hubungan kita kalau Papa kamu sendiri belum merestui kita,” ucap Nina sendu.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status