Bali, dengan keindahan pantainya yang mempesona dan angin sepoi-sepoi, menjadi tempat yang sempurna bagi Laura untuk melanjutkan hidupnya yang indah bersama keluarga. Nicholas tumbuh sehat dan tampan, sekarang sudah berusia tiga tahun. Laura, dengan senyum bahagia di bibirnya, selalu merasa terberkati memiliki anak yang luar biasa ini. “Ayo sayang, kita berdoa untuk Daddy dulu,” ajak Laura sambil memangku putranya. Dia tak pernah luput mengirimkan doanya untuk Adam setiap hari. Dia selalu menunjukkan foto Adam kepada Nicholas agar puteranya itu tetap mengenal sosok ayahnya yang telah tiada. Foto Adam yang berukuran besar mengisi salah satu dinding di sebuah ruangan khusus yang Laura gunakan untuk berdoa, yoga, dan meditasi. “I love you, Daddy.” Laura dan Nicholas selalu menutup doa mereka dengan kata-kata itu setiap hari setelah kata ‘amiin’. Setiap liburan, keluarga Laura berkumpul di Bali. Orangtuanya, Hana dan Richie, serta kedua adik lelakinya, Andre dan Aldi, tak pernah absen d
Bagaimanapun, Atika dan Sam telah bersama untuk waktu yang cukup lama. Mereka telah menjalani berbagai macam situasi yang menguji hubungan mereka. Tapi, kehamilan Atika ini adalah berita besar yang akan mengubah hidup mereka sepenuhnya. Atika dengan hati-hati memutuskan untuk bicara dengan Sam. Dia tersenyum gugup ketika Sam memasuki kamar mereka dengan wajahnya yang terlihat segar dan bersih seusai bercukur. “Belum tidur, sayangku?” Sam menyapa seraya mengecup pipi Atika. Dia kemudian memasuki selimut yang menutupi tubuh Atika dan melingkarkan lengannya ke perut wanita itu. Perasaan Atika seketika menghangat merasakan sentuhan Sam pada dirinya. “Sam,” panggil Atika seraya memeluk kekasihnya. Sam mengecup rambut Atika yang wangi. “Iya, Sayang?” sahutnya dengan nada yang mengalun lembut. “Aku hamil.” Atika mengatakannya tanpa basa-basi. Dan dia merasakan Sam yang tengah memeluknya seketika tegang. Atika mendongak dan memperhatikan wajah Sam yang tertegun menatapnya. “K-kau? Hami
Pernikahan Sam dan Atika berlangsung di sebuah resort mewah di Bali. Namun, tak banyak tamu yang hadir di sana. Mereka berdua sengaja tidak mengundang banyak orang, hanya keluarga dan orang-orang dekat saja yang hadir. Membuat suasana pernikahan itu berlangsung sakral dan penuh kehangatan, bertabur kebahagiaan tanpa gangguan dari dunia luar.Bimo juga hadir dalam pernikahan kakaknya itu. Di sana, iapun bertemu dengan Laura dan Nicholas di antara para tamu undangan yang datang. “Laura …?” Bimo memandangi sosok mantan istrinya itu dengan tatapan takjub. Laura tampak begitu cantik dan anggun dalam balutan kebaya yang elegan di tubuhnya yang indah. Tangannya menggandeng bocah kecil yang lucu dengan setelah jas hitam dan dasi kupu-kupunya, membuatnya tampak imut dan menggemaskan, juga tampan. Bimo bisa melihat jiplakan ketampanannya dalam wajah kecil Nicholas. Ketika Bimo berjongkok dan menyamakan pandangan matanya dengan Nicholas, balita itu tampak kebingungan dan menggenggam tangan Lau
Senyum Sam terpancar penuh makna ketika ia menatap Adam. Ia ikut merasa lega akhirnya Adam mendapatkan kesempatan kedua dalam hidupnya, menjalani kehidupan barunya sebagai pria biasa dengan identitas Keanu Royce. Sam memahami bahwa keputusan Adam untuk menjalani "kematian" sebagai Adam Ashford adalah tindakan yang berani demi keselamatan Laura dan Nicholas. Dengan kematian sosok Adam Ashford dalam dunia mafia, kedua orang yang dicintainya itu tidak lagi menjadi buruan musuh-musuh sesama mafia. Sam tahu bahwa Adam telah mengorbankan identitasnya sebagai sosok Adam Ashford yang berkuasa dan kaya raya demi melindungi mereka, dan itulah salah satu tindakan paling mulia yang bisa dilakukan seseorang yang memiliki ketulusan cinta. Sam mengingat lagi bagaimana “transformasi” Adam Ashford menjadi Keanu Royce itu terjadi. Hari itu, setelah John Wick membantai seluruh pasukan Michael dan pasukan Damon Redwood, Laura keluar dari persembunyiannya dan memeluk tubuh Adam Ashford yang bersimbah d
Para pelayan di rumah Laura dibuat geger melihat ketampanan bodyguard pribadi Laura yang baru. Mereka bukan hanya mengagumi ketampanannya, tetapi juga merasa heran oleh kemiripan pria itu dengan mendiang sosok suami nyonya mereka yang fotonya terpajang besar di ruang meditasinya. Bahkan Nicholas sempat bengong dan berkali-kali memanggil Keanu dengan tanda tanya yang menggantung di ujung kalimatnya, “Daddy …?”“He’s not your daddy, baby …,” tegas Laura seraya tersenyum kepada putranya yang salah paham melihat sosok bodyguardnya yang begitu mirip dengan Adam Ashford yang dia ketahui sebagai ayahnya.“Halo, Nick. I’m your friend, my name is Keanu.” Adam membungkuk dan mengajak Nicholas melakukan tos dengannya.Nicholas mengerutkan keningnya dengan bingung. Dia menerima ajakan tos Adam dengan ragu-ragu. Tapi dia menyukai keramahan teman barunya ini yang begitu mirip dengan daddy-nya yang sering menjenguknya di malam hari. Bahkan suara Keanu terdengar sama dengan suara daddy yang sering me
Jantung Laura berdebar kencang saat Keanu meraihnya, menghindarkannya dari tabrakan dengan si pelayan. Sensasi tangan besar dan kuat Keanu yang mendekapnya membuat Laura merasa aman terlindungi. Namun, saat Keanu berbicara dan suaranya berubah menjadi rendah dan tajam, Laura merinding. Dia seperti dalam pelukan Adam Ashford yang telah tiada.Sementara itu, pelayan yang tadi menabrak Laura berdiri ketakutan oleh aura dingin yang dipancarkan Keanu alias Adam. Dia segera membersihkan sisa-sisa gelas yang pecah dengan gemetar, tidak berani melihat langsung ke arah mereka berdua.Laura bisa merasakan kemarahan Adam yang terasa berbahaya. Dia mencoba menenangkan keadaan. "Bukan hanya dia yang salah, aku juga salah,” katanya.“Anda tidak salah,” tegas Adam. “Dia berjalan tanpa melihat ke depan dan mengambil jalur yang tak seharusnya.”“Ma-maaf. Tadi saya terburu-buru.” Si pelayan mengakui kesalahannya, dia sedang tidak fokus bekerja hari ini karena pikirannya sedang kacau memikirkan masalah
Laura tercekat dan menggigit bibirnya.. Mendengar kata-kata Keanu, dia merasa buruk sekali sebagai ibu yang tak bisa menggali lebih dalam sisi psikologis putranya sendiri. Air mata Laura menggenang, merasa bersalah kepada Nick karena lebih mengkhawatirkan luka fisik Gabriel daripada luka batin yang dialami Nick hari ini.Melihat Laura menangis, Adam mengepalkan tangannya, menahan dirinya untuk tidak memeluk Laura detik itu juga. Dia tahu, bukan hal mudah bagi Laura untuk menjadi orang tua tunggal bagi anak lelaki yang aktif dan reaktif seperti Nicholas. “Bu Laura, tenanglah. Mungkin saat ini Anda merasa bersalah, tapi jangan larut dengan rasa bersalah itu. Anda hanya perlu bicara dan mengobrol dengan Nick setelah dia bangun nanti.”Laura mengangguk-angguk. “Terima kasih, Keanu. Kau telah membuka sebuah pemahaman penting yang sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku.”Adam mengangguk dan tersenyum. Dan melihat senyum Adam yang lembut dan terasa menenangkan hatinya, perasaan Laura seke
“Laura, kenalkan ini sepupuku, namanya Nathan,” kata mamanya Carlos ketika Laura muncul di ruang tamu, menemui Mama Carlos yang sudah janjian dengannya untuk datang menjemput. Laura bersalaman dengan Nathan yang mengulurkan tangan padanya sambil tersenyum ramah. “Laura.” “Nathan.” Mama Carlos tersenyum memandangi keduanya secara bergantian. Dia berharap Laura akan tertarik dengan sepupunya yang tampan dan juga seorang artis terkenal asal Jakarta ini. “Sopirku sedang tidak enak badan dan Nathan dengan baik hati mau mengantar kita malam ini. Kebetulan dia baru menyelesaikan jadwal syuting filmnya di Bali dan dia tadi sedang mampir ke rumahku. Ayo, kau sudah siap, kan? Wah. Kau cantik sekali, Laura! Kau seperti masih gadis saja, tak ada yang menyangka kalau kau sudah menjadi seorang ibu,” puji Mama Carlos sambil melirik Nathan yang sedang memandang Laura dengan sorot kagum. Adam menyaksikan hal itu dari ruang tamu, rahangnya menggertak keras menahan marah dan cemburu. Rasanya dia in