Share

Start level

Penulis: Mom Aish
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Olivia mengernyitkan mata. Kepalanya masih terasa pusing. Melihat apa yang ada dihadapannya sekarang, dia tau dimana dirinya berada. Ruangan dengan nuansa putih dan aroma obat-obatan yang menusuk. Sudah pasti ini ruang rawat.

Dia melempar pandangan ke samping. Di sana ada seorang pria yang masih memakai pakaian pasien sedang tertidur di sofa.

Olivia meraba lehernya karena terasa perih. Sepertinya ini akibat Tuan Tempramen yang saat ini sedang tertidur pulas tanpa rasa bersalah. Mata Olivia mulai berkaca.

Dia sudah mengorbankan semuanya. Merubah total penampilan bahkan sampai identitas. Hal yang paling gila adalah, menjadi budak ranjang Tuan Tempramen itu.

Kenapa balas dendamnya begitu sulit, dia hanya ingin melihat Kenzo dan Jalangnya itu menderita. Kenapa hal itu sangat sulit di wujudkan?

"Kau sudah bangun?" tanya Nicholas melepar pandangan ke arah Olivia.

Suara isakan Olivia membuatnya terbangun. Pria itu bangkit dan melangkah mendekati sekertarisnya itu. Karena dia semua masalah j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Tiba saatnya

    Pagi yang cerah secerah harapan Olivia. Wanita itu baru saja bangun dari tidurnya. Saat ini lehernya sudah jauh lebih baik, begitupun suaranya. Olivia sudah siap memulai harinya. Kebaikan Nicholas kemarin membuatnya siap menjalani hidup, walau hatinya merasa janggal. Mengapa pria tempramen itu mendadak memberikan proyek yang sudah di batalkan padanya.Pria itu hampir saja membunuhnya dan hanya dalam hitungan menit dia bisa merubah semuanya. Semoga akan tetap seperti ini.Olivia janji pada dirinya sendiri tidak akan pernah menutupi rahasianya lagi. Toh Bos temperamennya itu sudah mengetahui alasannya. Dia hanya perlu bersikap manis pada orang dengan mood berganti dan setiap detik itu.Setelan jas elegan berwarna coklat begitu elegan membalut tubuhnya. Dia menenteng tas dan beberapa berkas lalu turun ke bawah. Seperti biasa, di ruang makan sebuah keluarga kecil sedang menantikan ke datangnya untuk sarapan."Kak Olivia mau kerja," sapa Gendis yang sudah siap berangkat ke sekolah.Tiga p

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Level 1

    Banyak pasang mata tertuju pada seorang wanita elegan yang melangkah memasuki kantor. Wanita lagi berjalan dengan anggun melewati beberapa karyana menuju lift."Dia kan Nona Olivia, kenapa kembali kemari?""Jangan bilang kejadian itu akan terulang lagi?""Hust, Jaga ucapan kalian. Kematian Tuan Soetedjo dan Nyonya Ningsih adalah kecelakaan,"Mendengar percakapan beberapa karyawan di belakangnya membuat Olivia sejenak menghentikan langkahnya. Sayangnya saat dia berbalik badan, karyawan itu sudah tidak ada.Olivia melanjutkan langkahnya masuk ke lift. Lift tersebut terbuka di lantai tiga, tempat di mana dia akan menghadiri rapat. Sebuah ruangan yang riuh mendadak sunyi saat Olivia membuka pintu. Mata Mereka terbelalak saat melihat kedatangan orang yang selama ini menghilang.Sebagian staff adalah orang kepercayaan keluarga Olivia yang berkhianat padanya. Hal itu membuat beberapa orang menunduk malu. Terlebih Olivia datang lima belas menit lebih awal.Bukan hanya staff, melainkan Presdi

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Kotak rahasia

    Olivia melangkah keluar ruang rapat dengan hati berbunga-bunga. Sungguh dia sangat bahagia, tidak menyangka perjuangannya akan terbayar tuntas.Semua beban yang mengganjal di dadanya menghilang seketika. Batu besar itu hancur berkeping-keping tidak tersisa. Senyum kemenangan terpancar indah di wajah cantiknya.Pintu lift terbuka. Olivia segera masuk dan memencet tombol satu. Lift itu terbuka saat mendarat di lantai bawah. Sekelebat orang yang dia kenal lewat di hadapannya."Tunggu!" teriak Olivia.Olivia lupa dengan nama orang tersebut. Tapi dia ingat pernah bertemu beberapa kali dengannya. Wanita paruh baya dengan peralatan bersih-bersih di tangannya itu menghentikan langkahnya sejenak lalu mempercepat langkahnya lagi."Nyonya tunggu," ulang Olivia.Olivia mempercepat langkahnya, tangannya melambung mencoba meraih pundak wanita itu tapi langkahnya terlalu cepat dan tidak bisa di gapai.Wanita itu menghilang tanpa jejak. Olivia segera mencari jalan lain. Dia tahu kemana wanita itu aka

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Pesta makan malam

    Mobil Nicholas berhenti di salah satu salon terkenal di kota tersebut. Pria dengan wajah tegas itu turun dari mobil.Olivia masih membatu melihat ini semua. Dia tidak menyangka kalau pria seperti Bosnya itu juga memperhatikan perawatan diri di salon."Turun!" suara bariton NIcholas membuyarkan lamunan Olivia.Sebelum Tuan besarnya itu semakin meledak, Olivia segera turun dan mengikuti langkah Nicholas. Mereka masuk ke ruangan dengan nuansa merah jambu tersebut.Aroma wewangian begitu memanjakan indra penciuan. Mata Olivia berbinar melihat pemandangan di hadapannya. Dulu dirinyahampir tidak pernah meletkan perawata tubuhnya.Namun sekarang ... Jangankan memikirkan perwatan badan. Untuk makan dan tidur saja a dapat dari belas kasihan seseorang.Mata berbinar itu berubah menjadi sedih mengingat betapa jauhnya roda hidup berbutar. Di kehidupan selanjutnya dia berjanji tidak akan pernah menghamburkan uang dan jahat pada orang.Dua pelayan salon menghampiri tamu yag baru saja datang. Mereka

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Wanita lain

    Musik klasik terdengar begitu indah. Lampu yang tadinya terang redup. Hanya satu lampu menyala menyorot ke arah tengah ruangan.Beberapa orang mulai berdansa dengan pasangan masing-masing. Semua terlihat begitu menguasai tiap gerakannya. Olivia terpukau melihat ini. Andai dulu saat pesta dia tidak fokus dengan miras. Pasti saat ini dia juga ikut berdansa.Nicholas meraih pinggang Olivia dan melangkah menuju lantai dansa. Sebisa mungkin Olivia menolak. Namun pria dingin itu semakin memaksa."Tuan, saya tidak bisa berdansa," ucap Olivia dengan wajah pucat."Bukankah kau putri tunggal Soetedjo Grup?" mata Nicholas memicing."Menurut anda setiap putri pemilik perusahaan harus bisa membuang waktu untuk berdansa?" jawab Olivia kesal."Ini termasuk tugas, jadi jangan buat aku malu dan memaksamu untuk membayar tagihan salon," sahut Nicholas tidak kalah kesal.Keduanya masuk di lantai dansa. Nicholas mulia mengayunkan kakinya dan tanpa sengaja menginjak kaki Olivia. Sakit, tapi wanita itu tida

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Amarah pelakor

    Oliva sudah siap dengan setelan jas yang membalut tubuhnya. Jas putih dengan kemeja merah jambu di bagian dalam membuat penampilannya begitu memukau."Kau cantik, kau kuat, kau akan memenagkannya semuanya pagi ini!" Olivia mengepalakan tangannya bersemangat.Hari ini dia akan menghadiri rapat di perusahaan Kenzo sekaligus hari pertamanya bertugas. Untuk tiga bulan kedepan Olivia akan mengawasi proyek Soetedjo Grup.Dengan riang wanita itu melangkah menuruni tangga. Tangannya membawa dua tas belanja yang amat besar. Untung saja semalam mall belum tutup saat dia pulang."Halo Sayang-Sayangku. Coba tebak Kakak bawa apa?" Olivia menenteng tas belanja dengan wajah riang. "Wah besar banget." Gendis tepuk tangan gembira, di susul oleh Boy."Ini untuk kalian, di buka nanti ya." Olivia mengulurkan tas tersebut. Kedua anak itu segera meraihnya dan berlarian menaiki tangga. Terdengar sorakan gembira dari keduanya."Selamat ya, akhirnya kamu kembali ke Soetedjo Grup," ucap Anton melempar senyu

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Mulai luluh

    Rapat selesai. Flora dan semua staf menutup laptopnya masig-masing dan satu per satu keluar ruangan.Dengan wajah masam Angel meninggalka ruangan. Olivia tersenyum puas melihatnya. Semakin wanita itu marah, semakin Olivia mencapai misinya.Aku antar ke ruanganmu." Kenzo melangkah keluar ruangan.Oliva mengangguk dan mengikuti kemana Kenzo pergi. Mereka masuk ke lift dan naik menuju lantai atas."Sepertinya kau sukses menjadi wanita penggoda." Kenzo meremehkan."Aku hanya melakukan apa yang harus di lakukan. Bukankah semua pria sama? Mereka suka digoda dan menggoda. Benarkan?" Olivia melipat kedua tangannya.Lift terbuka. Keduanya keluar lift. Mereka melangkah menuju ruangan di ujung koridor. Mata Olivia berkaca saat melewati koridor.Banyak cerita di tempat ini. Mulai dari rengekannya saat tidak mau mengurus kantor, sampai di mana dia sering membentak setiap karyawan yang hanya karena moodnya buruk.Langkah Olivia berhenti di depan salah satu ruangan. Perlahan Olivia memutar ganggang

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Level 2

    Tidak mau melewatkan kesempatan. Olivia memberanikan diri untuk masuk ke ruangan Kenzo. Ruangan yang dulunya adalah milik Papanya.Dengan hati-hati Olivia memutar ganggang pintu dan menutupnya kembali. Olivia memperlambat langkahnya agar suara sepatunya tidak terdengar.Ruangan sudah di renovasi sedemikian rupa. Semua berkas berganti tempat. Tapi untungnya dia masih ingat tiap map penting pada perusahaan ini.Untung saja dia sempat mengurus perusahaan dengan tekun, kalau tidak. Mungkin usahanya kali ini akan sia-sia.Olivia mulai mendekati rak buku. Di sana barisan map berjejer rapi. Satu per satu map dia turunkan dari rak. Tapi, tidak ada satupun bers yang menunjukkan bukti penyelegan dana.Tidak membuahan hasil, Olivia pindah ke rak buku yang lain. Dia kembali mencari sebuah berkas hingga suara seorang pria membuatnya terkejut."Harusnya Nona memangilku jika ingin mencari berkas. Aku bisa membantumu," ucap Kenzo tersenyum licik"Aku tdak tau kalau Tuan Kenzo sangat longgar hingga ti

Bab terbaru

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Olivia di culik

    Mata Kenzo masih membulat saat melihat dua orang beridi di hadapannya. Bagaimana ini bisa terjadi? Karena kalut dengan emosinya, dia sampai lupa kalau Nicholas sudah menikah."Siapa wanita yang kau maksud?" tanya Flora menyapa tajam."Bukankah harusnya perusahaanmu sangat sibuk sekarang?" Alis Nicholas bertaut.Tubuh Kenzo kaku tidak bisa di gerakan. Tepukan Ricky pada bahu Kenzo membuat pria itu bangun dari lamunannya. Dengan cepat dia berlutut dan meminta maaf pada wanita yang berdiri di samping Nicholas."Maafkan saya Nyonya, saya tidak tau kalau di dalam adalah Nyonya Flora." Kenzo menundukkan pandangannya.Flora mencoba merendam amarahnya. Dia tau siapa wanita yang di maksud Kenzo. Hanya saja dia tidak mau masalah ini semakin panjang hingga membuat Nicholas berubah pikiran.Tingkat perkembangan hubungan mereka semakin bagus. Belakang ini Flora juga tidak melihat Suaminya menemui prempuan itu.Lalu saat ini, dengan wajah datarnya sang suami yang tidak pernah menerima kehadirannya

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Salah Paham

    Angel membuka matanya. Di hadapannya sudah terlihat pemandangan yang begitu indah. Seorang pria tampan sedang terlelap dengan tenang. Dadanya naik turun beraturan. Wanita itu menarik selimut untuk menutupi dada bidang yang terpampang nyata. Angel mendaratkan kecupan kecil di kening Kenzo dan beranjak dari kasur.Angel memunguti pakaian yang berserakan di lantai. Kamar ini begitu berantakan akibat pertarungan hebat semalam. Setelah semua beres, dia memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi.Dia memutar kran dan mengisi bath up dengan air hangat. Angel masuk dan duduk di dalam bathtub. Matanya terpejam menikmati kehangatan air yang merendam tubuhnya.Ucapan Kenzo semalam masih terngiang di telinganya. Obsesi? Ini terlalu sederhana jika di katakan sebuah obsesi. Lalu cinta ini? Apakah ini juga bisa di katakan obsesi?Angel bisa melakukan apapun demi Kenzo. Merelakan semua yang dia punya, bahkan harga dirinya hanya demi mewujudkan mimpi kekasihnya tersebut.Tiga puluh menit berla

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Perasaan Kenzo

    Mobil Kenzo melaju melesat melewat jalanan ramai lancar ibu kota. Ujung matanya sesekali mencuri pandang ke sebelah. Melhat keadaan seorang wanita yang sedang menahan amarahnya.Angel menatap jauh ke langit senja yang terlihat indah saat ini. Di berusaha meredam amarahnya. Dia tau bahwa Kenzo hanya bermain-main dengan mantan istrinya. Namun, entah mengapa hatinya tetap diliputi rasa cemburu."Kau masih marah padaku?" tanya Kenzo lembut."Tidak," jawab Angel singkat.Wajahnya masih menatap jendela yang memperlihatkan pemandangan mege merah. Masih terlalu sakit untuk menatap wajah pria yang amat dia cintai.Cinta ... Apakah benar cinta sesakit ini? Setelah apa yang dirinya perbuat. Apakah Kenzo akan meninggalkannya sama dengan dia meninggalkan Olivia? Pertanyaan itu kembali menghantui pikirannya. Terlebih prilaku Kenzo terhadap Olivia tadi sangat natural. Sangat jauh jika di katakan sebuah sandiwara."Maafkan aku, aku tid

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Cinta Flora

    Seorang wanita cantik berkulit sawo matang lengkap dengan seragam baby sister nya melangkah memasuki sebuah kamar. Wanita itu membawa nampan yang berisi sarapan pagi dan segelas susu."Ayo bangun! Kau harus menyisihkan energi dan meminum obatmu," ucap Flora yang menaruh nampan itu di meja.Seorang pria masih menikmati selimut tebalnya. Matanya masih terpejam, wajahnya begitu tenang dan hanyut dalam mimpinya.Flora menyibak rambut ikal yang menutupi sebagian wajah tampannya. Wanita itu tersenyum manis. Jemarinya membelai lembut wajah yang di bingkai kumis tipis terawat itu."Sayang, bangun! Sudah waktunya," bisik Flora.Dengan malas pria yang tertidur itu membuka mata. Dia tersenyum tipis saat melihat wanita yang amat dicintainya.Tangan kekar menarik tubuh Flora dalam dekapan pria itu dan menarik selimut untuk menutupi keduanya. Terdengar tawa canda dari balik selimut tersebut."Nicholas, kamu nakal! Ayo bangun," ucap Fl

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Amarah yang terpendam

    Olivia turun dari taxi. Wanita itu segera melangkah masuk ke dalam gedung megah yang sudah siap untuk beroperasi. Setiap ruangan di pisah oleh dinding kaca tebal. Pintunya juga terbuat dari kaca sehingga Olivia bisa melihat antusias para penjual.Tanpa terasa air mata Olivia menetes. Dia tidak percaya mimpinya akan terwujud. Ingatannya kembali ke lima belas tahun yang lalu. Saat itu dia masih kecil dan nakal."Papa, besok kalau aku besar aku akan membangun mall ku sendiri," ucap Olivia sambil menjilat es krim di tangannya."Oiya, apakah kau tidak puas dengan mall ini?" tanya Tuan Soetedjo."Tidak Paa, aku tidak mau uang Papa habis karena setiap hari kita ke Mall untuk membeli es krim," jawab Olivia polos.Soetedjo tidak percaya dengan ucapan putrinya. Ternyata anak manja seperti dia juga memikirkan uang. "Kau tidak perlu membangun Mall, kita hanya perlu bekerja keras untuk mendapatkan banyak uang untuk beli es krim," jawab Soetedjo meraih tubuh mungil Olivia dan menggendongnya."Pap

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   kerinduan

    Mobil yang membawa Olivia berhenti di sebuah restoran mewah bintang lima. Ricky segera turun dan membuka pintu mobil untuk sang Nona."Apakah semuanya baik-naik saja Pak?" tanya Olivia ragu."Semuanya baik-baik saja Nona, Nyonya besar hanya merindukan Anda," jawab Ricky sambil melempar senyum teduh.Olivia masih menatap pria tua itu penuh curiga. Bagaimana bisa Nyonya Nita mengadakan makan siang bersamanya, sedangkan ada orang yang lebih pantas darinya."Nona tidak perl khawatir. Saya yakin tidak akan ada hal buruk terjadi di dalam," ucap Ricky meyakinkan"Lalu Fora?" tanya Olivia ragu.Persis seperti yang di tebak. Wanita yang sok tidak peduli ini juga cemburu pada wanita yang secara tiba-tiba mengambil posisinya."Nona Flora memiliki kesibukan sendiri. Dia tidak bersama Nonya dan Tuan Nicholas," jawab Ricky.Senyum merekah mengembang di wajah cantiknya saat mendengar penjelasan Ricky. Olivia segera turun dari mobil dan merapikan penampilannya."Aku harap kau tidak berbohong padaku,"

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Tanda milikku

    Olivia duduk di kuris besarnya. Matanya menyapu tiap sudut ruang. Pandangannya berhenti pada sebuh foto yang di bingkai rapi pada pigura yang terbuat dari kayu.Wanita itu bangkit dan meraih foto itu. Terukir senyum tipis di wajah cantiknya. Tanpa terasa buliran bening mulai terjun dari ujung mata.Olivia sangat bahagia bisa berada di posisi ini. Bukan hanya merebut kembali perusahaan Soetedjo Grup, bahkan saat ini dia bisa membuka mall baru di ibu kota.Sayang sekali saat ini dia berada jauh dengan orang yang paling berperan dalam perusahaan ini. Nicholas, meskipun di awal pertemuan sangat menyebalkan. Akan tetapi pria itu memberikan peran yang berarti."Aku juga sangat merindukan Tuan Soetedjo, aku yakin dia sangat bangga padamu," ucap seorang pria yang tiba-tiba masuk ke ruangan Olivia."Ya, Papa dan Mama sangat bangga padaku. Aku juga percaya meraka sangat bahagia saat ini karena melihat putri kesayangannya telah lepas dari ular yang menjeratnya," jawab Olivia sinis.Wanita itu m

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Saran Max

    Mata Olivia membulat sempurna saat melihat pria dihadapannya. Ternyata benar, dia adalah pria sama yang selalu mengganggunya belakangan ini. "Nona Angel, sepertinya kau layak mendapatkan apresiasi. Kinerjamu jauh lemu baik dari atasanmu," Ardian tersenyum manis pada wanita yang duduk di hadapannya. Olivia menarik napas dalam. Sepertinya kedepannya hatinya serasa di dalam neraka. Dia tidak menyangka usahanya dari tadi malah jadi bumerang yang menusuknya. "Terima kasih atas kerja kerasmu, Angel. Karena Tuan Ardian menyukai kinerjamu, kau akan bertanggung jawab pada proyek ini. Selamat bertugas," ucap Olivia melempar senyum dan melangkah pergi. Mata Angel membulat, entah dia harus senang atau sedih. Di sisi lain dia bisa membuktikan pada dunia kalau dia bukan hanya wanita murahan. Tapi di sisi lain dia tidak rela untuk meninggalkan perusahaan ini. Ardian melempar senyum pada Angel sebelum pergi meninggalkan ruangan. Pria itu segera masuk ke dalam lift diikuti oleh enam orang lai

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Iblis menyebalkan

    Olivia mengayunkan sepeda sangat cepat. Tapi sungguh tidak mungkin jika dia akan tiba tepat waktu. Butuh paling cepat tiga puluh menit untuk mencapai perusahaan.Sebuah mobil menepi, mobil itu membunyikan klakson beberapa kali. Merasa asing dengan mobil tersebut Olivia tetap mengayunkan sepedanya dan melewati mobil tersebut.Mobil itu kembali melaju dan mengikuti Olivia dati belakang. Suara klakson masih begitu bising. Sesekali anak yang di bonceng Olivia menoleh kebelakang."Kak, sepertinya pemilik mobil itu mengenalmu." Anak di bangku belakang menepuk pundak Olivia."Oiya, dia pasti orang gila yang selalu menggoda wanita di jalan," acuh Olivia."Kak, kita tidak boleh memiliki prasangka buruk dulu pada seseorang," jawab anak tersebut."Memang tidak boleh, tapi kita juga harus jaga jarak dengan orang seperti itu. Kadang orang yang terlihat baik belum tentu baik, begitu sebaliknya." Olivia melambatkan kakinya saat mengayunkan sepeda.Bayangan seorang pria terlintas di kepala Olivia. Se

DMCA.com Protection Status