Keysa menatap ke arah Berlian yang siap untuk melayangkan tangannya, dengan sigap, Keysa menghentikan tangan Berlian dan tersenyum mencibir Berlian yang gampang terbaca oleh Keysa,"Kamu, ringan tangan banget, ya Tante." kata Keysa sembari menekankan ucapan tante kepada Berlian."Tutup mulut, kamu!""Aku tidak bisa menutup mulutku, karena mulut aku, tidak mengeluarkan bau mulut. Mulut aku sangat wangi, aku baru menggunakan mouthwash yang baru saja dibelikan Alsaki,"Keysa sengaja membuat Berlian marah, ntah mengapa membuat Keysa marah mendatangkan euphoria bahagia di dalam hati Keysa. Keysa menghempaskan tangan Berlian yang sedari tadi berada dalam genggaman tangan Keysa. Keysa menatap Berlian dengan nyalang, seolah-olah Berlian sang mangsa yang selama ini Keysa tunggu."Kamu, mau apa?" tanya Berlian,"Aku mau, kamu jangan ganggu aku." jawab Keysa jujur,"Ck, kamu yang lebih dahulu mengganggu aku,""Aku?" tanya Keysa sembari menunjuk dirinya sendiri,"aku yang menganggu kamu? Kamu tida
"Njir, asin!" umpat Keysa sembari mendorong piring yang ada di hadapannya.Keysa menatap Alsaki yang tampak tenang dengan sarapan yang menurut Keysa tak layak di makan.Ini kali pertama, Keysa menyiapkan sarapan dan hasilnya failed."Mas! Kenapa masih di makan? Jangan lanjutkan!" pinta Keysa sembari merebut piring Alsaki.Alsaki menatap Keysa, menahan tangan Keysa untuk tidak bergerak mengambil makanan yang dibuat Keysa dengan susah payah."Keysa, ini sarapan buatan kamu, aku tidak ingin membuangnya secara percuma. Ini hanya sedikit asin saja," ungkap Alsaki yang menenangkan Keysa.Namun, Keysa bersikeras untuk merebut piring yang berisi sarapan untuk Alsaki."Kita bisa memesan layanan ojek online untuk memesan makanan yang baru," pinta Keysa dengan tatapan memohon."Keysa, ini hanya sedikit asin,""Sedikit asin? Jangan bercanda. Kamu bisa kena penyakit kalau kamu terus makan ini," kata Keysa panik."Jangan seperti itu, ini makanan yang dibuat dengan cinta, aku tidak mungkin menyia-ny
"Kamu, beneran mau makan ceker ayam?" tanya Raymon ragu,Lyra menganggukkan kepala,"iya, ceker ayam itu makanan favorit aku, Ray," jawab Lyra dengan rona wajah bahagia."Oh, aku akan mengingatnya," kata Raymon."Mengingat apa?""Kamu suka makan ceker ayam, Ly," jawab Raymon yang membuat Lyra sedikit terkejut.Jujur saja, Lyra tidak begitu menyukai ceker ayam, hanya saja ceker ayam sebenarnya sebuah alasan bagi Lyra untuk mengusir Lau dari ruang rawat inap Lyra.Intinya, Lyra ingin menikmati masa bersama Raymon. Bisa dibilang, Lyra ingin memanfaatkan keadaan, untuk bersama dengan Raymon."Ray, kamu sampai kapan di sini?" tanya Lyra yang berharap Raymon akan selalu menemani dirinya."Sampai kamu sembuh," jawab Raymon jujur, namun mengingat Lyra yang menanyakan hal itu secara tiba-tiba membuat Raymon ingin memastikan, Lyra ingin dirinya di sana sampai kapan,"apa, kamu tidak ingin aku, di sini?" tanya Raymon yang membuat Lyra panik.Tentu saja tidak, Lyra malah berharap Raymon bisa menema
Keysa yang sedang asik dengan musik Dangdut menggerakkan pinggulnya mengikuti irama yang menggema di dalam ruangan Keysa. Namun, kegiatan Keysa terhenti ketika Raymon menerobos masuk ke dalam ruangan Keysa tanpa salam, membuat Keysa mengumpat kepada sahabat baik Keysa,"Njir, Mon! Lo, masuk ruangan gue, minimal lo ketuk pintu dulu!" tegur Keysa yang diabaikan Raymon.Bukan menjawab, Raymon memilih untuk duduk di sofa dan mengabaikan Keysa. Keysa menghampiri Raymon yang tampak tak biasa,"Lo, oke?" tanya Keysa yang penasaran dengan Raymon,"Nggak," jawab Raymon jutek,"Oh, lo lagi be-te sama pacar, lo. Tebakan gue, benar kan?" tanya Keysa yang membuat Raymon menatap Keysa,"Kenapa lo bisa tau?" tanya Raymon,"gue belum cerita, Key.""Tsk, repot banget kalau bocah jatuh cinta. Dikit-dikit merajuk, gak malu sama umur, lo?" cibir Keysa yang membuat Raymon mendengus kesal."Menyesal gue cerita sama elo," aku Raymon."Oh, jadi lo gak mau cerita?" tanya Keysa yang berniat untuk menggoda Raymo
Alsaki melumat bibir Keysa, membuat Keysa ikut hanyut dalam suasana yang dibuat kekasihnya. Keysa tidak pernah berfikir, akan mencintai seseorang se-dalam ini. Sungguh, Keysa ingin menjadikan Alsaki tambatan terakhir hidup Keysa, akankah hal itu sama seperti dengan yang Alsaki inginkan. Keysa tidak tahu, hanya waktu yang bisa menjawab rasa ingin tahu Keysa.Keysa dibawa ke atas pangkuan tubuh Alsaki, membuat Keysa duduk menghadap Alsaki, mengekspose kaki jenjang Keysa yang kini menghadap ke arah Alsaki.Alsaki meneguk ludah, ketika Keysa mulai bergerak di atas pangkuan Alsaki membuat sesuatu dibalik celana kerja Alsaki mulai bangun dan ingin melakukan kebahagiaan bersama Keysa."Ngh-," Keysa mulai mengeluarkan suara erotis yang memancing hasrat Alsaki.Alsaki membuka kancing teratas kemeja Keysa, membuat bagian tubuh atas Keysa terbuka dan menampilkan keindahan Keysa yang tersembunyi. Keysa tiba-tiba teringat akan pintu ruangannya yang belum terkunci. Keysa menahan tangan Alsaki untuk
Keysa merapikan penampilannya yang acak adut karena ulah Alsaki, walaupun sepenuhnya bukan salah Alsaki, Keysa juga menginginkan hal yang sama.Beruntungnya, cafe Keysa seperti rumah kedua Keysa sehingga Keysa dapat menggunakan alat make up-nya dengan baik. begitupula pakaian Keysa yang tersedia di lemari, Keysa tinggal memilih akan menggunakan pakaian yang mana. Alsaki yang melihat Keysa sedang mengeringkan rambut menggunakan hair dryer, mendekat dan menggantikan Keysa untuk melakukan hal itu.Sesuatu yang sepele, namun membuat Keysa salah tingkah."Terima kasih," cuit Keysa yang membuat Alsaki menganggukkan kepala."Keysa, ada hal yang ingin aku sampaikan,""Hm, ada apa, Mas?""Janji, jangan marah, dan kamu mau membantuku," desak Alsaki yang membuat Keysa curiga, namun Keysa tak menyuarakan isi hatinya dan memilih untuk diam."Iya, Mas," Keysa meng-iyakan permintaan Alsaki tanpa mengetahui apa yang Alsaki maksud.Walaupun sebenarnya, Keysa lebih banyak menerka banyak pikiran negatif
"Ray, kamu tinggal di sini, sendirian?" tanya Lyra yang mencoba merapikan pakaiannya sendiri."Iya," jawab Raymon, "apa kamu keberatan?" tanya Raymon yang merasa Lyra takut dengan dirinya."Tidak, aku tidak takut. Aku yakin, kamu tidak akan melakukan hal buruk kepadaku. Justru aku yang takut pada diriku sendiri, Ray," jawab Lyra yang menjawab rasa penasaran Raymon.Raymon menatap Lyra penuh tanya,"maksud kamu, Ly?" tanya Raymon."Ray, aku percaya kamu akan menjaga aku dengan baik." kata Lyra yang membatntu Raymon untul meletakkan pakaian yang sudah tertata di ranjang."Baguslah, aku hanya takut kamu akan menganggap aku sebagai pria yang tidak sopan, karena aku mengajak kamu untuk tinggal bersama dengan aku." jelas Raymon.Lyra menggelengkan kepala dengan cepat, kemudian Lyra menggenggam tangan Raymon,"aku hanya takut kamu melupakan aku, Ray," ungkap Lyra,"Ly, aku tidak mengerti, kenapa kamu mengatakan hal itu?" tanya Raymon,"Ya, aku hanya mengungkapkan isi hatiku saja. Aku sangat ta
Bintang menggebrak meja, dia merasa kesal dengan apa yang telah diperbuat Alysa, namun kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Bintang. Bintang mengambil segelas air dan menyiramkannya ke arah Keysa, target sebenarnya.Keysa yang tidak siap mendapatkan serangan mendadak, menjadi basah kuyup akibat ulah Bintang."Ah, maaf, aku tidak sengaja, aku bermaksud untuk-,""Tidak apa-apa," sahut Keysa.Bintang tersenyum puas, dan ... Byur!Hal yang sama menimpa Bintang, Bintang menatap nyalang ke arah sang pelaku, siapa lagi kalau bukan Alysa, sosok yang menjadi penyelamat Keysa hari ini,"Hei! Apa yang kamu lakukan?" tanya Bintang berang,"Aku hanya melakukan apa yang seharusnya kamu lakukan sebelumnya, kamu ingin melakukan hal buruk kepadaku, benar kan?" tanya Alysa."Kamu!""Apa?""Akh! Dasar wanita sial!""Apa? Sini, kalau berani, kita duel!" tantang Alysa yang membuat Jendra dan Kavi sigap memegang tubuh masing-masing pasangannya.Suasana mulai tak terkendali, Alsaki tak memiliki banyak sto