Share

Bab 195. Lapar

Raut wajah Mas Suma tidak berubah, masih datar dan tanpa senyum.

“Nanti Amelia juga ikut ke acara itu, untuk apa kawatir? Mas Suma tidak percaya sama aku?” Aku mencoba menenangkannya dengan mengusap lembut lengannya sambil tersenyum.

“Aku percaya denganmu, Ran. Tapi sering kali bisa saja terjadi kalau suasana dan keadaan mendukung. Bukankah mantan suamimu masih ada hati kepadamu? Aku kawatir dengan tidak adanya aku, dia bertindak macam-macam denganmu. Kamu tahu kan, kalau laki-laki kalau ada maunya bisa bertindak nekad?”

“Senekad-nekadnya Mas Bram, dia tidak mungkin menjahatiku, Mas.”

“Siapa bilang, buktinya dia menghianatimu dulu. Bukankah itu perlakukan yang digolongkan jahat?”

“Mas—“ sahutku cepat, namun dipotong oleh suamiku.

“Maaf kalau aku mengungkit masa lalu. Tapi ini menjadikan kita waspada, Ran. Kalau dia tega menghianati wanita yang dia bilang cintai, bisa jadi di tega juga memasang perangkap untukmu. Aku tahu dari sikap dan tatapannya setiap bertemu denganmu. Aku diam saja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status