Si Gemuk membalas, "Sialan, kenapa kamu banyak sekali omong kosong. Pokoknya cepat serahkan uangnya saja ....""Kalau kamu nggak telepon, akan kuhajar kamu sekarang juga," balas Yoga.Sialan .... Si Gemuk benar-benar tidak bisa menyinggung Yoga sama sekali. Pada akhirnya, dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon bosnya. Tak lama kemudian, telepon itu pun tersambung.Si Gemuk berkata dengan nada hormat, "Tuan Sudiro, aku ini si Gemuk. Sementara ini berjalan mulus, tapi mereka mau bicara dengan Anda untuk memastikan keselamatan sandera."Sudiro memakinya, "Bodoh! Sandera apanya? Gatot itu orang yang berutang sama kita!"Si Gemuk membalas dengan penuh rasa bersalah, "Ya, benar. Aku yang salah bicara. Dia itu orang yang berutang, bukan sandera."Yoga mengambil ponsel itu dan bertanya, "Kamu bos Geng Naga?""Benar!" Sudiro melanjutkan, "Kamu keluarga Gatot? Si Gemuk sudah jelaskan kejadian detailnya padamu, 'kan? Sebaiknya kamu tahu diri."Yoga melanjutkan, "Dana kompensasi untuk relokasi
Di sisi lain, Ambar merasa sangat terluka sekaligus marah. Yang membuatnya sakit hati adalah melihat fondasi yang telah dibangun oleh Karina selama setengah hidupnya, kini lenyap begitu saja. Setelah ini, keluarga mereka tidak akan menjalani kehidupan yang baik lagi.Sementara itu, yang membuatnya marah adalah Yoga. Menurutnya, Yoga benar-benar tidak berguna. Dia datang bersama mereka, tetapi tidak memberikan kontribusi apa pun. Pada akhirnya, Karina tetap harus menyerahkan sahamnya.Saking marahnya, ingin sekali rasanya Ambar mencabik-cabik Yoga. Setelah dipikir-pikir, sejak Yoga mendekati Karina, keluarga mereka tidak pernah menemui hal yang baik. Orang ini benar-benar pembawa sial.Melihat tatapan penuh kebencian dari Ambar, Yoga bisa menebak dengan jelas apa yang dipikirkan wanita itu. Yoga merasa jengkel, sekaligus ingin tertawa.Di saat seperti ini, Ambar masih saja menyalahkannya? Bukankah seharusnya dia menyalahkan Gatot? Gatot yang menghancurkan keluarganya! Sudah setahun lebi
Yoga meledakkan auranya dan bersiap untuk menghabisi si Gemuk. Si Gemuk terintimidasi oleh aura Yoga hingga tidak berani lagi bersikap keras kepala. "Oke, oke, aku bilang ....""Suatu kali, aku kebetulan mendengar Tuan Sudiro menelepon seseorang yang misterius. Tuan Sudiro memanggil orang itu 'Tuan Husin'. Semua yang dilakukan Geng Naga adalah perintah dari Tuan Husin. Di hadapan Tuan Husin, Tuan Sudiro nggak ada apa-apanya."Yoga bertanya lagi, "Tuan Husin? Siapa itu?""Kalau itu aku benar-benar nggak tahu. Aku sumpah ...."Plak! Yoga kembali menampar wajah si Gemuk. Namun, si Gemuk tetap saja bersikeras mengatakan dia tidak tahu identitas Tuan Husin. Dari penampilannya, si Gemuk tampaknya memang tidak tahu hal ini.Yoga memperingatkan si Gemuk, "Pulang dan beri tahu Tuan Sudiro, Geng Naga harus menghilang dalam dua hari. Kalau dia berinisiatif datang untuk minta maaf, mungkin aku masih bisa memberinya kematian yang nggak menyiksa. Kalau nggak, kujamin dia akan mati tersiksa pelan-pel
Yoga mengendarai mobilnya menuju Grup Yoga. Di perjalanan, dia menelepon Ayu. Namun saat teleponnya baru berdering dua kali, panggilan itu langsung terputus. Ketika Yoga meneleponnya kembali, ponselnya telah dinonaktifkan.Hati Yoga langsung mencelos. 'Sialan, Ibu mungkin saja dalam bahaya. Kalau nggak, nggak mungkin dia nggak angkat teleponku.'Di saat itu juga, Yoga menelepon Roselia, "Kak, aku butuh bantuanmu dengan mendesak."Roselia mendengus. "Huh! Waktu butuh bantuan kamu bisa teringat sama aku. Kenapa waktu tidur nggak ingat aku? Dasar nggak tahu terima kasih ....""Kak, sekarang aku nggak ada waktu untuk bercanda denganmu ...."Roselie membalas, "Kalau begitu kenapa kamu punya waktu untuk bercanda sama wanita berkostum kelinci semalam itu? Apalagi, bercandanya di ranjang yang sama."Yoga terdiam. "Kak, kamu ngutus orang untuk memata-mataiku?""Omong kosong!" Roselia menimpali, "Mana mungkin aku bisa tenang membiarkan kalian berduaan di ruangan yang sama? Kalau nggak awasi kamu
“Kalau kamu punya permintaan, katakan saja, Yoga. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhinya.”“Nggak ada.”“Oke. Kalau begitu, aku akan mengantarmu. Lagian kita memang searah.”Di depan kantor catatan sipil, Karina Atmaja yang baru saja menyelesaikan prosedur perceraian, menyalakan mobil BMS 741 miliknya.Tubuhnya yang seksi terlihat makin mencolok dengan sepatu hak tinggi dan rok mininya yang ketat, membuat semua orang yang lewat berkali-kali menoleh ke arahnya.“Nggak usah. Aku bawa mobil sendiri.” Yoga menunjuk mobil listriknya yang sudah tua.Mobil listrik Yoga terlihat tua dan butut jika dibandingkan dengan BMS milik Karina.Yoga menatap kedua mobil tersebut secara bergantian. “Jadi, kamu menceraikanku karena ini?”Karina langsung mengerti maksud Yoga. “Ya. Tapi, bukan hanya itu saja.”“Bukan hanya ini saja? Biar kutebak. Apa ini juga karena Tuan Muda Reza?” tanya Yoga.Sekelumit kesedihan melintas di wajah Karina yang cantik, seakan-akan dia membenarkan ucapan Yoga.
Di bangsal No. 204.Setelah beristirahat semalaman, Karina berhasil melewati masa kritisnya dan kembali sadar.Ambar, ibu Karina, dengan penuh perhatian menyuapi Karina dengan sup yang bergizi.Di samping Karina, berdiri seorang pria terpelajar dan sopan.Pria tersebut adalah Reza Ardiyanto, saingan Yoga dalam memperebutkan cinta Karina.“Istirahatlah dulu, Bi. Biar aku saja yang menyuapi Karina dengan sup ini,” kata Reza dengan penuh perhatian.Ambar buru-buru berkata, “Reza, bicara mengenai lelah, nggak ada yang bisa dibandingkan denganmu. Kemarin, kamu sudah menyumbangkan begitu banyak darah untuk Karina dan menjaganya sepanjang malam. Lihatlah, betapa lelahnya dirimu. Kamu terlihat lemah dan pucat.”“Bi, kalau Bibi berkata seperti itu, artinya Bibi menganggapku sebagai orang lain. Sudah seharusnya aku melakukan semua ini,” kata Reza.Padahal yang sebenarnya terjadi, Reza juga baru saja datang.Penampilannya yang terlihat lemah dan pucat, itu semua karena dia bergadang semalaman di
Perawat itu menggelengkan kepalanya dan berkata, “Bukan. Sepertinya nama keluarganya Kusuma. Yoga Kusuma bukan ya? Sekarang, hal tersebut sudah menyebar di seluruh rumah sakit.”Deg!Ternyata, yang mendonorkan darah untuk Karina adalah Yoga!Namun, malah Reza yang mendapat pujian.Demi menyelamatkan Karina, Yoga bahkan sampai jatuh pingsan karena terlalu banyak darah yang diambil.Akan tetapi, Karina dan keluarganya masih memperlakukan Yoga seperti itu.Tidak heran jika Yoga menjadi begitu marah.Tiba-tiba saja, Karina merasa bersalah.Namun, meski demikian, Karina tidak berniat sedikit pun untuk kembali.Meski Yoga bersikap baik pada Karina, Yoga tetap tidak bisa memberikan apa yang diinginkan Karina.Contoh yang paling sederhana. Apa Yoga bisa mengatur pertemuan antara Karina dengan Raja Agoy yang Perkasa?Tiga hari kemudian.Paman Dipa menelepon Yoga untuk melaporkan hasil pekerjaannya.“Tuan Muda, pemindahan aset Anda berjalan lancar. Saya sudah menunjuk Nadya Wibowo, Presdir Grup
Baru setelah suara deru mobil tersebut benar-benar menghilang, mereka bertiga akhirnya kembali ke akal sehatnya.Ambar menelan ludah dengan marah. “Karina, menurutmu manusia nggak berguna … Bagaimana Yoga bisa menyalakan mobil mewah itu? Dia nggak mungkin pemilik LaFellalio, Raja Agoy yang Perkasa itu, ‘kan?”Pada saat ini, yang terpikir di benak Ambar hanya satu hal saja.Jika Yoga benar-benar Raja Agoy yang Perkasa, tanpa keraguan sedikit pun, dia pasti akan menyuruh putrinya untuk rujuk kembali dengan Yoga.Sekalipun Ambar harus bersujud dan meminta maaf kepada Yoga, semua itu tidak masalah baginya.Apa kalian bercanda? Yoga adalah Dewa Kekayaan. Bagaimana mungkin melepaskannya begitu saja?Perasaan Karina campur aduk tidak karuan. “Aku … aku nggak tahu.”Jika Yoga benar-benar Raja Agoy yang Perkasa, takdir betul-betul sudah mempermainkannya.Karina begitu mengagumi Raja Agoy yang Perkasa sepanjang waktu. Dia memimpikan bisa bertemu dengan Raja Agoy yang Perkasa.Namun, Raja Agoy ya