Share

Bab 142

"Mas, makan dulu ya. Biar cepat sembuh." Ucap Flora sambil membawakan sekotak bubur dan perintilannya.

"Gak mau, sayang. Buburnya bau.."

"Lho, bau gimana? Buburnya wangi bubur kok, mana ada bau?" Tanya Flora dengan heran. Bukannya aroma bubur memang seperti ini? Wangi kuah kaldu yang bercampur dengan aroma rempah seperti daun salam?

"Bau, yang. Mas gak suka."

"Ya harus di paksain, makan bubur tuh bukan karena suka, Mas." Ucap Larissa sambil membuka kotak sterofoam berisi bubur itu. Sontak saja aroma bubur itu merebak memenuhi ruangan, kening Abian mengernyit lalu tak lama kemudian dia merasa mual, perutnya seketika tak nyaman.

Abian mengambil kresek dan memuntahkan isi tubuhnya disana. Flora langsung menutup kembali kotak bubur itu dan menyimpannya. Dia memijat tengkuk sang suami dan mengoleskan minyak angin di lehernya agar terasa lebih lega.

"Mas.."

"Lemas.." Lirihnya sambil kembali merebahkan tubuhnya. Flora membuang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status