Share

Bab 493.  Kenangan

“Bukan maksud Papa untuk menyembunyikan masalah ini dari Mama kamu. Tetapi Papa sejujurnya … malu,” ucapnya sambil menundukkan kepala.

Tadi, aku langsung mengacungkan jempol tanda setuju, saat melihat kode yang diberikan Papa Bram. Sengaja aku loudspeaker supaya dia tidak curiga.

“Halo, Kak Wisnu. Sedang dimana? Amelia nyariin kamu.” Suara Mama terdengar setelah aku pencet tombol OK.

“Wisnu sudah mau pulang, Ma. Tadi cuma ngopi sambil makan lumpia goreng,” jawabku tanpa menyebutkan sedang di hotel bersama Papa Bram.

“Ya, udah. Cepat pulang, ya. Mama masak kesukaan kamu.”

“Ayam goreng lengkuas?”

“Iya, dong. Tuh, Bik Inah baru setor parutan lengkuasnya,” ucap Mama dan terdengar suara Bik Inah yang menyapaku.

“Siap, Ma.”

“Hati-hati di jalan. Jangan ngebut. Kalau mendahului kendaraan lain jangan dari jalur kiri. Terus kalau belok jangan lupa nyalakan lampu sein.” Aku tersenyum. Mama mulai cerewet memberi tahu ini dan itu. Padahal, yang diucapkan itu-itu saja dan selalu diulang-ulang.

“Mam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status