Raymon menunggu Lyra dengan sabar, mata Lyra yang terpejam, perlahan bergerak. Raymon yang melihat hal itu segera mendekat ke arah Lyra. Tangan Raymon menggenggam erat tangan Lyra, membuat Lyra merasakan kehadiran Raymon di sisinya. "Ray," panggil Lyra lirih, "Aku di sini, Ly," kata Raymon, "Kamu, tidak pulang ke rumah?" tanya Lyra," ini sudah malam, Ray. Kamu harus istirahat, ada Lau yang akan menjaga aku di sini," imbuh Lyra. "Aku hanya ingin bersama kamu, Ly." kata Raymon yang enggan meninggalkan Lyra seorang diri. Raymon ingin menjadi sosok seseorang yang berada di sisi Lyra saat Lyra membuka mata. Raymon tak keberatan untuk menjaga Lyra sampai Lyra sembuh, "Ray, kamu membuat aku melayang," aku Lyra dengan wajah yang pucat. "Kamu ingin, aku ambilkan apa?" tanya Raymon mengalihkan pembicaraan. Raymon tidak ingin tampak salah tingkah di depan Lyra. Melihat Lyra yang telah pulih, membuat Raymon senang, namun sebisa mungkin, dia tidak menunjukkan hal itu kepada Lyra. Raymon tak
Keysa menatap kekasihnya, Alsaki. Alsaki tak banyak bicara, seolah jiwa dan raga Alsaki berada di tempat yang terpisah."Kamu, kenapa, Mas?" tanya Alsaki,Alsaki tidak menjawab pertanyaan Keysa, membuat Keysa kesal. Rasa ego Keysa, membuat Keysa mengecup bibir Alsaki.Alsaki terkejut dengan ulah Keysa yang tiba-tiba, "Keysa,""Tsk, kamu mengabaikan aku, Mas!" tegur Keysa,"Maaf,""Ini sudah malam, Mas." kata Keysa sembari menunjukkan sang waktu yang bergerak di depan Alsaki, lebih tepatnya jam dinding yang terbuat dari ukiran kayu."Aku tahu, ini sudah malam," jawab Alsaki,"Lalu, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Keysa,"Aku, belum merasa ngantuk." dusta Alsaki,"Kamu bohong, kamu menyembunyikan sesuatu dari aku," desak Keysa yang membuat Alsaki tersenyum.Alsaki menggenggam tangan Keysa,"aku baik-baik saja," kata Alsaki yang mencoba menenangkan Keysa."Mas, aku tahu kamu seperti ini karena dia, mantan isteri kamu," tebak Keysa yang membuat Alsaki menghela nafas panjang."Aku tidak ber
Keysa menatap ke arah Berlian yang siap untuk melayangkan tangannya, dengan sigap, Keysa menghentikan tangan Berlian dan tersenyum mencibir Berlian yang gampang terbaca oleh Keysa,"Kamu, ringan tangan banget, ya Tante." kata Keysa sembari menekankan ucapan tante kepada Berlian."Tutup mulut, kamu!""Aku tidak bisa menutup mulutku, karena mulut aku, tidak mengeluarkan bau mulut. Mulut aku sangat wangi, aku baru menggunakan mouthwash yang baru saja dibelikan Alsaki,"Keysa sengaja membuat Berlian marah, ntah mengapa membuat Keysa marah mendatangkan euphoria bahagia di dalam hati Keysa. Keysa menghempaskan tangan Berlian yang sedari tadi berada dalam genggaman tangan Keysa. Keysa menatap Berlian dengan nyalang, seolah-olah Berlian sang mangsa yang selama ini Keysa tunggu."Kamu, mau apa?" tanya Berlian,"Aku mau, kamu jangan ganggu aku." jawab Keysa jujur,"Ck, kamu yang lebih dahulu mengganggu aku,""Aku?" tanya Keysa sembari menunjuk dirinya sendiri,"aku yang menganggu kamu? Kamu tida
"Njir, asin!" umpat Keysa sembari mendorong piring yang ada di hadapannya.Keysa menatap Alsaki yang tampak tenang dengan sarapan yang menurut Keysa tak layak di makan.Ini kali pertama, Keysa menyiapkan sarapan dan hasilnya failed."Mas! Kenapa masih di makan? Jangan lanjutkan!" pinta Keysa sembari merebut piring Alsaki.Alsaki menatap Keysa, menahan tangan Keysa untuk tidak bergerak mengambil makanan yang dibuat Keysa dengan susah payah."Keysa, ini sarapan buatan kamu, aku tidak ingin membuangnya secara percuma. Ini hanya sedikit asin saja," ungkap Alsaki yang menenangkan Keysa.Namun, Keysa bersikeras untuk merebut piring yang berisi sarapan untuk Alsaki."Kita bisa memesan layanan ojek online untuk memesan makanan yang baru," pinta Keysa dengan tatapan memohon."Keysa, ini hanya sedikit asin,""Sedikit asin? Jangan bercanda. Kamu bisa kena penyakit kalau kamu terus makan ini," kata Keysa panik."Jangan seperti itu, ini makanan yang dibuat dengan cinta, aku tidak mungkin menyia-ny
"Kamu, beneran mau makan ceker ayam?" tanya Raymon ragu,Lyra menganggukkan kepala,"iya, ceker ayam itu makanan favorit aku, Ray," jawab Lyra dengan rona wajah bahagia."Oh, aku akan mengingatnya," kata Raymon."Mengingat apa?""Kamu suka makan ceker ayam, Ly," jawab Raymon yang membuat Lyra sedikit terkejut.Jujur saja, Lyra tidak begitu menyukai ceker ayam, hanya saja ceker ayam sebenarnya sebuah alasan bagi Lyra untuk mengusir Lau dari ruang rawat inap Lyra.Intinya, Lyra ingin menikmati masa bersama Raymon. Bisa dibilang, Lyra ingin memanfaatkan keadaan, untuk bersama dengan Raymon."Ray, kamu sampai kapan di sini?" tanya Lyra yang berharap Raymon akan selalu menemani dirinya."Sampai kamu sembuh," jawab Raymon jujur, namun mengingat Lyra yang menanyakan hal itu secara tiba-tiba membuat Raymon ingin memastikan, Lyra ingin dirinya di sana sampai kapan,"apa, kamu tidak ingin aku, di sini?" tanya Raymon yang membuat Lyra panik.Tentu saja tidak, Lyra malah berharap Raymon bisa menema
Keysa yang sedang asik dengan musik Dangdut menggerakkan pinggulnya mengikuti irama yang menggema di dalam ruangan Keysa. Namun, kegiatan Keysa terhenti ketika Raymon menerobos masuk ke dalam ruangan Keysa tanpa salam, membuat Keysa mengumpat kepada sahabat baik Keysa,"Njir, Mon! Lo, masuk ruangan gue, minimal lo ketuk pintu dulu!" tegur Keysa yang diabaikan Raymon.Bukan menjawab, Raymon memilih untuk duduk di sofa dan mengabaikan Keysa. Keysa menghampiri Raymon yang tampak tak biasa,"Lo, oke?" tanya Keysa yang penasaran dengan Raymon,"Nggak," jawab Raymon jutek,"Oh, lo lagi be-te sama pacar, lo. Tebakan gue, benar kan?" tanya Keysa yang membuat Raymon menatap Keysa,"Kenapa lo bisa tau?" tanya Raymon,"gue belum cerita, Key.""Tsk, repot banget kalau bocah jatuh cinta. Dikit-dikit merajuk, gak malu sama umur, lo?" cibir Keysa yang membuat Raymon mendengus kesal."Menyesal gue cerita sama elo," aku Raymon."Oh, jadi lo gak mau cerita?" tanya Keysa yang berniat untuk menggoda Raymo
Alsaki melumat bibir Keysa, membuat Keysa ikut hanyut dalam suasana yang dibuat kekasihnya. Keysa tidak pernah berfikir, akan mencintai seseorang se-dalam ini. Sungguh, Keysa ingin menjadikan Alsaki tambatan terakhir hidup Keysa, akankah hal itu sama seperti dengan yang Alsaki inginkan. Keysa tidak tahu, hanya waktu yang bisa menjawab rasa ingin tahu Keysa.Keysa dibawa ke atas pangkuan tubuh Alsaki, membuat Keysa duduk menghadap Alsaki, mengekspose kaki jenjang Keysa yang kini menghadap ke arah Alsaki.Alsaki meneguk ludah, ketika Keysa mulai bergerak di atas pangkuan Alsaki membuat sesuatu dibalik celana kerja Alsaki mulai bangun dan ingin melakukan kebahagiaan bersama Keysa."Ngh-," Keysa mulai mengeluarkan suara erotis yang memancing hasrat Alsaki.Alsaki membuka kancing teratas kemeja Keysa, membuat bagian tubuh atas Keysa terbuka dan menampilkan keindahan Keysa yang tersembunyi. Keysa tiba-tiba teringat akan pintu ruangannya yang belum terkunci. Keysa menahan tangan Alsaki untuk
Keysa merapikan penampilannya yang acak adut karena ulah Alsaki, walaupun sepenuhnya bukan salah Alsaki, Keysa juga menginginkan hal yang sama.Beruntungnya, cafe Keysa seperti rumah kedua Keysa sehingga Keysa dapat menggunakan alat make up-nya dengan baik. begitupula pakaian Keysa yang tersedia di lemari, Keysa tinggal memilih akan menggunakan pakaian yang mana. Alsaki yang melihat Keysa sedang mengeringkan rambut menggunakan hair dryer, mendekat dan menggantikan Keysa untuk melakukan hal itu.Sesuatu yang sepele, namun membuat Keysa salah tingkah."Terima kasih," cuit Keysa yang membuat Alsaki menganggukkan kepala."Keysa, ada hal yang ingin aku sampaikan,""Hm, ada apa, Mas?""Janji, jangan marah, dan kamu mau membantuku," desak Alsaki yang membuat Keysa curiga, namun Keysa tak menyuarakan isi hatinya dan memilih untuk diam."Iya, Mas," Keysa meng-iyakan permintaan Alsaki tanpa mengetahui apa yang Alsaki maksud.Walaupun sebenarnya, Keysa lebih banyak menerka banyak pikiran negatif