Share

Bab 984

Penulis: Vodka
"Sialan ...." Si Gemuk marah besar. Memangnya Yoga tidak bisa membiarkan dia bergaya sebentar? Dengan kehadiran Yoga di sini, si Gemuk juga tidak punya suasana hati untuk bermain biliar lagi.

Dia pun meletakkan tongkat biliarnya dan berkata, "Sudahlah, kita langsung bicara urusan serius saja." Lebih baik segera selesaikan urusan ini, lalu usir si pembawa sial ini.

Setelah menenangkan diri, si Gemuk berkata dengan nada bicara bagaikan seorang "penculik", "Si Gatot berjudi di kasinoku semalaman dan kalah total. Akhirnya dia berutang sama rentenir dan nggak bisa bayar. Jadi, wajar saja kalau aku cari keluarganya untuk bantu dia bayar, 'kan?"

Lagi-lagi berjudi! Karina mengumpat dengan kesal, "Memang nggak bisa berubah! Katakanlah, berapa utangnya? Aku akan suruh bagian keuangan untuk transfer ke kalian."

Ambar menghela napas lega. Kalau cuma utang judi, masalah ini lebih mudah diatasi.

Si Gemuk menjawab, "20 triliun!"

"Apa?" Emosi Karina meledak. "20 triliun? Mana mungkin! Nggak mungkin di
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dhefana Lovely
next bab author
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 985

    Si Gemuk membalas, "Sialan, kenapa kamu banyak sekali omong kosong. Pokoknya cepat serahkan uangnya saja ....""Kalau kamu nggak telepon, akan kuhajar kamu sekarang juga," balas Yoga.Sialan .... Si Gemuk benar-benar tidak bisa menyinggung Yoga sama sekali. Pada akhirnya, dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon bosnya. Tak lama kemudian, telepon itu pun tersambung.Si Gemuk berkata dengan nada hormat, "Tuan Sudiro, aku ini si Gemuk. Sementara ini berjalan mulus, tapi mereka mau bicara dengan Anda untuk memastikan keselamatan sandera."Sudiro memakinya, "Bodoh! Sandera apanya? Gatot itu orang yang berutang sama kita!"Si Gemuk membalas dengan penuh rasa bersalah, "Ya, benar. Aku yang salah bicara. Dia itu orang yang berutang, bukan sandera."Yoga mengambil ponsel itu dan bertanya, "Kamu bos Geng Naga?""Benar!" Sudiro melanjutkan, "Kamu keluarga Gatot? Si Gemuk sudah jelaskan kejadian detailnya padamu, 'kan? Sebaiknya kamu tahu diri."Yoga melanjutkan, "Dana kompensasi untuk relokasi

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 986

    Di sisi lain, Ambar merasa sangat terluka sekaligus marah. Yang membuatnya sakit hati adalah melihat fondasi yang telah dibangun oleh Karina selama setengah hidupnya, kini lenyap begitu saja. Setelah ini, keluarga mereka tidak akan menjalani kehidupan yang baik lagi.Sementara itu, yang membuatnya marah adalah Yoga. Menurutnya, Yoga benar-benar tidak berguna. Dia datang bersama mereka, tetapi tidak memberikan kontribusi apa pun. Pada akhirnya, Karina tetap harus menyerahkan sahamnya.Saking marahnya, ingin sekali rasanya Ambar mencabik-cabik Yoga. Setelah dipikir-pikir, sejak Yoga mendekati Karina, keluarga mereka tidak pernah menemui hal yang baik. Orang ini benar-benar pembawa sial.Melihat tatapan penuh kebencian dari Ambar, Yoga bisa menebak dengan jelas apa yang dipikirkan wanita itu. Yoga merasa jengkel, sekaligus ingin tertawa.Di saat seperti ini, Ambar masih saja menyalahkannya? Bukankah seharusnya dia menyalahkan Gatot? Gatot yang menghancurkan keluarganya! Sudah setahun lebi

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 987

    Yoga meledakkan auranya dan bersiap untuk menghabisi si Gemuk. Si Gemuk terintimidasi oleh aura Yoga hingga tidak berani lagi bersikap keras kepala. "Oke, oke, aku bilang ....""Suatu kali, aku kebetulan mendengar Tuan Sudiro menelepon seseorang yang misterius. Tuan Sudiro memanggil orang itu 'Tuan Husin'. Semua yang dilakukan Geng Naga adalah perintah dari Tuan Husin. Di hadapan Tuan Husin, Tuan Sudiro nggak ada apa-apanya."Yoga bertanya lagi, "Tuan Husin? Siapa itu?""Kalau itu aku benar-benar nggak tahu. Aku sumpah ...."Plak! Yoga kembali menampar wajah si Gemuk. Namun, si Gemuk tetap saja bersikeras mengatakan dia tidak tahu identitas Tuan Husin. Dari penampilannya, si Gemuk tampaknya memang tidak tahu hal ini.Yoga memperingatkan si Gemuk, "Pulang dan beri tahu Tuan Sudiro, Geng Naga harus menghilang dalam dua hari. Kalau dia berinisiatif datang untuk minta maaf, mungkin aku masih bisa memberinya kematian yang nggak menyiksa. Kalau nggak, kujamin dia akan mati tersiksa pelan-pel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 988

    Yoga mengendarai mobilnya menuju Grup Yoga. Di perjalanan, dia menelepon Ayu. Namun saat teleponnya baru berdering dua kali, panggilan itu langsung terputus. Ketika Yoga meneleponnya kembali, ponselnya telah dinonaktifkan.Hati Yoga langsung mencelos. 'Sialan, Ibu mungkin saja dalam bahaya. Kalau nggak, nggak mungkin dia nggak angkat teleponku.'Di saat itu juga, Yoga menelepon Roselia, "Kak, aku butuh bantuanmu dengan mendesak."Roselia mendengus. "Huh! Waktu butuh bantuan kamu bisa teringat sama aku. Kenapa waktu tidur nggak ingat aku? Dasar nggak tahu terima kasih ....""Kak, sekarang aku nggak ada waktu untuk bercanda denganmu ...."Roselie membalas, "Kalau begitu kenapa kamu punya waktu untuk bercanda sama wanita berkostum kelinci semalam itu? Apalagi, bercandanya di ranjang yang sama."Yoga terdiam. "Kak, kamu ngutus orang untuk memata-mataiku?""Omong kosong!" Roselia menimpali, "Mana mungkin aku bisa tenang membiarkan kalian berduaan di ruangan yang sama? Kalau nggak awasi kamu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 989

    "Ayu, adikku tersayang, Harsha ini keponakan kandungmu. Dia yang akan mewarisi posisi Kepala Keluarga Husin kelak. Kenapa kamu memperlakukannya sekejam ini? Kalian ini masih punya hati nurani nggak?"Ayu buru-buru menjelaskan, "Kak, masalahnya nggak seperti yang kamu bayangkan. Dengarkan dulu penjelasanku.""Persetan dengan penjelasan!" Farel melanjutkan, "Mau dijelaskan sampai gimana pun, nggak akan bisa mengubah kenyataan bahwa putraku sudah cacat!"Biasanya, hanya sepatah kata dari Farel saja sudah cukup untuk membuat Ayu tidak berani membantah atau berdebat. Namun hari ini, demi membela Yoga, Ayu bersikeras membela diri meskipun dengan hati yang berdebar."Kak, ini karena Harsha yang berbuat jahat duluan, makanya Yoga baru memberinya pelajaran. Harsha baru saja tiba, tapi dia tiba-tiba mendesakku menyerahkan tanah konstruksi Grup Yoga dan bahkan menyerangku setelah permintaannya kutolak.""Karena rencana buruknya nggak terealisasi, dia bersekongkol sama orang luar untuk membuat kek

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 990

    Farel berkata, "Huh! Apa hebatnya cuma tingkat jumantara? Beberapa waktu yang lalu, aku mendapat peluang di perbatasan dunia bela diri kuno dan dunia fana. Jangankan tingkat jumantara, aku mungkin saja bisa menerobos jadi kultivator jenderal dalam waktu dekat!""Begitu naik menjadi kultivator jenderal, Keluarga Husin pasti akan bisa menekan ketiga keluarga kultivator kuno lainnya dan jadi pemimpin! Selain itu, kalau keluarga kita bisa kerja sama dengan Tuan Bimo, pasti akan jadi lebih sukses lagi!""Benarkah?" tanya Harsha. "Selamat untuk Ayah!"Farel melanjutkan, "Hanya saja, Tuan Bimo ini sifatnya sangat penyendiri dan angkuh. Sulit sekali mau jalin kerja sama dengannya. Jadi, aku ingin memberikan tanah Grup Yoga itu kepada Tuan Bimo untuk menyenangkan hatinya. Dengan begitu, kita punya harapan untuk kerja sama."Harsha semakin terkejut. "Ayu, kamu sudah dengar itu? Cepat serahkan tanahnya! Masalah ini menyangkut masa depan Keluarga Husin. Kalau kamu menundanya, berarti kamu ini adal

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 991

    Yoga berkata, "Ibu, nggak perlu takut pada Keluarga Husin! Beraninya idiot ini memukulmu! Hari ini, aku pasti akan menghabisinya!"Ketika melihat Yoga hendak mengambil tindakan, Ayu bergegas menghentikannya dan menegur, "Yoga, berhenti! Jangan bersikap lancang pada seniormu!"Yoga menatap Farel. Ternyata pria yang bersikap sok mulia ini juga anggota Keluarga Husin?Saat ini, Farel ingin sekali membunuh Yoga. "Kamu Yoga? Kamu anak haram Ayu?""Tutup mulutmu!" hardik Yoga."Kamu ...." Farel naik pitam. Dengan dipenuhi niat membunuh, dia membentak, "Beraninya anak haram sepertimu berteriak padaku! Hari ini, kamu harus menanggung konsekuensi atas sikap lancangmu!"Harsha menggertakkan gigi dan berucap, "Ayah, anak haram ini yang memukulku. Kalau bukan karena aku beruntung, aku pasti sudah mati dibuatnya. Kamu harus membalaskan dendamku."Farel menghampiri Yoga selangkah demi selangkah. Dia berujar, "Oke. Hari ini, kita selesaikan semua perselisihan kita.""Rupanya kamu ayah Harsha. Kamu ng

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 992

    Yoga tanpa sadar menghentikan langkah kakinya, lalu berbalik dan berkata kepada Ayu, "Ibu, percaya padaku. Mereka bukan tandinganku ....""Diam! Cepat kemari! Aku nggak main-main denganmu!" bentak Ayu. Tangannya yang menggenggam belati mengerahkan tenaga yang makin besar.Yoga merasa kesal, tetapi tidak berdaya. Dia terpaksa kembali ke sisi ibunya.Farel terkekeh-kekeh dan mengejek, "Hehe! Ternyata kamu tahu diri juga. Kalau bukan karena ibumu, aku pasti sudah menghabisimu. Ayu, kenapa diam saja? Cepat serahkan saham Grup Yoga kepadaku!"Ayu menghela napas, hanya bisa menyerahkan saham miliknya di Grup Yoga kepada Farel.Ketika melihat tingkah Farel yang begitu tercela, Yoga menggertakkan gigi dan berkata, "Hei! Dengar baik-baik, kalian nggak bakal bisa bertahan sampai hari esok. Kalau nggak, aku akan mengganti marga menjadi Husin!""Dasar nggak tahu diri! Anak haram sepertimu nggak pantas bermarga Husin!" hardik Farel."Kalau aku nggak salah, Geng Naga adalah orang-orangmu, 'kan? Kamu

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1278

    Seiring terdengarnya suara Yoga, mata hijau besar di langit tiba-tiba meledakkan cahaya yang luar biasa terang. Cahaya hijau yang menyilaukan langsung menerangi seluruh langit, lalu menciptakan suasana yang terasa sangat aneh dan menakutkan.Prajna dan yang lainnya terdiam di tempat. Mereka menatap kosong ke arah langit. Ekspresi mereka dipenuhi keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan."Apa yang terjadi? Apakah makhluk ini benar-benar akan menunjukkan kekuatannya?""Ya ampun! Gimana dia bisa memancarkan cahaya sekuat ini? Apa yang sebenarnya terjadi?""Mengerikan, benar-benar terlalu mengerikan! Apa ini berarti wujud aslinya akan segera muncul?"Dalam sekejap, hati mereka semua dipenuhi kecemasan yang mendalam. Pikiran mereka kacau. Semuanya saling bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.Namun, Yoga tetap berdiri di tempatnya dengan tenang. Tatapannya dingin dan penuh keyakinan saat memandang ke arah langit.Yoga sudah lama menyadari bahwa mata hijau di atas sana b

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1277

    Tiba-tiba Yoga berseru demikian. Semua orang makin terkejut. Raut wajah mereka penuh keterkejutan dan keraguan. Di saat genting seperti ini, Yoga menyuruh mereka keluar untuk mengambil Bunga Putih? Bukankah itu sama saja dengan mengirim mereka ke kematian?Dalam sekejap, hati semua orang dipenuhi rasa takut. Wajah mereka menjadi pucat, sementara tubuh mereka gemetar. Tidak ada yang berani maju.Yoga pun mengernyit. Suaranya meningkat dengan nada perintah ketika berseru, "Cepat!" Mendengar itu, wajah semua orang makin menunjukkan ekspresi kebingungan dan dilema.Kemudian, Yoga menambahkan dengan nada dingin, "Makhluk di langit ini urusanku. Kalian jangan jadi pengecut!"Semua orang saling berpandangan. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Tentu saja mereka tidak ingin mati. Hanya saja jika Yoga sudah memberikan perintah, mereka tidak berani menolaknya."Ayo kita lakukan bersama! Jangan sampai Bos meremehkan kita!" seru Prajna sambil menggertakkan giginya dengan penuh tekad.Orang-orang

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1276

    Sungguh kekuatan yang mengejutkan. Salah satu orang bertanya, "Apa ini? Kenapa kelihatannya seperti mata?"Alis Yoga terangkat sedikit. Dia menunjukkan ekspresi terkejut. Benar-benar seperti yang dikatakan Prajna dan yang lainnya, ini terlalu mirip.Prajna dan yang lainnya terlihat sangat cemas. Salah satu dari mereka memanggil Yoga dengan suara pelan, "Bos, cepatlah kembali! Kalau nggak, ini bisa jadi sangat berbahaya!"Mereka sudah mengingatkan sebelumnya agar Yoga tidak muncul di tempat terbuka. Kalau dia terlihat, itu bisa membahayakan nyawanya.Namun, Yoga tetap tidak mendengarkan dan dengan sengaja menampakkan diri. Dia justru membalas dengan tenang, "Nggak apa-apa."Jika ada yang ingin membunuh Yoga, mereka setidaknya harus memiliki kekuatan setara dengan kultivator raja. Mata di langit itu memang membawa aura bahaya, tetapi Yoga tidak merasa itu cukup untuk mengancam dirinya.Melihat sikapnya yang begitu santai, Prajna dan yang lainnya hanya bisa menghela napas dengan perasaan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1275

    Boom!Hardi langsung terlempar dan menghantam permukaan tanah dengan keras. Terdapat cekung di antara dada dan perutnya dan memuntahkan darah, lalu terjatuh ke tanah dan tidak bergerak lagi. Dia mati dengan kedua mata yang terbuka dan terlihat penuh dengan penyesalan. Dia merasa dia tidak seharusnya menyinggung pria ini, sehingga dia tidak akan mati."Kamu nggak boleh membunuhku, aku adalah anggota Keluarga Husin. Ini sama saja kamu mencari mati," kata Girbet yang ketakutan sampai kedua kakinya gemetar, lalu terjatuh ke tanah dan terus mundur.Yoga yang berdiri di depan mengamati Girbet dari atas ke bawah dengan tatapan yang meremehkan, lalu berkata dengan tenang, "Aku nggak akan membunuhmu."Mendengar perkataan itu, ekspresi Girbet menjadi ganas dan juga gembira. Sepertinya, pria ini juga takut dengan reputasi Keluarga Husin. Di dunia kultivator kuno ini, tidak ada yang berani melawan keluarganya ini."Huh. Kalau sekarang kamu berlutut di depanku dan minta maaf, aku akan memaafkanmu,"

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1274

    Pada saat itu, suasana di seluruh tempat itu menjadi sunyi. Mereka semua tercengang dan berdiri dengan diam di tempatnya. Mereka tidak menyangka pria di depannya mereka ini ternyata memiliki kekuatan yang begitu menakutkan. Hanya dengan satu serangan saja, Yoga berhasil membantai orang-orang dari Keluarga Husin.Yoga berdiri dengan gagah di tubuh orang yang sudah mati itu dan mengamati semua orang di depannya dengan tenang. Sementara itu, tubuh yang berada di bawah kakinya sudah menjadi lubang darah karena diinjak. Pemandangan itu terlihat sangat berwibawa dan menakutkan."Kenapa kalian masih berdiri saja? Dia hanya sendirian, mana mungkin bisa mengalahkan begitu banyak orang. Dia hanya sampah yang bersekongkol dengan manusia hantu, apa haknya sombong di sini?" teriak Girbet dengan marah dan ekspresinya sangat muram.Selama ini, tidak ada orang yang berani melukai orang-orang dari Keluarga Husin. Apalagi Yoga di depan mereka ini hanya sampah yang bersekongkol dengan manusia hantu."Ser

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1273

    Saat melihat orang-orang di belakang, mata Prajna dan yang lainnya langsung membelalak. Tatapan mereka terlihat terkejut dan gelisah."Bukankah orang-orang ini ... dari Keluarga Husin?""Gawat, mereka datang secepat ini. Bahkan membawa begitu banyak orang.""Orang itu juga ada, pasti dia yang bilang pada mereka. Kali ini kita sepertinya sudah salah melepaskan orang itu."Semua orang mengeluh dan melampiaskan ketakutan mereka. Mereka merasa tidak ada peluang untuk menang melawan orang-orang dari Keluarga Husin."Bos ...." Semua orang hanya bisa menatap pada Yoga dan menaruh harapan mereka pada kekuatan Yoga. Bagaimanapun juga, mereka semua mengandalkan kekuatan Yoga untuk sampai di sini."Tuan, orang ini yang membunuh orang-orang dari Keluarga Teungku," kata Hardi yang langsung marah saat melihat Yoga dan segera menunjuknya. Ekspresinya yang marah sampai menggertakkan gigi, seolah-olah ingin mengoyak Yoga sampai berkeping-keping."Hehe!" Girbet melirik Yoga dengan sikap yang meremehkan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1272

    "Manusia hantu?" Ekspresi Girbet langsung terlihat meremehkan dan penuh dengan kebencian.Orang-orang di belakangnya langsung saling memandang dan mendengus.Bagi empat keluarga besar, manusia hantu ini dianggap sebagai kelompok yang menjijikkan. Siapa pun yang berteman dengan mereka sama saja merendahkan martabatnya sendiri."Huh. Sampah seperti ini juga bisa membunuh orang juga? Jadi, kamu lebih parah daripada sampah ini?" sindir Girbet."Aku ...." Hardi terbata-bata dengan ekspresi yang sangat muram. Bagaimanapun juga, Keluarga Husin adalah tuan dari Keluarga Teungku. Mereka adalah bawahan seumur hidupnya, sehingga Hardi tidak berani membantah."Ayo pergi. Aku kebetulan sedang senggang, nggak ada salahnya melihat-lihat. Memukul anjing juga harus melihat siapa tuannya. Orang itu pasti mati," kata Girbet dengan santai, lalu langsung membawa orang-orangnya untuk mengejar."Orang itu sepertinya belum bermutasi, mungkin baru saja dibuang ke sini. Kalau kamu yang turun tangan, kamu pasti

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1271

    Semua orang segera membujuk Yoga karena merasa sangat cemas. Merasa sangat ketakutan, khawatir Hardi benar-benar akan kembali dan menyampaikan pesan itu pada Keluarga Husin. Melihat bayangan Hardi yang makin menjauh dan hampir menghilang dari pandangan mereka, mereka pun gelisah sampai tidak bisa berdiri dengan tenang."Aku memang sengaja membiarkan dia pulang. Cepat atau lambat aku akan mengendalikan Keluarga Husin dan membuat mereka tunduk padaku. Kalian takut? Meskipun takut, kalian tetap harus berdiri dengan tegak," kata Yoga dengan nada datar sambil menatap semua orang dengan tenang. Aura yang menekan pun perlahan-lahan menyebar ke sekitar dan ekspresinya dingin serta penuh tekad.Prajna dan yang lainnya langsung tertegun sejenak dan tidak bisa berkata apa-apa. Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka sikap Yoga akan begitu tegas seperti ini. Melihat sikapnya yang begitu, mereka hanya bisa menutup mulut dan tidak mencoba untuk membujuknya lagi.Namun, dalam hati Prajna dan ya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1270

    "Dari mana datangnya keberanianmu ini sampai berani begitu angkuh?" kata Hardi dengan sudut bibir yang berkedut dan ekspresi yang sangat jijik. Dia menatap Yoga dengan tajam dan penuh dengan niat membunuh.Orang-orang di sekitar Hardi semuanya menyerbu dan bersiap untuk membunuh Yoga.Prajna dan yang lainnya juga tidak mungkin hanya diam dan melihat Yoga dihina.Namun, saat Prajna dan yang lainnya hendak bergerak, Yoga berkata dengan tenang dan tersenyum dingin, "Biar aku saja."Setelah datang ke dunia kultivator kuno, Yoga belum pernah melawan orang-orang di tempat ini. Dia masih tidak tahu apakah kekuatan mereka yang ada di sini berbeda dengan dirinya.Melihat situasinya, Prajna dan yang lainnya juga berhenti bergerak lagi dan segera mundur. Mereka menunggu untuk menonton pertunjukan karena orang yang sudah berani menyinggung Yoga sama saja mencari mati.Tepat pada saat itu, orang-orang dari Keluarga Teungku di sekitar sudah berdiri di depan Yoga dan langsung melayangkan serangan-ser

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status