Share

Bab 336. Kesal Sekaligus Geli

Kesal, marah, sekaligus ingin tertawa. Sudah dibilangin jangan panik, malah memutuskan sesuatu dengan terburu-buru. Pulang tidak bersama sopir. Kan itu berbahaya? Dalam kondisi panik, bisa jadi otak tidak bisa berpikir seperti biasanya.

Namun, biarlah. Kalau tidak begitu, Mas Suma tidak kena batunya. Ucapan orang selalu tidak didengar.

Sempat menyalahkan Desi, kenapa tidak menghalangi Mas Suma mengendarai mobil sendiri. Namun, teringat bagaimana kerasnya suamiku itu, akhirnya aku memakluminya. Apalagi kalau dari mulutnya terlontar kata, “Pokoknya.”

Memang, jalur tol menuju kota kalau tidak konsentrasi akan salah jalur. Sekali salah, akan menjauh dari tujuan. Bisa jadi tidak ke kota, justru ke luar kota yang jalan kembalinya lumayan jauh. Sekarang, niatnya ingin cepat sampai, justru berputar-putar di jalan.

“Kusuma mana? Belum sampai” tanya Dokter Hendra sambil melongokkan kepala ke belakangku.

Dokter Hendra aku jelaskan keberadaan Mas Suma, dan dia hampir tertawa terbahak-bahak. Tan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status