Share

Bab 346. Istirahat

Sesampai rumah tidak ada yang menyambut. Hanya para penjaga rumah saja yang bersiap di depan. Bik Inah pun sudah tidak terlihat. Ruangan tengahpun tertinggal lampu sorot saja. Sepi.

‘Pantas saja sudah jam segini,’ batinku setelah melihat jarum jam di dinding yang menunjuk angka dua belas lebih.

Dengan berjingkat, aku membuka pintu tempat Denish dan Anind tidur. Mereka begitu tertelap. Wajah mereka menunjukkan kedamaian.

Mereka masih kecil dan aku masih mempunyai kesempatan bersamanya. Aku tersenyum, membayangkan saat nanti mereka sudah besar. Mereka akan memiliki kesibukan masing-masing dan tidak mempunyai waktu bersamaku lagi.

Pasti itu yang dirasakan Mami dan Ibu. Kesepian.

Berapapun jumlah anak yang dimiliki, saat waktunya tiba kita harus merelakan kepergian mereka.

Saat usia tua, apalagi sudah kehilanga pasangan, sahabat untuk teman bicara sangat dirindukan. Bahkan itu obat yang paling manjur dibandingkan obat di apotek. Dokter yang paling hebat di masa tua, adalah teman bicara.

K
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status