"Lalu, apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Adijaya."Saya akan merebut Flora dari Arifin." Jawab Abian membuat kedua mata Adijaya terbelalak. Dia tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Abian, tapi pria itu terlihat serius. Artinya dia tidak main-main dengan ucapan nya kan?"Jangan bercanda, Abian!""Apa Tuan rela putri anda di siksa, di pukul, di khianati seperti itu?" Tanya Abian yang membuat Adijaya terdiam seketika."Tidak, aku tidak rela. Dia putri ku satu-satunya, dia putri kesayangan ku. Aku sangat menyayangi nya." Ucap Adijaya sambil menundukan kepala nya. Memang, dia sempat bertengkar hebat dengan putrinya karena dia kesal pada Flora yang lebih berpihak pada suaminya ketimbang dirinya yang notabene nya adalah orang tua nya sendiri.Belum sampai disana saja, kekesalan Adijaya semakin menjadi-jadi ketika Arifin sebagai menantu nya itu malah mempersulit komunikasi nya dengan Flora. Padahal dia sangat merindukan putrinya itu, tapi sampai sekarang mereka tidak berkabar. Bahkan
"Nanti malam aku keluar ya, Mas.""Ketuk dua kali pintu kamar nya ya?""Iya, Mas.""Masuklah, sayang." Flora tersenyum kecil lalu menganggukan kepala nya. Dia pun masuk ke dalam rumah dengan langkah hati-hati karena kaki nya masih terasa sakit. Dengan menggunakan tongkat, Flora berjalan tertatih. Tidak ada yang mau menolong nya sama sekali.Wanita itu pergi ke kamarnya untuk menyimpan paperbag yang di berikan Abian dan menyembunyikan nya di tempat yang cukup aman. Setelahnya, dia pergi ke dapur. Tapi ternyata disana sedang makan-makan, menu makanan nya jauh berbeda dengan apa yang Arifin berikan pada Flora.Untuk Flora, dia hanya membelikan mie ayam bakso dan ayam bakar. Tapi yang terpampang di meja sekarang bukan menu itu juga, tapi pizza dan steak. Benar-benar berbeda."Kok makanan nya beda sama yang di kasih ke aku, Mas?" Tanya Flora pelan."Kenapa? Mau juga? Gak ada, udah habis." Ketus Arifin, membuat Flora terdiam. Tapi sedetik kemudian, dia tersenyum kecil."Setidaknya, jika mau
"Ganti baju sana." Ucap Abian saat melihat Flora masih termenung di teras sambil berlinang air mata."Mau kemana memang nya, Mas?" Tanya Flora sambil mendongakkan kepala nya menatap Abian yang menjulang tinggi di depan nya."Mau makan steak dan pizza kan? Ayo. Mas anter ke restoran nya langsung. Makan disana lebih enak, sayang." Abian tersenyum kecil, lalu mengusap air mata yang masih menetes di pipi Flora."Jangan nangis, sayang. Nanti cantik nya luntur lho, aku gak suka lihat kamu nangis gini.""Sakit, Mas..""Iya, kaki nya sakit ya? Mas gendong deh kalo gitu." Abian bersiap untuk menggendong tubuh Flora namun wanita itu menolak."Mas..""Jangan terus di pikirkan, sayang. Akan semakin menyakitkan jika terus di pikirkan.""Nyeri, Mas. Rasanya sesak sekali.""Aku tahu, jadi ayo balas dendam." Ucap Abian setelah beberapa kali menghela nafasnya dengan panjang."Berhenti peduli pada orang yang tid
"Mas.." panggil Flora setelah keduanya berada di dalam private room yang di tunjukkan oleh seorang waiters tadi. Abian meletakan jaketnya di sandaran kursi lalu menatap intens ke arah sang perempuan."Iya, ada apa, sayangku?" Tanya Pria itu sambil tersenyum manis. Senyuman yang hanya di perlihatkan Abian pada Flora. Selebihnya, dia hanya menunjukkan wajah datarnya saja."Gadis tadi, aku merasa tidak asing.""Benarkah, sayang?" Tanya Abian sambil tersenyum menatap Flora. Memang jika berduaan seperti ini, Abian lebih sering menatap wajah cantik Flora dengan dalam. Terlihat jelas kalau Abian adalah pria yang sangat tulus jika sudah mencintai dan Flora adalah wanita satu-satunya yang bisa melakukan kerasnya hati seorang Abian."Iya, Mas. Aku merasa pernah melihat wajah itu, tapi dimana ya? Aku lupa." Ucap Flora membuat Abian terkekeh."Mungkin yang di bonceng suami mu lalu di bawa ke penginapan." Jawab pria itu, membuat Flora terbelalak seket
Pria berwajah datar itu berjalan memasuki kawasan bangunan megah dengan setelan jas rapih nya. Pria itu menenteng tas berisi laptop dan perangkat lainnya sebagai perantara untuk dia bekerja."Selamat pagi, Pak Abian." Sapa seorang pria sambil membungkukkan tubuhnya, menyapa dengan hormat kedatangan CEO di perusahaan."Pagi, Kala." Balas Abian. Pria yang di sapa Kala itu pun mengekor di belakang Abian. Pria itu juga menunjukkan wajah yang tak jauh berbeda dengan Abian, keduanya sama-sama memiliki wajah datar."Apa ada kelanjutan tentang perusahaan itu, Kala?""Progres nya cukup bagus, Pak. Hanya saja, apa saya pikir Tuan Robi itu tidak salah menunjuk seorang direktur?" Tanya Kala sambil mengernyitkan keningnya. Dia tidak tahu kalau semua itu adalah bagian dari rencana licik Abian."Maksudmu?""Saya pikir, keputusan Tuan Robi mengganti direktur lama dengan yang baru adalah keputusan keliru. Rasanya, tidak masuk akal saja dari hanya
"Sayang.." Panggil seorang perempuan bertubuh tinggi semampai dengan berjalan yang anggun. Dia terlihat sangat cantik dengan balutan gaun mahal yang menutupi tubuh sempurna nya."Hai, sayang." Balas nya sambil melambaikan tangannya. Tanpa ragu, perempuan itu mendekat dan langsung duduk di pangkuan sang pria yang juga dengan senang hati menyambut kedatangan perempuan cantik itu."Ada apa, sayang? Kenapa sampai datang kesini?" Tanya Arifin. Ya, pria itu adalah Arifin dan perempuan itu adalah selingkuhannya, Arina."Gapapa sih, cuman kangen aja sama kamu.""Beneran kangen, sayang?" Tanya Arifin sambil memeluk pinggang ramping perempuan itu dengan posesif. Arina menganggukan kepala nya, lalu melingkarkan kedua tangan nya di leher kokoh Arifin.Sudah satu minggu ini Arifin menjabat sebagai direktur, pria itu berada di atas awan saat ini. Biasanya dia bekerja di lantai bawah, sekarang dia bekerja di lantai atas. Dia juga mendapatkan banyak angg
"Bu, bilang sama Flora kalau malam ini, aku gak pulang." Ucap Arifin lewat telepon. Dia menelpon sang Ibu, karena tahu kalau ponsel Flora rusak dan dia tidak mau membelikan nya ponsel lagi.Kenapa rusak? Padahal, Arina masih sempat mengirim pesan-pesan untuk mengompori Flora? Ya, karena Abian membantingnya. Dia kesal dan jijik melihat foto-foto kemesraan pasangan itu. Akhirnya, ponsel itu pecah berhamburan, untungnya Flora masih memiliki ponsel mahal yang di berikan oleh Abian. Ponsel yang jauh lebih mahal dari yang dia miliki sebelumnya."Kenapa?" Tanya Ranti sambil mengernyitkan keningnya."Kerjaan Arif banyak, Bu. Jadinya harus lembur, maklum lah kan sekarang Arif itu direktur." Jawab Arifin dengan nada bangga nya, membuat Ranti tersenyum."Yaudah, nanti Ibu sampaikan. Kamu fokus aja kerjanya ya, tapi besok pulang kan? Ibu pengen makan mie ayam." Ucap Ranti."Iya, besok Arif pulang kok. Mau mie ayam yang dimana, Bu?""Yang di
"Mas.." Panggil Flora dengan nada berbisik, wanita itu melambaikan tangan nya ke arah Abian dan pria itu langsung mendekat."Kenapa, sayang?""Kamu serius ngasih aku ini? Ini baju apaan, Mas. Tipis gini." Ucap Flora membuat Abian terkekeh."Itu baju dinas, sayang." Jawab pria itu sambil tersenyum manis."Menerawang gini, kamu sengaja ya?" Tanya Flora dengan tatapan memicing ke arah Abian."Hehe, jelas. Ayolah, pakai ya? Kamu akan sangat cantik ketika memakainya. Gak sabar banget Mas pengen lihat kamu pakai pakaian itu." Abian tersenyum nakal, otaknya sudah traveling kemana-mana."Udah, gak usah cengengesan kayak gitu, Mas.""Pakai ya?" Bujuk Abian membuat wanita itu menghela nafasnya."Kenapa harus?""Tentu nya buat nyenengin Mas dong, sayang. Gak ada salahnya nyenengin selingkuhan kayak yang suami kamu lakukan." Ucap pria itu sambil tersenyum."Baiklah, sekali-kali aku akan menyenangkan mu, Ma