Share

Mulai jujur

Author: Mom Aish
last update Last Updated: 2024-12-05 15:32:46

Duduk di sofa kecil apartemennya, Olivia menatap cangkir teh di tangannya. Hawa hangat yang biasanya menenangkan justru terasa asing malam itu. Di hadapannya, Dante duduk dengan sikap tenang, meskipun ekspresinya menunjukkan bahwa ia tahu percakapan ini tidak akan mudah.

"Dante," Olivia memulai dengan suara pelan, nyaris seperti bisikan. "Ada sesuatu yang harus aku ceritakan kepadamu. Ini tentang... seseorang dari masa laluku."

Dante mengangguk, tidak mengatakan apa-apa, memberi ruang bagi Olivia untuk melanjutkan.

"Pria itu... namanya Nicholas," kata Olivia, matanya menerawang jauh, seolah mengingat setiap kenangan yang pernah ia alami bersama Nicholas. "Dia bukan hanya seorang pria biasa. Dia adalah ayah dari bayi yang sedang kukandung."

Cangkir teh di tangan Dante hampir terjatuh. Ia menatap Olivia dengan mata melebar, tapi tidak mengucapkan sepatah kata pun.

"Dia adalah cinta dalam hidupku," lanjut Olivia, suaranya mulai gemetar. "Tapi hidup kami tidak mudah. Nicholas bukan hanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Sangkar emas

    Olivia mengemasi barang-barangnya dengan hati-hati, memasukkan pakaian dan barang-barang penting ke dalam koper sederhana. Sudah sepekan sejak percakapan dengan Dante, dan setelah merenung panjang, ia akhirnya membuat keputusan besar dalam hidupnya: ia akan mengikuti Dante dan meninggalkan kota ini. Pagi itu, saat matahari baru saja menyembul dari balik cakrawala, Dante mengetuk pintu apartemen Olivia. Ia berdiri di sana dengan senyum tenang, mengenakan setelan kasual tetapi tetap berwibawa. Di belakangnya, sebuah mobil hitam mewah menunggu. "Sudah siap?" tanya Dante lembut. Olivia mengangguk, meski hatinya masih bergejolak. "Ya. Aku siap." Perjalanan menuju tempat baru terasa penuh campur aduk bagi Olivia. Ia merasa lega karena akhirnya bisa menjauh dari bayang-bayang Max dan Angel, tetapi juga tidak bisa menghindari rasa kehilangan. Kota ini, meskipun penuh luka, telah menjadi tempat ia mencoba membangun kembali hidupnya. Dante, yang duduk di kursi pengemudi, sesekali melirik O

    Last Updated : 2024-12-06
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Pertemuan tak terduga

    Hari-hari berlalu dengan monoton di vila yang sepi dan jauh dari keramaian. Olivia mulai merasa nyaman dengan rutinitas barunya, meskipun rasa terasing dan terkurung masih menghantuinya. Setiap bulan, mobil pengiriman datang membawa kebutuhan Olivia, mulai dari makanan hingga perlengkapan bayi yang akan segera ia hadapi.Selain itu, seorang tenaga medis juga ditugaskan untuk memantau kesehatan Olivia dan bayi yang dikandungnya. Setiap dua minggu sekali, dokter dan perawat datang untuk memeriksa kondisi Olivia, memastikan semuanya berjalan lancar. Meskipun hal ini memberikan rasa aman, namun dalam hati Olivia, ada perasaan terjebak yang semakin membesar.Dante, yang selalu datang dengan senyum dan kata-kata menenangkan, berusaha menjaga segala sesuatunya tetap berjalan lancar. Setiap kali ada pengiriman atau kunjungan medis, ia memastikan semuanya berjalan sesuai rencana, memastikan bahwa Olivia merasa nyaman dan aman. Namun, ia tidak bisa menyembunyikan kecemasannya setiap kali mobil

    Last Updated : 2024-12-06
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Pelarian sementara

    Lampu neon berwarna ungu dan biru menerangi suasana bar yang penuh dengan tawa, musik, dan kemewahan. Nicholas dan Dante duduk di area VIP, di sofa kulit hitam yang menghadap langsung ke lantai dansa. Di atas meja kaca, botol anggur merah premium telah terbuka, ditemani beberapa gelas kristal.Wanita-wanita cantik dengan gaun mini yang berkilauan berkumpul di sekitar mereka. Tawa menggema di udara, dan musik yang memekakkan telinga tampak seperti soundtrack sempurna untuk malam yang penuh kebebasan.Nicholas duduk dengan santai, segelas anggur merah di tangannya. Ia tampak menikmati suasana, meskipun matanya sering kali terlihat kosong ketika tidak ada yang memperhatikan. Wanita di sampingnya mencoba menggoda, membisikkan sesuatu di telinganya, tetapi Nicholas hanya tersenyum tipis, memberikan jawaban singkat tanpa benar-benar peduli.Dante memperhatikan itu dari sisi lain sofa. "Kau tampak seperti tidak benar-benar di sini," kata Dante sambil menyesap ang

    Last Updated : 2024-12-07
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Mulai mengintai

    Di sudut bar yang remang, seorang pria dengan hoodie gelap duduk diam, tampak menyatu dengan kegelapan. Matanya tajam mengamati Nicholas dan Dante yang tengah berbincang. Gelak tawa mereka bercampur dengan denting gelas dan suara musik yang menggema di ruangan. Pria itu tidak pernah melepaskan pandangannya, memperhatikan setiap gerakan, ekspresi, dan bahkan bisikan mereka.Tidak jauh darinya, seorang wanita dengan gaun merah dan riasan mencolok berpura-pura menikmati malam. Dia sesekali melirik ke arah pria itu, memberi tanda bahwa semuanya terkendali. Mereka bekerja sebagai satu tim, mengintai dalam senyap.Setelah beberapa jam, pria itu bangkit perlahan, menyembunyikan wajahnya di balik bayangan hoodie. Dia berjalan menuju pintu belakang bar, bertemu dengan wanita itu di lorong sempit. Tanpa banyak bicara, mereka meninggalkan tempat itu, menyelinap ke dalam kegelapan malam.Pria itu tiba di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota. Angel membuka pintu dengan ekspresi penuh rasa ingi

    Last Updated : 2024-12-10
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Menyerang

    Pagi itu, ruang rapat di salah satu gedung pencakar langit kota dipenuhi aura tegang. Nicholas Yana, CEO sekaligus mantan pemimpin dunia hitam, duduk di ujung meja panjang dengan sikap tenang namun berwibawa. Setelan jas hitamnya yang sempurna mempertegas wibawa yang memancar darinya. Tidak ada tanda-tanda pria yang mabuk dan meratapi masa lalu di bar beberapa malam lalu. Dante, yang juga hadir dalam rapat tersebut, memperhatikan perubahan total pada Nicholas. Di hadapannya kini berdiri sosok pria yang dingin dan tak tersentuh, jauh dari pria emosional yang ia temui di bar. "Jadi, Nicholas," kata salah satu peserta rapat, mencoba memulai diskusi, "bagaimana pendapat Anda tentang akuisisi ini?" Nicholas menganggukkan kepala dengan tenang, mengambil beberapa dokumen di hadapannya. Dengan nada datar namun tegas, ia berkata, "Angka-angka ini tidak sesuai dengan target kami. Jika kalian tidak bisa menyesuaikan margin keuntungan menjadi minimal 30 persen, maka kerja sama ini tidak ada art

    Last Updated : 2024-12-10
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Situasi mencekam

    Malam itu gelap dan sunyi, hanya suara angin dan desiran dedaunan yang terdengar di tengah hutan lebat. Rumah persembunyian Olivia yang biasanya aman. Kini menjadi target serangan berbahaya. Max dan Angel memimpin kelompok kecil bersenjata yang bergerak perlahan melalui bayangan pohon, memanfaatkan setiap celah dalam penjagaan ketat."Pastikan kalian tidak membuat suara, "bisik Max pada anak buahnya dia tahu bahwa satu langkah salah akan membawa kehancuran. Angel, di sisinya menatap rumah yang sama terlihat di kejauhan dengan mata penuh kebencian.Olivia sedang membaca buku di ruang tamu sambil meminum teh hangat. Perutnya yang semakin membesar membuatnya cepat lelah, tetapi ia berusaha tetap tenang. Dante telah memastikan semuanya aman, namun rasa cemas tetap menghantui hatinya.Tiba-tiba, seorang penjaga masuk ke ruangan dengan wajah tegang "Nona Olivia, kami mendeteksi gerakan mencurigakan di perimeter luar. Harap anda tetap di dalam."Jantung Olivia berdegup kencang. Dia tahu apa

    Last Updated : 2024-12-10
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Ranjang Panas

    Mata Olivia berkaca ketika menatap pemandangan panas di hadapannya, seorang pria dengan tubuh polosnya bermain lincah di atas ranjang.Bibirnya bergetar tak mampu menahan emosi yang bergemuruh di dalam dada. Dia melangkah mendekati kedua makhluk yang sedang menyatu sempurna.Detakan langkah Olivia membuat kedua insan tersebut menghentikan aktifitas penuh gelora tersebut, dan melempar pandangan ke arahnya."Apa ini Mas?" tanya Olivia dengan bibir bergetar."Apa matamu rabun?" Kenzo malah balik bertanya.Bahkan tak ada mimik wajah bersalah padanya, baginya semua hal ini tampak wajar dan tak perlu di ributkan.Dengan santainya Kenzo menuruni ranjang, dia segera membalut tubuh bagian bawahnya. Pusaka yang seharusnya sudah bersemayam di lembah hangat harus di tunda.Tampak raut wajah kecewa pada gadis yang sudah tergeletak polos dan pasrah di ranjang. Dia sudah sangat lama menantikan hal ini. Dan sekarang malah di rusak seenaknya oleh wanita kucel yang baru saja datang.Olivia melangkah m

    Last Updated : 2024-05-04
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Menyusun rencana

    Olivia menepuk pundak Anton, tidak ada gunanya lagi main otot disini. Semua telah terjadi dan tak ada yang bisa di lakukan kecuali mencari jalan lain. Anton merapikan jasnya dan melangkah pergi disusul oleh Olivia di belakang, terdengar sorakan bahagia di belakang. Namun dirinya tak merespon, dia janji pada dirinya sendiri akan merebut semuanya kembali. Walau entah bagaimanapun caranya. Olivia dan Anton naik ke dalam mobil dan melaju menjauhi area hotel berbintang yang paling megah di kota tersebut. Di sepanjang perjalanan air mata Olivia tak berhenti mengalir, dia tak menyangka orang yang dia pikir bisa menjadi sandaran hidup malah berbalik menyerangnya. Bahkan dengan tega menguras semua hartanya hingga habis tak tersisa, ingin sekali dia meluapkan semua. Pedih, amarah dan sakit hati yang mendalam. Akan tetapi ini semua salahnya sendiri. "Nyonya mau kemana?" tanya Anton menatap gadis di sampingnya, tampak wajah putus asa yang tergambar di wajah cantiknya. Tak ad jawaban, hanya e

    Last Updated : 2024-05-06

Latest chapter

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Situasi mencekam

    Malam itu gelap dan sunyi, hanya suara angin dan desiran dedaunan yang terdengar di tengah hutan lebat. Rumah persembunyian Olivia yang biasanya aman. Kini menjadi target serangan berbahaya. Max dan Angel memimpin kelompok kecil bersenjata yang bergerak perlahan melalui bayangan pohon, memanfaatkan setiap celah dalam penjagaan ketat."Pastikan kalian tidak membuat suara, "bisik Max pada anak buahnya dia tahu bahwa satu langkah salah akan membawa kehancuran. Angel, di sisinya menatap rumah yang sama terlihat di kejauhan dengan mata penuh kebencian.Olivia sedang membaca buku di ruang tamu sambil meminum teh hangat. Perutnya yang semakin membesar membuatnya cepat lelah, tetapi ia berusaha tetap tenang. Dante telah memastikan semuanya aman, namun rasa cemas tetap menghantui hatinya.Tiba-tiba, seorang penjaga masuk ke ruangan dengan wajah tegang "Nona Olivia, kami mendeteksi gerakan mencurigakan di perimeter luar. Harap anda tetap di dalam."Jantung Olivia berdegup kencang. Dia tahu apa

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Menyerang

    Pagi itu, ruang rapat di salah satu gedung pencakar langit kota dipenuhi aura tegang. Nicholas Yana, CEO sekaligus mantan pemimpin dunia hitam, duduk di ujung meja panjang dengan sikap tenang namun berwibawa. Setelan jas hitamnya yang sempurna mempertegas wibawa yang memancar darinya. Tidak ada tanda-tanda pria yang mabuk dan meratapi masa lalu di bar beberapa malam lalu. Dante, yang juga hadir dalam rapat tersebut, memperhatikan perubahan total pada Nicholas. Di hadapannya kini berdiri sosok pria yang dingin dan tak tersentuh, jauh dari pria emosional yang ia temui di bar. "Jadi, Nicholas," kata salah satu peserta rapat, mencoba memulai diskusi, "bagaimana pendapat Anda tentang akuisisi ini?" Nicholas menganggukkan kepala dengan tenang, mengambil beberapa dokumen di hadapannya. Dengan nada datar namun tegas, ia berkata, "Angka-angka ini tidak sesuai dengan target kami. Jika kalian tidak bisa menyesuaikan margin keuntungan menjadi minimal 30 persen, maka kerja sama ini tidak ada art

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Mulai mengintai

    Di sudut bar yang remang, seorang pria dengan hoodie gelap duduk diam, tampak menyatu dengan kegelapan. Matanya tajam mengamati Nicholas dan Dante yang tengah berbincang. Gelak tawa mereka bercampur dengan denting gelas dan suara musik yang menggema di ruangan. Pria itu tidak pernah melepaskan pandangannya, memperhatikan setiap gerakan, ekspresi, dan bahkan bisikan mereka.Tidak jauh darinya, seorang wanita dengan gaun merah dan riasan mencolok berpura-pura menikmati malam. Dia sesekali melirik ke arah pria itu, memberi tanda bahwa semuanya terkendali. Mereka bekerja sebagai satu tim, mengintai dalam senyap.Setelah beberapa jam, pria itu bangkit perlahan, menyembunyikan wajahnya di balik bayangan hoodie. Dia berjalan menuju pintu belakang bar, bertemu dengan wanita itu di lorong sempit. Tanpa banyak bicara, mereka meninggalkan tempat itu, menyelinap ke dalam kegelapan malam.Pria itu tiba di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota. Angel membuka pintu dengan ekspresi penuh rasa ingi

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Pelarian sementara

    Lampu neon berwarna ungu dan biru menerangi suasana bar yang penuh dengan tawa, musik, dan kemewahan. Nicholas dan Dante duduk di area VIP, di sofa kulit hitam yang menghadap langsung ke lantai dansa. Di atas meja kaca, botol anggur merah premium telah terbuka, ditemani beberapa gelas kristal.Wanita-wanita cantik dengan gaun mini yang berkilauan berkumpul di sekitar mereka. Tawa menggema di udara, dan musik yang memekakkan telinga tampak seperti soundtrack sempurna untuk malam yang penuh kebebasan.Nicholas duduk dengan santai, segelas anggur merah di tangannya. Ia tampak menikmati suasana, meskipun matanya sering kali terlihat kosong ketika tidak ada yang memperhatikan. Wanita di sampingnya mencoba menggoda, membisikkan sesuatu di telinganya, tetapi Nicholas hanya tersenyum tipis, memberikan jawaban singkat tanpa benar-benar peduli.Dante memperhatikan itu dari sisi lain sofa. "Kau tampak seperti tidak benar-benar di sini," kata Dante sambil menyesap ang

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Pertemuan tak terduga

    Hari-hari berlalu dengan monoton di vila yang sepi dan jauh dari keramaian. Olivia mulai merasa nyaman dengan rutinitas barunya, meskipun rasa terasing dan terkurung masih menghantuinya. Setiap bulan, mobil pengiriman datang membawa kebutuhan Olivia, mulai dari makanan hingga perlengkapan bayi yang akan segera ia hadapi.Selain itu, seorang tenaga medis juga ditugaskan untuk memantau kesehatan Olivia dan bayi yang dikandungnya. Setiap dua minggu sekali, dokter dan perawat datang untuk memeriksa kondisi Olivia, memastikan semuanya berjalan lancar. Meskipun hal ini memberikan rasa aman, namun dalam hati Olivia, ada perasaan terjebak yang semakin membesar.Dante, yang selalu datang dengan senyum dan kata-kata menenangkan, berusaha menjaga segala sesuatunya tetap berjalan lancar. Setiap kali ada pengiriman atau kunjungan medis, ia memastikan semuanya berjalan sesuai rencana, memastikan bahwa Olivia merasa nyaman dan aman. Namun, ia tidak bisa menyembunyikan kecemasannya setiap kali mobil

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Sangkar emas

    Olivia mengemasi barang-barangnya dengan hati-hati, memasukkan pakaian dan barang-barang penting ke dalam koper sederhana. Sudah sepekan sejak percakapan dengan Dante, dan setelah merenung panjang, ia akhirnya membuat keputusan besar dalam hidupnya: ia akan mengikuti Dante dan meninggalkan kota ini. Pagi itu, saat matahari baru saja menyembul dari balik cakrawala, Dante mengetuk pintu apartemen Olivia. Ia berdiri di sana dengan senyum tenang, mengenakan setelan kasual tetapi tetap berwibawa. Di belakangnya, sebuah mobil hitam mewah menunggu. "Sudah siap?" tanya Dante lembut. Olivia mengangguk, meski hatinya masih bergejolak. "Ya. Aku siap." Perjalanan menuju tempat baru terasa penuh campur aduk bagi Olivia. Ia merasa lega karena akhirnya bisa menjauh dari bayang-bayang Max dan Angel, tetapi juga tidak bisa menghindari rasa kehilangan. Kota ini, meskipun penuh luka, telah menjadi tempat ia mencoba membangun kembali hidupnya. Dante, yang duduk di kursi pengemudi, sesekali melirik O

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Mulai jujur

    Duduk di sofa kecil apartemennya, Olivia menatap cangkir teh di tangannya. Hawa hangat yang biasanya menenangkan justru terasa asing malam itu. Di hadapannya, Dante duduk dengan sikap tenang, meskipun ekspresinya menunjukkan bahwa ia tahu percakapan ini tidak akan mudah."Dante," Olivia memulai dengan suara pelan, nyaris seperti bisikan. "Ada sesuatu yang harus aku ceritakan kepadamu. Ini tentang... seseorang dari masa laluku."Dante mengangguk, tidak mengatakan apa-apa, memberi ruang bagi Olivia untuk melanjutkan."Pria itu... namanya Nicholas," kata Olivia, matanya menerawang jauh, seolah mengingat setiap kenangan yang pernah ia alami bersama Nicholas. "Dia bukan hanya seorang pria biasa. Dia adalah ayah dari bayi yang sedang kukandung."Cangkir teh di tangan Dante hampir terjatuh. Ia menatap Olivia dengan mata melebar, tapi tidak mengucapkan sepatah kata pun."Dia adalah cinta dalam hidupku," lanjut Olivia, suaranya mulai gemetar. "Tapi hidup kami tidak mudah. Nicholas bukan hanya

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Ancaman baru

    Dante duduk di sudut kafe, mengamati Olivia dengan seksama. Ada sesuatu yang berbeda dari wanita itu hari ini. Wajahnya tampak pucat, senyumnya tidak setulus biasanya, dan gerakannya terlihat gelisah.Setiap kali seorang pelanggan masuk, Olivia menoleh dengan cemas, seolah-olah takut seseorang akan muncul. Itu bukan sifat Olivia yang biasanya penuh percaya diri.Dante memutuskan untuk mendekat.“Olivia,” katanya lembut, berdiri di depan meja kasir tempat Olivia berdiri. “Kau baik-baik saja?”Olivia menoleh dengan kaget, tetapi langsung memasang senyum palsu. “Tentu saja, Dante. Aku baik-baik saja.”Namun, Dante tidak mudah dibodohi. Ia mengenal Olivia cukup baik untuk tahu bahwa ada sesuatu yang salah.“Olivia,” Dante melanjutkan, menatapnya dengan serius. “Aku bisa melihat kau tidak tenang. Apa yang terjadi? Jika ada masalah, kau tahu kau bisa memberitahuku.”Olivia terdiam sejenak, mencoba meredam kegelisahannya. Namun, tatapan tulus Dante membuat pertahanannya perlahan runtuh.“Aku

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Masa lalu yang kembali

    Senja di kota kecil itu selalu memikat hati. Langit berubah oranye keemasan, memantulkan cahayanya di permukaan danau yang tenang. Di tempat paling indah itu, Olivia dan Dante duduk bersebelahan di sebuah bangku kayu yang menghadap langsung ke pemandangan alam. Udara sore terasa sejuk, membawa aroma rerumputan yang menyegarkan. Dante membawa dua gelas kopi hangat dari kafe terdekat, menyerahkan satu kepada Olivia. “Ini tempat yang sempurna,” kata Dante sambil menyesap kopinya. “Terutama kalau punya teman yang baik untuk diajak berbagi waktu.” Olivia tersenyum kecil, meski matanya masih memandang jauh ke arah danau. “Kau selalu tahu bagaimana membuat orang lain merasa lebih baik, Dante." Mereka berbicara tentang hal-hal sederhana—cuaca, buku, dan bagaimana Olivia mulai merasa lebih baik setelah mengambil waktu untuk dirinya sendiri. Dante dengan hati-hati menghindari topik yang terlalu pribadi, memberinya ruang untuk berbicara jika ia mau. “Aku senang melihatmu kembali terseny

DMCA.com Protection Status