Morren Dare duduk di ruang kerjanya, berpikir keras tentang permintaan Adam Ashford untuk membuat pertemuan empat mata dengannya. Matanya menyipit, mencoba membaca antara baris-baris strategi yang mungkin tersembunyi dalam tindakan Adam yang tiba-tiba ini. Dia sudah lama mengetahui sepak terjang Adam Ashford di dunia bawah tanah, dan dia tahu betul betapa liciknya pria itu.Damon Redwood yang juga berada di ruangan itu, mengeluarkan pendapatnya dengan cepat. Dia seseorang yang penuh kebencian terhadap Adam Ashford, dan tidak ingin memberi kesempatan apapun kepada musuh mereka. "Tuan Morren, kurasa itu bagian dari strategi Adam untuk mengulur-ulur waktu. Bagusnya, jangan hiraukan permintaannya,” ujarnya.Sementara itu Hared Field, tangan kanan Morren Dare, yang telah bertemu dengan Simon menjawab dengan hati-hati, mencoba memberikan perspektif yang berbeda. "Kata Simon, Adam Ashford bilang dia ingin membicarakan tentang peralihan kekuasaan, Tuan. Dia ingin pensiun dari dunia bawah tana
Drake dan Zander, yang bekerja di bawah tekanan Damon Redwood, mengambil peran mereka sebagai saksi dalam pertempuran kedua belah pihak Simon dan Hared Field. Mereka tahu bahwa kelangsungan hidup mereka bergantung pada seberapa baik mereka bisa meyakinkan Adam Ashford dan Morren Dare bahwa pihak musuhlah yang telah memantik serangan lebih dulu.“Hared Field, mengacungkan pistolnya kepada Tuan Simon, Tuan. Pengawal kita kemudian mengacungkan senjatanya juga namun pengawal mereka lebih dulu menembak pengawal kita, dan pertempuran pun tak terhindarkan,” ujar Drake kepada Adam Ashford.“Simon meludahi Tuan Hared Field, dia juga mengatakan sesuatu yang kasar tentang Tuan. Sepertinya pertemuan mereka malam itu berakhir buruk. Simon kemudian mengacungkan pistolnya ke kening Tuan Hared, pengawal kita bergerak cepat ingin melindungi Tuan Hared, namun salah satu pengawal Simon malah menembaknya dan pertempuran pun tak terhindarkan,” ujar Zander kepada Morren Dare.Drake dan Zander memainkan per
Ketegangan antara Adam Ashford dan Morren Dare semakin memuncak, dan keduanya tak lagi ragu untuk melepaskan tindakan-tindakan yang merusak. Di suatu malam yang kelam, kelompok Morren Dare mulai melancarkan serangan terencana mereka.Mereka mengarahkan amarah mereka ke gudang-gudang komoditi bisnis milik Adam. Letusan demi letusan terdengar mengguncang malam itu, merobek ketenangan lingkungan yang biasanya damai. Gudang-gudang dan pabrik milik Adam menjadi sasaran empuk, meledak dalam api yang merah menyala, menghancurkan barang-barang berharga yang ada di dalamnya. Kebakaran besar itu bahkan menjadi berita utama di televisi, terlihat seolah-olah seperti kebakaran yang tak sengaja. Mereka memperkirakan bahwa perusahaan Adam Ashford bakal menderita kerugian besar akibat peristiwa itu.Tidak hanya itu, kelompok Morren Dare menyerang beberapa markas organisasi Adam Ashford yang berada di sebagian besar wilayah Amerika Serikat, mengejutkan dan melumpuhkan pasukan pengamanan yang berjaga
Dalam ketegangan yang melanda, John Wick melanjutkan perjalanannya menuju bangunan utama di pulau tersebut. Namun, Adam Ashford telah merancang berbagai alat jebakan yang mengancam nyawa.Saat dia mendekati pintu masuk bangunan utama, sekelebat gerakan di tanah menarik perhatiannya. Itu adalah sensor tekanan yang dilekatkan pada alat peledak. Dengan kecepatan kilat, John menghindari area tersebut dan melanjutkan perjalanannya.Sesaat kemudian, di lorong gelap, laser merah menyilaukan memotong udara. John dengan sigap melempar dirinya ke lantai, melewati garis laser tersebut.Sementara itu, pasukan Morren Dare segera mendekati pulau setelah menerima kode aman dari John Wick yang telah berhasil menghabisi lapisan ring keamanan terluar pulau. Mereka tahu bahwa waktu sangat penting, dan setiap detik amat berharga dalam misi serangan besar mereka untuk membunuh Adam Ashford.John Wick terus bergerak maju, menghindari perangkap demi perangkap yang telah ditempatkan oleh Adam Ashford. Setiap
Pertempuran di pulau pribadi Adam Ashford memuncak dalam kekejaman yang tidak terduga. Pasukan Morren Dare, meskipun telah merencanakan serangan mereka dengan baik, terkejut oleh alat-alat teknologi keamanan yang canggih dan tak terduga yang telah disiapkan oleh Adam Ashford. Ditambah dengan pertahanan ketat yang dipersiapkan dengan teliti oleh pasukan Adam. Pasukan Morren Dare berjuang keras untuk maju. Namun, meskipun telah berjuang dengan gigih, pada akhirnya mereka bertumbangan di bawah tekanan gempuran tak terduga ini. Ledakan-ledakan, tembakan, dan letusan tak henti-hentinya memenuhi udara, menciptakan pemandangan yang mencekam dan penuh kehancuran.Tidak lama kemudian, datanglah bala bantuan pasukan dari Michael dan beberapa sekutu Adam Ashford. Mereka tiba di tempat yang tepat pada saat yang tepat, dengan senjata-senjata mereka yang mematikan. Pasukan Morren Dare, yang sudah lelah dan terdesak, akhirnya bertekuk lutut di bawah tekanan serangan gabungan.Sementara itu John Wic
Laura memeluk Nicholas yang menangis keras. Dunianya terasa runtuh melihat sosok Adam Ashford yang terkulai di lantai dengan dada bersimbah darah ditembus peluru Damon. Dengan sadis, Damon Redwood menendang tubuh Adam untuk menyingkirkannya dari ambang pintu ruangan tempat perlindungan Laura dan bayinya saat ini. Air mata Laura menyatu dengan tangisan keras bayinya. Kedua kakinya gemetar saat dia menyaksikan ketidakberdayaannya dalam situasi ini. Dengan kejam, Damon menginjak-injak tubuh terluka Adam, seolah-olah Adam hanyalah objek dalam permainannya yang keji. Sementara itu, para penjahat yang mendampingi Damon mencoba membuka pintu ruangan dengan keras. Peluru menghujani pintu besi yang kokoh, tetapi tak berhasil menembusnya. Mereka kemudian menggunakan laser untuk membuka pintu itu dengan paksa. Laura merasa air matanya yang panas mengalir di pipinya saat dia harus mengambil keputusan sulit. Dia tahu bahwa Damon menginginkannya, dan jika dia tetap bersama Nicholas, maka bayiny
Beberapa hari setelah serangan yang terjadi di pulau pribadi Adam Ashford di perairan Quebec, seluruh media Kanada diramaikan oleh berita besar tentang kematiannya. Berita itu juga turut meramaikan media Amerika Serikat. Adam Ashford adalah sosok pengusaha yang memiliki jaringan bisnis yang luas di benua Amerika. Orang-orang yang mendengar berita itu dilanda kesedihan dan duka.Laura terduduk di tengah hujan yang turun dengan deras, jubah hitamnya basah oleh air hujan. Wajahnya yang pucat tampak lelah, matanya memancarkan kesedihan yang mendalam. Seluruh energinya telah terkuras oleh peristiwa yang menimpa mereka beberapa hari yang lalu di pulaunya. Matanya terpaku pada peti mati putih yang berada di depannya, peti mati yang berisi jasad suaminya, Adam Ashford.Laura meremas erat sapu tangannya, mencoba menahan tangis yang terus menerus ingin pecah keluar. Suaranya bergema di dalam hati, kehilangan yang begitu mendalam. Adam bukan hanya suaminya, dia adalah cinta sejatinya, dan ayah y
Bali, dengan keindahan pantainya yang mempesona dan angin sepoi-sepoi, menjadi tempat yang sempurna bagi Laura untuk melanjutkan hidupnya yang indah bersama keluarga. Nicholas tumbuh sehat dan tampan, sekarang sudah berusia tiga tahun. Laura, dengan senyum bahagia di bibirnya, selalu merasa terberkati memiliki anak yang luar biasa ini. “Ayo sayang, kita berdoa untuk Daddy dulu,” ajak Laura sambil memangku putranya. Dia tak pernah luput mengirimkan doanya untuk Adam setiap hari. Dia selalu menunjukkan foto Adam kepada Nicholas agar puteranya itu tetap mengenal sosok ayahnya yang telah tiada. Foto Adam yang berukuran besar mengisi salah satu dinding di sebuah ruangan khusus yang Laura gunakan untuk berdoa, yoga, dan meditasi. “I love you, Daddy.” Laura dan Nicholas selalu menutup doa mereka dengan kata-kata itu setiap hari setelah kata ‘amiin’. Setiap liburan, keluarga Laura berkumpul di Bali. Orangtuanya, Hana dan Richie, serta kedua adik lelakinya, Andre dan Aldi, tak pernah absen d