Pria berwajah datar itu berjalan memasuki kawasan bangunan megah dengan setelan jas rapih nya. Pria itu menenteng tas berisi laptop dan perangkat lainnya sebagai perantara untuk dia bekerja.
"Selamat pagi, Pak Abian." Sapa seorang pria sambil membungkukkan tubuhnya, menyapa dengan hormat kedatangan CEO di perusahaan."Pagi, Kala." Balas Abian. Pria yang di sapa Kala itu pun mengekor di belakang Abian. Pria itu juga menunjukkan wajah yang tak jauh berbeda dengan Abian, keduanya sama-sama memiliki wajah datar."Apa ada kelanjutan tentang perusahaan itu, Kala?""Progres nya cukup bagus, Pak. Hanya saja, apa saya pikir Tuan Robi itu tidak salah menunjuk seorang direktur?" Tanya Kala sambil mengernyitkan keningnya. Dia tidak tahu kalau semua itu adalah bagian dari rencana licik Abian."Maksudmu?""Saya pikir, keputusan Tuan Robi mengganti direktur lama dengan yang baru adalah keputusan keliru. Rasanya, tidak masuk akal saja dari hanya"Sayang.." Panggil seorang perempuan bertubuh tinggi semampai dengan berjalan yang anggun. Dia terlihat sangat cantik dengan balutan gaun mahal yang menutupi tubuh sempurna nya."Hai, sayang." Balas nya sambil melambaikan tangannya. Tanpa ragu, perempuan itu mendekat dan langsung duduk di pangkuan sang pria yang juga dengan senang hati menyambut kedatangan perempuan cantik itu."Ada apa, sayang? Kenapa sampai datang kesini?" Tanya Arifin. Ya, pria itu adalah Arifin dan perempuan itu adalah selingkuhannya, Arina."Gapapa sih, cuman kangen aja sama kamu.""Beneran kangen, sayang?" Tanya Arifin sambil memeluk pinggang ramping perempuan itu dengan posesif. Arina menganggukan kepala nya, lalu melingkarkan kedua tangan nya di leher kokoh Arifin.Sudah satu minggu ini Arifin menjabat sebagai direktur, pria itu berada di atas awan saat ini. Biasanya dia bekerja di lantai bawah, sekarang dia bekerja di lantai atas. Dia juga mendapatkan banyak angg
"Bu, bilang sama Flora kalau malam ini, aku gak pulang." Ucap Arifin lewat telepon. Dia menelpon sang Ibu, karena tahu kalau ponsel Flora rusak dan dia tidak mau membelikan nya ponsel lagi.Kenapa rusak? Padahal, Arina masih sempat mengirim pesan-pesan untuk mengompori Flora? Ya, karena Abian membantingnya. Dia kesal dan jijik melihat foto-foto kemesraan pasangan itu. Akhirnya, ponsel itu pecah berhamburan, untungnya Flora masih memiliki ponsel mahal yang di berikan oleh Abian. Ponsel yang jauh lebih mahal dari yang dia miliki sebelumnya."Kenapa?" Tanya Ranti sambil mengernyitkan keningnya."Kerjaan Arif banyak, Bu. Jadinya harus lembur, maklum lah kan sekarang Arif itu direktur." Jawab Arifin dengan nada bangga nya, membuat Ranti tersenyum."Yaudah, nanti Ibu sampaikan. Kamu fokus aja kerjanya ya, tapi besok pulang kan? Ibu pengen makan mie ayam." Ucap Ranti."Iya, besok Arif pulang kok. Mau mie ayam yang dimana, Bu?""Yang di
"Mas.." Panggil Flora dengan nada berbisik, wanita itu melambaikan tangan nya ke arah Abian dan pria itu langsung mendekat."Kenapa, sayang?""Kamu serius ngasih aku ini? Ini baju apaan, Mas. Tipis gini." Ucap Flora membuat Abian terkekeh."Itu baju dinas, sayang." Jawab pria itu sambil tersenyum manis."Menerawang gini, kamu sengaja ya?" Tanya Flora dengan tatapan memicing ke arah Abian."Hehe, jelas. Ayolah, pakai ya? Kamu akan sangat cantik ketika memakainya. Gak sabar banget Mas pengen lihat kamu pakai pakaian itu." Abian tersenyum nakal, otaknya sudah traveling kemana-mana."Udah, gak usah cengengesan kayak gitu, Mas.""Pakai ya?" Bujuk Abian membuat wanita itu menghela nafasnya."Kenapa harus?""Tentu nya buat nyenengin Mas dong, sayang. Gak ada salahnya nyenengin selingkuhan kayak yang suami kamu lakukan." Ucap pria itu sambil tersenyum."Baiklah, sekali-kali aku akan menyenangkan mu, Ma
Abian membuka kaos yang dia kenakan, juga celana seluruhnya itu. Pria itu merangkak menaiki tubuh Flora yang sudah terbaring di atas ranjang. Pria itu menurunkan tali spaghetti yang ada di pundak Flora, dia mengangkat tubuh wanita itu hingga lingerie itu berhasil lolos dari tubuh Flora."Menakjubkan, sayang." Puji Abian, lalu tanpa banyak basa-basi lagi, pria itu langsung menerkam tubuh Flora. Untuk awalan yang bagus, Abian menyusu seperti bayi di dada kenyal nan besar milik Flora.Sebelah tangan nya lagi menyusup ke dalam celana dalam Flora yang hanya berbentuk tali dan segitiga kecil untuk menutupi gundukkan berbulu itu. Tangan pria itu mulai membuka lebar kaki Flora dan memainkan nya hingga membuat Flora kelojotan sendiri karena ulah sang pria."Aaahhh, Mas.." Wanita itu mendesah nikmat ketika tangan pria itu berhasil menerobos masuk ke dalam lubang hangat sang wanita dan menggerakkan nya keluar masuk.Wanita itu semakin membuka kakinya lebar-l
"Aaaahhhh.." Dengan cepat, Abian merunduk dan melumat bibir Flora dengan liar dan brutal.Pria itu memagut bibir sang wanita dengan sensual, juga menggigitnya kecil hingga membuat tubuh Flora mengejang tak terkendali setelah berhasil mendapatkan klimaksnya yang entah ke berapa kalinya dalam penyatuan malam ini.Abian benar-benar luar biasa, hanya pria itu yang bisa membuat Flora klimaks berkali-kali bahkan hanya dalam waktu singkat, bahkan sebelum penyatuan di mulai sekalipun, pria itu sudah bisa membuat Flora klimaks dengan bantuan jemari atau lidahnya saja."Mas, kenapa ini nikmat sekali?""Iya, ini sangat nikmat. Mas menyukai milikmu yang sangat sempit menggigit ini, jaga tubuhmu untukku, sayang.""Iya, Mas. Aku akan menjaganya untukmu." Jawab Flora, dia tersenyum lalu keduanya kembali terlibat adu mulut, tapi ya bukan debat apalagi debat capres. Upss..Abian kembali melanjutkan permainan intinya dengan cepat dan kuat, membuat
Keesokan harinya, tepatnya malam hari Arifin pulang dengan wajah cerianya. Dia menenteng beberapa kresek di tangannya, mungkin makanan atau apa itu yang jelas dia membawanya dengan kedua tangannya."Ibu, Arif pulang.." Ucapnya sambil tersenyum. Ranti menyambut kedatangan putranya itu dengan sukacita, bukan putranya yang dia tunggu-tunggu, tapi apa yang di bawa di tangan Arifin."Bawain pesenan Ibu kan?" Tanya Ranti."Ini mie ayam bakso buat Ibu, ada juga buat Mbak Winda sama Mbak Santi.""Flora?" Tanya Santi."Halah, biarin aja dia beli sendiri." Ucap Arifin acuh, dia pun meletakkan kresek berisi makanan itu di atas meja makan dan pergi dari ruang tamu menuju ke kamar.Pria itu membuka pintu kamarnya dan ketika melihat ke arah ranjang, seketika itu juga dia terlonjak kaget ketika melihat bubuk putih yang memenuhi wajah istrinya. Ya, dia yakin itu Flora istrinya karena tidak mungkin jika orang lain berani berbaring di atas ra
"Flora, kau tidur di dalam kamar mandi? Lama sekali." Omel Arifin dari luar. Tiba-tiba saja, Flora membuka pintu kamar mandi dan menatap wajah Arifin yang terlihat menyebalkan di matanya."Apa?""Kau bertelur di dalam sana? Lama sekali.""Iya, aku menghasilkan dua telur selama di dalam sana." Jawab Flora sambil tersenyum kecil. Setelahnya, dia mengganti daster rumahan nya dengan daster yang di belikan Abian, lagi-lagi Abian yang membelikan semua yang di kenakan oleh Flora.Hanya lima belas menit saja, Arifin menyelesaikan mandinya. Terpaksa, dia mandi menggunakan air dingin karena Flora tidak menyiapkannya. Biasanya, ada Flora yang akan selalu siap sedia menyiapkan segala keperluannya termasuk air hangat untuk mandi."Flora?""Apa sih? Dari tadi manggil-manggil terus. Ada apa?" Tanya Flora dengan ketus."Daster kamu bagus dan kekinian, kapan kamu membelinya?""Hmm? Aku tidak mampu membelinya karena uang darimu m
Abian pergi ke parkiran dan mengemudikan kendaraannya menjauhi perusahaan, tapi saat di dalam perjalanan dia mendapatkan pesan dari seseorang yang membuat hatinya berbunga-bunga.'Mas, dimana? Apa sudah mau pulang? Aku tunggu di kamar kamu ya, kalau boleh bawain martabak dong. Lagi pengen makan martabak.' Isi pesan yang di kirimkan oleh Flora, membuat Abian tersenyum kecil.Dia pun berhenti di sebuah kedai makanan bercita rasa manis itu dan bersiap memesan, tapi dia lupa rasa apa yang di inginkan oleh wanitanya."On my way, sayang. Martabaknya mau rasa apa? Ini Mas udah di depan tukang martabaknya." Balas Abian. Dia menunggu dengan sabar hingga akhirnya kesabaran nya berbuah manis.'Rasa coklat keju. Mas.''Hati-hati di jalannya, Mas. Aku menunggumu juga martabaknya, hehe. Balas Flora yang membuat Abian kembali tersenyum kecil.Dia menjadi tak sabar bertemu dengan sang wanita."Astaga, kenapa Flora begitu menggemaskan? Aku ta